4 sekolah tersebut. Berdasarkan berbagai alasan tersebut maka penelitian ini
dibuat dan diberikan judul: Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Media Gambar Seri di
Kelompok bermain Tunas Melati II Celep Kedawung Sragen tahun 2012.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas maka masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan adalah
1. Masih banyak anak-anak di Kelompok Bermain Tunas Melati II Celep yang
kecerdasaan emosionsl rendah. 2.
Media yang kurang tepat untuk peningkatan kecerdasaan emosional anak di kelompok bermain Tunas Melati II Celep.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada : 1.
Objek Penelitian Kecerdasan emosional anak dan media gambar berseri
2. Subjek Penelitian dibatasi kelompok bermain Tunas Melati II Celep
Kedawung Sragen Tahun Pelajaran 20112012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan pembatasan masalah diatas maka dapat disampaikan perumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah melalui media gambar seri dapat peningkatan kecerdasan emosional
anak Kelompok Bermain Tunas Melati II Celep Kedawung Sragen tahun pelajaran 20112012?
2. Bagaimanakah proses pembelajaran dengan media gambar berseri dapat
meningkatkan kecerdasan emosional anak Kelompok Bermain Tunas Melati II Celep Kedawung Sragen tahun pelajaran 20112012?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Apakah dengan media gambar seri dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak Kelompok bermain Tunas Melati II Celep,
Kedawung.Sragen
5
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoristis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah khasanah teori terutama teori tentang kecerdasan emosional dan dengan media
menggunakan gambar seri.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi anak penelitian ini sebagai masukan tentang pentingnya dengan
media gambar seri guna meningkatkan kecerdasan emosional, serta dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan dapat menghasilkan
prestasi belajar yang baik. b.
Bagi guru hasil penelitian sebagai masukan dalam meningkatkan kecerdasan emosional dapat dilakukan dengan menggunakan dengan
media gambar seri.
LANDASAN TEORI Kajian Teori
1. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan
bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman 2009 : 411 emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas,
suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana
hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Menurut Mayer Mayer, 2009 : 65 orang cenderung menganut gaya- gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri,
tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu
6 maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar
menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa emosi adalah suatu perasaan afek yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar dirinya.
b. Pengertian kecerdasan emosional
Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer
dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer
mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai berikut :
“himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada
orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.” Shapiro, 2008:8.
Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan
lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.
Menurut Cooper dan Sawaf 1999 dalam Setyawan 2005: 20 kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara
efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koreksi dan pengaruh yang manusiawi.Kecerdasan emosi
menuntut penilikan perasaan untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan
secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Dimana kecerdasan emosi juga merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi
secara efektif untuk mencapai tujuan untuk membangun produktif dan meraih keberhasilan..
7
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium yang secara harafiah mempunyai arti
perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Djamarah 2008: 120 memberi
batasan media dengan sangat luas sehingga mencakup semua alat komunikasi. Media adalah semua saluran pesan yang dapat digunakan
sebagai sarana komunikasi dari seseorang ke orang lain yang tidak ada di hadapannya. Sedangkan Pembelajaran pada hakekatnya adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik Mulyasa, 2005:
100. Selanjutnya Djamarah 2008: 121 menjelaskan media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan menurut Munadi 2008: 8 media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar
yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Sedangkan menurut Anitah 2007: 2
mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan
kepada penerima pesan tersebut. Sedangkan menurut Association for Educational Communications and Technology AECT dalam Sanaky
2009: 3 mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan saran atau informasi. Definisi media dalam arti
yang luas adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan
kondisi yang
memungkinkan siswa
menerima pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Dengan demikian guru atau dosen,
bahan ajar, lingkungan adalah media Anitah, 2007: 3. b.
Jenis Media Pembelajaran
8 Media pembelajaran meliputi segala yang berupa sarana,
prasarana, dan fasilitas yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau bahan pelajaran kepada subyek didik untuk memperjelas,
memperlancar, dan lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses pembelajaran digunakan media pengajaran.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran perlu persiapan yang cukup. Kesalahan yang sering terjadi ialah timbulnya anggapan
bahwa dengan media pembelajaran, guru tidak perlu membuat persiapan mengajar lebih dahulu. Justru sebaliknya dalam hal ini guru
dituntut untuk melakukan persiapan dengan cermat dengan mempelajari bahan dalam buku sendiri, mempersiapkan bahan, pengayaan dan
penjelasan. Media pembelajaran hendaknya tidak sekedar menjadi selingan, hiburan, atau pengisi waktu, tetapi harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran. Berdasarkan klasifikasinya, maka jenis-jenis media pembelajarn
dapat dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu: 1 Media Grafis, 2 Media Gambar dan Ilustrasi Fotografi, 3 Media Bendanya, 4 Media
Proyeksi, dan 5 Media Audio.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Penelitian yang dilakukan oleh Sudjana Rivai 2002: 2 terhadap penggunaan media pembelajaran dalam PBM menunjukan
bahwa proses dan hasil belajar pada siswa terdapat perbedaan yang berarti antara pengajaran tanpa menggunakan media dengan pengajaran
menggunakan media. Ada beberapa alasan mengapa alasan mengapa media
pembelajaran dapat mempertinggi proses pembelajaran. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar adalah: 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar. 2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
9 pembelajaran lebih baik. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi,
tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kat oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran dan 4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, dan lain-lain.
3. Kajian Tentang Gambar Berseri
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang memiliki ciri
– ciri sebagaimana dikemukakan Arif Sadiman et-al 2009: 219, yaitu :
a. Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu.
b. Memberi kesan kuat dan menarik perhatian.
c. Merangsang orang yana melihat untuk ingin mengungkapkan
tentang obyek – obyek dalam gambar.
d. Berani dan dinamis.
e. Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.
Sedangkan peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu : a.
Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu anak dalam belajar.
b. Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk lebih giat belajar.
c. Dapat membantu daya ingat anak retensi
d. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat
yang lain. Arif Sadiman et-al 2009: 220
Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian teoretis di atas maka dapat diajukan suatu kerangka pemikiran atau suatu anggapan dasar yang dapat melandasi kegiatan penelitian ini.
Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk bisa sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan.
Kerangka pemikiran berguna untuk mewadahi teori-teori yang bisa seolah-olah lepas atau sama lain menjadi satu rangkaian yang untuk mengarah pada penemuan
jawaban sementara. Kerangka pemikiran merupakan argumentasi-argumentasi yang rasional terhadap teori-teori yang digunakan untuk menjawab masalah.
10 Karena penelitian dituntut untuk membuat penalaran yang menggunakan logika
deduktif untuk sampai pada kesimpulan jawaban sementara masalahnya. Keterampilan dasar emosional tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi
membutuhkan proses dalam mempelajarinya dan lingkungan yang membentuk kecerdasan emosional tersebut besar pengaruhnya. Hal positif akan diperoleh bila
anak diajarkan keterampilan dasar kecerdasan emosional, secara emosional akan lebih cerdas, penuh pengertian, mudah menerima perasaan-perasaan dan lebih
banyak pengalaman dalam memecahkan permasalahannya sendiri, sehingga pada saat remaja akan lebih banyak sukses disekolah dan dalam berhubungan dengan
rekan-rekan sebaya serta akan terlindung dari resiko-resiko seperti obat-obat terlarang, kenakalan, kekerasan serta seks yang tidak aman. Dengan media media
gambar berseri anak akan belajar memahami emosiomalnya, memahami kehidupan, memahami dunianya, sehingga ia akan mampu berpikir bahwa di
sekitarnya ada orang lain yang perlu berkembang untuk meraih sukses dalam kehidupannya.
HIPOTESIS
Hipotesis adalah merupakan suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji terlebih dahulu secara empiris
Sumadi Suryabrata, 2006: 21. Oleh karena itu agar rumusan jawaban dipecahkan, maka seorang peneliti memerlukan suatu pedoman yang digunakan
sebagai tuntunan. Pedoman itu berupa jawaban sementara atau hipotesis. Sehubungan dengan hal tersebut, maka didalam penulisan skripsi ini penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut: Melalui media gambar seri dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak usia dini Kelompok bermain Tunas
Melati II Celep Kedawung, Sragen tahun 20112012.
METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Tunas Melati II
Celep, Kedawung , Sragen. Alasan peneliti memilih tempat ini adalah
11 peneliti bekerja pada tempat tersebut sehingga memudahkan perolehan
data dan mempunyai waktu peluang yang luas. Selain itu di Kelompok Bermain Tunas Melati II ini belum pernah dilakukan penelitian yang
serupa dengan penelitian ini.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama selama 4 bulan mulai bulan Desember
2011 sampai dengan bulan Maret 2012. B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer data sekunder. Data primer berasal dari nilai anak, sedangkan data sekunder
dihasilkan dari pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat. Pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk memperoleh data
yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Data yang akan
diambil dalam penelitian ini adalah tentang kecerdasan emosional anak melalui kegiatan bercerita gambar .
F. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencatat atau mendapatkan data yang diperlukan. Pembuatan instrumen disusun
sebelum peneliti terjun kelapangan. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu;
1. Lembar observasi peningkatan kecerdasan emosional yang berisi tentang catatan hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan indikator yang dicapai.
Prosedur penyusunan dan pengisian lembar observasi ini antara lain sebagai berikut:
a. Menentukan indikator yang akan digunakan untuk mengetahui peningkatan kecerdasan emosional anak.
b. Menjabarkan indikator kedalam butir butir amatan yang menunjukkan pencapaian indikator yang dapat dilakukan anak ketika melaksanakan
kegiatan.
12
C. Indikator Pencapaian