2. Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK
a. Definisi
Penyakit paru obstruktif kronik PPOK yaitu penyakit paru yang ditandai oleh terhambatnya aliran udara di dalam saluran pernapasan yang memiliki sifat
progresif. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan dari kedua penyakit tersebut. Gejala klinis PPOK antara lain batuk, produksi sputum,
sesak napas dan aktivitas terbatas. Menurut WHO, PPOK merupakan penyebab kematian ke-4 dan akan menjadi masalah global untuk masa yang akan datang.
PPOK akan menjadi gangguan kualitas hidup di usia lanjut. Bidang industri yang tidak dapat dipisahkan dengan polusi udara dan lingkungan serta kebiasaan
merokok merupakan penyebab utama PDPI, 2003.
b. Klasifikasi
Tabel 1. Klasifikasi Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK
Klasifikasi Penyakit Gejala
Ringan Tidak ada gejala waktu istirahat atau bila olahraga.
Tidak ada gejala waktu istirahat tetapi gejala ringan pada olahraga sedang misal: naik tangga.
Sedang Tidak ada gejala waktu istirahat tetapi mulai terasa pada olahragakerja
ringan misal: berpakaian. Gejala ringan pada saat istirahat.
Berat Gejala sedang pada waktu istirahat.
Gejala berat pada waktu istirahat. Tanda-tanda korpulmonal.
PDPI, 2003
3. Inhaler
Inhaler adalah sebuah alat yang digunakan bagi penderita asma untuk memasukkan obat ke dalam saluran pernapasan. Terdapat 3 tipe inhaler yaitu
Metered Dose Inhaler MDI, Metered Dose Inhaler dengan Spacer, dan Dry Powder Inhaler DPI NACA, 2008.
a. MDI Metered Dose Inhaler atau Inhaler dosis terukur
Inhaler dosis terukur merupakan cara inhalasi yang memerlukan teknik inhalasi tertentu agar sejumlah dosis obat mencapai saluran respiratori. Propelan
zat pembawa yang bertekanan tinggi menjadi penggerak, menggunakan tabung aluminium canister. Partikel yang dihasilkan oleh MDI adalah partikel
berukuran 5 μm. Penggunaan MDI membutuhkan latihan, para dokter sebaiknya
mengajarkan pasiennya cara penggunaan dengan tepat, karena sebagian besar pasien sulit mempelajarinya hanya dengan membaca brosur atau leaflet.
Penggunaan MDI mungkin tidak praktis pada sekelompok pasien seperti pada anak kecil, usia lanjut, cacat fisik, penderita artritis, kepatuhan pasien buruk dan
pasien yang cenderung memakai MDI secara berlebihan Suwondo, 1991. Kesalahan yang umum terjadi pada penggunaan MDI adalah:
1 Kurangnya koordinasi.
2 Terlalu cepat inspirasi.
3 Tidak menahan napas selama 10 detik.
4 Tidak mengocok canister tabung inhaler sebelum digunakan.
5 Tidak berkumur-kumur setelah penggunaan.
6 Posisi MDI yang terbalik pada saat akan digunakan.
NACA, 2008 Prinsip kerja MDI menurut Newman 2005, perangkat inhaler jenis MDI
berisikan sediaan cairan dan juga ada gas di dalamnya. Saat menggunakan inhaler caranya adalah dengan menekan actuator. Pada saat actuator tersebut ditekan,
cairan di dalam perangkat akan tertekan oleh adanya gas sehingga gas tersebut mendorong cairan ke dalam matering chamber. Cairan tersebut akan keluar
melalui actuator nozle dalam bentuk aerosol.
Gambar 1. Metered Dose Inhaler
Buddiga, 2013
b. MDI Metered Dose Inhaler dengan ruang antara spacer
Ruang antara spacer akan menambah jarak antara aktuator dengan mulut, sehingga kecepatan aerosol pada saat dihirup menjadi berkurang dan akan
menghasilkan partikel berukuran kecil yang masuk ke saluran respiratori yang kecil small airway Rahajoe, 2008. Kesalahan yang umum terjadi pada
penggunaan MDI dengan spacer adalah: 1
Posisi inhaler yang salah. 2
Tidak mengocok inhaler atau mengocok alat pada saat diantara dosis. 3
Obat yang berada dalam spacer tidak dihirup secara maksimal. 4
Spacer yang tidak cocok untuk pasien. NACA, 2008
Gambar 2. Metered Dose Inhaler dengan spacer
Sanh, 2014
c. DPI Dry Powder Inhaler