Karakteristik dari keamanan Faktor-faktor yang MempengaruhiKeamanan Keselamatan

5

BAB II PENGELOLAAN KASUS

2.1.Konsep Dasar Keamanan dan Keselamatan 1. Definisi Keamanan dan Keselamatan Keselamatan safety adalah suatu keadaankondisi ketika seseorang, kelompok atau masyarakat terhindar dari segala bentuk ancaman bahaya kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat diduga dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan keamanansecurity adalah keadaan aman dan tentram bebas dari ancaman penyakit. Untuk dapat mendukung keselamatan dan keamanan diperlukan kerja area sensori motorik yang baik pada korteks serebri Mubarak, 2007. Keamanan dan keselamatan merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan kebutuhan prioritas kedua setelah kebutuhan fisiologis pada Hirarki kebutuhan Maslow. Keamanan tidak hanya pencegahanterhadap bahaya cedera tetapi juga mengijinkan seseorang untuk merasakan bebas dalam beraktivitas tanpa bahaya Potter Perry, 2005. Keamanan mengurangi stress, meningkatkan satus kesehatan umum. Keamanan memungkinkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti dicintai dan mencintai dan harga diri dan memungkinkan seseorang mencapai kebutuhannya. Dampak positif dalam kehidupannya adalah menghasilkan status kesehatan mental yang lebih baik dan fungsi individu lebih efektif Craven, 2011.

2.2 Karakteristik dari keamanan

Karakteristik dari keamanan mencakup 3 hal yaitu pervasiveness mempengaruhimengisi, perceptionpersepsi, dan management managemen Craven, 2001: 1. Pervasiveness 6 Kemanan adalah pengisi yang mempengaruhi segalanya. Secara khusus, individu sangat memperhatikan kemanan pada setiap atau semua aktivitasnya, termasuk makan, bernafas, tidur, bekerja, dan bermain. Secara umum, individu mengasumsikan atau bertanggung jawab terhadap kemanan dari mereka sendiri. 2. Perception Persepsi seseorang terhadap bahaya mempengaruhi dalam penyusunan kemanan ke dalam aktivitas sehari-hari mereka. Pengukuran kemanan efektif hanya sejauh sebagai seseorang yang mengerti secara akurat dan menghindari bahaya. Manusia tidak mengerti faktor-faktor keamanan, tetapi mereka belajar secara sendiri melalui proses kehidupan mereka. Kematangan membawa dalam menyusun hal-hal yang mungkin membahayakan dan menyadari betapa pentingnya keamanan. 3. Management Seseorang mungkin pada suatu waktu menyadari bahaya dalam lingkungannya. Ia akan mengukur terhadap hal tersebut untuk mencegah bahaya dan mempraktekkan keamanan. Pencegahan adalah karakteristik utama dari keamanan termasuk dalam praktek keamanan tetapi keamanan bagi yang lainnya harus memberikan hal yang lebih baik.

2.3 Faktor-faktor yang MempengaruhiKeamanan Keselamatan

Kemampuan seseorang untuk melindungi dirinya di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu genetik, status kesehatan, lingkungan, status psikososial, penggunaan alkohol dan obat-obatan tertentu Townsend, 2006. 1. Usia Ini erat kaitannya dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki individu. Anak-anak biasanya belum mengetahui tingkat kebahayaan dari suatu lingkungan yang dapat menyebabkan cedera pada mereka. Sedangkan lansia umumnya akan mengalami penurunan sejumlah 7 fungsi organ yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk melindungi diri, salah satunya adalah kemampuan persepsi-sensorik. 2. Gangguan persepsi sensori Persepsi-sensorik yang akurat terhadap stimulus lingkungan merupakan hal yang vital bagi keselamatan individu. Individu yang mengalami gangguan persepsi-sensorik pendengaran, penglihatan, penciuman, sentuhan beresiko tinggi mengalami cedera. 3. Tingkat kesadaran Segala bentuk gangguan kesadaran misal: pengaruh narkotik, obat penenang, alkohol, disorientasi, tidak sadar, kurang tidur, halusinasi dapat membahayakan keselamatan dan keamanan seseorang. 4. Status mobilisasi dan Kesehatan Klien dengan gangguan ekstremitas misal: paralisis, lemah otot, gangguan keseimbangan tubuh, inkoordinasi berisisko tinggi mengalami cedera. Sedangkan klien yang lemah karena penyakit atau prosedur pembedahan tidak selalu waspada dengan kondisi mereka. 5. Keadaan Emosi Emosi yang tidak stabil akan mengubah kemampuan seseorang dalam mempersepsikan bahaya lingkungan. Situasi yang penuh tekanan dapat menurunkan tingkat konsentrasi, mengganggu penilaian, dan menurunkan kewaspadaan terhadap stimulus eksternal. 6. Kemampuan Berkomunikasi Klien dengan gangguan bicara atau afasia, individu dengan hambatan bahasa dan mereka yang tudak dapat membaca atau buta huruf beresiko mengalami cedera. 7. Tingkat pengetahuan tentang keamanan Informasi tentang keamanan sangat penting guna menurunkan tingkat kebahayaan lingkungan. Dalam hal ini perawat bertanggung jawab memberikan informasi yang akurat kepada klien yang berada di rumah sakit. 8 8. Gaya Hidup Gaya Hidup yang menyebabkan individu beresiko tinggi antara lain lingkungan kerja yang tidak aman, lingkungan perumahan di daerah rawan misal: sungai, lereng gunung, jalan raya, tingkat sosial ekonomi yang rendah, akses yang mudah untuk mendapatkan obat-obatan dan lai- lain. 9. Lingkungan Kondisis lingkungan yang tidak aman dapat mengancam keselamatan dan keamanan individu. Stimulus lingkungan seperti bunyi yang sangat keras dapat menyebabkan gangguan pada fungsi pendengaran. Bahan- bahan berbahaya seperti racun, zat kimia, emisi, logam berat merkuri, racun bakteri tetanus, difteri, botulisme dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan saraf. Lebih lanjut, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada fungsi normal tubuh, baik yang sifatnya sementara atau menetap. 10. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional 11. Keadaan imunitas 12. Ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi sel darah putih 13. Status nutrisi Salah satu faktor penyebab terganggunya kebutuhan dasar keamanan dan keselamatan menurut Townsend 2006 yaitu gangguan persepsi dan sensori,seperti pada pasien dengan perilaku kekerasan yang dapat mengakibatkan terganggunya kebutuhan keamanan dan keselamatan mereka. Konsep tentang perilaku kekerasan yang dapat dilihat pada uraian di bawah ini. 2.4Konsep Perilaku Kekerasan 1. Pengertian Perilaku Kekerasan Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan emosi yang sebagai campuran perasaan frustasi dan benci ata marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat diperoyeksikan kelingkungan, 9 kedalam diri atau secara destruktif.Agresi berkaitan dengan trouma pada masa anak pada saat mereka lapar, kedinginan, basah atau merasa tidak nyaman. Kebutuhan tersebut tidak terpenuhi secara terus menerus , maka ia akan menampakan reaksi berupa menangis, kejang, atau kotraksi otot, perubahan ekpresi warna kulitt bahkan mencoba menahan nafasnya.Setelah anak berkembang dewasa ia menampakan reaksi yang lebih keras pada saat kebutuhan - kebutuhanya tidak terpenuhi. Seperti tempertantrum, melempar, menjeri, menahan nafas, mencakar, merusak bersikap agresif pada bonekanya. Bila reward and punishment tidak dilakukan maka ia cenderung menganggap perbuatan tersebut benar. Bila kontrol lingkungan seputar anak tidak berfungsi, maka reaksi agresi tersebut bertambah kuat sampai dewasa. Sehingga apabila ia merasa benci atau frustasi dalam mencapai tujuannya ia akan bertindak agresif. Hal ini akan bertambah apabila ia merasa kehilangan orang - orang yang dia cintai dan orang yang berarti. Tetapi pelan - pelan akan belajar mengontrol dirinya dengan normal dan etika dari dalam dirinya yang dia adopsi dari pendidikan dan lingkungan sekitarnya. Ia aka belajar mana yang baik dan mana yang tidak baik. Sehingga pola asuh dan orang - orang terdekat sekitar lingkungan akan sangat berarti.Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ektrim dari marah atau ketakutan panik. Perilaku agresif dan prilaku kekerasan itu sendiri sering dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif herbal disuatu sisi dan prilaku kekerasan violence disisi yang lain. 10

2.5 Rentang Respon Marah

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Aktualisasi Diri di RSU Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provsu Medan

70 314 52

Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Aktualisasi Diri di RSU Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provsu Medan

0 3 52

Asuhan Keperawatan Pada Tn. R dengan Prioritas MasalahKebutuhan Dasar Keamanan dan Kesetan pada Klien Perilaku Kekerasandi RSU Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provsu Medan

0 0 7

Asuhan Keperawatan Pada Tn. R dengan Prioritas MasalahKebutuhan Dasar Keamanan dan Kesetan pada Klien Perilaku Kekerasandi RSU Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provsu Medan

0 0 4

Asuhan Keperawatan Pada Tn. R dengan Prioritas MasalahKebutuhan Dasar Keamanan dan Kesetan pada Klien Perilaku Kekerasandi RSU Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provsu Medan

0 0 3

Asuhan Keperawatan Pada Tn. R dengan Prioritas MasalahKebutuhan Dasar Keamanan dan Kesetan pada Klien Perilaku Kekerasandi RSU Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provsu Medan

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Aktualisasi Diri di RSU Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provsu Medan

0 0 6

Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Aktualisasi Diri di RSU Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provsu Medan

0 0 5

Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Aktualisasi Diri di RSU Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provsu Medan

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Aktualisasi Diri di RSU Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provsu Medan

0 0 1