Tahap Pengolahan Data Prosedur Penelitian

Rizky Amalia Rahmawati, 2014 Solidaritas Pada Kelompok Pelajar Dalam Mempengaruhi Perilaku Tawuran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dikumpulkan dari responden melalui hasil wawancara, obeservasi, studi literatur dan studi dokumentasi di lapangan selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan. Setiap kali setelah melakukan penelitian dan wawancara peneliti selalu membuat catatan lapangan agar memudahkan peneliti dalam proses memetakan gambaran lapangan dan dalam penyusunan laporan. Data mengenai solidaritas kelompok dan tawuran antar pelajar yang telah diperoleh peneliti dari mulai observasi, wawancara mendalam, studi literatur dan studi dokumentasi selama penelitian berlangsung dipilih dan dipilah mana yang penting dan diperlukan untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sehingga data yang penting tidak akan terabaikan dan menumpuk tanpa ada pemisahan yang jelas. Data-data yang sesuai dengan rumusan dan pertanyaan-pertanyaan penelitian kemudian disortir, dipelajari, dimengerti dan dipamahi oleh peneliti. Setelah alur dari data-data tersebut dapat dipahami oleh peneliti, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu membuat table kualitatif agar data- data tersebut menjadi lebih mudah dipahami dan dapat diidentifikasi dengan jelas. Setelah data-data tersebut mudah dipahami dalam bentuk table, tahap selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan. Dari data-data tersebut dapat terlihat proses dari mulai individu menjadi anggota kelompok, solidaritas yang terbentuk dalam kelompok, serta sejauhmana solidaritas mempengaruhi perilaku tawuran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan peneliti dalam penelitian ini yakni melalui wawancara, observasi partisipan langsung, studi literatur dan studi dokumentasi. Berkaitan dengan teknik pengumpulan data yang dipergunakan peneliti diperkuat oleh penjelasan dari Bungin 2010, hlm. 107 yang menyatakan bahwa: Berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode pengumpulan data kualitatif yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik analisa data adalah metode wawancara mendalam, observasi partisipasi, bahan dokumenter, serta metode-metode baru seperti metode bahan visual dan metode penelusuran bahan internet. Rizky Amalia Rahmawati, 2014 Solidaritas Pada Kelompok Pelajar Dalam Mempengaruhi Perilaku Tawuran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Oleh karena itu, semakin menguatkan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi partisipan langsung, studi literatur dan studi dokumentasi. Adapun penjabaran dari setiap teknik yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data menganai solidaritas pada kelompok dalam mempengaruhi perilaku tawuran antar pelajar di Kabupaten Sukabumi yaitu sebagai berikut:

a. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara yang mendalam ke pihak-pihak yang terkait yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi, Kepolisian per sektor Polsek Cicurug, Polsek Parungkuda dan Polsek Cibadak warga sekolah SMKN 1 Cibadak, SMK Lodaya Cibadak, dan SMK Dwi Darma Parungkuda, khususnya pelajar pelaku tawuran atau biasa disebut dengan pelajar yang membutuhkan pembinaan serta para alumni. Wawancara yang sangat mendalam dilakukan oleh peneliti kepada pelajar dari ketiga sekolah tersebut karena kelompok pelajar merupakan subjek utama atau sebagai informan kunci dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan juga terhadap alumni karena mereka mengetahui banyak informasi mengenai kelompok-kelompok pelajar yang melakukan tawuran. Selain itu, pada saat berada dibangku sekolah para alumni tersebut pernah beberapa kali terlibat dalam kelompok yang melakukan tawuaran. Dengan menggunakan pedoman wawancara yang sudah peneliti susun sebelumnya, tetapi saat melakukan wawancara semua pertanyaan-pertanyaan itu seolah-olah muncul secara spontan. Karena peneliti tidak membawa kertas apapun, sehingga mereka tidak merasa canggung atau formal bahkan merasa tidak merasa sedang sedang diintrogasi. Seperti yang dijelaskan oleh Bungin 2010, hlm. 108 bahwa: Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di