Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Masyarakat Kabupaten Wonogiri.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Influenza flu adalah penyakit pernapasan menular akut yang disebabkan oleh virus influenza yang terdiri dari beberapa tipe dan subtipe. Para ahli menggolongkan influenza berdasarkan tiga tipe yaitu tipe A, B, dan C yang tergolong dalam myxovirus yang diantaranya juga dapat menyebabkan parotitis, konjungtivitis dan parainfluenza. Dari tiga tersebut tipe A dan B yang sering menyebabkan penyakit pada manusia, bisa penyakit ringan sampai penyakit berat Abelson, 2009. Periode inkubasi merupakan lama waktu yang dibutuhkan dari pertama terpapar virus sampai menimbulkan gejala. Masa inkubasi influenza sekitar 1 sampai 5 hari, tergantung dari kekebalan tubuh seseorang yang diserang atau rata-rata 2 hari Soedarto,1996. Seseorang yang terserang oleh virus infulenza akan merasakan gejala tidak enak badan, lelah, demam, pusing, bersin- bersin, dan bahkan dapat menyebabkan nyeri otot dan persendian Prabu, 1996. Virus influenza merupakan virus yang beredar luas diseluruh dunia. Virus influenza yang tersebar tersebut berpotensi besar menyebabkan pandemi karena manusia belum memiliki kekebalan terhadap virus tersebut Endang, dkk, 2009. Saat ini belum ada antivirus yang khusus untuk pengobatan influenza, maka terapi pengobatan hanya untuk meringankan tanda dan gejala yang muncul terapi simptomatik. Tindakan pengobatan sendiri atau swamedikasi sekarang ini banyak dipilih masyarakat untuk pengobatan influenza. Banyak sekali obat influenza yang dijual dipasaran dan umumnya berisi kombinasi dari beberapa zat aktif antara lain analgesik antipiretik, dekongestan, dan antihistamin. Obat influenza tidak digunakan untuk menyembuhkan tapi hanya meringankan gejala yang timbul akibat influenza. Dalam hal ini masyarakat juga harus memahami efek samping serta komposisi obat agar komponen obat yang diminum sesuai dengan gejala yang dialami BPOM, 2006. Menurut penelitian sebelumnya, tingkat pengetahuan dan tindakan tentang swamedikasi penyakit maag pada mahasiswa fakultas farmasi yang ditujukan 1 pada 69 responden diperoleh hasil yang sangat baik sekali, diantaranya 19 responden dengan pengetahuan baik, dan 12 responden dengan berpengatahuan cukup. Distribusi tindakan swamedikasi menunjukan 93 responden dengan tindakan swamedikasi baik sekali dan 7 responden dengan kategori baik. Dari hasil penelitian tersebut telah menunjukan adanya tingkat hubungan antara tingkat pengetahuan dan tindakan swamedikasi penyakit maag Wardani, 2011. Pengetahuan mengenai influenza sangat diperlukan supaya didapat pemilihan obat yang tepat. Media pengetahuan saat ini sudah sangat berkembang sekali. Masyarakat bisa memperoleh informasi dari mana pun yang dia inginkan baik dari iklan di televisi, radio, spanduk, poster, bahkan masyarakat bisa mengakses informasi tentang pengobatan influenza melalui internet yang bisa diakses tanpa batas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat untuk influenza. Melihat gambaran tersebut tingkat pengetahuan tentang influenza sangat dibutuhkan agar suatu tindakan pengobatan sendiri berjalan dengan tepat pada saat masyarakat menderita influenza.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Penggunaan Obat Analgetik Pada Swamedikasi Nyeri Di Masyarakat Kabupaten Demak.

1 8 11

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Penggunaan Obat Analgetik Pada Swamedikasi Nyeri Di Masyarakat Kabupaten Demak.

3 29 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Penggunaan Obat Analgetik Pada Swamedikasi Nyeri Di Masyarakat Kabupaten Demak.

1 8 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMILIHAN OBAT PADA SWAMEDIKASI BATUK DI MASYARAKAT KABUPATEN Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Obat pada Swamedikasi Batuk di Masyarakat Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Tahun 2014.

0 4 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMILIHAN OBAT PADA SWAMEDIKASI BATUK DI MASYARAKAT Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Obat pada Swamedikasi Batuk di Masyarakat Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Tahun 2014.

0 3 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MASYARAKAT Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Masyarakat Kabupaten Wonogiri.

1 6 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MASYARAKAT Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Masyarakat Kabupaten Wonogiri.

1 4 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Mahasiswa Farmasi UMS.

1 2 10

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Mahasiswa Farmasi UMS.

1 1 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Mahasiswa Farmasi UMS.

0 1 12