Pola-pola Kepribadian Muslim Kepribadian Muslim 1. Pengertian Kepribadian Muslim

25 kesatuan dari ciri khas yang dimiliki serta usaha untuk mempertahankan jati diri tersebut dari unsure pengaruh luar disebut identify. 19 Secara individu kepribadian muslim mencerminkan ciri khas yang berbeda. Ciri khas tersebut diperoleh berdasarkan potensi bawaan. Dengan demikian secara potensi pembawaanheredityakan dijumpai adanya perbedaan kepribadian antara seorang muslim dengan muslim lainnya.Perbedaaan itu terbatas pada seluruh potensi yang mereka miliki berdasarkan faktor bawaan masing-masing yaitu meliputi aspek jasmani dan aspek rohani. Pada aspek jasmani seperti perbedaan bentuk fisik, warna kulit dan ciri-ciri fisik lainnya. Sedangkan pada aspek ruhaniah seperti sikap, mental, tingkat kecerdasan maupun tingkat emosi.

2. Pola-pola Kepribadian Muslim

Pola kepribadian yang dimaksud disini ialah gambaran tentang garis-garis bentuk kepribadian manusia pada umumnya. Menurut ahli psikologi bahwa pola kepribadian ini terdiri dari dua bagian, yaitu: a. The concept of self yang merupakan pusat bentuk kepribadian. b. Trait yang merupakan kemudi atau roda dari kepribadian itu. Trait ini berhubungan dengan erat dan sangat dipengaruhi oleh bagian pusat atau self concept. Manusia adalah makhluk yang berkeyakinan yaitu meyakini adanya benar dan salah. Ia bekali beberapa sifat untuk mendekati kekuatan yang paling sempurna 19 Ibid., h. 174. 26 ditandai dengan adanya rasa takut, cinta dan tunduk. Ketiga biasa disebut perangai dan mungkin merupakan perangai paling awal yang ditanamkan dalam jiwa manusia. Al-qur’an mengemukakan sebuah contoh tentang rasa rindu manusia kepada kesempurnaan sebagaimana yang dialami Nabi Ibrahim a.s. Pada kasus Nabi Ibrahim a.s. kita dapat melihat gambaran tentang pencarian dan ketundukan manusia terhadap kekuatan supranatural kendatipun sebenarnya nisbi. Kemudian lahirlah fenomena- fenomena alam, matahari dan bulan. 20 Allah SWT berfirman:                                                                        20 Rifat Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani Tangerang: WNI Press, 2009, h. 37. 27                            Artinya: Dan ingatlah di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, “Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” Dan Demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan kami yang terdapat di langit dan bumi dan kami memperlihatkannya agar Dia termasukorang yang yakin. Ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang lalu Dia berkata: “Inilah Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam.” Kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.” Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”. Maka tatkala matahari itu terbenam Dia berkata: “Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Q.S. Al-An’am6:74-79 21

3. Unsur-Unsur Pembentuk Kepribadian Muslim