Analisis Determinan Penanaman Modal Asing Di Indonesia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN

ANALISIS

DETERMINAN PENANAMAN MODAL ASING
DI INDONESIA

SKRIPSI
Diajukan oleh:
JOHANNES GULTOM
050501099
EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Medan
2009

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

The main purpose of this research is to analyze the factors which influence on
the effect of the increased of foreign direct investment in Indonesia. The variables
employed in this research are Investment Credit Rate of Interest, Libor, and Foreign
Exchange Reserves in Indonesia. The data used in this research are time series data
from 1986 until 2007. The method that used is Ordinary Least Square (OLS).
The estimated showed the R-Squared is 82%, it means that the independent
variable as much as 82 percent. While the rest 18% are explained by variables are not
include in estimation model. F-statistic is bigger than F-table (28,349 > 5.09); it
means that investment credit rate of interest, Libor, and foreign exchange reserve
together affected on the increased of foreign direct investment in Indonesia,
significantly at α = 1%.
Keywords: Foreign Direct Investment, Investment Credit Rate of Interest, Libor,
and Foreign Exchange Reserves.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK


Tujuan utama dalam penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi penanaman modal asing di Indonesia. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah suku bunga kredit investasi, suku bunga Libor, dan cadangan
devisa Indonesia. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data untuk waktu dari
tahun 1986-2007. Dengan metode yang digunakan adalah regresi kuadrat terkecil
(OLS).
Hasil estimasi memperlihatkan bahwa koefisien determinasi sama dengan
82%, hal ini berarti variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel
terikat dalam persentase 82%, sementara itu sisanya 18% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak termasuk dalam model estimasi. F-hitung > F-tabel (28,349 > 5.09), ini
berarti bahwa suku bunga kredit investasi, Libor, dan cadangan devisa secara
bersama-sama mempengaruhi peningkatan jumlah penanaman modal asing di
Indonesia yang signifikan pada α = 1%.
Kata kunci: Penanaman Modal Asing, Suku Bunga Kredit Investasi, Libor, dan
Cadangan devisa.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR


Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah menyertai penulis dalam melakukan segala aktivitas perkuliahan
dan juga didalam penyelesaian skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Adapun skripsi ini ditulis dengan judul “Analisis Determinan Penanaman
Modal Asing Di Indonesia”. Isi dan materi skripsi ini didasarkan pada penelitian
kepustakaan dan data-data sekunder yang terkait dengan hal yang diteliti.
Selama menulis skripsi ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak baik
dalam bentuk moril, materil, maupun doa. Maka pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas setiap dukungan yang telah
diberikan:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec sebagai ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Iskandar Syarief, MA sebagai Dosen pembimbing saya, yang telah
bersedia meluangkan waktunya dalam memberi masukan, saran, dan bimbingan,
baik dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.


Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si sebagai Dosen Pembanding I yang telah
memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam rangka penyempurnaan
skripsi ini.
5. Bapak Drs. A. Samad Zaino, MS sebagai Dosen Pembanding II yang telah
memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam rangka penyempurnaan
skripsi ini.
6. Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si sebagai dosen wali saya, yang telah
memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
7. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.
8. Ayahanda tercinta P.Gultom dan Ibunda M.N.Tp.Bolon serta kepada Opung
tercinta R.Br.Tobing yang selalu memberikan dukungan baik doa, moril, maupun
materil yang membuat penulis tetap semangat dalam mengikuti perkuliahan dan
penyelesaian skripsi ini.
9. Kepada saudara-saudara yang kukasihi (B’Tonggor, K’Eva, Mega, Novida, Elyza,
dan Melina) yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan saran dalam
penyelesaian skripsi ini.
10. Kepada sahabat-sahabat ku seperjuangan, mahasiswa Ekonomi Pembangunan

stambuk 2005 (EP_05) terima kasih untuk semangat, kerjasama, motivasi, serta
kebersamaan kita selama ini, sungguh merupakan kenangan yang indah menjadi
bagian dari kalian, dan juga kepada sahabat-sahabat di Ekonomi Pembangunan
2006 dan 2007, tetap semangat teman-teman dan “SALUT”.

Universitas Sumatera Utara

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan
baik dari segi isi maupun penyajian. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun yang dapat memperbaiki isi skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan,

Mei 2009

Penulis

Johannes Gultom
050501099


Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRACT ....................................................................................................

i

ABSTRAK........................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................

iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................


vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xi

BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah .........................................................................


6

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................

6

1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................

7

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Teori PMA
2.1.1 Pengertian PMA ......................................................................

8

2.1.2 Teori PMA ..............................................................................

10


Universitas Sumatera Utara

2.2 Pengertian dan Teori Suku Bunga
2.2.1 Pengertian Suku Bunga ...........................................................

20

2.2.2 Teori Suku Bunga ...................................................................

21

2.3 Pengertian dan Teori Cadangan Devisa
2.3.1 Pengertian Cadangan Devisa ...................................................

24

2.3.2 Teori Cadangan Devisa ...........................................................

25


BAB III: METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................

29

3.2 Jenis dan Sumber Data .....................................................................

29

3.3 Model Analisis Data ........................................................................

30

3.4 Pengolahan Data ..............................................................................

31

3.5 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) .........................................


31

3.6 Uji Penyimpangan Asumsi klasik ....................................................

33

3.7 Defenisi Operasional .......................................................................

36

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Perekonomian Indonesia Secara Umum ..............................

37

4.2 Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) .............................

46

4.3 Perkembangan Suku Bunga Kredit Investasi ....................................

50

4.4 Perkembangan Suku Bunga LIBOR .................................................

56

4.5 Perkembangan Cadangan Devisa .....................................................

60

Universitas Sumatera Utara

4.6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................

65

4.6.1 Analisis dan Pengumpulan Data ..............................................

65

4.6.2 Interpretasi Model ...................................................................

65

4.6.3 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ................................

67

4.6.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ...........................................

71

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .....................................................................................

75

5.2 Saran ...............................................................................................

78

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No. TABEL

JUDUL

HALAMAN

4.1

Penanaman Modal Asing 1986-2007

48

4.2

Suku bunga kredit Investasi tahun 1986-2007

52

4.3

Suku bunga Libor tahun 1986-2007

58

4.4

Cadangan Devisa tahun 1986-2007

62

4.5

Hasil Regresi

66

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. GAMBAR

JUDUL

HALAMAN

2.1

Siklus Produk

16

2.2

Fungsi Investasi

22

2.3

Tingkat Bunga Kesimbangan di Pasar Dana Investasi

23

3.1

Uji Durbin - Watson

35

4.1

Skema Kebijakan Moneter

40

4.2

Perkembangan PMA

49

4.3

Perkembangan Suku Bunga Kredit Investasi

53

4.4

Perkembangan suku bunga Libor

59

4.5

Perkembangan Cadangan Devisa

63

4.6

Uji F-Statisitk

69

4.7

Kurva Uji Durbin Watson

74

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

JUDUL

1.

Data Variabel Skripsi tahun 1986-2007

2.

Hasil Uji Regresi Linear

3.

Hasil Uji Multikolinearitas Suku bunga kredit
investasi (ir), Libor, dan Cadangan devisa (Cdv)

4.

Hasil Uji Multikolinearitas Libor, Suku bunga
kredit investasi (ir), dan Cadangan devisa (Cdv)

5.

Uji Multikolinearitas Cadangan devisa (Cdv),
Suku bunga kredit investasi (ir), dan Libor.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

The main purpose of this research is to analyze the factors which influence on
the effect of the increased of foreign direct investment in Indonesia. The variables
employed in this research are Investment Credit Rate of Interest, Libor, and Foreign
Exchange Reserves in Indonesia. The data used in this research are time series data
from 1986 until 2007. The method that used is Ordinary Least Square (OLS).
The estimated showed the R-Squared is 82%, it means that the independent
variable as much as 82 percent. While the rest 18% are explained by variables are not
include in estimation model. F-statistic is bigger than F-table (28,349 > 5.09); it
means that investment credit rate of interest, Libor, and foreign exchange reserve
together affected on the increased of foreign direct investment in Indonesia,
significantly at α = 1%.
Keywords: Foreign Direct Investment, Investment Credit Rate of Interest, Libor,
and Foreign Exchange Reserves.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi penanaman modal asing di Indonesia. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah suku bunga kredit investasi, suku bunga Libor, dan cadangan
devisa Indonesia. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data untuk waktu dari
tahun 1986-2007. Dengan metode yang digunakan adalah regresi kuadrat terkecil
(OLS).
Hasil estimasi memperlihatkan bahwa koefisien determinasi sama dengan
82%, hal ini berarti variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel
terikat dalam persentase 82%, sementara itu sisanya 18% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak termasuk dalam model estimasi. F-hitung > F-tabel (28,349 > 5.09), ini
berarti bahwa suku bunga kredit investasi, Libor, dan cadangan devisa secara
bersama-sama mempengaruhi peningkatan jumlah penanaman modal asing di
Indonesia yang signifikan pada α = 1%.
Kata kunci: Penanaman Modal Asing, Suku Bunga Kredit Investasi, Libor, dan
Cadangan devisa.

Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan

nasio nal

merupakan

upaya

pembangunan

yang

berkesinambungan, meliput i seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasio nal. Pembangunan ekono mi adalah
sebuah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan
negara khususnya.
Hollis Chennery mengident ifikasikan t iga tahap pembangunan yang masingmasing dicirikan oleh faktor kendala pembangunan. Tahap sekaligus faktor-faktor
kendala tersebut adalah gap tabungan, gap devisa, serta keterbatasan skill,
Sejarah mencatat bahwa pada tahap awal pembangunannya, negara- negara
yang sekarang dianggap maju pun memanfaatkan dana asing. Pada abad 17 dan 18
Inggris meminja m modal dari Belanda, sementara pada abad 19 Amerika Serikat
meminjam modal dari daratan Eropa, demikian juga pada bangsa-bangsa barat
lainnya.
Hampir semua negara berkembang memiliki karakterist ik yang sama yaitu
kekurangan modal. Pembentukan modal di dalam negeri kurang cukup untuk
membiayai program pembangunan yang direncanakan karena untuk mencapai t ingkat
pertumbuhan ekonomi memerlukan modal yang besar sekali.

Universitas Sumatera Utara

Kekurangan modal dari dalam negeri disebabkan pendapatan masyarakat di
negara sedang berkembang rendah. Begitu juga di dalam kemampuannya membayar
berbagai pajak sepert i pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, dan pajak-pajak
lainnya. Dalam hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap pendapatan pemerintah
karena pendapatan pemerintah terutama berasal dari pemungutan berbagai jenis
pajak. Rendahnya t ingkat pendapatan pemerintah pada akhirnya akan menyebabkan
tabungan yang bisa diciptakan pemerintah pun rendah. Oleh sebab itu diperlukan
usaha untuk mempero leh lebih banyak dana dalam melaksanakan pembangunan
tersebut melalui pengerahan dana dari pihak asing.
Masuknya perusahaan asing dalam kegiatan investasi di Indonesia
dimaksudkan sebagai pelengkap untuk mengisi sektor-sektor usaha dan industri yang
belum dapat dilaksanakan sepenuhnya o leh pihak swasta nasio nal, baik karena alasan
teknologi, manajemen, maupun alasan permodalan.
Modal asing diharapkan secara langsung atau tidak langsung dapat lebih
merangsang dan menggairahkan iklim dunia usaha, serta dapat dimanfaatkan sebaga i
upaya menembus jaringan pemasaran internasio nal melalui jaringan yang mereka
miliki. Selanjutnya masuknya modal asing diharapkan secara langsung maupun t idak
langsung dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi Indonesia.
Pemerintah dapat memperoleh keuntungan berupa pemungutan pajak atas
keuntungan yang diperoleh dan royalt i yang dibayar perusahaan asing dala m
pengusahaan kekayaan alam yang dimiliki negara tersebut. Sebagai akibat dari
penanaman modal asing, dapat dilihat bahwa pengadaan prasarana negara, pendirian

Universitas Sumatera Utara

industri baru, pemanfaatan sumber-sumber baru yang kesemuanya cenderung
meningkatkan kesempatan kerja dalam perekonomian. Dengan kata lain, impor modal
menciptakan lebih banyak pekerjaan. Keadaan semacam ini adalah suatu keuntungan
dengan adanya penanaman modal asing.
Penanaman modal asing akan berjalan dengan baik apabila didukung o leh
kestabilan perekonomian di dalam negeri. Menyadari hal itu, pemerintah harus
melakukan upaya deregulasi untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif,
karena timbul kecenderungan para investor hanya mau menanamkan modalnya di
tempat yang paling menguntungkan.
Tingkat suku bunga yang relat if stabil akan mendorong masuknya investasi ke
dalam negeri. Hal ini akan menciptakan laju inflasi yang wajar. Sehingga
pertumbuhan ekono mi akan meningkat. Tingkat suku bunga pinjaman maupun
deposito (nominal maupun riil) di Indonesia selama periode 1990-an hingga krisis
cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara industri maju bahkan tertinggi d i
dunia. Tingginya tingkat suku bunga ini menciptakan suatu kondisi yang mendorong
para pengusaha di Indonesia meminjam dana dari bank-bank di luar negeri yang
tingkat suku bunganya jauh lebih rendah dibandingkan di dalam negeri.
Sebagai

negara

berkembang

yang

sedang

membangun,

Indonesia

membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Di samping
usaha memo bilisasi dana dari dalam negeri, dana investasi dari luar negeri di luar
pinjaman pemerintah juga terus diupayakan.

Universitas Sumatera Utara

Dalam upaya untuk menarik minat investor asing menanamkan modalnya d i
Indonesia, pemerintah terus meningkatkan kegiatan promosi, baik melalui pengiriman
utusan ke luar negeri maupun peningkatan kerjasama antara pihak swasta nasio nal
dengan swasta asing. Pemerintah juga harus menjaga kestabilan perekonomian, salah
satunya dengan menjaga kestabilan laju inflasi. Infasi terjadi karena banyaknya uang
beredar di masyarakat sehingga harga barang-barang menjadi naik. Untuk itu
pemerintah perlu mempertahankan laju inflasi yang wajar salah satunya dengan
menaikkan tingkat suku bunga, agar masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan
uangnya daripada untuk berkonsumsi sehingga jumlah uang yang beredar di
masyarakat turun dan terjadi kestabilan inflasi.
Faktor-faktor lain yang dapat mendorong masuknya investor asing adalah
kestabilan ekspor dan nilai tukar. Bukan hanya laju inflasi yang harus dijaga
kestabilannya, tetapi ekspor dan nilai tukar juga sangat penting untuk diperhat ikan.
Dengan meningkatnya ekspor dapat meningkatkan pendapatan nasio nal yang
berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Jika negara kita bisa meningkatkan
ekspor berarti produk-produk barang kita bisa bersaing dalam pasar internasio nal. Ha l
ini akan menarik perhat ian investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Untuk itu, pemerintah harus membenahi kinerja, memberikan kemudahan
dengan kebijakan-kebijakan yang wajar kepada perusahaan-perusahaan lokal agar
produknya mampu bersaing. Pemerintah hendaknya menjaga nilai tukar pada batas
yang wajar sehingga terjadi kestabilan perekonomian sehingga investor asing mau
berinvestasi di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Keuntungan Indonesia dengan adanya kegiatan investasi adalah negara tidak
melakukan sendiri eksplotasi sumber daya ala m yang berguna untuk konsumsi
rakyatnya. Hal ini jelas mengurangi biaya pemerintah apabila pemerintah sendiri
melakukan hal tersebut, bahkan dapat mengatasi masalah pengangguran dengan
dibukanya lapangan kerja baru sehingga pendapatan di dalam negeri meningkat maka
terciptalah pertumbuhan ekono mi.
Penanaman modal asing yang disetujui pemerintah diatur dalam UndangUndang No.1 tahun 1967 tentang PMA. Penanaman modal asing menurut UU no. 1
tahun 1967 hanyalah meliput i penanaman mo dal asing secara langsung yang
dilakukan atau berdasarkan ketentuan undang-undang tersebut dan yang digunakan
untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dalam art i bahwa pemilik modal secara
langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.
Penanaman modal asing memberikan peranan pent ing dalam pembangunan
ekonomi di negara sedang berkembang. Hal ini terjadi dalam berbagai bentuk. Modal
asing mampu mengurangi kekurangan tabungan melalui pemasukan peralatan, modal
dan bahan mentah dengan demikian akan menaikkan laju pembentukan modal. Dar i
uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Analisis
Determinan Penanaman Modal Asing Di Indonesia”

Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil
sebagai dasar dalam penelit ian ini adalah:
1. Berapa besar pengaruh Suku Bunga Kredit Investasi terhadap Penanama n
Modal Asing di Indonesia?
2. Berapa besar pengaruh Suku Bunga Libor terhadap Penanaman Modal Asing
di Indonesia?
3. Berapa besar pengaruh Cadangan Devisa terhadap Penanaman Modal Asing
di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelit ian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh Suku Bunga Kredit Investas i
terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia.
2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh Suku Bunga Libor terhadap
Penanaman Modal Asing di Indonesia Indonesia.
3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh Cadangan Devisa terhadap
Penanaman Modal Asing di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelit ian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis sebagai wujud penerapan ilmu-ilmu yang selama ini tela h
dipero leh selama kuliah dan juga sebagai syarat untuk menyelesaikan jenjang
pendidikan Strata satu (S-1)
2. Dari hasil penelit ian diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi ilmu
pengetahuan khusunya ekonomi pembangunan sehingga dapat memperkaya
penelit ian sejenis yang telah ada dan juga sebagai bahan referensi da n
perbandingan bagi penelit ian selanjutnya.
3. Sebagai bahan pert imbangan dan masukan bagi para pengambil kebijaka n
ekonomi dan mo neter dalam hal perkembangan Penanaman Modal Asing d i
Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Teori PMA
2.1.1. Pengertian PMA
Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu investas i
portofolio dan investasi langsung. Investasi portofolio dilakukan melalui pasar moda l
dengan instrument surat berharga seperti saham dan obligasi. Sedangkan investas i
langsung dikenal dengan Penanaman Modal Asing (PMA), merupakan bentuk
investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisis i perusahaan.
Istilah penanaman modal sebenarnya adalah terjemahan dari bahasa Inggris
yaitu, invest ment. Penanaman modal asing atau investasi seringkali diart ikan dala m
pengert ian yang berbeda-beda. Perbedaan penggunaan ist ilah investasi terletak pada
cakupan dari makna yang dimaksudkan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal, Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan o le h
penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupu n
yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
Dari pengert ian di atas, Ismail Sunny dan Rudiono Rochmat (1968)
berpendapat bahwa Penanaman Modal Asing, mengandung 3 unsur pokok yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Penanaman secara langsung
2. Penggunaan modal untuk menjalankan perusahaan
3. Resiko yang langsung ditanggung oleh pemilik modal.

Perdagangan internasio nal seperti ekspor dan impor merupakan tahap awa l
dari operasi internasio nal sebuah perusahaan. Perdagangan ini lalu diikuti o leh po la
operasi internasio nal yang lainnya sepert i usaha patungan, penanaman modal asing,
dan sistem lisensi. Subjek dalam perdagangan internasio nal secara tegas sangar
memperhitungkan peran pemerintah yang besar dalam hubungannya denga n
Multinational Corporation (MNC) serta usaha lain yang berkecimpung dalam bisnis
internasio nal.
Dalam kamus istilah ekono mi, Multinational Corporatin (MNC) adala h
sebuah perusahaan internasional atau transnasio nal yang kantor pusatnya berada
disuatu negara (negara maju) dengan kantor-kantor cabang dan pabriknya tersebar d i
seluruh penjuru dunia, baik itu negara-negara maju maupun di negara-negara
berkembang.
Menurut Sumantoro (1987), bentuk badan hukum perusahaan mult inasio na l
dapat dibedakan menjadi 5, yaitu:
1. Perusahaan Cabang.
Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perusahaan mult inasio na l
induknya.

Universitas Sumatera Utara

2. Perusahaan Subsidiary
Merupakan anak perusahaan yang berbadan hukum sendiri. Saha m
perusahaan ini sepenuhnya dimiliki o leh perusahaan induknya.
3. Perusahaan Patungan
Merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki o leh dua atau lebih
perusahaan sebagai partner
4. Perusahaan Go Public
Merupakan perusahaan yang berkedudukan lokal dan sebagian sahamnya
dipegang o leh masyarakat.
5. Perusahaan dengan bentuk lain
Pembentukannya dapat didasarkan pada ketentuan perundangan yang ada,
seperti di bidang perbankan, pertambangan minyak dan gas bumi, perdagangan
ataupun jasa lainnya.

2.1.2. Teori PMA
Ada beberapa teori yang dikemukakan o leh beberapa ahli untuk menganalis is
faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA), yaitu:
Alan M.Rugman (1981), menyatakan bahwa Penanaman Modal Asing (PMA)
atau Foreign Direct Invest ment (FDI) dipengaruhi o leh variabel lingkungan da n
variabel internalisasi.
Dalam kepustakaan mengenai teori Perusahaan Mult inasio nal, variabe l
lingkungan sering kali disebut sebagai keunggulan spesifik Negara (KSN) atau faktor

Universitas Sumatera Utara

spesifik – lokasi. KSN adalah variabel yang mempengaruhi bangsa secara
keseluruhan.
Ada t iga jenis variabel lingkungan yang menjadi perhat ian, yaitu ekono mi,
non ekono mi, dan pemerintah.
Variabel ekono mi menyusun suatu fungsi produksi keseluruhan suatu bangsa,
yang didefinisikan meliput i semua masukan faktor yang terdapat di dala m
masyarakat. Biasanya dibuat model sebagai tenaga kerja (labor), dan modal (Capital).
Dalam model yang lebih maju dapat dimasukkan faktor lain dalam analis is; hal in i
mencakup tekno logi, tersedianya sumber daya alam, dan ketrampilan manajemen.
Disamping variabel ekono mi, faktor spesifik negara juga meliput i seluruh set
variabel po lit ik, budaya, dan sosial pada set iap bangsa. Variabel ekonomi untuk
operasi perusahaan mult inasio nal berbeda dari negara ke negara. Hal ini mengandung
arti bahwa sebuah MNC menghadapi kelo mpok yang berlainan dari kondis i
lingkungan, resiko, dan kesempatan diset iap tempatnya beroperasi.
Dalam kenyataanya, set iap negara sesungguhnya mempunyai set faktor
spesifik negara (lokasi) yang khas; t idak ada dua set faktor ekonomi dan non ekonomi
nasio nal yang ident ik. Perbedaan dalam berat atau nilai yang terkait pada setiap
variabel berlaku untuk menghasilkan set karakterist ik yang khas untuk masingmasing negara. MNC perlu mengetahui perbedaan yang semacam itu diantara
berbagai bangsa. Sampai batas tertentu, sebuah perusahaan yang terlibat dalam bisnis
internasio nal akan dapat mengadakan generalisasi antar budaya, sistem po lit ik,
kelo mpok agama, dan nila i social untuk meminimumkan biaya tambahan dar i

Universitas Sumatera Utara

penanaman modal asing pada produksi dinegara sendiri. Tetapi perusahaan itu tidak
bo leh melupakan sifat khusus dari set iap faktor spesifik negara bangsa.
Setiap negara mempunyai kekhususan merk po litisnya sendiri. Para po lit is i
mencerminkan faktor spesifik lokasi bangsa dan bahkan menambahnya dengan suatu
cara khusus. Selalu terdapat keragaman dalam campur tangan pemerintah denga n
bisnis internasio nal. Sebenarnya mungkin terdapat beberapa t ingkat pemerintah yang
tersangkut dalam aspek dari bisnis internasio nal.
Faktor lain yang mempenagruhi penanaman modal asing adalah variabe l
internalisasi atau Keunggulan Spesifik Perusahaan (KSP). Variabel internalisasi in i
merupakan keunggulan internal yang dimiliki perusahaan mult inasio nal.
Setiap perusahaan mult inasioanal mempunyai KSP-nya yang khas, yang
memberi suatu keunggulan kompet it if relat if terhadap perusahaan lain. Supaya past i,
mungkin terdapat sedikit perbedaan dalam KSP diantara anggota oligopoli atau
berbagai perusahaan mult inasio nal dalam kondis i yang hampir ko mpetit if. Namun
setiap perusahaan mult inasioanal, pada hakekatnya adalah suatu monopilis sepanjang
perusahaan mult inasio nal itu mempunyai nama perusahanya sendiri dan metodenya
sendiri yang khas untuk mengorganisasi pasar internalnya. Setiap MNC berupaya
untuk membedakan produknya dari produk perusahaan rival.
Setiap perusahaan mult inasional menjaga KSP-nya dengan mempertahanka n
kepemilikan sampai resiko penyebaran telah diimbangi dengan pembayaran untuk
perlisensian atau jenis lain kesepakatan kontraktual.

Universitas Sumatera Utara

Keunggulan spesifik perusahaan t imbul bila perusahaan mult inasioanal telah
mengembangkan kecakapan khusus atau suatu ketrampilan int i yang t idak terdapat di
tempat lain dan t idak dapat diperbanyak o leh mereka kecuali dalam jangka panjang
dan dengan biaya t inggi. Dalam banyak kasus, KSP semacam itu dihasilkan o leh
pembelanjaan lit bang yang diteruskan ke produksi dari satu produk baru,
pengembangan suatu proses produksi baru, atau suatu cara yang lebih efisien atau
efekt if dalam organisasi proses produksi. Dalam kasus lain, inovasi dan adaptas i
berbagai teknik pada keadaan khusus perusahaan mult inasioanal dapat menghasilka n
lini produk yang terdifrensiasi, yang menghasilkan suatu KSP dalam pemasaran atau
distribusi.
Ketrampilam int i perusahaan mult inasioanal dapat berupa unsur tertentu dari
struktur manajemennya, teknik pemasaran, atau rencana strategis keseluruhan yang
mengarah kesuatu KSP. KSP ini dibuat model sebagai endogen terhadap perusahaa n
mult inasio nal, karena pasar internal mereka memungkinkan perusahaan mult inasioanl
itu untuk mengendalikannya.
Suatu sasaran dari manajemen pasar internal perusahaan mult inasio ana l
adalah mendapatkan hak kepemilikan atas KSP sehingga t idak tersebar ke perusahaa n
lain. Sebuah perusahaan mungkin dapat memanfaatkan KSP-nya untuk bersaing pada
beberapa negeri. Pemilikan atas ketrampilan int i dalam pasar internalnya dengan
sendirinya merupakan suatu aset pada perusahaan mult inasinal. Mereka melindung i
aset ini dengan memproduksi di luar negeri barang yang serupa dengan yang dipasar
dalam negeri, dan menggunakan cabang luar negerinya untuk memantau, mengukur,

Universitas Sumatera Utara

dan menagatur penggunaan KSP diluar negeri. Pasar internal perusahaan
mult inasioanl memungkinkannya untuk memaksimumkan penghasilan seluruh
dunianya tanpa kehilangan aset yang sangat berharga ini.
Vernon (1966) menjelaskan Penanaman Modal Asing dengan model yang
disebut Model Siklus Produk. Dalam model ini int roduksi dan pengembangan produk
baru di pasar mengikut i tiga tahap. Pendorong untuk mengembangkan produk baru
diberikan oleh kebutuhan dan peluang pasar. Pasar dalam negeri adalah yang paling
dikenali kebutuhan dan peluangnya sehingga terdekat untuk ditangani perusahaan.
Produk baru merupakan hasil dari kegiatan penelit ian dan pengembangan o le h
perusahaan yang bersangkutan.
Dalam tahap satu, pada waktu produk pertamakali dikembangkan da n
dipasarkan, diperlukan suatu hubungan yang erat antara kelo mpok desain, produksi,
dan pemasaran dari perusahaan dan pasar yang akan dilayani o leh produk itu. Untuk
ini perlu bahwa produksi dan penjualan dilakukan didalam negeri, sebagaimana
ditunjukkan pada bagian atas gambar 2.1
Dalam tahap dua, pada waktu pasar dinegara lain mengembangkan
karakterist ik yang serupa dengan yang dipasar dalam negeri, produk tersebut diekspor
keluar negeri. Perusahaan mult inasioanl akan lebih unggul dari perusahaan loka l
diluar negeri karena perusahaan mult inasio nal itu telah mengadakan da n
mendapatkan kembali biaya pengembangan produk. Bila perusahaan lokal dinegara
tuan rumah telah mulai memproduksi produk yang bersaing, biaya produksi bag i
semua perusahaan akan menjadi lebih pent ing. Pada saat itu perusahaan mult inasio na l

Universitas Sumatera Utara

akan membangun produksi lokal dinegara tuan rumah bila hal ini menghasilkan biaya
yang lebih rendah.
Dalam tahap t iga, produk telah terbuat dengan baik dengan desain yang
distandarisasi, dan bagian pasar MNC menurun relat if terhadap perusahaan negara
tuan rumah. Dalam hal ini negara tuan rumah mempunyai keunggulan biaya yang
kuat, MNC akan menghent ikan produksi didalam negeri dan mulai mengimpor
produk dari negara tuan rumah ke dalam negeri.
Semula model Vernon dikembangkan untuk menerangkan pertumbuhan yang
cepat dan penyebaran diseluruh dunia dari perusahaan mult inasio nal yang berpusat di
Amerika Serikat dalam dua dasawarsa yang pertama sesudah perang dunia II. Ia
memodifikasi model itu secara cukup berarti dalam Vernon (1971 dan 1977), dimana
perusahaan mult inasio nal dalam tahap satu sekarang diident ifikasi sebagai suatu
oligopoli yang muncul, dalam tahap dua sebagai oligopoli yang dewasa, dan dala m
tahap tiga sebagai sebagai suatu oligopoli yang menua. Tahap ini digambarkan dala m
deretan terakhir dari gambar 2.1

Universitas Sumatera Utara

Model Siklus Produk (Vermon, 1966)

Produk Baru

Produk yang

Produk

Menjadi Dewasa

Distandarisasi
Waktu

Memproduksi di

Memproduksi di Luar Negeri

Dalam Negeri

a. Oleh Cabang

b. Dengan Perlisensian

(FDI)

Ekspor
Tahap 1

Impor
Tahap 2

Tahap 3

Waktu

Model Baru (Vernon, 1977)

Berdasarkan

Oligopoli

Oligopoli

Inovasi

Dewasa

Menua

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

Waktu

Gambar 2.1
Siklus Produk.

Dalam tahap 1 dari model siklus produk model Vernon produk baru diproduksi dan
dikonsums i pada negara sendiri. Ekspor terjadi.

Universitas Sumatera Utara

Dalam tahap 2 produk yang dewasa dapat diproduksi di luar negeri, barangkali d i
cabang Perusahaan Mult i Nasioanal. Sebagian barang dapat diimpor oleh negara
sendiri.
Dalam tahap 3 produk yang sekarang distandarisasi semuanya diproduksi di luar
negeri, meskipun dengan perlisensian. Negara sendiri mengimpor semua barang yang
diperlukannya. Dalam model Vernon kemudian tahapnya adalah sama. (Raymo nd
Vernon,1966)
Jhon Dunning (1977) dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
Penanaman Modal Asing melalui teori ancangan eklekt is. Teori eklekt is menetapkan
suatu set yang terdiri dari tiga persyaratan yang diperlukan bila sebuah perusahaan
akan berkecimpung dalam Penanaman Modal Asing.

1. Keunggulan Spesifik Perusahaan
Perusahaan harus memiliki keunggulan kepemilikan neto bila berhadapa n
dengan perusahaan berkebangsaan lain dalam melayani pasar tertentu (terutama
pasar luar negeri). Keunggulan spesifik perusahaan ( pemilikan) ini sebagian besar
mengambil bentuk dalam kepemilikan aset tanpa wujud, yang paling sedikit untuk
suatu periode waktu, adalah eksklusif atau spesifik untuk perusahaan yang
memilikinya.
2. Keunggulan Internalisasi
Dengan mengasums ikan bahwa kondisi dalam paragraf di atas dipenuhi,
adalah lebih menguntungkan bagi perusahaan yang memiliki keunggulan ini untuk

Universitas Sumatera Utara

menggunakannya sendiri dan bukannya menjual atau menyewakannya pada
perusahaan luar negeri. Jadi bagi perusahaan untuk menjadi sebuah MNC harus
mempunyai perangsang untuk menginternalisasi KSP-nya, misalnya, untuk menjamin
hak kepemilikan atas KSP dalam pengetahuannya. Ini dilakukan melalui suatu
perluasan dari kegiatan sendiri dan bukannya dengan menginternalisasikan melalu i
kontrak dengan harga yang terjangkau (yang mungkin ada) dengan perusahaan bebas.
Alternatf atas internalisasi, seperti perlisensian, kontrak manajemen, franchise,
persetujuan jasa teknik, proyek turn key, dan sub kontrak bukan merupakan metode
yang tepat untuk KSP.
3. Keunggulan Spesifik Negara
Misalkan syarat yang disebutkan di kedua paragraf terdahulu dipenuhi,
akanlah menguntungkan bagi perusahaan yang bertempat diluar negeri untuk
memanfaatkan keunggulan ini dalam hubungan dengan paling sedikit beberapa
masukan faktor (termasuk sumber daya alami) di luar negerinya sendiri. Bila t idak
pasar luar negeri akan dilayani sama sekali dengan ekspor dan dalam negeri denga n
produksi do mest ic. Karena itu keunggulan spesifik adalah unsur yang pent ing dala m
memilih cara pelayanan pasar luar negeri.
Menurut David K.Eiteman (1989), motif yang mendasari Penanaman Moda l
Asing ada 3, yaitu: motif strategis, motif perilaku, dan motif ekono mi.
Dalam motif strategis dibedakan dalam:
a. Mencari pasar
b. Mencari bahan baku

Universitas Sumatera Utara

c. Mencari efisiensi produksi
d. Mencari pengetahuan
e. Mencari keamanan polit ik
Sedangkan mot if perilaku merupakan rangsangan lingkungan eksternal dan
yang lain dari organisasi didasarkan pada kebutuhan dan ko mit men individu atau
kelempok.
Motif ekono mi merupakan motif untuk mencari keuntungan dengan cara
memaksimalkan keuntungan jangka panjang dan harga pasar saham perusahaan.
Teori PMA yang lain, dijelaskan oleh Robock & Simmo nds (1989), melalu i
pendekatan glo bal, pendekatan pasar yang t idak sempurna, pendekatan internalisasi,
model siklus produk, produksi internasio nal, model imperalisasi Marxis.
1. Pendekatan Global
Sebagai bagian dari pertumbuhan perusahaan, lingkup usaha secara geografis
juga akan berubah. Perubahan ini sebagai hasil dari rangsangan lingkungan. Menurut
pendekatan glo bal, kekuatan intern yang mempengaruhi PMA yaitu pengembanga n
teknologi/produk

baru,

ketergantungan

pada

sumber-sumber

bahan

baku,

memanfaatkan mesin-mesin yang telah usang, mencari pasar yang lebih besar.
Sedangkan kekuatan eksternal yang mempengaruhi PMA yaitu pelanggan,
pemerintah, ekspansi keluar negeri dari pesaing dan pembentukan Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE).

Universitas Sumatera Utara

2. Model Siklus Produk
Model ini menerangkan bahwa Penanaman Modal Asing melalui 3 tahap,
yaitu tahap produk baru, tahap produk matang, dan tahap produk yang
distandardisasi.
Pada tahap produk baru, produk dihasilkan didalam negeri sedangkan untuk
pasar luar negeri dila yani dengan ekspor.
Pada tahap produk matang, harga produk menjadi pent ing. Pasar luar neger i
telah dila yani o leh produksi lokal.
Pada tahap ketiga, persaingan menjadi lebih pent ing, dan produksi diarahka n
pada lokasi/tempat yang biayanya rendah (kecil) dalam lingkup negara

yang

berpenghasilan rendah. Disini barang diekspor kembali kenegara asal perusahaa n
mult inasio nal atau kepasar lain. Untuk industri yang padat karya, diarahkan pada
negara yang upah buruhnya paling murah.

2.2 Pengertian dan Teori Suku Bunga
2.2.1 Pengertian Suku Bunga.
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu
kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjama n
tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersebut disebut "pokok utang".
Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu
periode tertentu disebut "suku bunga".

Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Teori Suku Bunga
Konsep t ingkat bunga riil sangat pent ing dalam mengevaluasi implikas i
kebijakan keuangan. Tingkat bunga no minal atas pinjaman adalah t ingkat yang
disetujui peminjam dan pemberi pinjaman saat kontrak. Misalnya t ingkat bunga
no minal atas deposito adalah merupakan tingkat bunga yang disetujui penerima
deposito dan depositor saat kontrak.
Tingkat bunga no minal mempunyai peran pent ing dalam pembangunan
keuangan karena tingkat no minal menentukan t ingginya tingkat bunga riil. Tingkat
bunga riil adalah tingkat bunga no minal yang disesuaikan dengan laju inflasi
(tepatnya laju inflasi yang diharapkan o leh masyarakat). Jika t idak ada penetapan
pagu tingkat bunga no minal o leh pemerintah, tingkat bunga no minal akan cenderung
menyesuaikan diri dengan gerak inflasi. Tetapi dengan adanya pagu t ingkat bunga
no minal, t ingkat bunga no minal bisa lebih kecil dari inflasi, sehingga terciptalah
tingkat bunga riil yang negat if yang sekali lagi akan mengurangi jumlah deposito
dalam perekono mian.
Penurunan t ingkat bunga akan mendorong kenaikan investasi (dan dengan
demikian juga pengeluaran total). Akibat selanjutnya pendapatan naik. Jumlah
barang-barang modal yang diminta bergantung pada tingkat bunga yang mengukur
biaya dari dana yang digunakan untuk membia yai investasi.
Agar pro yek investasi menguntungkan hasilnya (penerimaan dari kenaikan
produksi barang dan jasa masa depan) harus melebihi bia yanya (pembayaran untuk
dana pinjaman). Jika suku bunga meningkat, lebih sedikit pro yek investasi yang

Universitas Sumatera Utara

menguntungkan, dan jumlah barang-barang investasi yang diminta akan turun. Fungsi
investasi mengaitkan jumlah investasi atau pada tingkat bunga riil investasi
bergantung pada t ingkat bunga riil karena tingkat bunga adalah biaya pinjaman.
Fungsi investasi miring ke bawah: ket ika t ingkat bunga naik, semakin sedikit pro yek
investasi yang menguntungkan.

Tingkat Bunga Rill (r)

Fungsi Investasi (r)

Investasi
Gambar 2.2
Fungsi Investasi

Menurut teori klasik tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga, makin t ingg i
tingkat bunga makin t inggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya,
pada t ingkat bunga yang lebih t inggi masyarakat akan lebih terdorong untuk
mengorbankan/ mengurangi pengeluaran untuk konsums i guna menambah tabungan.
Investasi juga merupakan fungsi dari t ingkat bunga. Makin t inggi t ingkat
bunga, keinginan untuk melakukan investasi makin kecil. Alasannya, seorang
pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang

Universitas Sumatera Utara

diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dia bayar untuk
dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (cost of
capital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk
melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil.
Bunga adalah “harga” dari penggunan loanable funds (dana investasi), karena
menurut kaum klasik bunga adalah “harga” yang terjadi di “pasar” dana investasi.
Dalam teori klasik, produktivitas dana investasi menganut hukum yang berlaku
umum bagi proses produksi, yaitu the Law of Diminishing Returns. Menurut hukum
ini produktivitas marginal atau marginal product dari suatu input (dalam hal ini dana
atau kapital) akan semakin menurun, apabila input-input lain tetap. Menurut teori
klasik kurva permintaan akan dana investasi mempunyai lereng (slope) yang negat if.

Tingkat
Bunga
S

r

I
0

F

Dana Investasi

Gambar 2.3
Tingkat Bunga Keseimbangan
di pasar dana Investasi

Universitas Sumatera Utara

Penawaran akan dana investasi (S) bertemu dengan permintaan akan dana
investasi (I) di pasar dana investasi (loanable funds) dan dis itu tercipta tingkat bunga
keseimbangan (di mana S = I). Faktor penentu utama dari bentuk kurva S adalah
adalah rate of time preference para penabung, dan faktor penentu utama dari kurva I
adalah marginal product dari kapital. Tingkat bunga berubah apabila kedua faktor
penentu utama berubah, yang satu karena perubahan penilaian subyekt if para pelaku
ekonomi, yang lain karena perubahan teknologi.
Menurut klasik investor akan membayar bunga untuk dana yang ia pakai
karena dana tersebut digunakan untuk kegiatan yang nant inya diharapkan bisa
menghasilkan penerimaan yang lebih besar daripada jumlah yang diinvestasikan.
Kelebihan penerimaan di atas pengeluaran (keuntungan) inilah yang merupakan daya
tarik bagi investor untuk melakukan investasi dan sekaligus sebagai sumber untuk
membayar bunga. Dengan kata lain, bunga dibayar karena dana tersebut produktif.

2.3 Pengertian dan Teori Cadangan Devisa
2.3.1 Pengertian Cadangan Devisa
Cadangan devisa adalah simpanan mata uang asing o leh bank sentral atau
otoritas moneter. Simpanan ini merupakan asset bank sentral yang tersimpan dala m
beberapa mata uang cadangan (reserve currency) sepert i do lar, euro, atau yen, dan
digunakan untuk menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan.

Universitas Sumatera Utara

Cadangan devisa merupakan posisi aktiva luar negeri pemerintah dan bankbank devisa, yang harus dipelihara untuk keperluan transaksi internasio nal. Dala m
mengelo la cadangan devisa, Bank Indonesia lebih mengutamakan tercapainya tujua n
likuiditas dan keamanan daripada keuntungan yang t inggi. Namun demikian, Bank
Indonesia selaku otoritas moneter Indonesia tetap mempert imbangkan perkembangan
yang terjadi di pasar internasio nal, sehingga tidak tertutup kemungkinan terjadinya
pergesaran dalam portofo lio komposisi jenis penenempatan cadangan devisa.
Cadangan devisa sangat dipengaruhi o leh neraca transaksi berjalan, yaitu
perkembangan ekspor dan impor. Ekspor yang lebih besar dari impor akan
megakibatkan surplus pada neraca transaksi berjalan yang tentunya akan menambah
cadangan devisa. Defis it pada neraca transaksi berjalan akan menekan cadangan
devisa dan hal ini dipandang sebagai signal ket idakseimbangan makroekonomi yang
memerlukan tindakan penyesuaian nilai tukar atau kebijakan makro ekonomi yang
lebih ketat.

2.3.2 Teori Cadangan Devisa
Julaihah dan Insukrindo (2004) berpendapat bahwa neraca pembayara n
Indonesia (NPI) dan perubahan nilai tukar akan sangat berpengaruh pada posis i
perdagangan internasio nal Indonesia dan posisi cadangan devisa Indonesia. Menurut
Mahmudi (1998), salah satu faktor yang mempengaruhi cadangan devisa adalah nila i
tukar. Melemahnya nilai tukar mata uang negara-negara Asia disertai denga n
menurunnya cadangan devisa.

Universitas Sumatera Utara

Joseph, Dewandru dan Ari (2000), menyatakan bahwa pada sistem nilai tukar
tetap, mata uang do mest ik terdepresiasi dengan laju yang tetap, sehingga perubaha n
cadangan devisa merupakan mekanis me penyesuai untuk menjaga nilai tukar tetap.
Pada sistem nilai tukar mengambang, tidak ada perubahan stok cadanga devisa karena
bank sentaral tidak melakukan intervensi sama sekali.
Setiana (1998) menyatakan posisi cadangan devisa adalah posisi cadangan
devisa yang dikelo la olah Bank Indonesia, yang digambarkan dalam dengan:
Cdvt = (Cdvt-1 + TBt + TMt)
Dimana Cdvt merupakan cadangan devisa saat ini yang dipengaruhi o leh, cadanga n
devisa sebelumnya (Cdvt-1), transaksi berjalan (TBt), dan transaksi modal (TMt).
Menurut Santoso dan Iskandar (1999), kebijakan mo neter yang ekspansif
berpengaruh terhadap cadangan devisa yang dapat dibedakan pada dua situasi:
1. Sistem Perfect Capital Mobilit y
Dalam situasi demikian, kebijakan moneter yang ekspansif akan menurunka n
suku bunga dan mendorong investasi sehingga pendapatan riil masyarakat meningkat.
Meningkatnya pendapatan akan mendorong impor sehingga menghasilkan defisit
keseluruhan keseimbangan neraca pembayaran atau deficit overal Balance of
Payment (BOP).
Selain itu, dengan asumsi perfect capital mobility, menurunnya suku bunga
akan mendorong aliran modal ke luar sehingga menambah defisit overall BOP.
Keseimbangan jangka panjang memerlukan zero balance of overall Balance Of
Payment. Oleh karena itu nilai tukar harus dipertahankan konstan, maka defisit

Universitas Sumatera Utara

overall BOP tersebut harus dibiayai dengan cadangan devisa sehingga jumlah uang
beredar menurun. Menurunnya jumlah uang beredar akan mendorong suku bunga
kembali bergerak pada posisi semula yang lebih tinggi dan mengakibatkan kontraksi
kegiatan ekono mi. Dalam situasi demikian, kebijakan mo neter kemungkinan masih
efekt if apabila elast isitas suku bunga terhadap investasi lebih besar daripada
elast isitas suku bunga terhadap aliran modal int ernasio nal. Kebijakan fiskal dala m
sistem nilai tukar tetap dan dalam perfect capital mobility justru efektif karena
ekspansifnya pengeluaran Pemerintah akan meningkatkan suku bunga dan investas i
sehingga pendapatan riil masyarakat bertambah. Naiknya suku bunga aka n
mendorong aliran modal masuk dan overall BOP menjadi surplus sehingga cadanga n
devisa meningkat dan jumlah uang beredar bertambah. Kebijakan fiskal semakin
kurang efektif jika elast isitas aliran modal internasional semakin kecil terhadap suku
bunga dalam negeri.
2. Situasi Perfect Capital Immo bilit y
Dalam situasi demikian, kebijakan moneter tidak efekt if karena t idak dapat
meningkatkan pendapatan riil masyarakat. Kebijakan mo neter yang ekspansif akan
menurunkan suku bunga, mendorong investasi, dan menaikkan pendapatan riil
masyarakat. Namun karena suku bunga t idak elastis sempurna terhadap aliran modal,
maka penurunan suku bunga tersebut tidak mengakibatkan aliran modal keluar.
Namun meningkatnya pendapatan tersebut dapat mendorong masyarakat untuk
membeli barang-barang impor sehingga overall Balance Of Payment (keseluruha n

Universitas Sumatera Utara

keseimbangan neraca pembayaran) mengalami defisit. Sampai seberapa jau h
kenaikan pendapatan tersebut akan menyebabkan keseluruhan keseimbangan neraca
pembayaran defisit tergantung pada marginal propensity to import (MPI). Semak in
besar rasio MPI, semakin besar pula defis it BOP yang akan terjadi. Oleh karena
sistem nila i tukar harus dipertahankan, maka defisit keseluruhan keseimbanga n
neraca pembayaran tersebut harus dibia yai dengan cadangan devisa. Akibatnya,
cadangan devisa menurun dan jumlah uang beredar juga menurun yang pada
gilirannya mengakibatkan kontraksi pada kegiatan ekonomi. Menurunnya jumla h
uang beredar akan mengembalikan suku bunga pada posisi semula sehingga
kebijakan mo neter kemungkinan masih efekt if apabila elastisitas suku bunga terhadap
investasi lebih besar daripada rasio marginal propensit y to import (MPI).

Universitas Sumatera Utara

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelit ian merupakan langkah dan prosedur yang dilakukan dala m
rangka mengumpulkan informasi empiris guna memecahkan masalah dan menguji
hipotesis.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelit ian ini dilakukan di Indonesia dengan mengamat i da n
menganalis is faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing di Indonesia
secara umum. Faktor-faktor tersebut adalah: Suku Bunga Kredit Investasi, Libor da n
Cadangan devisa.

3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelit ian ini adalah data sekunder dala m
bentuk time series. Sumber datanya diperoleh melalui Laporan Bank Indonesia (BI)
Medan yang bersifat kuantitatif ya itu data yang berbentuk angka-angka dengan kurun
waktu 22 tahun (1986-2007), serta dari berbagai sumber-sumber lain yang
mendukung sepert i bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah, lit eratur,
jurnal, majalah-majalah ekonomi, laporan-laporan penelit ian ilmiah, dan internet.

Universitas Sumatera Utara

3.3 Model Analisis Data
Dalam menganalis is besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikat digunakan model ekono metrika dengan mengre