HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 13 Tabel 2.2 Cara membentuk kelompok berdasarkan 16 kemampuan akademik. Tabel 2.3 Nilai Peningkatan Hasil Belajar 18 Tabel 2.4 Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah 21 Tabel 2.5 Langkah pemecahan masalah wankat dan oreovocz 24 Tabel 2.6 jenis pecahan 27 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 37 Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah 38 Tabel 3.3 Hasil Validitas Instrumen 43 Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Penguasaan Siswa 49 Tabel 4.1 Data Pretest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B 51 Tabel 4.2 Data Pretest Aspek Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen A Dan Kelas Eksperimen B 52 Tabel 4.3 Data Postest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B 53 Tabel 4.4 Data Postest Aspek Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen A Dan Kelas Eksperimen B 54 Tabel 4.5 Ringkasan Rata-rata Nilai Pretest dan Postest Kedua Kelas 54 Tabel 4.6 Ringkasan Rata-rata Nilai Pretest dan Postest Aspek Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen A 54 Tabel 4.7 Ringkasan Rata-rata Nilai Pretest dan Postest Aspek Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen B 55 Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data 55 Tabel 4.9 Data Hasil Uji Homogenitas 56 Tabel 4.10 Data Hasil Uji Homogenitas Untuk Aspek Pemecahan Masalah 56 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Model pembelajaran 12 Gambar 2.2 Langkah pemecahan masalah wankat dan oreovocz 26 Gambar 2.3 Peragaan 1 Pecahan 27 Gambar 2.4 Peragaan 2 Pecahan 28 Gambar 2.5 Peragaan 3 Pecahan 28 Gambar 2.6 Peragaan 4 Pecahan 29 Gambar 2.7 Peragaan 5 Pecahan 29 Gambar 2.8 Peragaan 6 Pecahan 30 Gambar 2.9 Peragaan 7 Pecahan 30 Gambar 2.10 Peragaan 8 Pecahan 31 Gambar 3.1 Alur Tahapan Penelitian 41 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran STAD RPP I 71 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NHT RPP II 77 Lampiran 3 Lembar Kegiatan Siswa I 84 Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa II 87 Lampiran 5 Kisi –Kisi Pretest 91 Lampiran 6 Kisi-kisi Postest 93 Lampiran 7 Pretest 95 Lampiran 8 Postest 98 Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian Soal Pretest 101 Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Soal Postest 106 Lampiran 11 Penyekoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 110 Lampiran 12 Tabulasi Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen A dan Eksperimen B 112 Lampiran 13 Data Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen A dan Eksperimen B 128 Lampiran 14 Validitas dan Reabilitas Tes 135 Lampiran 15 Prosedur Perhitungan Rata –rata, varians, dan Simpangan baku 136 Lampiran 16 Perhitungan Uji Normaitas 143 Lampiran 17 Perhitungan Uji Homogenitas 155 Lampiran 18 Perhitungan Uji Hipotesis 160 Lampiran 19 Perhitungan Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 166 Lampiran 20 Lembar Observasi pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pertemuan I 172 Lampiran 21 Lembar Observasi pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pertemuan II 174 Lampiran 22 Lembar Observasi pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pertemuan III 176 Lampiran 23 Lembar Observasi pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pertemuan I 178 Lampiran 24 Lembar Observasi pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pertemuan II 180 Lampiran 25 Lembar Observasi pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pertemuan III 182 Lampiran 26 Perhitungan Hasil Observasi 184

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar. Tujuan pendidikan nasional berdasarkan PP No 19 Tahun 2005 adalah “Menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Salah satu perwujudannya melalui pendidikan bermutu pada setiap satuan pendidikan di Indonesia.” Guru memegang peranan penting dan strategis dalam dunia pendidikan. Pengajar, pendidik, dan pelatih para siswa, guru merupakan agen perubahan sosial agent of social change yang mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku umat manusia menuju kehidupan yang lebih baik, lebih bermartabat, dan lebih mandiri. Arah pembinaan dan peningkatan kualitas pengajar dan pendidik hendaknya diorientasikan pada pembentukan guru efektif yaitu guru yang mau dan mampu mendayagunakan segenap potensi internal maupun eksternal secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusi positif tercapainya masyarakat yang cerdas dan bermartabat melalui sikap logis dan berfikir logis. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi dalam mengikuti zaman yang selalu berubah, tidak pasif dan kompetitif. Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP untuk mata pelajaran matematika untuk seluruh jenjang pendidikan sekolah bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik agar dapat memecahkan masalah dengan merancang model matematika sampai menafsirkan solusi yang diperoleh terhadap permasalahan yang timbul Erankyas, 2011. Masalah pendidikan matematika yang bertambah jumlahnya di Indonesia merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika di sekolah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah dengan presentase jam pelajaran yang paling banyak dibanding dengan mata pelajaran yang lainnya. Siswa dalam mempelajari pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati dan kalau bisa dihindari. Ketakutan - ketakutan dari siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri, melainkan kurangnya kemampuan guru untuk menciptakan situasi yang dapat memberikan ketertarikan pada siswa terhadap matematika. Pecahan merupakan salah satu materi pelajaran matematika yang wajib diajarkan kepada seluruh siswa sekolah tingkat dasar dan menengah. Konsep pecahan dan operasinya merupakan konsep yang sangat penting untuk dikuasai sebagai bekal untuk mempelajari bahan matematika berikutnya dan bahan bukan matematika yang terkait. Materi pecahan sering digunakan dalam menyelesaikan satu permasalahan yang kompleks terutama dalam banyak model matematika. Berdasarkan hasil pengumpulan informasi awal penulis terhadap siswa kelas VII- 1 dan VII-2 50 siswa tahun 20112012 SMP Negeri 2 Kisaran menunjukkan siswa 63,2 menganggap matematika itu sulit, di mana sebanyak 65,8 menyatakan kesulitan pada materi bilangan pecahan. Alasannya sebanyak 47,4 siswa menganggap guru tidak jelas menerangkan, 34,2 menganggap memang materi pecahan sulit, dan siswa 28,9 mengaku kurang teliti, sisanya mengaku kurang latihan tidak belajar. Materi pecahan sering membingungkan para siswa dalam menyelesaikan suatu masalah, terutama apabila permasalahan pecahan terdapat pada soal – soal cerita. Hal ini merupakan salah satu materi yang dianggap kurang menarik oleh para siswa. Guru harus memilih model pembelajaran yang baik, sehingga materi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 6 BANDA ACEH

0 6 1

ERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SUB POKOK BAHASAN LAYANG-LAYANG DAN TRAPESIUM KELAS VII SMP MUH

0 7 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

0 0 7

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN ENDEED TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DAN SEGITIGA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KISARAN

0 1 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 ULUJAMI

0 0 11

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 0 15

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BAGI SISWA YANG DIBERI MODEL PBI DAN CORE BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Cici Indarwati

0 0 12

PERILAKU KOGNITIF DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI PECAHAN CAMPURAN DI KELAS VII SMP

0 0 10

KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS VII SMP

0 5 13

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI TEKANAN

0 2 20