Tinjauan Atas Prosedur Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Barang Jadi Pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja praktek

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu membutuhkan barang. Untuk mendapatkan barang-barang tersebut maka perusahaan harus mendapatkannya dari pihak lain dengan cara melakukan transaksi yang disebut pembelian. Jenis transaksi pembelian ada 2 yaitu pembelian tunai dan pembelian kredit. Pembelian tunai adalah pembelian barang yang pembayarannya secara tunai, sedangkan pembelian kredit adalah pembelian barang yang pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati oleh kedua pihak.

Pembelian digunakan untuk pengadaan barang yang diperlukan, pembelian barang dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pembelian lokal dan pembelian impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri. Istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Jenis usaha perusahaan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang dan prusahaan manufaktur. Perusahaan jasa yaitu perusahaan yang kegiatannya menjual jasa sedangkan perusahaan dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dagang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli barang dan mengubah bentuknya


(2)

untuk dapat dijual. Dalam perusahaan dagang barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali disebut persediaan barang dagang. Sedangkan dalam perusahaan manufaktur barang-barang yang dibeli yaitu bahan baku yang akan diolah kembali menjadi barang yang siap dijual.

Barang jadi dalam pengertian ekonomi adalah barang yang langsung dikonsumsi dan bukan dipergunakan untuk produksi barang lain. Biasanya barang-barang yang dibeli oleh perusahaan dagang adalah barang jadi.

PT.INTI (Persero) Bandung adalah salah satu perusahaan BUMN dengan status perseroan yang dibawahi oleh pemerintah yaitu departemen keuangan sebagai pemilik saham. PT. INTI (persero) barang-barang yang dijual berupa barang jadi. Setiap perusahaan di dalam melakukan pembelian barang pasti melakukan pencatatan transaksi akuntansi. Di PT. INTI (persero) ada pedoman untuk melakukan pencatatan transaksi akuntansi pembelian yaitu untuk mengatur pencatatan, pengklasifikasian, peringkasan transaksi-transaksi keuangan serta penyajian kedalam laporan keuangan intern perusahaan induk dan konsolidasi.

Tujuan dari pencatatan transaksi akuntansi pembelian pada PT. INTI (persero) adalah untuk mencatat seluruh aktivitas pembelian produk dan jasa yang dimulai dari pelaksanaan kontrak pembelian atau pengadaan, pencatatan utang usaha, sampai dengan pembayaran utang usaha oleh perusahaan. Berbeda dengan perusahaan lain PT. INTI (persero) melakukan pencatatan transaksi akuntansi pembelian barangnya ada yang digunakan untuk diperniagakan dan untuk operasional dan pemasok barangnya dari dalam negeri dan luar negeri. Di PT. INTI (persero) fungsi-fungsi yang terlibat dalam pencatatan transaksi akuntansi


(3)

pembelian barang jadi yaitu fungsi manajemen proyek, fungsi logistik, fungsi administrasi dan keuangan, fungsi pendanaan (korporasi). Masalah yang ada dalam melakukan transaksi pembelian di PT. INTI (persero) yaitu barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang dipesan sehingga adanya retur pengembalian dan barang yang sudah masuk ke gudang di dalam pencatatan pengakuan barangnya terlambat karena faktur-faktur yang ada di dalam transaksi pembelian barang jadi terlambat datang ke fungsi-fungsi yang terkait dalam pencatatan transaksi akuntansi pembelian, mengingat pentingnya masalah tersebut maka dalam membuat laporan kerja praktek ini penulis tertarik untuk mengangkat judul : “Tinjauan Atas Prosedur Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Barang Jadi Pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) Persero”.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun maksud yang ingin dicapai dalam pembuatan Laporan Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Prosedur Pencatatan Transaksi Pembelian Barang Jadi Pada PT. INTI persero. Sedangkan tujuan dari Kerja Praktek ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pembelian barang jadi dalam negeri untuk diperniagakan dan untuk operasional pada PT. INTI (persero)

2. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan dalam pencatatan transaksi


(4)

3. Untuk mengetahui pedoman pencatatan dalam pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi pada PT. INTI (persero)

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan dari hasil kerja praktek ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Hasil kegiatan ini bermanfaat bagi penulis yaitu kesempatan untuk menguji kemampuan diri dalam mengaplikasikan dan menganalisa ilmu serta kemampuan yang telah dimiliki. Dengan demikian dapat memberikan pengetahuan dan kemampuan yang terbentuk baik dari ilmu yang dipelajari sebelumnya maupun ilmu yang diperoleh dari kegiatan kerja praktek.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan yang diharapkan dapat menjadikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan, yang berupa saran sebagai bahan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan tersebut.

3. Bagi Pembaca

Dari segi keilmuan, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam ilmu pengetahuan khususnya kegiatan akuntansi. Kegiatan ini sangat bermanfaat karena memberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan akuntansi khususnya mengenai prosedur pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi pada PT. INTI (persero)


(5)

1.4 Metode Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Kerja Praktek

Metode yang digunakan oleh penulis dalam pelaksanaan laporan ini adalah metode Block Release ,yaitu metode pelaksanaan kerja praktek dalam satu periode tertentu. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam menyusun laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (Field Research)

Penulis mengumpulkan data dengan mengadakan peninjauan langsung untuk memperolehh informasi tentang perumusan yang dibahas pada PT. INTI (presero) , yaitu dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Praktek Langsung (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap data yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.

b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang berkompeten di biro sub bagian keuangan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat .

2. Studi Pustaka (Library Research), yaitu penelitian sumber-sumber data dari informasi dari perpustakaan yang meliputi literatur yang ada, baik berasal dari peraturan mengenai kegiatan pelaporan keuangan, karangan maupun tulisan, hasil kuliah dan bahan lainnya yang mempunyai hubungan dengan objek penelitian penulis.


(6)

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) yang beralamat di Jalan Moch. Toha No.77 Bandung. Adapun waktu kerja praktek yang ditempuh penulis yaitu dimulai dari tanggal 1 Agustus 2010 sampai 6 September 2010. Hari kerja praktek yang berlaku dari hari senin sampai jumat dan waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek dimulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB atau sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan tempat penulis melakukan kuliah kerja praktek.


(7)

Tabel 1.1

Tabel Kegiatan Dalam Penulisan Kerja Praktek

NO KEGIATAN BULAN

Maret'10 Juni'10 Juli'10 Agustus'10 Sep.'10

Oktober’

November'10

3 4 1 2 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 TAHAP PENDAHULUAN

1.Membuat Surat izin Kerja Praktek

2.Mencari tempat Kerja Praktek

3.Menentukan Tempat Kerja Praktek

2 TAHAP PELAKSANAAN

1.Menganbil Surat Pengantar

2.Menyerahkan Surat Pengantar

3.Melaksanakan Kerja Praktek

4.Mengajukan Judul

5.Menyusun Laporan Kerja Praktek

3 TAHAP PELAPORAN

1.Menyiapkan Laporan Kerja Praktek

2.Bimbingan KP di Perusahaan

3.Bimbingan KP


(8)

8 2.1 Sejarah Singkat PT. INTI (persero)

PT.INTI (Persero) Bandung adalah salah satu perusahaan BUMN dengan status perseroan yang dibawahi oleh departemen keuangan sebagai pemilik saham.

PT. Industri Telekomunikasi Indonesia resmi berdiri melalui peraturan pemerintah No.34 Tahun 1974. Sejak tanggal 28 Desember 1974 dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.34 Kep.171/MK/IV/12/1974 merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status perseroan yang dibawahi oleh departemen keuangan sebagai pemilik saham. Dengan demikian PT.INTI (persero) setiap tahunnya diaudit oleh badan pengawas keuangan dan pembangunan (BPKP). Selain itu PT.INTI (persero) memiliki auditor internal dibawah Satuan Pengawas Intern (SPI).

Berdasarkan PP No.59 Tahun 1989,PT.INTI dimasukan kedalam kelompok

BPIS (Badan Pengelola Industri Strategis) bersama sembilan perusahaan

lainnya,yaitu: PT.PINDAD, PT.PAL Indonesia, PT.DAHANA, PT.KRAKATAU STEEL, PT.IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara), PT.LEN (Lembaga Elektronika Nasional), PT.BOMA BISMA INDRA, PT.BARATA, PT.INKA (Industri Kereta Api)


(9)

Tahap-tahap perkembangan PT.INTI Sebelum tahun 1945

Tahun 1926 didirikan Laboratorium PTT (Pos,Telepon,Telegram) di Tegalega (sekarang JL.Moch.Toha No.77).Kemudian pada tahun 1929, Laboratorium ini menjadi bagian penting bagi penelitian dan pengembangan pertelekomunikasian di indonesia.

Tahun 1945-1960

Setelah perang dunia ke-2 selesai, Laboratorium tersebut ditingkatkan kedudukannya menjadi labolatorium telekomunikasi yang mencakup seluruh bidang telepon,telegrap dan radio.Sedangkan bengkel pusat diubah menjadi pusat telekomunikasi.

Tahun 1960-1968

Perkembangan PT.INTI dimulai sejak terjalin kerjasama antara perusahaan negara telekomunikasi dengan Siemen AG pada tanggal 26 mei 1966 dan pelaksanaannya dibebankan pada Lembaga Penelitian danPengembangan POS dan Telekomunikasi (LPP POSTEL). Dengan adanya unsur industri pada lembaga ini, maka selanjutnya LPP POSTEL diubah menjadi Lembaga

Penelitian dan Pengembangan Industri pos dan telekomunikasi (LPPI

POSTEL). Pada tanggal 22 juni 1968, industri telekomunikasi yang berpangkal pada bagian telepon diresmikan oleh Presiden RI yang diwakilkan pada menteri Ekuin yang pada waktu itu dijabat oleh Sultan Hamengkub uwono IX.


(10)

Tahu 1968-1974

Pada tanggal 1-3 Oktober 1970, diadakan rapat kerja pos dan telekomunikasi di Jakarta. Selanjutnyan, berdasarkan surat keputusan Menteri perhubungan RI nomor : KM.32/R/PHB/1973 ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Dalam tubuh LPP POSTEL, diresmikan bagian Industri Telekomunikasi

oleh Presiden RI pada tanggal 22 juni 1968 di bandung.

2. Untuk keperluan industri diatas, ditetapkan bentuk hukum sebaik-baiknya sehingga cakup kualiatas di LPPI POSTEL telah diubah menjadi LPP POSTEL.

3. Sehubungan dengan itu, dianggap tepat apabila proyek tersebut ditetapkan. Sebagai proyek industri yang dipimpin oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pos dan Telekomunikasi.

Kemudian dengan PP RI nomor 34 tahun 1974, proyek industri pada Departemen Perhubungan dijadikan sebagai suatu badan pelaksana kegiatan produksi alat-alat dan perangkat telekomunikasi dalam memenuhi sarana dan prasarana telekomunikasi.

Agar pelaksanaan kegiatan produksi tersebut dapat berjalan dan berkembang secara wajar berdasarkan kemampuan sendiri, maka dipandang perlu untuk menentukan bentuk usaha yang sesuai dengan sifat bidangnya, yaiyu


(11)

perusahaan PERSEROAN. Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan RI no.Kep.1711/MK/IV/12/1974 akta notaris Abdul Latief, Jakarta no.332, proyek industri telekomunikasi diubah menjadi PT.INTI (persero) sejak tanggal 30 Desember 1974

Tahun 1974-1979

Tahap ini merupakan percobaan menuju industri dengan tingkat perkembangan yang masih belum stabil. Hasil produksi yang penting adalah pesawat radio HF/SBB dan alat penunjang kelancaran pemilu berupa Sambungan Telepon Kendaraan Bermotor (STKB).

Tahun 1980-1990

Periode ini merupakan periode pemantapan struktur menuju lepas landas pelita IV. Perkembangan terutama didukung oleh keputusan pemerintah dengan sasaran program dan ditetapkan sistem telekomunikasi nasional sehingga melahirkan pabrik telekomunikasi digital pertama di indonesia.

Tahun 1991- sekarang

Masih merupakan rencana dimana PT.INTI (persero) bersama dengan industri dalam negri lainnya, harus mampu untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri. Hal ini karena usaha pencapaian teknologi merupakan dasar bagi pencapaian sasaran tersebut.

Perkembangan yang telah dicapai dengan didukung oleh proyeksi arah teknologi yang akan datang serta dengan peningkatan kualitas karyawan


(12)

merupakan faktor yang mempercepat laju pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu, dalam keppres no.59, pemerintah menetapkan PT.INTI(persero) sebagai salah satu dari 9 jajaran strategis di indonesia.

2.1.1 Visi PT.INTI (persero)

Visi adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi perusahaan harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif.

Dengan pernyataan visi tersebut maka ditetapkan Visi PT. INTI yaitu :

“ Menjadi pilihan pertama bagi para pelanggan untuk mentransformasikan mimpi menjadi realita “

2.1.2 Misi PT.INTI (persero)

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh PT. INTI sesuai visi yang diterapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.

Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak berkepentingan dapat mengenal PT. INTI, dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang diperoleh di waktu-waktu yang akan datang. Misi PT. INTI adalah:

1. Fokus bisnis tertuju pada kegiatan jasa engineering yang sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen


(13)

2. Memaksimalkan nilai perusahaan serta mengupayakan pertumbuhan yang berkesinambungan

3. Berperan sebagai penggerak utama bangkitnya industri dalam negeri 2.1.3 Logo Instansi

Gambar 2-1: Logo PT.INTI (Persero) Bandung 2.1.4 Badan Hukum Instansi

Dengan berdasarkan pada keputusan Mentri Negara Republik Indonesia No.Kep.1771/MK/IV/12/1974 tertanggal 28 Desember 1974, Akte Notaris Abdul Latif, Jakarta No.322 tertanggal 30 Desember 1974, proyek industri

telekomunikasi ini diubah status hukumnya menjadi PT. Industri

Telekomunikasi Indonesia atau PT. INTI (Persero).

2.2 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan PT INTI (Persero)

Struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran skematis tentang

hubungan kerja sama yang ada dalam perusahaan untuk mencapai sasaran. Struktur organisasi ini menggambarkan pembagian kerja, garis-garis wewenang, pembatasan tugas dan tanggung jawab dari unit-unit organisasi yang ada dalam suatu perusahaan.


(14)

Struktur organisasi adalah keseluruhan yang menunjukan antara fungsi-fungsi dan otoritas relatif serta tanggung jawab individu yang memimpin atau bertanggung jawab atas masing- masing fungsi respektif.

Bentuk yang digunakan adalah struktur organisasi fungsional, namun secara bertahap perusahaan mulai mengoorientasikan ke bentuk divisional sejalan dengan

Dalam rangka menghadapi perubahan dan persaingan yang semakin ketat serta untuk melakukan adaptasi dengan lingkungan internal maupun eksternal perusahaan, maka diperlukan perubahan yang bersifat strategis untuk mendukung misi dan visi perusahaan tersebut. Untuk melakukan perubahan strategis perlu dilakukan restrukturisasi sebagai salah satu langkah penyesuaian strategi pengelolaan perusahaan agar perusahan mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan memiliki keunggulan bersaing. Oleh karena itu, diperlukan struktur organisasi agar semuanya berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Struktur Organisasi adalah struktur unit-unit kerja yang melaksanakan fungsi strategis maupun operasional dalam perusahaan.

Adapun struktur organisasi PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) adalah sebagai berikut:

1. Direktur Utama

2. Direktur SDM & Umum

3. Direktur Operasi & Teknik


(15)

5. Direktur Keuangan

6. Kepala Satuan Pengawas Intern

7. Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan

8. Kepala Divisi Pengembangan Bisnis

9. Kepala Divisi Akuntansi

10. Kepala Divisi Keuangan

11. Kepala Divisi Sistem & Teknologi Informasi

12. Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia

13. Kepala Divisi Umum

14. Kepala Divisi Hukum & Kepatuhan 15. Kepala Divisi Account – Group Telkom 16. Kepala Divisi Account – Group Indosat 17. Kepala Divisi Account – Group Other Carriers 18. Kepala Divisi Account – Group Enterprises 19. Kepala Divisi Sales Engineering

20. Kepala Divisi Operasional Penjualan

21. Kepala Divisi Manajemen Proyek

22. Kepala Divisi Operasi

23. Kepala Divisi Pengadaan & Logistik 24. Kepala Divisi Produksi & Purna Jual


(16)

26. Manajer Hukum

27. Manajer Umum & Rumah Tangga Unit Bisnis yang terdiri dari;

a. Divisi Jaringan Telekomunikasi Tetap (JTT) b. Divisi Jaringan Telekomunikasi Seluler (JTS) c. Divisi Jasa Integrasi Teknologi (JIT)

d. Divisi Jaringan Telekomunikasi Privat (JTP) e. Divisi OSP (Out Sise Plant)

Struktur organisasi di atas dalam perusahaan terdiri dari beberapa direksi yaitu Direktorat Utama membawahi Pengembangan Bisnis, Sekretaris Perusahaan dan Satuan Pengawas Intern. Direktorat Keuangan membawahi Akuntansi, Keuangan serta Sistem & Teknologi Informasi. Direktorat SDM & Umum membawahi SDM, Umum serta Hukum & Kepatuhan. Direktorat Pemasaran membawahi Account – Group TELKOM, Account – Group Indosat, Account – Group Other Carriers, Account – Group Private Enterprises, Sales Engineering dan Operasional Penjualan. Sedangkan Direktorat Operasi & Teknik membawahi Manajemen Proyek, Operasi, Pengadaan & Logistik, Produksi & Purna Jual serta Pengembangan Produk.


(17)

(18)

2.3 Uraian Tugas Jabatan PT INTI (Persero)

Tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi pada PT. INTI (persero) adalah sebagai berikut:

1. Direksi

Direksi tersebut berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik dalam maupun luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Direksi dibantu oleh Kepala Divisi dan/atau Kepala Unit Organisasi serta dibantu oleh Staf Ahli Direksi. Staf Ahli Direksi terdiri dari Staf Ahli Utama dan Staf Ahli Pratama. Staf Ahli Direksi ini mendukung dan membantu Direksi dalam mengelola, mengendalikan dan mengembangkan perusahaan.

Direksi terdiri dari:

a. Direktur utama, bertanggung jawab atas berjalannya semua fungsi organisasi di perusahaan dan berwenang menetapkan arah kebijakan serta strategi perusahaan yang menyeluruh.

b. Direktur Pemasaran, bertanggung jawab atas fungsi-fungsi dibawah ini: 1. Fungsi pemasaran

2. Fungsi Account Manager 3. Kebijakan Promosi


(19)

5. Kebijakan Harga 6. Kebijakan Pemasok

7. Kebijakan Hubungan Pelanggan (CRM)

c. Direktur Operasi dan Teknik, bertanggung jawab atas fungsi-fungsi dibawah ini:

1. Fungsi Enginering/ Rekayasa atatu apengembangan Produk/Jasa 2. Fungsi Manajemen Proyek

3. Fungsi Operasi 4. Fungsi Logistik

5. Fungsi Pelayanan Purna Jual

d. Direktur Administrasi dan Keuangan, bertanggung jawab atas fungsi-fungsi dibawah ini:

1. Fungsi Akuntansi dan Keuangan 2. Fungsi Administrasi

3. Fungsi Hukum 4. Fungsi Humas

5. Funsi pengelola Sumber Daya Alam 6. Fungsi Kesekretariatan Perusahaan 7. Fungsi Sistem Informasi Manajemen 8. Fungsi Manajemen Aset


(20)

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya direksi dibantu oleh Kepala Divisi dan atau Kepala Unit Organisasi serata dibantu oleh Staf Ahli Direksi.

2. Satuan Pengawas Intern

Untuk mendukung dan membantu Direktur Utama dalam mengawasi jalannya kegiatan Perusahaan meliputi bidang Audit Keuangan, Audit Operasi serta Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Pengembangan Audit.

3. Divisi Sekretaris Perusahaan

Untuk mendukung dan membantu Direktur Utama dalam mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi Bidang Biro Direksi dan Pelaporan Manajemen.

a. Fungsi Biro Direksi adalah menangani pelayanan yang berhubungan dengan kebutuhan administrasi dan operasional Direksi.

b. Fungsi Pelaporan Manajemen adalah menangani hal yang berhubungan

dengan Pelaporan Manajemen. 4. Divisi Pengembangan Bisnis

Untuk mendukung dan membantu Direktur Utama dalam mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Pengembangan Bisnis dan Regional Infocomm Centre of Excellence (RICE).

a. Pengembangan Bisnis tersebut berfungsi untuk menangani aktifitas

pengembangan bisnis yang ada dan mencari peluang bisnis baru yang prospektif.


(21)

b. Regional Infocomm Centre of Excellence (RICE) berfungsi untuk menangani pengembangan RICE, urusan Operasional & Pemeliharaan dan Administrasi & Keuangan.

Untuk melaksanakan fungsinya Kepala Divisi ini dibantu oleh tenaga fungsional sesuai dengan bidang keahlian yang dibutuhkan.

5. Divisi Akuntansi

Untuk mendukung dan membantu Direktur Keuangan dalam mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Akuntansi Manajemen, Akuntansi Keuangan, Anggaran & Pelaporan dan Sistem Akuntansi.

a.Akuntansi Manajemen berfungsi untuk menangani urusan Biaya & HPP dan Persediaan.

b.Akuntansi Keuangan berfungsi untuk menangani urusan Penjualan, Piutang dan Hutang.

c. Anggaran & Pelaporan menangani urusan Anggaran & Pelaporan. d.Sistem Akuntansi berfungsi untuk menangani urusan Sistem & Prosedur. 6. Divisi Keuangan

Untuk mendukung dan membantu Direktur Keuangan dalam mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Penagihan & Penerimaan. Strategi Pendanaan, Pendanaan Operasional, Pajak dan Asuransi serta Manajemen Aset.


(22)

a. Penagihan dan Penerimaan berfungsi untuk menangani urusan Penagihan Telkom Group, Penagihan Indosat Group & Private, Penagihan Operator Lainnya dan Administrasi & Pendukung.

b. Strategi Pendanaan berfungsi untuk menangani urusan Pengelolaan Dana dan Perencanaan Keuangan.

c. Pendanaan Operasional berfungsi untuk menangani urusan Verifikasi, Bendahara dan Bank.

d. Pajak & Asuransi berfungsi untuk menangani urusan Pajak dan Asuransi.

e. Manajemen Aset berfungsi untuk menangani urusan yang berhubungan

dengan Optimasi Aset dan Portofolio Investasi. 7. Divisi Sistem & Teknologi Informasi

Untuk mendukung dan membantu Direktur Keuangan dalam mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Infrastruktur Teknologi Informasi, Sistem Informasi Manajemen serta Pengembangan Sistem & Teknologi Informasi.

a. Infrastruktur Teknologi Informasi berfungsi untuk menangani urusan Infrastruktur Jaringan, Pengadaan Korporasi dan yang berhubungan dengan pelayanaan Infrastruktur Teknologi Informasi.

b. Sistem Informasi Manajemen berfungsi untuk menangani urusan yang

berhubungan dengan pelayanan IT dalam mendukung proses bisnis internal dan penjualan eksternal.


(23)

c. Pengembangan Sistem & Teknologi Informasi berfungsi untuk menangani hal yang berhubungan dengan rencana strategis IT, pengembangan layanan IT dan dukungan teknis pada internal dan penjualan eksternal.

8. Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia

Untuk mendukung dan membantu Direktur SDM & Umum dalam mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Pelayanan SDM & Remunerasi, Pengembangan Sistem SDM & Organisasi, Pengembangan SDM & Penilaian Kinerja serta Manajemen Kualitas.

a. Pelayanan SDM & Remunerasi berfungsi untuk menangani urusan Hubungan Pegawai, Pendukung Pelayanan SDM dan Remunerasi.

b. Pengembangan Sistem SDM & Organisasi berfungsi menangani urusan Pengembangan Sistem SDM, Pengembangan Sistem Organisasi & Man Power Planning, Pengembangan Sistem Informasi SDM dan Pelayanan Pengembangan Sistem SDM & Organisasi.

c. Pengembangan SDM & Penilaian Kinerja berfungsi untuk menangani urusan yang berhubungan dengan Pendidikan & Latihan serta Penilaian Kinerja & Karir.

d. Manajemen Kualitas berfungsi untuk menangani hal yang berhubungan

dengan penerapan Manajemen Kualitas di Perusahaan dan urusan


(24)

9. Divisi Umum

Untuk mendukung dan membantu Direktur SDM & Umum dalam mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Umum & Rumah Tangga, Humas dan CSR/PKBL.

a. Fungsi Umum & Rumah Tangga adalah untuk menangani urusan Rumah Tangga & Pemeliharaan, Administrasi Perkantoran dan dukungan dan/atau pelayanan Umum & Rumah Tangga.

b. Humas berfungsi untuk menangani urusan Komunikasi Eksternal, Komunikasi Internal, Hubungan Pemerintah dan dukungan dan/atau pelayanan public relation.

c. CSR/PKBL berfungsi untuk menangani urusan Perencanaan & Pengendalian PKBL dan operasional PKBL.

10. Divisi Hukum & Kepatuhan

Untuk mendukung dan membantu Direktur SDM & Umum dalam mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Hukum, GCG dan Kepatuhan.

a. Hukum berfungsi untuk menangani urusan Administrasi Legal, GCG & Kepatuhan serta dukungan dan/atau pelayanan Hukum.

b. Fungsi GCG adalah untuk menangani urusan pelayanan GCG.


(25)

11. Divisi Account-Group Telkom

Untuk mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan dalam hal memasarkan produk dan jasa untuk area telkom group dan account lainnya.

Fungsi yang dilakukan telkom group adalah memperoleh kontrak penjualan berkualitas dan sebagai agen perubahan untuk pertumbuhan perusahaan.

12. Divisi Account Group Indosat

Untuk mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan dalam hal memasarkan produk dan jasa untuk area Indosat Group dan account lainnya.

Fungsi yang dilakukan indosat group adalah memperoleh kontrak penjualan berkualitas dan sebagai agen perubahan untuk pertumbuhan perusahaan.

13. Divisi Account Group Other Carriers

Untuk mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan memasarkan produk dan jasa untuk area Other Carriers Group dan Account lainnya.

Fungsi divisi ini adalah memperoleh kontrak penjualan berkualitas dan sebagai agen perubahan untuk pertumbuhan perusahaan.


(26)

14. Divisi Account Group Private Enterprises

Untuk mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan serta memasarkan produk dan jasa untuk area Private Enterprises dan account lainnya.

Fingsi Divisi ini adalah memperoleh kontrak penjualan berkualitas dan sebagai agen perubahan untuk pertumbuhan perusahaan.

15. Divisi Sales Engineering

Untuk mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang jaringan wireline, jaringan selular, produk pendukung, TI dan Konten serta Manajemen Channel.

a. Fungsi jaringan wireline untuk pemasaran produk dan jasa pada jaringan wireline.

b. Fungsi jaringan seluler untuk pemasaran produk dan jasa pada jaringan seluler, Fungsi produk pendukung untuk pemasaran produk dan jasa pada produk pendukung.

c. Fungsi TI & Konten untuk pemasaran produk dan jasa pada TI & Konten. d. Fungsi manajemen channel untuk yang berhubungan dngan koordinasi antara

principal/vendor dengan sales engineering dan unit account. 16. Divisi Operasional Penjualan

Untuk mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang komersial system integrator,


(27)

komersial pemeliharaan, perencanaan & pengendalian penjualan serta pendukung penjualan.

a. Fungsi Komersial system integrator menyiapkan segala aspek komersial yang berhubungan dengan pembangunan system integrator.

b. Fungsi komersial pemeliharaan menyiapkan segala aspek komersial yang berhubungan dengan pemeliharaan dan manage service.

c. Fungsi Perencanaan & Pengendalian menangani urusan penanganan dan pengendalian kontrak dan perencanaan & pengendalian penjualan.

d. Fungsi pendukung penjualan menangani urusan administrasi pendukung pemasaran.

17. Divisi Manajemen Proyek

Untuk mendukung dan membantu Direktur Operasi dan teknik dalam mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang pendukung manajemen proyek, perencanaan & pengendalian proyek dan kualitas proyek.

a. Fungsi pendukung manajemen proyek menangani urusan perencanaan

anggaran dan biaya, pendanaan proyek dan fungsi dukungan dan/atau pelayanan perencanaan & pengendalian.

b. Fungsi perencanaan & pengendalian material menangani urusan perencanaan dan pengendalian material, perencanaan & pengendalian distribusi dan fungsi dukungan dan/atau pelayanan perencanaan dan pengendalian material.


(28)

c. Fungsi perencanaan & pengendalian proyek menangani urusan perencanaan & pengendalian proyek, pendukung administrasi proyek dan fungsi PMO. d. Fungsi kualitas proyek menangani urusan standarisasi & metode kerja,

evaluasi proyek dan fungsi dukungan yang berhubungan dengan kualitas proyek.

e. Fungsi PMO membantu bagian-bagian yang berada di bawah divisi

manajemen proyek. 18. Divisi Operasi

Untuk mendukung dan membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang pendukung operasi, instalasi, test & commissioning. CME serta OSP.

a. Fungsi pendukung operasi menangani urusan administrasi pendukung operasi, fungsi engineering yang berhubungan dengan pelayanan operasi serta fungsi pendukung operasi.

b. Fungsi instalasi, test & commissioning menangani urusan administrasi pendukung operasi, instalasi, test & commissioning serta fungsi dukungan dan/atau pelayanan instalasi, test & commissioning.

c. Fungsi CME menangani urusan yang berhubungan dengan kegiatan

operasional dan administrasi CME serta fungsi dukungan supervisor CME.

d. Fungsi OSP menangani urusan yang berhubungan dengan kegiatan


(29)

e. Fungsi operasi membantu bagian-bagian yang berada di bawah divisi operasi. 19. Divisi Pengadaan & Logistik

Untuk mendukung dan membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang perencanaan & pengendalian logitik, pengadaann serta gudang & distribusi.

a. Fungsi perencanaan & pengendalian logistik menangani urusan perencanaan & pengendalian dan fungsi yang berhubungan dengan analisa harga & sourcing.

b. Fungsi pengadaan I menangani urusan yang berhubungan dengan pemasok dalam negeri.

c. Fungsi pengadaan II menangani urusan kepabeanan, pengadaan luar negeri, urusan pengadaan IV

d. Fungsi gudang & distribusi menangani urusan gudang, pengepakan dan distribusi.

20. Divisi Produksi & Purna Jual

Untuk mendukung dan membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang managed service, produksi dan perbaikan, pelayanan spare part, perencanaan & pengendalian produksi & purna jual serta pendukung produksi & purna jual. a. Fungsi managed service menangani urusan maintenance service dan fungsi


(30)

b. Fungsi produksi dan perbaikan menangani urusan produksi, perbaikan dan fungsi yang berhubungan dengan dukungan pelayanan produksi & perbaikan. c. Fungsi pelayanan spare part menangani urusan maintenance support (help desk), pengelolaan spare part, warehouse & distribution dan fungsi yang berhubungan dengan dukungan pelayanan warehouse.

d. Fungsi perencanaan & pengendalian produksi & purna jual menangani urusan perencanaan & pengendalian produksi & purna jual, perencanaan & pengendalian material dan gudang komponen.

e. Fungsi pendukung produksi & purna jual menangani urusan rekayasa produksi, technical & system support dan fungsi yang berhubungan dengan dukungan engineering untuk produksi & purna jual.

f. Fungsi purna jual membantu bagian-bagian yang berada di bawah divisi purna jual.

21. Divisi Pengembangan Produk

Untuk mendukung dan membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang pengembangan produk dan pendukung pengembangan produk.

a. Fungsi pengembangan produk menangani urusan fungsi yang berhubungan dengan pengembagan produk.


(31)

b. Fungsi pendukung pengembangan produk menangani urusan rekayasa produk, dokumentasi & infrastruktur pendukung & fungsi yang berhubungan dengan dukungan terhadap aktifitas pengembangan produk.

Tabel 2.1 Area Bisnis

DIVISI AREA BISNIS

JTT

1. Perangkat telekomunikasi yang menjadi kebutuhan pelanggan dari operator telekomunikasi fix (TelCo).

2. Solusi IT yang menjadi VAS (Value Added Service), Embedded SW bagi operator telekomunikasi fix

JTS

1.Perangkat telekomunikasi yang mrenjadi kebutuhan pelanggan dari operator telekomunikasi seluler.

2.Solusi IT yang menjadi VAS (Value Added Service), Embedded SW bagi operator telekomunikasi seluler.

JIT

1.Repair and maintance baik dari operator telekomunikasi fix maupun operator telekomunikasi seluler.

2.Jasa produksi.

3.Solusi IT atau VAS (Value Added Service), Embedded SW bagi pelanggan enterprice diluar dari area IT Div. JTS dan Div JIT


(32)

nonpublik (komunitas tertutup / privat) antara lain: Hankam, Polri, dan komunitas tertutup lainnya.

2.KWH meter.

3.Jasa pelayanan IDC.

4.Aplikasi MIS (INTI-MED dan Aplikasi MIS lainnya). 5.I-GOS (Indonesia Go Open Source).

6.INTI tone.

7.Solusi IT / MIS yang mengarah pada bisnis Manage Service OSP Mencakup area bisnis jaringan optik dan tembaga.

2.4 Kegiatan Instansi PT INTI (Persero)

Dalam masa 3 tahun mendatang, dimana tekanan persaingan global semakin kuat, PT INTI (Persero) akan lebih memfokuskan pada kompetensi bidang jasa engineering-nya dengan produk perangkat keras yang di-out source ke Vendor global yang kompetitif. Jasa engineering yang akan ditekuni oleh PT INTI (Persero) meliputi Sistem Infokom :

a. Manajemen jaringan

b. Pengembangan piranti lunak dan piranti keras c. Optimalisasi jaringan


(33)

Integrasi Teknologi :

a. Manajemen proyek pembangunan

b. Desain Jaringan (tetap dan nirkabel) c. Integrasi logistic berbasis pengetahuan d. Integrasi system komunikasi

e. Penyedia jasa aplikasi

Selain itu sesuai dengan kebutuhan pengguna, PT INTI (Persero) juga menyiapkan diri untuk menjadi Penyedia Solusi Total Infokom, termasuk mencarikan penyelesaian permasalahan pendanaan yang dihadapi konsumen.

Sejak tahun 1975 sampai dengan sekarang PT. INTI ( persero ) telah melakukan kerja sama dengan perusahaan dari Negara lain seperti :

a SIEMENS AG Jerman

b Japan Radio Co. Ltd. Jepang

c Bell Telecommunication Manufacturing Ltd./ ITT Belgia d Nippon Electric Ltd. Philadlphia, Amerika

e VIZ Manufacturing Ltd. Philadelphia, Amerika

f ERICCSON, Swedia

Adapun kegiatan utama yang meliputi seluruh tata kerja PT. INTI, yaitu :

a. Engineering system


(34)

c. Pabrikasi

d. Perakitan


(35)

35 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek yang dilaksanakan selama satu bulan yaitu penulis ditempatkan di Divisi Pengadaan dan Logistik yaitu di Bagian Persediaan PT. INTI. Dalam pelaksanaan tersebut bidang kajian yang diambil penulis adalah Prosedur Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Barang Jadi, karena prosedur pencatatan transaksi dirasakan sangat penting dan berperan dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari yang dapat membantu perusahaan dalam hal pengawasan terhadap kegiatan perusahaannya yang berkaitan dengan alur keluar masuknya barang jadi yang diperjualbelikan dan dapat mempermudah dalam pencatatan, penggolongan dan pengklasifikasian transaksi pembelian barang yang terjadi, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik dan efisien. Pelaksanaan kuliah kerja praktek pada bagian keuangan dibimbing oleh Bapak Agus .

3.1.1 Pengertian Prosedur

Pengertian Prosedur menurut Muhammad Ali adalah sebagai berikut : “Prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan”


(36)

Sedangkan menurut pandapat Azhar Susanto adalah :

“Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.”

(2008:246) Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa prosedur yaitu tata cara kerja atau suatu rangkaian aktifitas yang saling berhubungan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

3.2.2 Pengertian Kebijakan

Pengertian Kebijakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, yaitu :

“Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintah, organisasi, dsb), pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran, garis haluan.”

(2008 : 190) Sedangkan menurut pendapat Widodo J. Pudjirahardjo, 2009 adalah: “Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah konsep atau aturan tertulis yang menjadi dasar dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk mencapaitujuan tertentu.


(37)

3.2Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Teknik pelaksanaan kerja praktek pada divisi pengadaan dan logistik, ditujukan untuk mendukung dan membantu direktur operasi dan teknik dalam mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang perencanaan dan pengendalian logistik, pengadaan serta gudang dan distribusi memiliki fungsi untuk menangani urusan perencanaan & pengendalian dan fungsi yang berhubungan dengan analisa harga & sourcing, menangani urusan yang berhubungan dengan pemasok dalam negeri dan menangani urusan kepabeanan, pengadaan luar negeri, urusan pengadaan, dan menangani urusan gudang, pengepakan dan distribusi.

. Selama penulis melakukan kuliah kerja praktek, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mendengarkan pengarahan dari Bapak Agus Rahmat mengenai tata cara pelaksanaan kuliah kerja praktek, gambaran umum PT. INTI (persero), dan prosedur pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi

2. Wawancara dengan pembimbing dan PT. INTI (persero) mengenai prosedur pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi.

3. Mengambil data pada PT. INTI (persero) mengenai prosedur pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi. Data tersebut diambil untuk bahan laporan kuliah kerja praktek.

4. Menginput data-data barang jadi ke komputer sebagai persediaan 5. Mutasi Barang Jadi


(38)

7. Menjurnal transaksi persediaan

8. Membandingkan BPH dan SPK

3.3Pembahasan Hasil Kerja Praktek

3.3.1 Prosedur Pelaksanaan Pembelian Barang Jadi Dalam Negeri untuk Diperniagakan dan untuk Operasional pada PT. INTI (persero)

Dalam pelaksanaan pembelian barang jadi perusahaan harus bisa menetukan apakah barang jadi tersebut digunakan untuk diperniagakan atau untuk operasional, maka perusahaan perlu menyusun suatu prosedur pelaksanaan pembelian barang jadi yang harus dipatuhi oleh pihak yang bersangkutan, yaitu direktur, staf-staf dan karyawan.

Prosedur pelaksanaan pembelian barang jadi disetiap perusahaan itu berbeda-beda. Setiap perusahaan berhak mengatur prosedur pelaksanaan pembelian barang jadi seauai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di perusahaan.

Prosedur Pelaksanaan Pembelian Barang Jadi untuk Diperniagakan pada PT. INTI (persero) adalah sebagai berikut :

1. Pembelian barang jadi dalam negeri untuk diperniagakan harus

berdasarkan kontrak/PO/PKS yang diterima

2. Berdasarkan Surat Order Kerja (SOK), fungsi manajemen proyek

menerbitkan SPPB/J dan menyampaikan ke Fungsi Longistik. Selanjutnya Fungsi Longistik mengirimkan SPPH ke Rekanan dalam negeri yang tercatat dalam mitra usaha terseleksi


(39)

3. Fungsi Longistik menerima SPH dari Rekanan dalam negeri (proses negosiasi dan penunjukan rekanan sesuai dengan tata cara pengadaan barang yang berlaku). Dan jika sudah diketahui pemenangnya dibuatkan SP/SPK/KTR dan mendistribusikan ke Fungsi Manajemen Proyek, Rekanan serta Fungsi Administrasi & Keuangan

4. Berdasarkan SP/SPK/KTR, Rekanan mengirimkan barang disertai DO ke Fungsi Longistik

5. Fungsi Penerimaan Barang melakukan pemeriksaan barang dan

selanjutnya menerbitkan Laporan Pemeriksaan Barang (LPB)

6. Berdasarkan LPB, Fungsi Longistik menerbitkan BAPB/J dan

mengirimkannya ke Fungsi Administrasi & Keuangan serta Rekanan 7. Fungsi Longistik mengirimkan daftar pengantar pengiriman sementara ke

Fungsi Operasi, selanjutnya dilakukan pengecekan sebelum dikirim ke lokasi

8. Setelah BAPB diterima oleh Fungsi Administrasi & Keuangan selanjutnya mencatat atas transaksi tersebut

9. Fungsi Administrasi & Keuangan menerima dokumen penagihan dari Rekanan, dilakukan verifikasi atas kelengkapan dokumen penagihan. Jika terdapat kekurangan dokumen pendukung maka dikembalikan ke Rekanan 10.Jika dokumen penagihan lengkap maka dibuatkan Bukti Pengeluaran


(40)

11.Fungsi Administrasi & Keuangan (Fungsi Pendanaan-Korporasi) menerbitkan Cek/BG sesuai dokumen penagihan untuk dibayarkan baik tunai melalui kas maupun dengan Bilyet Giro melalui bank


(41)

(42)

Prosedur Pelaksanaan Pembelian Barang Jadi untuk Operasional pada PT. INTI (persero) adalah sebagai berikut :

1. Pembelian barang dalam negeri untuk operasional harus berdasarkan kebutuhan dan tersedianya anggaran

2. Berdasarkan kebutuhan pembelian barang untuk operasional, user

menerbitkan SPPB/J dan menyampaikan ke fungsi longistik. Selanjutnya Fungsi Longistik mengirimkan SPPH ke rekanan dalam negeri yang tercatat dalam mitra usaha terseleksi

3. Fungsi Longistik menerima SPH dari Rekanan dalam negeri (proses negosiasi dan penunjukan rekanan sesuai dengan tata cara pengadaan barang yang berlaku). Dan jika sudah diketahui pemenangnya dibuatkan SP/SPK/KTR dan mendistribusikan ke Rekanan serta Fungsi Administrasi & Keuangan

4. Berdasarkan SP/SPK/KTR, Rekanan mengirimkan barang disertai DO ke Fungsi Longistik

5. Fungsi Penerimaan Barang melakukan pemeriksaan barang dan

selanjutnya menerbitkan Laporan Pemeriksaan Barang (LPB)

6. Berdasarkan LPB, Fungsi Longistik menerbitkan BAPB/J dan

mengirimkannya ke Fungsi Administrasi & Keuangan serta Rekanan 7. Setelah BAPB diterima oleh Fungsi Administrasi & Keuangan selanjutnya


(43)

8. Fungsi Administrasi & Keuangan menerima dokumen penagihan dari rekanan, dilakukan verifikasi atas kelengkapan dokumen penagihan. Jika terdapat kekurangan dokumen pendukung maka dikembalikan ke Rekanan 9. Jika dokumen penagihan lengkap maka dibuatkan Bukti Pengeluaran

Keuangan dan Slip Realisasi Anggaran

10.Fungsi Administrasi & Keuangan (Fungsi Pendanaan-Korporasi) menerbitkan Cek/BG sesuai dokumen penagihan untuk dibayarkan baik tunai melalui kas maupun dengan Bilyrt Giro melalui bank


(44)

(45)

3.3.2 Kebijakan-Kebijakan dalam Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Barang Jadi Pada PT. INTI (persero)

Pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi pada PT. INTI (persero) ditandai dengan diterapkannya kebijakan-kebijkan prosedur pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi serta pembuatan dokumen dan jurnal akuntansi yang mendukung transaksi tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh kebijakan-kebijakan dalam melakukan pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi meliputi beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

1. Pencatatan Transaksi Akuntansi Persediaan

Persediaan adalah aktiva, yang memenuhi kriteria : a. Tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha normal b. Dalam proses produksi

c. Dalam bentuk bahan baku dan bahan tambahan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa

Kebijakan

Persediaan barang jadi dinyatakan dengan nilai yang terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersihnya. Nilai realisai bersih adalah taksiran harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyeleseaian dan taksiran yang dilaksanakan untuk melaksanakan penjualan.

Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode antara lain rata-rata bergerak maju (moving avarage methode) dan atau identivikasi khusus. Harga perolehan persediaan dari bahan baku tenaga kerja serta alokasi biaya overhead yang secara langsung dapat dihibungkan dengan pembuatan produk


(46)

atau jasa baik yang bersifat tetap maupun variabel. Identikasi khusus digunakan untuk pengadaan built up dalam rangka memenuhi kontrak jual atau proyek. Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.

Penurunan nilai persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. Penurunan nilai persediaan tidak bergerak dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang Persediaan usang dan rusak direklasifikasi ke aktiva lain-lain.

Ruang Lingkup

Pencatatan transaksi akuntansi persediaan dimulai dari diterimanya barang jadi, barang dalam proses, bahan baku, bahan tambahan dan pekerjaan dalam penyelesaian yang dibuktikan dengan BAPB/J (Berita Acara Penerimaan Barang/Jasa), atas bukti transaksi tersebut fungsi Administrasi dan Keuangan melakukan penjurnalan dan input ke program GL (General Ledger)

Dokumen

1) Bukti Internal Akuntansi 2) Bukti Pengeluaran Keuangan

3) Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak 4) Kwitansi


(47)

6) Nota debet, pembayaran PIB

7) Dokumen lain yang dipersyaratkan dalam kontrak

2. Pencatatan Transaksi Akuntansi Biaya Dibayar Dimuka (UM. Pembelian) Uang Muka Pembelian adalah pengeluaran uang yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pengadaan barang/jasa yang karena persyaratan pembayarannya, mengharuskan perusahaan untuk membayar terlebih dahulu sebelum dilakukan pengiriman barang oleh supplier

Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang telah dikeluarkan, namun pada hakekatnya merupakan beban yang memberikan manfaat untuk periode mendatang.

Kebijakan

Biaya dibayar dimuka dibebankan sesuai dengan masa manfaatnya. Biaya pegawai dibayar dimuka dicatat pada saat pembayaran dan pengurangannya dicatat pada saat penerimaan

Ruang lingkup

Pencatatan transaksi akuntansi iterimanya Biaya Dibayar Dimuka dimulai diterimanya Bukti Pengeluaran Keuangan atas transaksi pembelian, di fungsi akuntansi, dilakukan penjurnalan dan input ke program GL (General Ledger) Dokumen

1) Bukti Pengeluaran Keuangan 2) Kwitansi

3) Dokumen pendukung


(48)

Utang usaha adalah semua kewajiban jangka pendek kepada pihak ke tiga yang timbul dari pembelian/pengadaan produk atau jasa dan atau aktiva

Pencatatan utang usaha, dikategorikan dalam:

a. Utang Usaha kepada Pemasok dalam negeri yaitu pencatatan utang usaha pada saat barang atau jasa dan atau aktiva tetap diterima yang dinyatakan dalam Berita Acara Penerimaan Barang/ Jasa (BAPB/J)

b. Utang Usaha kepada Pemasuk luar negeri yaitu pencatatan utang usaha pada saat BL/AWB/Invoice diterima perusahaan atas suatu barang atau jasa dan atau aktiva tetap

Kebijakan

Utang usaha diakui dan dicatat pada saat barang atau jasa dan atau aktiva tetap yang diterima perusahaan yang dinyatakan dalam Berita Acara Penerimaan barang/jasa (BAPB/J) sebesar harga perolehan atau aktiva tetap setelah dikurangi dengan uang muka pembelian yang telah dibayarkan.

Ruang Lingkup

Pencatatan transaksi akuntansi utang usaha dimulai dari diterimanya barang atau jasa dan atau aktiva tetap yang dinyatakan dalam Berita Acara Penerimaan Barang/Jasa (BAPB/J), BL/AWB, invoice sebesar harga perolehan atau aktiva tetap setelah dikurangi dengan uang muka pembelian yang telah dibayarkan, dan fungsi akuntansi melakukan penjurnalan dan input ke program GL (general Ledger)

Dokumen


(49)

2) Kwitansi

3) BL/AWB/Invoice/BAPB/J

4) Dokumen pendukung lainnya sesuai persyaratan pengadaan barang/jasa 4. Pencatatan Transaksi Akuntansi Penurunan Nilai Persediaan

Penurunan Nilai Persediaan adalah berkurangnya nilai persediaan dikarenakan suatu kondisi tertentu

Kebijakan

Untuk menutup kemungkinan timbulnya persediaan tidak bergerak dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing- masing jenis persediaan pada masa mendatang.

Terhadap persediaan tidak bergerak dan bergerak lambat dilakukan penyisihan sebagai Penurunan Nilai Pesediaan pada pos neraca dan beban lain-lain tahun berjalan dalam pos Laba/(rugi)

Ruang Lingkup

Pencatatan transaksi akuntansi penurunan persediaan dimulai dengan ditertibkan estimasi penurunan nilai persediaan dan Fungsi Akuntansi melakkan penjurnalan dan input ke program GL (General Ledger)

Dokumen

1) Bukti memorial

2) Bukti Perhitungan estimasi penurunan nilai persediaan


(50)

5. Pencatatan Transaksi Akuntansi Penghapusan Persediaan

Penghapusan Persediaan adalah penghapusbukuan nilai persediaan yang dilakukan berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan pada akhir periode Kebijakan

Penhapusan persediaan dilakukan pada saat persediaan tersebut acara ekonomis dipastikan tidak dapat dipakai dan atau dijual setelah mendapat persetujuan yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Ruang Lingkup

Pencatatan transaksi akuntansi dan penghapusan persediaan dimulai setelah diterimanya risalah keputusan dari dewan komisaris atau pemegang saham atas persetujan penghapusan persediaan di Fungsi Akuntansi,dan melakukan penjurnalan dan input ke program GL (General Ledger)

Dokumen

1) Bukti memorial

2) Hasil penilaian inventaris 3) Risalah Rapat Komisaris

4) Risalah RUPS

6. Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Tunai

Pembelian tunai adalah proses pembelian suatu barang /jasa dengan cara pembayaran tunai.pembelan tunai dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan operasional akan barang/jasa dan atau aktiva tetap yang ditujukan untuk memenuhi dan menunjang kebutuhan operasional perusaan.


(51)

Pencatatan transaksi akuntansi pembelian tunai dimulai setelah diterimanya barang atau jasa dan aktiva tetap.

Ruang Lingkup

Pencatatan transaksi akuntansi pembelian tunai dimulai setelah diterimanya barang atau jasa dan atau aktiva tetap sebesar harga perolehan sesuai bukti pengeluaran keuangan di Fungsi Akuntansi, dan melakukan penjurnalan dan pengeluaran keuangan di Fungsi Akuntansi, dan melakukan penjurnalan dan input ke program GL (General Ledger)

Dokumen

1) Bukti- bukti pembelian tunai 2) Bukti pengeluaran keuangan 3) Tanda terima penyerahan barang

7. Pencatatan Transaksi Akuntansi Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok penjualan adalah nilai pengorbanan yang dapat diukur dalam bentuk uang dan digunakan untuk menghasilkan atau mengadakan barang/jasa tertentu yang berhubungan dengan barang/jasa yang akan dijual

Kebijakan

Beban diakui dan dicatat pada saat terjadinya Ruang Lingkup

Pencatatan transaksi akuntansi harga pokok penjualan dimulai dari diterimanya rekapitulasi seluruh biaya yang berhubungan langsung dengan harga pokok penjualan barang/jasa dan fungsi administrasi & keuangan melakukan pencatatan/penjurnalan dan input ke program GL (General Ledger)


(52)

Dokumen

1) Bukti Internal Akuntansi

2) Rekapitulasi perhitungan harga pokok

3) BAPB/BAST

3.3.3 Pedoman Pencatatan dalam Pencatatan Transaksi akuntansi Pembelian Barang Jadi Pada PT. INTI (persero)

Didalam melakukan pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi, PT. INTI (persero) memiliki pedoman pencatatan tersendiri dalam mencatat transaksinya yaitu sebagai berikut:

A.Pedoman Pencatatan Transaksi Pembelian Barang/Jasa Dalam Negeri Untuk Diperniagakan ;

1) Pada saat Pencatatan Biaya Dibayar Dimuka-Uang Muka Pembelian ;

Deskripsi Dr Cr

Biaya Dibayar Dimuka (um pembelian) xxx

Kas / Bank xxx

2) Pada saat Pencatatan Persediaan:

Deskripsi Dr Cr

Persediaan xxx

Biaya dibayar dimuka (um pembelian) xxx


(53)

3) Pada saat pembayaran Utang Usaha

Deskripsi Dr Cr

Utang Usaha xxx

PPN masukan xxx

Kas / Bank xxx

B. Pedoman Pencatatan Transaksi Pembelian Barang/Jasa Dalam Negeri

Untuk Operasional:

1) Pada saat pencatatan biaya dibayar dimuka-uang muka pembelian:

Deskripsi Dr Cr

Biaya dibayar dimuka (um pembelian) xxx

Kas / Bank xxx

2) Pada saat Pencatatan Penerimaan Barang:

Deskripsi Dr Cr

Biaya xxx

Biaya dibayar dimuka (um pembelian) xxx


(54)

3) Pada saat Pembayaran Utang Usaha

Deskripsi Dr Cr

Utang Usaha xxx

PPN masukan xxx

Kas / Bank xxx

C. Pedoman Peencatatan Transaksi Penurunan Nilai Persediaan

Pada saat setiap akhir tahun dilakukan inventarisasi dan evaluasi persediaan, dan terdapat penurunan nilai persediaan yang nilai pasarnya lebih rendah daripada nilai perolehannya, maka dijurnal sebagai berikut:

Deskripsi Dr Cr

HPP xxx

Penurunan Nilai Persediaan xxx

D. Pedoman Pencatatan Transaksi pada saat penghapusan persediaan

Deskripsi Dr Cr

Penurunan Nilai Persediaan xxx


(55)

E. Pedoman Pencatatan Transaksi pada saat Pembelian tunai 1) Pada saat pembayaran, dilengkapi bukti pendukung:

Jika pembelian tubai dilakukan oleh SBU/Divisi:  SBU/Divisi menjurnal

Deskripsi Dr Cr

Persediaan barang/jasa/by.usaha/by Produksi/Aktiva tetap

xxx

R/K Korporasi-PPN masukan xxx

R/K Korporasi-PPh Pasal 23 xxx

Kas / Bank xxx

 Korporasi menjurnal :

Deskripsi Dr Cr

Piutang pajak- PPN masukan xxx

Utang pajak-PPh Ps.23 xxx


(56)

Jika pembelian Tunai dilakukan oleh Korporasi :

Deskripsi Dr Cr

Persediaan barang/Jasa/by. Usaha/by Produksi/Aktiva tetap

xxx

Piutang pajak-PPN masukan xxx

Utang pajak-PPh Ps.23 xxx

Kas/Bank xxx

F. Pedoman Pencatatan Transaksi Harga Pokok Penjualan

1) Pada saat Pembebanan Harga Pokok Penjualan yang dilengkapi

dengan dokumen BAPB dan BAST :

Deskripsi Dr Cr

Harga Pokok Penjualan Barang xxx

Harga Pokok Penjualan Jasa xxx

Persediaan barang xxx

Persediaan Jasa xxx

2) Pada saat pembebanan penurunan nilai persediaan:

Deskripsi Dr Cr

Penurunan nilai persediaan xxx


(57)

57 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumnya dan berdasarkan pengamatan selama mengikuti Kerja Praktek pada PT. INTI (persero) sehubungan dengan judul laporan Kerja Praktek yaitu “Prosedur Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Barang Jadi pada PT. INTI (persero)”, maka kesimpulan yang didapat adalah:

1. Pelaksanaan prosedur pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi pada PT. INTI (persero) sudah sesuai dengan pokok-pokok prosedur yang ada dan sesuai dengan alur flow chart yang ada.

2. Kebijakan-kebijakan dalam pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi yang diterapkan di PT. INTI (persero) sudah baik, terlihat dari tujuan pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi prosedur pencatatanya sudah berjalan dengan baik.

3. Pedoman pencatatan transaksi yang diterapkan di PT. INTI (persero) sudah terrealisasikan dengan baik didalam melakukan pencatatan ke GL (General Ledger)


(58)

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT. INTI (persero), penulis akan memberikan saran yang diharapkan dapat berguna sebagai pertimbangan dan masukan bagi Dinas Pendapatan pada masa yang akan datang, yaitu :

1. Sebaiknya prosedur pencatatan transaksi akuntansi pembelian pada PT. INTI (persero) harus benar-benar dirancang sedemikian rupa dan dijalankan sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam pencatatan transaksi akuntansi pembelian 2. Kebijakan lama perlu dievaluasi secara menyeluruh untuk mengetahui

apakah kebijakan tersebut dapat mengefektivkan pencatatan transaksi akuntansi pembelian atau tidak, sehingga prosedur pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi lebih akurat.

3. Diharapkan para karyawan PT. INTI (persero) melakukan prosedur pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi mengikuti pedoman pencatatan transaksi yang telah di buat oleh perusahaan.


(59)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata I Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

ANISA NELI 21107043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung : Lingga Jaya. Soemarso S.R. 2004. Revisi Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta : Salemba 4. Zaki Baridwan. 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta : BPFE. Departemen Pendidikan Nasional, 2008. “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa Edisi Ke Empat”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. www.google.com


(61)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Anisa Neli

NIM : 21107043

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 1 Maret 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Raya Rancaekek no. 223 Majalaya

DATA PENDIDIKAN

1. Tk. Aisyiyah 1994 - 1995

2. SDN Rancakasumba 1 1995 - 2001

3. SMPN 1 Majalaya 2001 - 2004

4. SMAN 1 Majalaya 2004 - 2007


(62)

ii

rahmat dan hidayah – Nya Laporan Kuliah Kerja Praktek ini dapat tersusun hingga selesai.Penulisan laporan kuliah kerja praktek ini berjudul “ Tinjauan Atas Prosedur Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Barang Jadi pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (persero) “.

Laporan ini merupakan hasil kegiatan Kerja Praktek di PT. INTI (persero) Bandung, untuk memenuhi persyaratan mata kuliah dan kelulusan yang telah ditentukan oleh Universitas Komputer Indonesia.

Dalam kegiatan Kuliah Kerja Praktek dan menyusun Laporan ini, penyusun telah melibatkan berbagai pihak, untuk itu tidak lupa ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universitas Indonesia. 2. Hj. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,SE. ,M.Si, Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universita Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Angadini, SE. M.Si, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia.

4. Ely Suhayati SE. M.Si. Ak., selaku dosen wali penulis di kelas Ak-1 angkatan 2007.

5. Wati Aris Astuti, SE., M. Si Selaku Dosen Pembimbing yang penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai.


(63)

iii

6. Bapak Agus selaku Kepala SDM yang telah menerima penulis untuk melakukan kerja praktek di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (persero)

7. Direksi beserta Staff PT. INTI (persero), terutama Ibu Ela Diana Ayu A selaku pimpinan divisi keuangan yang telah mengizinkan penulis untuk kerja praktek pada bagian persediaan.

8. Bapak Agus Rahmat selaku pembimbing langsung penulis di lapangan yang telah bersedia meluangkan waktu senggangnya dalam membimbing kegiatan penulis dalam Kegiatan Kerja Praktek (KKP).

9. Pak Prama, Pak Yuda yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulisan dalam memberikan data, informasi, serta pengarahan dalam penyusunan laporan ini.

10.Untuk Ayah ku tersayang Bapak Maman Nugraha dan Ibuku tersayang Heni Hendrayani, penulis mengucapkan banyak terima kasih untuk semua yang telah diberikan kepada penulis atas doa, dukungan dan kasih sayang. Semoga kalian diberi kesehatan dan rezeki yang berlimpah serta dalam lindungan Allah SWT.

11.Untuk Mahesa Al Hafeezy terima kasih atas dukungan dan doanya sehingga penulis bersemangat dalam menyusun laporan ini.

12.Untuk nenek ku Hj. Siti Empat Fatmah, kakak ku R. Angga Muhammad Sarja Nugraha, adikku Mahmud Yusuf terima kasih atas dukungan dan doa yang selalu diberikan.


(64)

iv

13.Untuk sahabat-sahabatku Laela, Yeni, Suci terimakasih atas bantuan, dukungan, serta memberikan semangat dalam penulisan laporan ini dan segenap rekan-rekan Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007 khususnya kelas AK-1, terima kasih atas kebersamaannya

Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amien.

Bandung, Desember 2010 Penulis

Anisa Neli


(1)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENCATATAN TRANSAKSI AKUNTANSI PEMBELIAN BARANG JADI PADA PT INDUSTRI

TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata I Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh : ANISA NELI

21107043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

59

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung : Lingga Jaya. Soemarso S.R. 2004. Revisi Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta : Salemba 4. Zaki Baridwan. 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta : BPFE. Departemen Pendidikan Nasional, 2008. “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa Edisi Ke Empat”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. www.google.com


(3)

76

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Anisa Neli

NIM : 21107043

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 1 Maret 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Raya Rancaekek no. 223 Majalaya

DATA PENDIDIKAN

1. Tk. Aisyiyah 1994 - 1995

2. SDN Rancakasumba 1 1995 - 2001 3. SMPN 1 Majalaya 2001 - 2004 4. SMAN 1 Majalaya 2004 - 2007


(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan hidayah – Nya Laporan Kuliah Kerja Praktek ini dapat tersusun hingga selesai.Penulisan laporan kuliah kerja praktek ini berjudul “ Tinjauan Atas Prosedur Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Barang Jadi pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (persero) “.

Laporan ini merupakan hasil kegiatan Kerja Praktek di PT. INTI (persero) Bandung, untuk memenuhi persyaratan mata kuliah dan kelulusan yang telah ditentukan oleh Universitas Komputer Indonesia.

Dalam kegiatan Kuliah Kerja Praktek dan menyusun Laporan ini, penyusun telah melibatkan berbagai pihak, untuk itu tidak lupa ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universitas Indonesia. 2. Hj. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,SE. ,M.Si, Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universita Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Angadini, SE. M.Si, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia.

4. Ely Suhayati SE. M.Si. Ak., selaku dosen wali penulis di kelas Ak-1 angkatan 2007.

5. Wati Aris Astuti, SE., M. Si Selaku Dosen Pembimbing yang penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai.


(5)

iii

6. Bapak Agus selaku Kepala SDM yang telah menerima penulis untuk melakukan kerja praktek di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (persero)

7. Direksi beserta Staff PT. INTI (persero), terutama Ibu Ela Diana Ayu A selaku pimpinan divisi keuangan yang telah mengizinkan penulis untuk kerja praktek pada bagian persediaan.

8. Bapak Agus Rahmat selaku pembimbing langsung penulis di lapangan yang telah bersedia meluangkan waktu senggangnya dalam membimbing kegiatan penulis dalam Kegiatan Kerja Praktek (KKP).

9. Pak Prama, Pak Yuda yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulisan dalam memberikan data, informasi, serta pengarahan dalam penyusunan laporan ini.

10.Untuk Ayah ku tersayang Bapak Maman Nugraha dan Ibuku tersayang Heni Hendrayani, penulis mengucapkan banyak terima kasih untuk semua yang telah diberikan kepada penulis atas doa, dukungan dan kasih sayang. Semoga kalian diberi kesehatan dan rezeki yang berlimpah serta dalam lindungan Allah SWT.

11.Untuk Mahesa Al Hafeezy terima kasih atas dukungan dan doanya sehingga penulis bersemangat dalam menyusun laporan ini.

12.Untuk nenek ku Hj. Siti Empat Fatmah, kakak ku R. Angga Muhammad Sarja Nugraha, adikku Mahmud Yusuf terima kasih atas dukungan dan doa yang selalu diberikan.


(6)

iv

13.Untuk sahabat-sahabatku Laela, Yeni, Suci terimakasih atas bantuan, dukungan, serta memberikan semangat dalam penulisan laporan ini dan segenap rekan-rekan Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007 khususnya kelas AK-1, terima kasih atas kebersamaannya

Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amien.

Bandung, Desember 2010 Penulis

Anisa Neli