Konsep kepribadian muslin menurut hasan
KONSEP KEPRIBADIAN
`
DISUSUN OLEH :
DESI RATNA DILA
B 501 15 074
DEDI KURNIAWAN
B 501 15 120
HENDRA ANDARISTA
B 501 15 012
NANDA BILI
B 501 15 059
YUSTIKA MAGFIRA
B 501 15 099
YULI NALMI
B 501 14 074
LE ANH THU
B 501 15 002
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk open sources
artinya bisa terbentuk
dari berbagai macam sumber, respon terhadap reaksi lingkungan bisa
terbentuk dalam diri. Manusia membutuhkan eksistensi sebagai kebutuhan
akan keberadaanya, namun dalam mencapai eksistensi berkaitan dengan
esensi, eksistensi bisa berupa apapun yang bisa dijadikan pribadi secara
umum. Kepribadian diibaratkan simbol dan arketipe yang menyimbolkan.
Realitas diperuntukkan kepada orang yang mengetahui eksistensinya
sehingga mampu menuju tahap selanjutnya yaitu mencapai esensi. Sudah banyak
kasus manusia kehilangan esensi dirinya, dan malah lebih memilih eksistensi
sebagai upaya untuk mendeskripsikan dirinya di lingkungan. Hal ini tentu
menimbulkan permasalahan baru bagi dirinya, karena bertindak tidak sesuai
dengan diri aslinya, dalam istilah yunani disebut persona
atau topeng yang
menggambarkan seolah-olah dan bukan diri aslinya, pada waktu dulu topeng
digunakan untuk memerankan karakter lain.
Kepribadian manusia dinilai hanya sebagai kepalsuan, jika hal itu terus
menerus terjadi akan mendapat hukuman bagi dirinya sendiri. Aspek
pemahaman
terhadap
diri
sesungguhnya
manusia
tidak
mudah,
perlu
perenungan dan pijakan untuk mencapai diri yang sesungguhnya atau disebut selfrealism. Pengalaman manusia sebelumnya sudah melakukan banyak hal 2
untuk mengetahui dirinya sejatinya, namun secara menyeluruh tidak ada yang bisa
secara sempurna mengetahui diri sejati, yang mendekati sudah banyak. Karakter
kepribadian selalu mengikuti zaman, dan hidup pada masa itu. Arketipe atau pola
dasar manusia dibawa sejak lahir, arketipe menjadi pijakkan manusia mencapai
realisme diri.
I.II Rumusan Masalah
Apa itu Konsep Kepribadian ?
I.III Tujuan
Untuk mengetahui Konsep Kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Kepribadian
Banyak para ahli yang mendefinisikan kepribadian. Salah satu yang
paling
penting menurut
Gordon
W.Allport.
Kepribadian
adalah
suatu
organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang menentukan
tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Terjadinya Interaksi psikofisik mengarahkan tingkah laku manusia.
Maksud dinamis pada pengertian tersebut adalah perilaku mungkin
saja berubah-ubah melalui proses pembelajaran atau melalui pengalamanpengalaman, reward, punishment, pendidikan dsb. Misalnya seorang pemalas
setelah masuk kuliah menjadi rajin, maka kepribadiannya berubah. Perilaku
SMA berubah menjadi perilaku mahasiswa.
Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu
yang terhimpun dalam
dirinya
dan
digunakan
untuk
bereaksi
serta
menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari
dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang
khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut
artinya
bersifat
dinamis,
selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar
serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan
mantap kepribadiannya (Depkes, 1992).
Dalam bahasa latin asal kata personaliti dari persona (topeng),
sedangkan
dalam
ilmu psikologi
menurut,
Gordon
W.Allport
:
suatu
organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik individu yang menentukan
tingkah
laku
dan
pemikiran
individu
secara khas. Interaksi psiko-fisik
mengarahkan tingkah laku manusia.
Berdasarkan pengertian di atas maka corak perilaku individu dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan akan berbeda-beda. Misalnya corak
perilaku mahasiswa
dalam mengisi waktu luang atau saat tidak ada dosen
menunjukan seperti apa kepribadiannya. Ada mahasiswa yang ngobrol, ada
mahasiswa yang cenderung makan, ambil air wudlu untuk sholat, memaki-
maki dosen dan pendidikan, ada yang segera pulang atau pergi ke
perpustakaan. Semua perilaku tersebut bersifat khas artinya hanya dimiliki
oleh individu itu. Meskipun orang lain memiliki perilaku yang sama
mungkin pemaknaannya berbeda. Misalnya ada yang makan karena belum
sarapan, ada yang makan karena kesal menunggu, ada yang makan karena
ikut teman atau makan karena mengisi waktu saja.
Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang
memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian
itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan,
misalnya bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaanbawaan
yang
dibawa
sejak
lahir.
Jadi
yang disebut
kepribadian
itu
sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan
dan juga yang bersifat fisik.
II.II Dimensi Kepribadian (Personality)
Dimensi Personality (Mc Shane and Von Glinow, 2000 : 188-189),
(Kinicki
and Kreitner,2003
:
103), (Schermerhom, Hunr, osborn,2005:75)
mengemukakan sebagai berikut “Conscientiousness refers to people who are
careful, dependable, and self- disciplined Emotional stability-people with high
emotional stability are related, secure, and calm.
Kepribadian (personality) juga berpengaruh terhadap tingkah Iaku
seseorang. Kepribadian adalah kumpulan dari sejumlah karakteristik, sikap,
dan nilai-nilai yang dianut seseorang yang membedakannya dari orang lain
(Silverman,
sejumlah
1982). Terbentuknya
faktor.
kepribadian seseorang
Gibson dkk. (1988)
mengemukakan
dipengaruhi
oleh
bahwa kepribadian
dipengaruhi oleh faktor-faktor: (l) bawaan. (2) keluarga, (3) kebudayaan, dan
(4) kelas sosial serta keanegotaannya dengan kelompok vang Iain.
Sedangkan menurut Schermerhorn, Hunt, osbom (2005 : 75-16)
mengarahkan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu pertama
Heredity (keturunan/bawaan) yang berkaitan dengan sosok fisik dan jenis
kelamin, kedua Environment (lingkungan) berkaitan dengan faktor budaya
(berkaitan dengan norma-norma yang ada dalam kehidupan keluarga, agama,
dan kelompok / organisasi formal dan non formal), faktor sosial, dan faktor
situasi (menekankan pada aspek yang berbeda pada pribadi seseorang) . Hal
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Environment
Cultural Factors
Social Factors
Situational Factors
Heredity
Physical Characteristis
Gender
Personality
Gambar 6. Heredity and Environment Linkage With personality
Sumber : Schemerhom, Hunt, Osbom. (2005 : 75)
II.III Struktur Kepribadian Manusia
Menurut Mar'at dan Kartono (2006 : 65-66) mengutip pendapat
Freud membedakan kepribadian (psyche) manusia menjadi beberapa gambaran :
1. Hal "ld" adalah hal ketidaksadaran. Freud beranjak bahwa manusia itu
merupakan
suatu mahkluk
bertenaga. Jadi
keseluruhan perilakunya
ditentukan oleh tenaga-tenaganya yang menguasai ketidaksadaran ini
adalah kekuatan-kekuatan kehidupan, insting-insting, dan hal-hal yang
sangat disukai di dalam Id. Jadi di dalam ketidaksadaran, berkuasalah
prinsip hedonistik atau prinsip mencarr kesenangan dan menghindari
ketidakenakan / sakit (lusrprincipe). Semua diarahkan pada pemuasan
yang sangat penuh gairah (lustfull) Pada usia lebih lanjut. individu
belajar untuk tidak segera menjalankan pemuasan, namun menundanva
atau
segera
mengabaikannya
agar
hidup selaras
dengan
prinsip
realitas. Id berfungsi
sebagai sumber
energi dari kepribadian.
Id
dikendalikan oleh tingkat bawah sadar, dan berorientasi pada prinsip
memenuhi kesenangan individu yang bersangkutan.
2. Hal "Ego" memiliki kesadaran dan mengamati, baik secara internal
maupun eksternal. Disini terlokasi akal dan alam pemikiran. Ego
hendak menyesuaikan diri dengan kenyataan, prinsip realitas Dalam
banyak hal. ego perlu mengendalikan tenaga-tenaga. Kepribadian tidak
selalu
dapat
dipresentasikan
hidup
ke
arah
oleh kehidupan
keinginan-keinginan, seperti
tenaga. Kaidah-kaidah
yang
hukum dan
larangan-larangan ditegakkan yang kadang-kadang bertentangan dengan
tenaga-tenaga dari hal Id, Hal/elemen Ego tidak berfungsi berdasarkan
prinsip hedonisme (Lustprincipe) , namun berdasarkan prinsip realitas.
3. Hal Super-ego berdasarkan moralitas (conscience). Perwujudan
keinginan yang dilakukan berdasarkan ego, ditimbang oleh superego
berdasarkan norma-norma / aturan baik / buruknya
II.IV Sifat Kepribadian (Personality)
Mc Shane and Von Glinow (2000: l9l-192) mengungkapkan sifat lain
dari personality (kepribadian) yaitu :
1. Locus ol'conyol (sumber kendali) mengacu pada persepsi seseorang
akan sumber dari nasibnya atau sampai sejauhmana orang yakin
bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri. Tipe sumber kendali
ada dua : pertama internal yaitu individu-individu yakin bahwa
mereka mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka. Kedua
eksternal yaitu individu-individu yang yakin bahwa apa yang terjadi
pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti misalnya
kemujuran dan peluang.
2. Self Monitoring. Kepekaan perilaku dengan situasi atau lingkungan.
Merujuk pada kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan
perilaku dengan faktor-faktor situasional luar.
Sedangkan menurut Schermerhorn, Hunt, Osborn, (2005 : 79-81)
sifat personal terbagi menjadi menjadi :
1. Locus of control, berkaitan dengan sejauh mana seseorang dapat
mengontrol nasibnya dengan melihat orientasi ekstemal dan internal
2. Authoritarianism / Dogmatism Authoritarianism berkaitan dengan
suatu pandangan yang mempercayai bahwa harus ada perbedaan status
dan kekuasaan
di antara
orang-orang
dalam
suatu organisasi.
Kepribadian dari orang-orang yang berpegangan pada pandangan ini
akan cenderung kaku, sehingga akan kurang cocok untuk pekerjaanpekerjaan yang membutuhkan kepekaan terhadap perasaan orang lain
atau pekerjaan yang mengharuskan menyesuaikan diri pada lingkungan
yang berubah-ubah.
Dogmatism berkaitan
dengan
ancaman
berasal dari luar menghormati atas perintah yang absolute.
3. Machiavellianism berkaitan dengan sejauhmana seorang
yang
individu
bersifat pragmatis, menjaga jarak emosional, dan meyakini bahwa rujuan
dapat menghalalkan cara.
4. Self monitoring berkaitan
dengan
kemampuan seseorang
untuk
menyesuaikan dengan situasi / lingkungan.
KESIMPULAN
Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu
yang terhimpun dalam
dirinya
dan
digunakan
untuk
bereaksi
serta
menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari
dalam.
Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang
memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian
itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan,
misalnya bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaanbawaan
yang
dibawa
sejak
lahir.
Jadi
yang disebut
kepribadian
itu
sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan
dan juga yang bersifat fisik.
DAFTAR PUSTAKA
www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe3/article/download/333/217
http://susiariyanti.files.wordpress.com
`
DISUSUN OLEH :
DESI RATNA DILA
B 501 15 074
DEDI KURNIAWAN
B 501 15 120
HENDRA ANDARISTA
B 501 15 012
NANDA BILI
B 501 15 059
YUSTIKA MAGFIRA
B 501 15 099
YULI NALMI
B 501 14 074
LE ANH THU
B 501 15 002
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk open sources
artinya bisa terbentuk
dari berbagai macam sumber, respon terhadap reaksi lingkungan bisa
terbentuk dalam diri. Manusia membutuhkan eksistensi sebagai kebutuhan
akan keberadaanya, namun dalam mencapai eksistensi berkaitan dengan
esensi, eksistensi bisa berupa apapun yang bisa dijadikan pribadi secara
umum. Kepribadian diibaratkan simbol dan arketipe yang menyimbolkan.
Realitas diperuntukkan kepada orang yang mengetahui eksistensinya
sehingga mampu menuju tahap selanjutnya yaitu mencapai esensi. Sudah banyak
kasus manusia kehilangan esensi dirinya, dan malah lebih memilih eksistensi
sebagai upaya untuk mendeskripsikan dirinya di lingkungan. Hal ini tentu
menimbulkan permasalahan baru bagi dirinya, karena bertindak tidak sesuai
dengan diri aslinya, dalam istilah yunani disebut persona
atau topeng yang
menggambarkan seolah-olah dan bukan diri aslinya, pada waktu dulu topeng
digunakan untuk memerankan karakter lain.
Kepribadian manusia dinilai hanya sebagai kepalsuan, jika hal itu terus
menerus terjadi akan mendapat hukuman bagi dirinya sendiri. Aspek
pemahaman
terhadap
diri
sesungguhnya
manusia
tidak
mudah,
perlu
perenungan dan pijakan untuk mencapai diri yang sesungguhnya atau disebut selfrealism. Pengalaman manusia sebelumnya sudah melakukan banyak hal 2
untuk mengetahui dirinya sejatinya, namun secara menyeluruh tidak ada yang bisa
secara sempurna mengetahui diri sejati, yang mendekati sudah banyak. Karakter
kepribadian selalu mengikuti zaman, dan hidup pada masa itu. Arketipe atau pola
dasar manusia dibawa sejak lahir, arketipe menjadi pijakkan manusia mencapai
realisme diri.
I.II Rumusan Masalah
Apa itu Konsep Kepribadian ?
I.III Tujuan
Untuk mengetahui Konsep Kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Kepribadian
Banyak para ahli yang mendefinisikan kepribadian. Salah satu yang
paling
penting menurut
Gordon
W.Allport.
Kepribadian
adalah
suatu
organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang menentukan
tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Terjadinya Interaksi psikofisik mengarahkan tingkah laku manusia.
Maksud dinamis pada pengertian tersebut adalah perilaku mungkin
saja berubah-ubah melalui proses pembelajaran atau melalui pengalamanpengalaman, reward, punishment, pendidikan dsb. Misalnya seorang pemalas
setelah masuk kuliah menjadi rajin, maka kepribadiannya berubah. Perilaku
SMA berubah menjadi perilaku mahasiswa.
Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu
yang terhimpun dalam
dirinya
dan
digunakan
untuk
bereaksi
serta
menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari
dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang
khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut
artinya
bersifat
dinamis,
selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar
serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan
mantap kepribadiannya (Depkes, 1992).
Dalam bahasa latin asal kata personaliti dari persona (topeng),
sedangkan
dalam
ilmu psikologi
menurut,
Gordon
W.Allport
:
suatu
organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik individu yang menentukan
tingkah
laku
dan
pemikiran
individu
secara khas. Interaksi psiko-fisik
mengarahkan tingkah laku manusia.
Berdasarkan pengertian di atas maka corak perilaku individu dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan akan berbeda-beda. Misalnya corak
perilaku mahasiswa
dalam mengisi waktu luang atau saat tidak ada dosen
menunjukan seperti apa kepribadiannya. Ada mahasiswa yang ngobrol, ada
mahasiswa yang cenderung makan, ambil air wudlu untuk sholat, memaki-
maki dosen dan pendidikan, ada yang segera pulang atau pergi ke
perpustakaan. Semua perilaku tersebut bersifat khas artinya hanya dimiliki
oleh individu itu. Meskipun orang lain memiliki perilaku yang sama
mungkin pemaknaannya berbeda. Misalnya ada yang makan karena belum
sarapan, ada yang makan karena kesal menunggu, ada yang makan karena
ikut teman atau makan karena mengisi waktu saja.
Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang
memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian
itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan,
misalnya bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaanbawaan
yang
dibawa
sejak
lahir.
Jadi
yang disebut
kepribadian
itu
sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan
dan juga yang bersifat fisik.
II.II Dimensi Kepribadian (Personality)
Dimensi Personality (Mc Shane and Von Glinow, 2000 : 188-189),
(Kinicki
and Kreitner,2003
:
103), (Schermerhom, Hunr, osborn,2005:75)
mengemukakan sebagai berikut “Conscientiousness refers to people who are
careful, dependable, and self- disciplined Emotional stability-people with high
emotional stability are related, secure, and calm.
Kepribadian (personality) juga berpengaruh terhadap tingkah Iaku
seseorang. Kepribadian adalah kumpulan dari sejumlah karakteristik, sikap,
dan nilai-nilai yang dianut seseorang yang membedakannya dari orang lain
(Silverman,
sejumlah
1982). Terbentuknya
faktor.
kepribadian seseorang
Gibson dkk. (1988)
mengemukakan
dipengaruhi
oleh
bahwa kepribadian
dipengaruhi oleh faktor-faktor: (l) bawaan. (2) keluarga, (3) kebudayaan, dan
(4) kelas sosial serta keanegotaannya dengan kelompok vang Iain.
Sedangkan menurut Schermerhorn, Hunt, osbom (2005 : 75-16)
mengarahkan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu pertama
Heredity (keturunan/bawaan) yang berkaitan dengan sosok fisik dan jenis
kelamin, kedua Environment (lingkungan) berkaitan dengan faktor budaya
(berkaitan dengan norma-norma yang ada dalam kehidupan keluarga, agama,
dan kelompok / organisasi formal dan non formal), faktor sosial, dan faktor
situasi (menekankan pada aspek yang berbeda pada pribadi seseorang) . Hal
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Environment
Cultural Factors
Social Factors
Situational Factors
Heredity
Physical Characteristis
Gender
Personality
Gambar 6. Heredity and Environment Linkage With personality
Sumber : Schemerhom, Hunt, Osbom. (2005 : 75)
II.III Struktur Kepribadian Manusia
Menurut Mar'at dan Kartono (2006 : 65-66) mengutip pendapat
Freud membedakan kepribadian (psyche) manusia menjadi beberapa gambaran :
1. Hal "ld" adalah hal ketidaksadaran. Freud beranjak bahwa manusia itu
merupakan
suatu mahkluk
bertenaga. Jadi
keseluruhan perilakunya
ditentukan oleh tenaga-tenaganya yang menguasai ketidaksadaran ini
adalah kekuatan-kekuatan kehidupan, insting-insting, dan hal-hal yang
sangat disukai di dalam Id. Jadi di dalam ketidaksadaran, berkuasalah
prinsip hedonistik atau prinsip mencarr kesenangan dan menghindari
ketidakenakan / sakit (lusrprincipe). Semua diarahkan pada pemuasan
yang sangat penuh gairah (lustfull) Pada usia lebih lanjut. individu
belajar untuk tidak segera menjalankan pemuasan, namun menundanva
atau
segera
mengabaikannya
agar
hidup selaras
dengan
prinsip
realitas. Id berfungsi
sebagai sumber
energi dari kepribadian.
Id
dikendalikan oleh tingkat bawah sadar, dan berorientasi pada prinsip
memenuhi kesenangan individu yang bersangkutan.
2. Hal "Ego" memiliki kesadaran dan mengamati, baik secara internal
maupun eksternal. Disini terlokasi akal dan alam pemikiran. Ego
hendak menyesuaikan diri dengan kenyataan, prinsip realitas Dalam
banyak hal. ego perlu mengendalikan tenaga-tenaga. Kepribadian tidak
selalu
dapat
dipresentasikan
hidup
ke
arah
oleh kehidupan
keinginan-keinginan, seperti
tenaga. Kaidah-kaidah
yang
hukum dan
larangan-larangan ditegakkan yang kadang-kadang bertentangan dengan
tenaga-tenaga dari hal Id, Hal/elemen Ego tidak berfungsi berdasarkan
prinsip hedonisme (Lustprincipe) , namun berdasarkan prinsip realitas.
3. Hal Super-ego berdasarkan moralitas (conscience). Perwujudan
keinginan yang dilakukan berdasarkan ego, ditimbang oleh superego
berdasarkan norma-norma / aturan baik / buruknya
II.IV Sifat Kepribadian (Personality)
Mc Shane and Von Glinow (2000: l9l-192) mengungkapkan sifat lain
dari personality (kepribadian) yaitu :
1. Locus ol'conyol (sumber kendali) mengacu pada persepsi seseorang
akan sumber dari nasibnya atau sampai sejauhmana orang yakin
bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri. Tipe sumber kendali
ada dua : pertama internal yaitu individu-individu yakin bahwa
mereka mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka. Kedua
eksternal yaitu individu-individu yang yakin bahwa apa yang terjadi
pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti misalnya
kemujuran dan peluang.
2. Self Monitoring. Kepekaan perilaku dengan situasi atau lingkungan.
Merujuk pada kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan
perilaku dengan faktor-faktor situasional luar.
Sedangkan menurut Schermerhorn, Hunt, Osborn, (2005 : 79-81)
sifat personal terbagi menjadi menjadi :
1. Locus of control, berkaitan dengan sejauh mana seseorang dapat
mengontrol nasibnya dengan melihat orientasi ekstemal dan internal
2. Authoritarianism / Dogmatism Authoritarianism berkaitan dengan
suatu pandangan yang mempercayai bahwa harus ada perbedaan status
dan kekuasaan
di antara
orang-orang
dalam
suatu organisasi.
Kepribadian dari orang-orang yang berpegangan pada pandangan ini
akan cenderung kaku, sehingga akan kurang cocok untuk pekerjaanpekerjaan yang membutuhkan kepekaan terhadap perasaan orang lain
atau pekerjaan yang mengharuskan menyesuaikan diri pada lingkungan
yang berubah-ubah.
Dogmatism berkaitan
dengan
ancaman
berasal dari luar menghormati atas perintah yang absolute.
3. Machiavellianism berkaitan dengan sejauhmana seorang
yang
individu
bersifat pragmatis, menjaga jarak emosional, dan meyakini bahwa rujuan
dapat menghalalkan cara.
4. Self monitoring berkaitan
dengan
kemampuan seseorang
untuk
menyesuaikan dengan situasi / lingkungan.
KESIMPULAN
Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu
yang terhimpun dalam
dirinya
dan
digunakan
untuk
bereaksi
serta
menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari
dalam.
Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang
memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian
itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan,
misalnya bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaanbawaan
yang
dibawa
sejak
lahir.
Jadi
yang disebut
kepribadian
itu
sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan
dan juga yang bersifat fisik.
DAFTAR PUSTAKA
www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe3/article/download/333/217
http://susiariyanti.files.wordpress.com