110
Tabel 3.3. Pelaksanaan Kegiatan Pengawas pendidikan agama
No Tahun
Jenis Kegiatan 1
2007 Penataran pengawas pendidikan agama
2 2008
Workshop KTSP 3
2009 Bimbingan karya tulis ilmiah
4 2010
Workshop pemberdayaan MGMP pendidikan agama
Sumber : Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Papua.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, atau wakil populasi yang dipandang representatif dari objek yang diteliti. Sugiono 2006 : 118 mengatakan
“sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, tentang pengaruh efektivitas pelatihan dan profesionalisme pengawas terhadap kinerja Pengawas
pendidikan agama di provinsi Papua, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Pengawas pendidikan agama pada dua Kantor Kementerian Agama
Kabupaten dan satu kantor Kementerian Agama Kota yaitu, kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Kerom. Suharsimi Arikunto, 2009 : 97
mengatakan bahwa “Pengambilan anggota sampel dengan mempertimbangkan wakil-wakil dari daerah-daerah geografis yang ada”.
Alasan pengambilan penelitian di masing-masing lokasi tersebut karena: Lokasi berada di ibu kota propinsi sehingga penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan pelatihan yang dilaksanakan kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi lebih memungkinkan untuk dapat mengikutinya dibandingkan Pengawas
pendidikan agama di kabupaten yang lain.
111
Mengingat pentingnya efektivitas pelatihan dan profesionalisme bagi Pengawas pendidikan agama di masing-masing Kementrian Agama kabupaten
dan kota tersebut, maka peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengaruh efektivitas pelatihan dan profesionalisme pengawas terhadap kinerja Pengawas
pendidikan agama. Dengan demikian menjadi indikator penilaian bagi kinerja Pengawas pendidikan agama pada kantor Kementerian Agama di kabupaten lain.
Jumlah pengawas pendidikan agama yang relatif lebih banyak dibandingkan kabupaten lain sehingga menurut peneliti representatif untuk
menjadi sample penelitian Sukardi, 2004 : 55 . Selain itu, teknik penentuan data dengan sampel akan memperoleh hasil penelitian yang dianggap lebih tepat
akurat karena wilayah penelitian yang dibatasi akan lebih memungkinkan peneliti dapat memperoleh dan mengolah data lebih detail.
Disamping itu juga karena mengingat keterbatasan waktu, biaya, transportasi dan geografis yang sulit dijangkau sehingga ketiga lokasi tersebut
menjadi sampel penelitian Sugiyono: 1998 . Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus
Slovin dalam Husein Umar, 2003:120, yaitu:
2
. 1
e N
N n
+ =
Dimana: N = sampel
N = ukuran populasi e = kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir dalam penelitian ini ditetapkan 5.
112
Menurut Roscoe dalam buku Research Methods For Business 1982 : 253 memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian antara lain
mengatakan, “Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate korelasi atau regresi ganda misalnya , maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 10 kali dari jumlah variabelyang diteliti” Sugiyono, 2008: 131- 132.
Berdasarkan pendapat tersebut karena jumlah variabel dalam penelitian ini ada 3 tiga variabel, yaitu 2 dua variabel bebas independent dan 1 satu
variable terikat dependent, maka penulis menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 sampel. Nasution dalam Riduwan 2008: 218, bahwa: ”...
mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan
dan pengolahannya. Berdasarkan uraian di atas, maka tidak semua pengawas pendidikan agama
di Kementerian Agama Provinsi Papua menjadi sampel dalam penelitian ini. Oleh karena objek penelitian ini adalah kinerja pengawas pendidikan agama, maka
yang menjadi sampel dalam penelitian ini terdiri dari pengawas pendidikan agama, kepala sekolah dan guru pendidikan agama pada sekolah negeri di SD,
SMP, SMA dan SMK. Ketiga komponen sampel tersebut adalah dipandang sebagai pendidik
yang dapat melakukan penilaian terhadap kinerja pengawas tanpa memperhatikan status masing-masing komponen. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Bab I pasal 6 yang mengatakan bahwa: “Pendidik
113
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Demikian pula dikemukakan oleh Danim 2002: 18 bahwa secara
umum tenaga kependidikan dapat dibedakan menjadi lima kategori, yaitu: 1 tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih;
2 tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidangkependidikan, dan pustakawan; 3 tenaga teknis
kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisisumber belajar; 4 tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor
dan pimpinan satuan pendidikanluar sekolah; 5 tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administrasi kependidikan.
Dari pengertian tersebut maka pengawas pendidikan agama, kepala sekolah dan guru pendidikan agama adalah tenaga pendidik yang ikut serta dalam
penyelenggaraan pendidikan termasuk menilai kinerja pengawas pendidikan agama.
Untuk mengetahui keadaan masing-masing komponen sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.4. Data Sekolah SD, SMP, SMA dan SMK
No KotaKabupaten
Jenjang Sekolah Jumlah
SD SMP
SMA SMK
1 Kota Jayapura
54 19
12 10
95 2
Kabupaten Jayapura 57
17 8
5 87
3 Kabupaten Kerom
47 11
5 1
64 Jumlah
158 47
25 17
246
Sumber : Kantor Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota dan kabupaten
114
Tabel 3.5. Data Guru Pendidikan Agama SD,SMP,SMA dan SMK
No KotaKabupaten
Guru Pendidikan Agama Jumlah
SD SMP
SMA SMK
1 Kota Jayapura
25 12
4 5
46 2
Kabupaten Jayapura 32
12 2
3 49
3 Kabupaten Kerom
24 5
4 1
34 Jumlah
81 29
10 9
129
Sumber : Kantor Kementerian Agama Kota dan Kabupaten
Tabel 3.6. Jumlah Populasi dan Sampel
No KotaKabupaten
Pengawas Pend. Agama
Kepala Sekolah
Guru Pend. Agama
Jumlah Populasi
Jumlah Sampel
1 Kota jayapura
9 95
46 150
16 2
Kab. Jayapura 10
87 49
147 16
3 Kab. Kerom
6 64
34 103
8 Jumlah
25 248
129 400
40
Untuk membagi sampel yang diambil agar proporsional digunakan formulasi sebagai berikut:
xS N
n s
=
Keterangan: s = Jumlah sampel setiap unit secara proposional
S = Jumlah seluruh sampel yang didapat N = Jumlah seluruh populasi
n = Jumlah masing-masing unit populasi Dari rumus diatas jumlah dari masing-masing sampel pengawas
pendidikan agama, kepala sekolah dan guru agama dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
115
Tabel 3.7 Jumlah masing-masing sampel
No Nama Sampel
Jumlah sampel 1
Pengawas pendidikan agama 3
2 Kepala Sekolah
24 3
Guru Pendidikan Agama 13
Jumlah 40
D. Instrumen Penelitian