Zat Aktif Obat Tinjauan Pustaka

1 Istirahat dan cukup tidur 2 Makan diet sehari-hari yang bervariasi dengan banyak konsumsi sayur-mayur dan buah-buahan 3 Minum cukup cairan dan istirahat selama satu sampai tiga hari sampai tubuh pulih. 4 Menghindari tempat-tempat umum untuk mencegah penularan 5 Penderita influenza juga disarankan untuk mandi dengan air hangat untuk meringankan nyeri pada otot Kristina, 2004. Obat flu adalah obat untuk mengurangi gejala, umumnya adalah obat tanpa resep dokter yang dengan mudah dapat diperoleh di apotek-apotek dan toko obat berizin. Obat flu umumnya merupakan kombinasi dari beberapa zat aktif, kombinasinya antara lain: Analgetikantipiretik kombinasi dengan nasal dekongestan, Analgetikantipiretik kombinasi dengan nasal dekongestan dan antihistamin, Analgetikantipiretik kombinasi dengan nasal dekongestan, antihistamin, antitusif dan espektoran.

2. Zat Aktif Obat

a. Analgetik, Antipiretik Mekanisme analgetikantipiretik kerja meringankan gejala rasa sakit dan menurunkan demam atau panas. Zat aktif yang memiliki khasiat analgesik antipiretik yang terdapat dalam obat flu adalah : parasetamol, ibuprofen, asetosal. Tabel 1. Zat Aktif Analgesik pada Obat Influenza Obat Indikasi Kontraindikasi Dosis Efek samping Parasetamol Meredakan nyeri dan demam Alergi parasetamol, penyakit hati dan ginjal Dewasa 1x 500-1000mg 1 hari 4000mg Gangguan pencernaan, jangka panjang menyebabkan gangguan fungsi hati Ibuprofen Meredakan nyeri, dan inflamasi atau peradangan Ibu hamil, gangguan fungsi hati dan ginjal Dosis maksimal 1200mg hari Dewasa 200 – 400mg 1 kali Anak-anak 20mgkghari Diare dan konstipasi Asetosal Analgetik, antipiretik, antiinflamasi non steroid Alergi aspirin, asma, hemofilia dan trombositopneni Dosis maksimal 8000mghari Dewasa 300-1000mg 1 kali Anak-anak 80mgkgBBhari Mual, muntah, dipsneu, trombositopenia BPOM, 2008 b. Nasal Dekongestan atau melegakan hidung tersumbat Nasal Dekongestan adalah obat yang efeknya mengurangi rasa tersumbat pada hidung akibat adanya cairan atau lendir. Obat-obat dekongestan hidung yang terkandung dalam obat influenza antara lain : pseudoefedrin, fenil propanolamin, fenilefrin, efedrin. Tabel 2. Zat Aktif Dekongestan Pada Obat Influenza Obat Indikasi Kontraindikasi Dosis Efek samping pseudoefedrin Bersin, puritus nasal dan okular, rhinitis alergi Hipertiroid tak terkontrol Dewasa 1x 10-30mg, 1 hari 100mg Mual, muntah, mulut kering Fenilpropanol amin Dekongestan - 50 mg per oral, 1 kali sehari gelisah, kelelahan, insomnia, pusing, mual, hipertensi, tachycardi Fenilefrin Nasal dekongestan - 60 mg per hari bradycardi, excitability, hipertensi, arrhythmias, sakit kepala, gelisah, penurunan perfusi ginjal, sulit bernapas. Efedrin Bronkodilator, dekongestan hipersensitivitas terhadap efedrin 12,5-25 mg tiap 4 jam kecemasan, gemetar, pusing, Sakit kepala ringan, insomnia, aritmia, hipertensi, stroke. BPOM, 2008 c. Antihistamin Antihistamin adalah kelompok obat yang dapat berkompetisi melawan histamin, yaitu salah satu mediator dalam tubuh yang dilepas pada saat terjadi reaksi alergi. Zat aktif yang termasuk golongan ini antara lain Klorfeniramin Maleat, Deksklorfeniramin Maleat, Prometazin, Difenhidramin. Tabel 3. Zat Aktif Antihistamin Pada Obat Influenza Obat Indikasi Kontraindikasi Dosis Efek samping CTM Gejala alergi akibat alergen, utikaria, pengobatan darurat reaksi anafilaktik Serangan asma akut, Kehamilan Dewasa 1X 4mg 1 hari 24mg Mengantuk Deksklorfeniramin maleat Rhinitis alergi, urtikaria, saluran nafas sistemik Serangan asma akut, bayu baru lahir, prematur Dewasa 2mg Anak-anak 2-6 th 0,5mg 6-12 th 1mg Sedasi, gangguan saluran cerna, hipotensi, kelemahan otot Difenhidramin Alergi kulit dan alergi saluran nafas Hipersensitif difenhidramin, neonatus, dan asma akut Dewasa 25mg, 3 atau 4 kali sehari Anak-anak 6-10 tahun 12,5mg 3 atau 4 kali sehari. pengaruh pada jantung dan SSP, gangguan darah, gangguan saluran cerna. BPOM, 2008 d. Pengencer Dahak Ekspektoran dan Mukolitik digunakan untuk batuk yang disertai dahak, dimaksudkan untuk mempermudah pengeluaran dahak. Zat aktif yang biasanya terkandung pada obat flu adalah: gliseril guaiakolat, ammonium klorida, bromheksin, ambroxol, succus liquiriteae. Tabel 4. Zat Aktif Ekspektoran Pada Obat Influenza Obat Indikasi Kontraindikasi Dosis Efek samping Bromheksin Mukolitik atau pengencer dahak pada batuk berdahak Hipersensitif bromheksin Dosis lazim 4-8mg th Mual, muntah, terasa begah kembung, Glyseril guaikolat Meredakan batuk berdahak Alergi glyseril guaikolat Oral 4-6 kali 100- 200mg Dewasa Sehari 3 kali 1 −2 tablet Anak-anak Sehari 3 kali tablet. Iritasi lambung mual, muntah Amonium klorida Pengencer dahak gangguan fungsi hati, jantung dan diabetes militus. hipersensitif terhadap obat ini. Dewasa 300mg tiap 4 jam Pusing, mengantuk, mual muntah, mulut kering, sakit kepala Ambroxol Pengencer dahak Hipersensitif ambroxol, ulkus lambung Dewasa 30mg 1 kali Anak anak 15mg 1 kali Reaksi gastrointestinal mual muntah, nyeri ulu hati BPOM, 2008. e. Antitusif Antitusif merupakan obat yang bekerja pada susunan saraf pusat, guna menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk. Zat aktif yang termasuk antitusif antara lain Dekstrometorfan HBr. Tabel 5. Zat Aktif Antitusif Pada Obat Influenza Obat Indikasi Kontraindikasi Dosis Efek samping Dektrometorfan HBr Meringankan batuk kering Hipersensitif Dekstrometorfan HBr, penyakit hati Dewasa 1X 10-20mg tiap 4 jam Maksimal 120mg sehari Pusing, mengantuk, mual, konstipasi BPOM, 2008.

3. Pemilihan Obat

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Penggunaan Obat Analgetik Pada Swamedikasi Nyeri Di Masyarakat Kabupaten Demak.

1 8 11

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Penggunaan Obat Analgetik Pada Swamedikasi Nyeri Di Masyarakat Kabupaten Demak.

3 29 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Penggunaan Obat Analgetik Pada Swamedikasi Nyeri Di Masyarakat Kabupaten Demak.

1 8 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMILIHAN OBAT PADA SWAMEDIKASI BATUK DI MASYARAKAT KABUPATEN Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Obat pada Swamedikasi Batuk di Masyarakat Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Tahun 2014.

0 4 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMILIHAN OBAT PADA SWAMEDIKASI BATUK DI MASYARAKAT Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Obat pada Swamedikasi Batuk di Masyarakat Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Tahun 2014.

0 3 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MASYARAKAT Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Masyarakat Kabupaten Wonogiri.

1 6 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MASYARAKAT Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Masyarakat Kabupaten Wonogiri.

1 4 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Mahasiswa Farmasi UMS.

1 2 10

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Mahasiswa Farmasi UMS.

1 1 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Mahasiswa Farmasi UMS.

0 1 12