menghasilkan partikel berukuran kecil yang masuk ke saluran respiratori yang kecil small airway Rahajoe, 2008. Kesalahan yang umum terjadi pada
penggunaan MDI dengan spacer adalah: 1
Posisi inhaler yang salah. 2
Tidak mengocok inhaler atau mengocok alat pada saat diantara dosis. 3
Obat yang berada dalam spacer tidak dihirup secara maksimal. 4
Spacer yang tidak cocok untuk pasien. NACA, 2008
Gambar 2. Metered Dose Inhaler dengan spacer
Sanh, 2014
c. DPI Dry Powder Inhaler
Inhaler jenis ini tidak mengandung propelan, sehingga mempunyai kelebihan dibandingkan dengan inhaler jenis MDI. Menurut NACA 2008,
inhaler ini berisi serbuk kering. Pasien cukup melakukan hirupan yang cepat dan dalam untuk menarik obat dari dalam alat ini. Zat aktifnya dalam bentuk serbuk
kering yang akan tertarik masuk ke dalam paru-paru saat menarik napas inspirasi. Kesalahan yang umum terjadi pada penggunaan turbuler adalah:
1 Tidak membuka tutup.
2 Tidak memutar searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.
3 Tidak menahan napas.
4 Pasien meniup turbuler hingga basah.
NACA, 2008 Selain itu, inspirasi yang kuat pada anak kecil 5 tahun sulit dilakukan,
sehingga deposisi obat dalam sistem respiratori berkurang. Anak usia 5 tahun, penggunaan obat serbuk ini dapat lebih mudah dilakukan, karena kurang
memerlukan koordinasi dibandingkan dengan MDI sehingga dengan cara ini deposisi obat didalam paru lebih besar dan lebih konstan dibandingkan dengan
MDI tanpa spacer. Penggunaan inhaler jenis DPI Dry Powder Inhaler ini tidak memerlukan spacer sebagai alat bantu, sehingga lebih praktis untuk pasien.
Beberapa jenis inhaler bubuk kering yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu diskus, turbuhaler, dan handihaler NACA, 2008.
Prinsip-prinsip kerja DPI adalah menggunakan aliran inspirasi pasien. Ketika pasien menggunakan DPI dan menghirup, aliran udara melalui perangkat
menciptakan turbulensi udara di dalam inhaler sehingga bubuk partikel terbawa masuk ke dalam saluran pernapasan pasien. Kuat atau tidaknya inspirasi dapat
mempengaruhi masuknya partikel obat ke dalam paru-paru. Dengan demikian, deposisi ke paru-paru ditentukan oleh inspirasi aliran udara pasien Telko
Anthony, 2005.
Gambar 3. Dry Powder Inhaler
Tuley, 2007
d. Obat yang relevan
Aplikasi topikal obat ke paru-paru melalui inhalasi adalah teknik yang sudah ada selama berabad-abad. Meningkatnya jumlah perangkat inhaler dan jenis
perangkat inhaler bisa sangat membingungkan untuk pasien dan perawat. Setelah perangkat yang dipilih untuk pasien, pasien harus dapat menggunakannya dengan
tepat untuk memastikan dan memaksimalkan manfaat dari obat tersebut. Berikut ini adalah obat yang tersedia dalam terapi inhalasi.
Tabel 2. Obat yang digunakan dalam terapi inhalasi
Metered Dose Inhaler MDI
Metered Dose Inhaler with Spacer
Dry Powder Inhaler DPI
Albuterol Beclomethasone
Circlesonide Flunizolide
Ipratropium Mometasone
Salmeterol Formoterol
Tiopropium √
√ √
√ √
- -
- -
√ √
√ √
√ -
- -
- -
- -
- -
- -
√ √
Geller, 2005
e. Cara penggunaan terapi inhalasi