Analisis Tingkat Kesukaran Teknik Analisis Instrumen

45 Ema Sulistiowati, 2015 Penggunaan media himpunan garis untuk meningkatkan kemampuan siswa tunagrahita ringan dalam memahami konsep pembagian bilangan bulat sampai 20 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IK = 1,00 Soal Sangat Mudah Sumber: Suherman, 2003 Perhitungan tingkat kesukaran dilakukan dengan bantuan software Anates V.4 for Windows untuk soal uraian. Berdasarkan hasil perhitungan yang tertera pada lampiran, tingkat kesukaran dari soal uji coba kemampuan komunikasi matematis adalah sebagai berikut: Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Soal Tes Komunikasi Matematis Jenis Tes Nomor Soal Indeks Kesukaran Interpretasi Kesukaran Komunikasi Matematis 1 0,652 Sedang 2a 0,694 Sedang 2b 0,597 Sedang 2c 0,569 Sedang 3 0,416 Sedang 4a 0,444 Sedang 4b 0,472 Sedang 5a 0,444 Sedang 5b 0,408 Sedang 6 0,291 Sukar Tabel 3.7 di atas, menyajikan tingkat kesukaran suatu soal. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa soal tes nomor 6 yang mengukur kemampuan komunikasi matematis tergolong ke dalam kategori sukar, ini tidak berarti bahwa soal yang diberikan memang benar-benar sukar, tetapi lebih dikarenakan jarangnya siswa mendapatkan soal-soal dengan karakteristik komunikasi matematis. Sedangkan untuk soal lainnya tergolong pada kategori sedang. 4. Analisis Daya Pembeda Daya pembeda sebuah butir soal tes adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah Suherman, 2003. Daya pembeda butir soal dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi item. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah : ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ……………Suherman, 2003 46 Ema Sulistiowati, 2015 Penggunaan media himpunan garis untuk meningkatkan kemampuan siswa tunagrahita ringan dalam memahami konsep pembagian bilangan bulat sampai 20 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan: DP = Daya pembeda ̅ A = skor rata-rata kelas atas ̅ B = skor rata-rata kelas bawah b = bobot Ketentuan klasifikasi interpretasi daya pembeda soal sebagai berikut: Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda Tes Kriteria Daya Pembeda Interpretasi 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat baik 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek DP ≤ 0,00 Sangat Jelek Sumber: Suherman, 2003 Perhitungan daya pembeda instrumen dilakukan dengan bantuan software Anates V.4 for Windows untuk soal uraian. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan software Anates V.4 for Windows seperti yang tertera pada lampiran, daya pembeda dari soal uji coba kemampuan komunikasi matematis adalah sebagai berikut: Tabel 3.11 Daya Pembeda Soal Tes Komunikasi Matematis Jenis Tes Nomor Soal Indeks Daya Pembeda Interpretasi Validitas Komunikasi Matematis 1 0,361 Cukup 2a 0,500 Baik 2b 0,750 Sangat baik 2c 0,694 Baik 3 0,444 Baik 4a 0,555 Baik 4b 0,555 Baik 5a 0,611 Baik 5b 0,694 Baik 47 Ema Sulistiowati, 2015 Penggunaan media himpunan garis untuk meningkatkan kemampuan siswa tunagrahita ringan dalam memahami konsep pembagian bilangan bulat sampai 20 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jenis Tes Nomor Soal Indeks Daya Pembeda Interpretasi Validitas 6 0,472 Baik Dari Tabel 3.9 terlihat daya pembeda untuk soal kemampuan komunikasi matematis memiliki daya pembeda dari kategori cukup, baik dan sangat baik.

F. Skala Kemandirian Belajar Siswa

Perhitungan skor angket kemandirian belajar siswa menggunakan Microsoft office excel 2013 dan berbantuan IBM SPSS 21. Sebelum instrumen digunakan dilakukan uji validitas menggunakan uji Spearmann dan reliabilitasnya menggunakan Cronbach’s Alpha, berdasarkan hasil analisis angket semua pernyataan memiliki skor sig 0,05. Artinya pernyataan valid. Hasil signifikan dari data angket dapat dilihat di lampiran.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur pada penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap pendahuluan, tahap pelaksanaan, tahap pengumpulan data. Uraian dari ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Tahap persiapan penelitian meliputi tahap-tahap penyusunan proposal, dan seminar proposal, menetapkan jadwal kegiatan dan materi pelajaran matematika, penyusunan instrumen penelitian silabus, RPP, lembar kerja siswa, skala kemadirian belajar siswa, soal tes kemampuan komunikasi matematis, pengujian instrumen dan perbaikan instrumen. b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan penelitian meliputi tahap implementasi instrumen dan tahap pengumpulan data. Untuk siswa kelas VIIC belajar melalui model 48 Ema Sulistiowati, 2015 Penggunaan media himpunan garis untuk meningkatkan kemampuan siswa tunagrahita ringan dalam memahami konsep pembagian bilangan bulat sampai 20 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran Discovery Learning, sedangkan kelas VIID belajar melalui model pembelajaran Problem Based Learning. c. Tahap pengumpulan data Tahap penulisan laporan meliputi tahap pengolahan data, analisis data, dan penyusun laporan secara lengkap. Berikut ini adalah tahapan – tahapan yang dilakukan dalam penelitian : Identifikasi Masalah Penyusunan Bahan Ajar Uji Coba Instrumen Penyusunan Instrumen Analisis validitas, Reliabilitas,Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pelaksanaan Penelitian Tes Awal Pretest Pembelajaran matematika dengan model Problem based Learning Pembelajaran matematika dengan model Discovery Learning Tes Akhir Post test Perlakuan Pembelajaran Analisis Data

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 DEWANTARA.

0 3 32

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG DIBERI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DI SMP AL- HIDAYAH MEDAN.

1 5 50

Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematis Dan Kemandirian Belajar Antara Siswa Yang Memperoleh Pembelajaran Inkuiri Dan Problem Based Learning : penelitian quasi eksperimen terhadap SMP Swasta di Kab. Bandung.

0 0 35

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN SISWA YANG BELAJAR MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING.

0 4 43

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING.

0 4 40

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING.

0 2 22

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING - repository UPI S MTK 1002524 Title

0 0 4

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING - repository UPI S MTK 1002524 Title

0 0 4

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING - repository UPI T MAT 1207156 Title

0 0 3

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PROBLEM BASED LEARNING

2 11 13