Pengaruh dividen per lembar saham dan rasio hutang atas modal terhadap harga saham : (studi kasus pada perusahaan group Bakrie yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
(2)
(3)
174
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama
: Euis Masopah
Tempat, Tanggal Lahir
: Tasikmalaya, 25 April 1989
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Depan Kantor Pos No.88 RT 03/04 Singaparna
Tasikmalaya 46411
Telp/HP
: 085223325040
Agama
: Islam
: istzz_choya@yahoo.com
DATA PENDIDIKAN
1.
1996-2002 : SDN Dewi Sartika
2.
2003-2005
: SMPN 1 Singaparna
3.
2005-2008 : SMAN 1 Singaparna
(4)
PENGARUH DIVIDEN PER LEMBAR SAHAM DAN RASIO
HUTANG ATAS MODAL TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan Group Bakrie yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia)
The Influence Of Dividend Per Share And Debt To Equity
Ratio On Stock Prices
(Case study at Bakrie Group Company Listed in
Indonesia Stock Exchange)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jenjang Studi Strata Satu
Program Studi Akuntansi
Oleh :
EUIS MASOPAH
21108063
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(5)
iii
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Maksud dan tujuan penulis menyusun skripsi ini yaitu untuk
memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) Jurusan
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universtas Komputer Indonesia (UNIKOM)
dengan judul
“
PENGARUH DIVIDEN PER LEMBAR SAHAM DAN RASIO
HUTANG ATAS MODAL TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus
Pada Perusahaan Group Bakrie Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
”
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam metode penulisan, penyajian maupun pembahasan
materi, sehingga kiranya masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga
dapat memperbaiki kekurangan dikemudian hari.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan
tulus dan dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Yth. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia (UNIKOM) Bandung dan selaku pembimbing I yang berkenan
memberikan
waktunya
memberikan
bimbingan,
membina,
dan
mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
(6)
iv
2.
Yth. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung
3.
Yth. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung dan
selaku dosen pembimbing II yang tak lelah memberikan bimbingan dan
motivasi kepada penulis.
4.
Yth. Wati Aris Astuti., SE., M.Si. selaku Sekertaris Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
Bandung.
5.
Yth. Dr. Ely Suhayati, S.E., M.Si., Ak selaku Dosen Wali AK-2 Angkatan
2008 Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
6.
Yth. Sri Dewi Anggadini., SE., M.Si. selaku Ketua Panitia Sidang
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer
Indonesia (UNIKOM) Bandung.
7.
Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan cinta, kasih, doa,
perhatian dan materi selama ini kepada penulis.
8.
Keluarga yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada
penulis.
9.
Rahmat Andriawan Saleh yang selalu setia mendampingi dikala suka dan
duka. Terima kasih atas bantuan dan perhatiannya kepada penulis.
(7)
v
12.
Ettu, Rani, Rena, Yeni, dan Ayu yang kocak dan selalu rajin duduk di
kursi depan saat jam perkuliahan.
13.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas
semua bantuan dan motivasinya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal
baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan Ridho dari Allah SWT,
Amin.
Bandung, Juli 2013
(8)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
MOTTO
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2
Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8
1.2.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1 Maksud Penelitian ... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10
1.4
Kegunaan Penelitian... 10
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10
1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 12
1.5.2 Waktu Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ... 13
(9)
vii
Dividen ... 15
2.1.1.4 Pengertian Dividen Per Lembar Saham ... 15
2.1.1.5 Perhitungan Dividen Per Lembar Saham ... 16
2.1.1.6 Elemen-Elemen Dividen Per Lembar Saham ... 16
2.1.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Per Lembar
Saham ... 16
2.1.2
Rasio Hutang Atas Modal ... 17
2.1.2.1Pengertian Rasio Hutang ... 17
2.1.2.2Pengertian Rasio Hutang Atas Modal ... 17
2.1.2.3 Perhitungan Rasio Hutang Atas Modal ... 18
2.1.2.4 Elemen-elemen Rasio Hutang Atas Modal ... 19
2.1.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Rasio Hutang
Atas Modal ... 20
2.1.3 Harga Saham ... 20
2.1.3.1 Pengertian Saham ... 21
2.1.3.2 Jenis-Jenis Saham ... 21
2.1.3.3 Pengertian Harga Saham ... 22
2.1.3.4 Elemen-Elemen Harga Saham ... 22
2.1.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham... 23
2.1.3.6 Penilaian Harga Saham ... 24
2.1.4. Penelitian Terdahulu ... 25
2.2 Kerangka Pemikiran ... 27
(10)
viii
2.2.2 Keterkaitan Rasio Hutang Atas Modal dengan Harga Saham ... 30
2.3 Hipotesis ... 32
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 33
3.2 Metode Penelitian ... 33
3.2.1 Desain Penelitian ... 35
3.3 Operasional Variabel... 37
3.4 Sumber Data ... 40
3.5 Populasi dan Penarikan Sampel ... 40
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 44
3.7 Metode Pengujian Data ... 45
3.8 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 49
3.8.1 Rancangan Analisis ... 49
3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 57
4.1.1 Gambaran Umum Unit Observasi ... 57
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan... 58
4.1.1.2 Struktur Organisasi... 60
4.1.1.3 Uraian Tugas ... 60
4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 61
4.1.2 Analisis Deskriptif ... 62
4.1.2.1 Analisis Dividen Per Lembar Saham Pada Perusahaan
Group Bakrie Tahun 2005-2011 ... 62
4.1.2.2 Analisis Rasio Hutang Atas Modal Pada Perusahaan
Group Bakrie Tahun 2005-2011 ... 67
4.1.2.3 Analisis Harga Saham Pada Perusahaan Group Bakrie
Tahun 2006-2012 ... 72
(11)
ix
Saham ... 89
4.1.3.3 Pengaruh Dividen Per Lembar Saham dan Rasio Hutang
Atas Modal Terhadap Harga Saham ... 93
4.2 Pembahasan ... 98
4.2.1 Pengaruh Dividen Per Lembar Saham Terhadap Harga Saham ... 98
4.2.2 Pengaruh Rasio Hutang Atas Modal Terhadap Harga Saham ... 100
4.2.3 Pengaruh Dividen Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Atas
Modal Terhadap Harga Saham... 102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 105
5.2 Saran ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 106
LAMPIRAN ... 110
(12)
106
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Munjin. 2010.
Inilah Strategi Main di Grup Gakrie.
Diakses 15 Maret
2013, dari World Wide Web:
http://m.inilah.com/read/detail/883841/inilah-strategi-main-di-grup-bakrie
.
Ali Arifin. 2007.
Membaca Saham
. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Andi Supangat. 2007.
Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan
Nonparametik
. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Arfan Ikhsan. 2009.
Akuntansi Untuk Manajer
. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Arief Habib. 2008.
Kiat Jitu Peramalan Saham: Analisis dan Teknik
.
Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Budi Susetyo, Tabrani dan Khadijah. 2008.
Pengaruh Deviden Per Share dan
Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
SOSEKHUM Vol.4 No.5
November.
Brigham, Houston. (2010).
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Ed-11, Buku 1)
.
Jakarta: Salemba Empat.
David Sukardi Kodrat, Kurniawan Indonanjaya. 2010.
Manajemen Investasi:
Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham
. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Dr.Sanjeet Sharma. 2011.
Determinants of Equity Share Prices In India. Journal
of Arts, Science & Commerce.
E-ISSN 2229-4686.
Eduardus Tandelilin. 2010.
Teori Portofolio dan Investasi.
Yogyakarta: Kanisius.
Evi Octavia. 2010
. Pengaruh faktor fundamental tehadap harga saham sektor
makanan dan minuman di bursa efek indonesia 2003-2007.
Jurnal
akuntansi volume 10 nomor 2, Mei 2010, hal 181-212.
Faisal Matriadi. 2007.
Pengaruh Financial Leverage
dan
Tingkat Inflasi terhadap
Harga Saham (Studi pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta).
Arthavidya, Tahun 8 Nomor 2 Juni.
Fakhruddin, M. & Hadianto, Sopian. 2001.
Perangkat dan Model Analisis
Investasi di Pasar Saham.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
(13)
Gujarati. 2003.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
. Bandung:
Alfabeta.
H. Manik. 2010.
Peluang & Resiko Investasi
. Bandung : Beta Media
Hasri Prawira.2007.
Mengenal Rasio Keuangan Perusahaan
. Bandung: Kencana
Abadi.
Hendy M.Fakhruddin. 2008.
Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta
: Elex Media
Komputindo.
Inggrid Tan. 2009.
Mengenal Peluang di Balik Permainan Saham Derivatif
.
Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
I Made Sudana. 2011.
Manajemen Keuangan: Teori dan Praktek
.
Jakarta:Erlangga.
Irwan Andri Atmanto. 2012.
Saham Bakrie Rontok di Bursa
. Diakses pada tanggal
17 Maret 2013, dari World Wide Web :
http://library.binus.ac.id.
Jalaludin Rakhmat. 2005.
Metode Penelitian Komunikasi
. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
James Carl et all. 2010.
Pengantar Akuntansi
–
Adaptasi Indonesia.
Jakarta:
Salemba Empat.
J.Supranto.2005.
Ekonometri
. Buku Kesatu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Jumingan.
2009. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta:Bumi Aksara.
Lie Charlie. 2010
. Kalau Ada Uang Belilah Saham.
Bandung: TriExs Media .
Lili M.Sadeli. 2009.
Dasar-dasar Akuntansi
. Jakarta: Bumi Aksara.
Lukman Syamsuddin. 2011.
Manajemen Keuangan Perusahaan
. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Martono. 1999.
Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan
Swasta Nasional Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta
1994-1996.
LOGIKA, Volume 3, Nomor 4 ISSN : 1410-2315.
Mursidah Nurfadillah. 2011.
Analisis Earning Per Share, Debt to Equity Ratio
dan Return On Equity Terhadap Harga Saham pada PT. Unilever Tbk
.
Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol.12/no.1/April .
(14)
108
Peter dan Robin. 2011.
Pengaruh Volume Perdagangan dan Kinerja Keuangan
Terhadap Harga Saham PT Agro Astra Lestari
. Akurat Jurnal Ilmiah
Akuntansi No.5 Tahun ke-2 Mei-Agustus 2011.
P.S.Nirmala, P.S Sanju, M Ramachandran. 2011.
Determinants of share prices in
India. Journal of Emerging Trends in Economics and Management
Sciences (JETEMS) 2 (2): 124-130SCHOLARLINK Reserch Institute
Journals
(ISSN: 2141-7024).
R. Fatriana, E. Condro. 2011.
Mengenal Investasi Saham
. Jakarta: Pustaka
Gemilang.
Ramlawati. 2011.
Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham
Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia
. Jurnal Management Bisnis. ISSN.2088-7086, Vol1 No.1
September.
Rescyana P. Hutami. 2012.
Pengaruh Dividen Per Share ,Return On Equity , dan
Net Profit Margin
Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang
tercatat di Bursa efek Indonesia periode 2006-2010
. Jurnal Nominal
/volume 1 nomor 1.
Ridwan & Sunarto. 2007.
Pengantar Statistik untuk Penelitian Sosial Ekonomi,
Komunikasi dan Bisnis
. Bandung: Alfabeta.
Rizki Fauzan. 2012
. Ada Kemungkinan Saham Bakrie Group Salah
Investasi
.diakses
10
Mei
2013.
Melalui
World
Wide
Web:
http://economy.okezone.com/read/2012/09/08/278/687065/ada-kemungkinan-saham-bakrie-group-salah-investasi.
Rudianto. 2009.
Pengantar Akuntansi
. Jakarta: Erlangga.
Rusdin. 2008
. Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik
.
Bandung: Alfabeta.
Singgih Santoso. 2002.
Statistik Parametik
(Cetakan Ketiga). Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sofyan Safri Harahap. 2009.
Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.
Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Stella. 2009.
Pengaruh
Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On
Asset
dan
Price to Book Value
Terhadap Harga Pasar Saham
. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi Vol.11 No 2, Agustus 2009, Hlm 97-106 ISSN :
1410-9875.
(15)
Sudjana.1992.
Metoda Statistika.Edisi 5
.Bandung : Tarsito Bandung.
Sugiyono. 2007.
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D
. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2009.
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D
. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2011.
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D
(12
thed).
Bandung: Alfabeta.
Surono Subekti. 2008.
Kiat Bermain Saham
. Jakarta: PT.Gramedia.
Sutrisno. 2003.
Manajemen Keuangan
. Yogyakarta : Ekonesia.
Taufik Hidayat. 2010.
Buku Pintar Investasi : Reksa Dana, Saham, Opsi Saham,
Valas, dan Emas
. Jakarta: Mediakita.
T. Dominic H. 2008.
Berinvestasi di Bursa Saham
. Jakarta:PT Elex Media
Komputindo
Tjiptono Darmadji, Hendy M Fakhruddin. 2008.
Pasar Modal di Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab
.Jakarta: Salemba Empat.
Trianjoto K. 2011.
Manajemen Keuangan
. Yogyakarta: PT. Grafika
Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini., & Linna Ismawati. (2010).
Penulisan
Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan tugas Akhir Aplikasi
Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM
. Bekasi: Genesis.
www.idx.co.id
(16)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Secara umum, pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisasi, termasuk di dalamnya bank-bank komersial dan semua lembaga
perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat surat berharga yang
beredar. Pasar modal merupakan pertemuan antara penawaran dan permintaan
surat berharga. Pasar modal memberi kesempatan pada para investor untuk
menentukan hasil (
return
) yang diharapkan dan memberikan kesempatan bagi
para investor untuk menjual kembali surat berharga yang dimilikinya (Inggrid
Tan, 2009:13).
Dalam berinvestasi, mengukur keuntungan dan risiko investasi
merupakan kewajiban yang sangat penting karena keuntungan dan risiko
investasi dalam kondisi yang tidak pasti (probabilistik) (Arief Habib
2008:137). Investor yang rasional tentu akan memilih saham-saham yang yang
memberikan tingkat keuntungan yang tinggi dengan risiko yang rendah. Untuk
dapat memperkirakan tingkat keuntungan yang diperoleh dan risiko yang
mungkin terjadi, maka investor perlu menganalisis kondisi keuangan
perusahaan emiten serta kondisi perekonomian negara. Untuk dapat
menganalisisnya, investor memerlukan informasi baik dari internal maupun
eksternal perusahaan. Atas dasar analisis informasi inilah investor memutuskan
(17)
untuk membeli, menahan, atau menjual saham sehingga mempengaruhi
pergerakan harga saham di pasar modal (Faisal Matriadi, 2007).
Setelah mengetahui kesehatan suatu perusahaan yang terlihat dalam
analisis fundamental, sering kali investor masih bingung memutuskan untuk
membeli saham atau masuk pasar. Agar tidak keliru membuat keputusan, maka
paling tidak investor mengerti patokan harga saham dan fluktuasi harga saham,
apakah saham yang diinginkan layak untuk dibeli (Arief Habieb, 2008:165).
Harga Saham yang terjadi di pasar modal berfluktuasi seiring kekuatan
permintaan dan penawaran terhadap harga saham tersebut. Dengan adanya
reaksi pasar berupa berfluktuasi harga saham menunjukkan bahwa penerbitan
laporan keuangan mempunyai nilai bagi investor terhadap informasi. Ini dapat
dilihat dari transaksi yang dilaksanakan di pasar modal dan tercermin melalui
perubahan harga saham (Ramlawati, 2011).
Saham Grup Bakrie mengalami masa sulit. Hal ini bisa dilihat dari
salah satu perusahaan miliknya, seperti BUMI yang sahamnya terus anjlok,
BTEL yang sempat diberhentikan perdagangannya karena telat melakukan
pembayaran obligasi. Kondisi ini juga diperburuk dengan beberapa berita
negatif yang menyebabkan harga saham Bakrie terus mengalami penurunan
seperti kabar tentang
default
atau potensi gagal bayar hutang Grup Bakrie
senilai Rp7,1 triliun yang baru-baru ini kembali menjadi perbincangan karena
dhubungkan dengan berita divestasi saham PT Newmont. Selain itu, adanya
imbauan untuk menjauhi saham Bakrie seperti yang dikatakan dalam riset
harian MNC Securities pada 7 September 2012. Analis Senior Lin Che Wei
(18)
3
dalam risetnya menghimbau kepada seluruh nasabah untuk menjauhi alias
avoid
saham di bawah Bakrie Group akibat buruknya kinerja fundamental serta
besarnya hutang terlebih gagal bayar utang Bakrie Group senilai Rp7,1 triliun.
Analis Indosurya Assset Management Reza Priyambada mengatakan, sekarang
ini banyaknya sentimen negatif tentang mereka sehingga harga sahamnya ke
depan akan sangat tergantung dari upaya mereka untuk memulihkan kembali
kepercayaan pasar (Rizkie Fauzan, 2012).
Jika perusahaan mendapatkan keuntungan, pemegang saham akan
mendapatkan dividen (Taufik Hidayat, 2010:96). Dividen adalah laba yang
disetorkan kepada pemegang saham sebagai pemilik saham. Setiap perusahaan
memiliki kebijakan yang berbeda menyangkut dividen. Ada yang jarang
membagikan dividennya, ada yang membagikan dividen sebesar persentase
yang yang tetap dari labanya, ada yang membagikan dividen hanya apabila
mencapai batas laba tertentu. Kebanyakan perusahaan membagikan dividen
setahun sekali, namun ada juga yang dua kali setahun. Yang pertama biasanya
adalah dividen interim. Dividen interim adalah dividen yang dibagikan saat
manajemen belum bisa mengalkulasi secara akurat berapa keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Jadi sifatnya masih sementara. Biasanya dividen ini
dibagikan setelah kuartal ketiga. Jika manajemen sudah dapat menghitung
secara akurat berapa keuntungan yang diperoleh perusahaan, perusahaan dapat
mengumumkan dividen final. Jika ternyata ada kekurangan pembayaran
dividen setelah dividen final diketahui, perusahaan dapat membagikan kembali
kekurangan dividen tersebut (T.Dominic H, 2008:28).
(19)
Berkaitan dengan dividen, harga saham juga dipengaruhi oleh
dividen
per share
(Fakhruddin dan Hadianto, 2001:101).
Dividend per share
banyak
diperhatikan oleh para investor dalam pertimbangan berinvestasi di dalam
sebuah perusahaan karena
dividend per share
merupakan rasio yang
menghitung jumlah pendapatan yang dibagikan (dalam bentuk dividen) untuk
setiap lembar saham biasa (Lukman Syamsudin, 2011:75). Apabila
Dividend
per share
yang diterima naik tentu saja hal ini akan membuat investor tertarik
untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang
dibeli maka harga saham perusahaan tersebut akan naik di pasar modal
(Sutrisno, 2003:305)
.
Berikut adalah tabel perbandingan antara Harga Saham dan Dividen
Per Lembar Saham PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk tahun 2005-2011:
Tabel 1.1
Harga Saham dan Dividen Per Lembar Saham PT. Bakrie Sumatera
Plantations Tbk Tahun 2005-2011
Tahun
Harga Saham
(Rp)
Ket
Dividen Per Lembar
Saham (Rp)
Ket
2005
-
-
9,00
-
2006
872
-
15,00
Naik
2007
1.480
Naik
17,00
Naik
2008
1.941
Naik
8,99
Turun
2009
804
Turun
3,71
Turun
2010
300
Turun
4,40
Naik
2011
375
Naik
4,55
Naik
2012
159
Turun
-
-
(20)
5
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa Dividen Per Lembar
Saham dan Harga Saham PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk mengalami
fluktuasi setiap tahunnya. Namun terdapat fenomena dimana pada tahun 2012
harga saham PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk menurun sedangkan dividen
per lembar sahamnya pada tahun 2011 mengalami kenaikan. Hal itu bertolak
belakang dengan teori Sutrisno (2003
:305) yang mengatakan bahwa “
Apabila
Dividend per share
yang diterima naik tentu saja hal ini akan membuat
investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya
saham yang dibeli maka harga saham perusahaan tersebut akan naik di pasar
modal
”. Penurunan Harga Saham tersebut
dikarenakan kinerja fundamental
perusahaan yang kurang baik yang tercermin pada penurunan laba bersih pada
tahun 2011. Pada tahun 2010 PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk
membukukan laba bersih sebesar Rp. 808.694.189.000 sedangkan pada tahun
2011 hanya Rp. 745.500.653.000 yang kurang memuaskan investor karena
dalam memilih saham, prospek atau kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan
atau menghasilkan laba adalah hal yang perlu diperhatikan investor (Surono
Subekti, 2008:45) sehingga investor tidak tertarik membeli saham dan
mengakibatkan harga saham menurun Didukung oleh peneliti terdahulu
Rescyana Putri Hutami (2012) yang menunjukkan dividen per lembar saham
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Untuk memahami kesehatan perusahaan dari segi permodalan, ahli
ekonomi memperkenalkan parameter
debt to equity ratio
(D/E) atau rasio utang
(
debt
) terhadap modal (
equity
). Saat D/E = 100%, berarti perusahaan tersebut
(21)
berdiri dengan modal yang sama besarnya dengan utang. Jika D/E > 100%,
berarti perusahaan tersebut didirikan dengan utang yang lebih besar daripada
modalnya, begitu pula sebaliknya. Perusahaan dengan D/E yang sangat besar
jelas tidak sehat (T.Dominic H, 2008:84).
Semakin tinggi rasio ini juga menunjukkan semakin tinggi resiko yang
dihadapi oleh para kreditor, karena
debt to equity ratio
yang tinggi
mengindikasikan makin tinggi utang yang dimiliki perusahaan. Pada kondisi
seperti ini, apabila perusahaan memerlukan tambahan dana untuk memperluas
operasi, perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan untuk meminjam dana
dari kreditor (Arfan Ikhsan, 2009:105). Besar kecilnya
Debt to equity ratio
akan mempengaruhi harga pasar saham. Perusahaan yang mempunyai
Debt to
equity ratio
yang besar akan mengurangi minat investor membeli saham
perusahaan karena beban bunga tersebut akan mengurangi jumlah laba
perusahaan dan akibatnya harga saham akan menurun di pasar modal (H.
Manik, 2010:85).
Beberapa investor mempertimbangkan bahwa meningkatnya
debt to
equity ratio
akan menimbulkan resiko yang meningkat karena timbulnya
interest
tambahan dan menimbulkan resiko perusahaan mengembalikan
pinjaman yang semakin besar. Pada keadaan ini investor menjadi kurang
tertarik sehingga dapat menyebabkan harga saham turun (Evi Octavia, 2010).
Persoalan utang membelit kelompok usaha Bakrie. Membuat
kepercayaan investor menjadi menurun. Dalam menjalankan bisnisnya, Grup
Bakrie menjalin kongsi dengan lebih dari 20 kreditur. Utang inilah yang
(22)
7
kemudian membawa dampak negatif terhadap kinerja perusahaan Bakrie di
lantai bursa. Menurut Alfiansyah selaku Head of Research Valbury Asia
Securities mengatakan bahwa sebagian besar saham grup Bakrie mengalami
penurunan yang lebih terkait dengan faktor fundamental. Salah satu faktornya
adalah beban bunga dari utang mereka. Keberadaan utang yang besar itulah
yang memicu kekhawatiran investor untuk membeli saham Bakrie. Mereka
cenderung menahan saham yang dimiliki atau menjualnya. Alfiansyah
menambahkan pada prinsipnya para investor cenderung menghindari resiko
yang akan mereka terima jika Group Bakrie tak bisa membayar bunga dan
utangnya kepada para kreditur. Beban utang itu ditambah dengan risiko selisih
kurs dollar dan rupiah, ketika belakangan rupiah melemah. Sebab mayoritas
pinjaman group Bakrie berasal
dari kreditur asing dan berdenominasi dollar
(Irwan Andri Atmanto, 2012).
Saham grup Bakrie sangat menjanjikan jika berhasil memangkas ratio
utang terhadap modal. Nico Omer Jonckheere, Vice President PT Valbury Asia
Securities mengatakan Pasar saat ini menunggu kemampuan grup ini untuk
menurunkan
debt to equity ratio
-nya. Sebab, yang menjadi ancaman bagi grup
ini sekarang adalah beban bunga dari utang-utangnya yang jatuh tempo. "Di
satu sisi ingin menurunkan tingkat utang, tapi di sisi lain grup ini membuat
utang baru dalam bentuk lain seperti obligasi," katanya kepada
INILAH.COM
,
di Jakarta, Senin (11/10). Karena itu, lanjut Nico, pasar harus memberikan
diskon cukup besar atas saham-saham di grup ini dibandingkan saham-saham
(23)
yang lain. Pasar harus benar-benar mencermati, rasio
leverage
dan ratio utang
terhadap modal (Ahmad Munjin, 2010).
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang di uraikan diatas,
penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar
“
Pengaruh Dividen Per
Lembar Saham dan Rasio Hutang Atas Modal terhadap Harga Saham
Perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
”
.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang terjadi pada Perusahaan
Group Bakrie maka identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1
Harga saham UNSP tahun 2012 menurun sedangkan dividen per lembar
saham UNSP tahun 2011 mengalami kenaikan. Hal itu bertolak
belakang dengan teori yang mengatakan bahwa dividen per lembar
saham berpengaruh terhadap harga saham. Penurunan Harga Saham
tersebut dikarenakan kinerja fundamental perusahaan yang kurang baik
yang tercermin pada penurunan laba bersih pada tahun 2011.
2
Buruknya kinerja fundamental dan besarnya hutang yang dimiliki
perusahaan Group Bakrie memicu penurunan kepercayaan investor dan
berakibat penurunan harga saham perusahaan Group Bakrie di
perdagangan bursa saham.
(24)
9
1.2.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka
penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.
Seberapa besar pengaruh Dividen Per Lembar Saham terhadap Harga
Saham pada perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2.
Seberapa besar pengaruh Rasio Hutang Atas Modal terhadap Harga
Saham pada perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3.
Seberapa besar pengaruh Dividen Per Lembar Saham dan Rasio Hutang
Atas Modal terhadap Harga Saham pada perusahaan Group Bakrie yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh Dividen Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Atas Modal terhadap
Harga Saham pada perusahaan Group Bakrie
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
(25)
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Dividen Per Lembar Saham
terhadap Harga Saham pada perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Rasio Hutang Atas Modal
terhadap Harga Saham pada perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
3.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Dividen Per Lembar Saham
dan Rasio Hutang Atas Modal terhadap Harga Saham pada perusahaan
Group Bakrie yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
Untuk memecahkan masalah sebagaimana yang ada pada fenomena dan
sebagai tambahan informasi bermanfaat mengenai pengaruh Dividen Per
Lenbar Saham dan Rasio Hutang Atas Modal terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4.2
Kegunaan Akademis
1)
Bagi Penulis
Penulis mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu
untuk menambah pengetahuan, dan juga memperoleh gambaran
langsung bagaimana pengaruh Dividen Per Lembar Saham dan Rasio
(26)
11
Hutang Atas Modal terhadap Harga Saham pada Perusahaan Group
Bakrie yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2)
Bagi Peneliti Lain
Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran
dalam penelitian lebih lanjut di bidang yang sama, Dividen Per Lembar
Saham, Rasio Hutang Atas Modal, dan Harga Saham.
3)
Bagi Universitas Komputer Indonesia
Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan di bidang Keuangan
khususnya mata kuliah Akuntansi Manajemen. Sehingga dapat
memberikan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa dan dapat menjadi
bahan referensi, khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan
dengan masalah-masalah yang dibahas.
4)
Bagi Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian sebagai pembuktian empiris dari konsep-konsep yang
telah dikaji yaitu hasil-hasil penelitian sebelumnya dan teori-teori yang
telah ada mengenai pengaruh Dividen Per Lembar Saham dan Rasio
Hutang Atas Modal terhadap Harga Saham menjadikan ilmu Akuntansi
berkembang.
5)
Bagi Instansi
Bagi Instansi yaitu Perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai Dividen Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Atas Modal
terhadap Harga Saham.
(27)
1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia Jl. Jendral
Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190. Dengan memperoleh data sekunder
melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Bandung yang berlokasi di Jl.
Veteran No. 10, Bandung.
1.5.2 Waktu Penelitian
Waktu Penelitian yang telah penulis lakukan dapat di lihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 1.2
Waktu Penelitian
Kegiatan
Bulan
2012-2013
9 10
11
12 1 2 3 4
5
6
7
8
Pra Survei:
1. Persiapan Judul
2. Persiapan Teori
3. Pengajuan Judul
4. Mencari Perusahaan
Usulan Penelitian:
1. Penulisan UP
2. Bimbingan UP
3. Seminar UP
4. Revisi UP
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Skripsi:
(28)
13
1. Bimbingan Skripsi
2. Sidang Skripsi
(29)
103
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh dividen per lembar
saham dan rasio hutang atas modal terhadap harga saham perusahaan Group
Bakrie yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka pada bagian akhir dari
penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Dividen per lembar saham memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Hal ini menandakan bahwa apabila dividen per lembar
saham naik, maka harga saham juga akan mengalami kenaikan, begitu
pula sebaliknya. Dimana dividen per lembar saham memiliki hubungan
sangat kuat dengan harga saham. Dan terdapat faktor-faktor lain yang
mempengaruhi harga saham seperti kondisi fundamental emiten,
permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, IHSG, serta
news
dan
rumors.
2.
Rasio hutang atas modal memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap harga saham perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Hal ini menandakan apabila rasio hutang atas modal
meningkat yang diikuti kenaikan laba bersih, maka harga saham
perusahaan juga akan mengalami peningkatan, begitu pula sebaliknya.
Rasio hutang atas modal memiliki hubungan sangat rendah dengan harga
saham. Terdapat faktor lain yang mempengaruhi harga saham seperti
(30)
104
kondisi fundamental emiten, permintaan dan penawaran, tingkat suku
bunga, valuta asing, IHSG, serta
news
dan
rumors.
3.
Dividen per lembar saham dan rasio hutang atas modal memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan Group Bakrie
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Hal ini berarti dividen per lembar
saham dan rasio hutang atas modal naik, maka harga saham akan
mengalami kenaikan. Kedua variabel tersebut secara simultan memiliki
hubungan yang sangat kuat dengan harga saham. Terdapat faktor-faktor
lain yang mempengaruhi harga saham seperti kondisi fundamental emiten,
permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, IHSG, serta
news
dan
rumors.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
memberikan saran yang dapat dijadikan masukan sebagai berikut:
1.
Agar dividen per lembar saham terus meningkatkan harga saham maka hal
yang harus dilakukan perusahaan adalah dengan memperbaiki kinerja yaitu
meningkatkan laba bersih perusahaan dengan cara melakukan peningkatan
volume penjualan, meningkatkan promosi dan inovasi produk,
meningkatkan harga jual barang, dan mengurangi beban-beban yang
ditanggung perusahaan. Mengingat bahwa investor yang berorientasi
mendapatkan keuntungan, maka cara diatas merupakan langkah yang baik
agar meningkatkan dividen per lembar saham.
(31)
2.
Agar rasio hutang atas modal dapat meningkatkan harga saham secara
optimal, maka penggunaan hutang tersebut digunakan untuk hal yang
urgent
contohnya digunakan untuk ekspansi/ pengembangan bisnis atau
dijadikan dana tambahan untuk kebutuhan produksi barang ketika
penjualan berkembang pesat sehingga laba bersih yang diperoleh akan
mengalami peningkatan. Jika hal tersebut terjadi, maka harga saham akan
mengalami peningkatan di pasar modal. Namun sebaiknya perusahaan
membatasi penggunaan hutang dengan cara mencari sumber pendanaan
lain yang lebih aman dan rendah resiko seperti melakukan penyewaan
asset tetap perusahaan daripada terus melakukan pinjaman kepada pihak
kreditur yang dapat mengakibatkan beban perusahaan semakin berat.
3.
Agar dividen per lembar saham dan rasio hutang dapat memberikan
peningkatan harga saham secara optimal hendaknya perusahaan
membagikan dividen per lembar yang tinggi. Karena dengan peningkatan
dividen tersebut memberikan pengaruh positif dalam kenaikan kenaikan
harga saham. Selain itu perusahaan harus mampu mengoptimalkan
penggunaan peningkatan rasio hutang atas modal dengan cara hutang
tersebut digunakan sebagai dana tambahan untuk kebutuhan produksi
barang ketika penjualan berkembang pesat sehingga laba bersih yang
diperoleh akan mengalami peningkatan dan menarik investor membeli
saham sehingga harga saham akan meningkat di pasar modal.
(32)
1
PENGARUH DIVIDEN PER LEMBAR SAHAM DAN RASIO HUTANG ATAS MODAL TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan Group Bakrie Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
THE INFLUENCE OF DIVIDEND PER SHARE AND DEBT TO EQUITY RATIO ON STOCK PRICES
(Case Study at Bakrie Group Company Listed in Indonesia Stock Exchange) Disusun Oleh:
Euis Masopah
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA ABSTRACT
Bakrie Group Company is engaged in various business sector. But several years later, this company has decline of financial perform because using the big debt. As a consequence, the stock prices reduce. The aims of this research is want to know the influence of dividend per share and debt to equity ratio on stock prices.
Object of this research dividend per share, debt to equity ratios, and stock prices. The method used in this research is descriptive method and verification method with quantitative approach. The population in this research is company incorporated in Bakrie Group Company are listed in the Indonesia Stock Exchange 2005-2011 period. While the samples are used as objects of research as many as two companies. Analysis model in this research is multiple regression analysis.
Based on the results of the research showed (1) Dividend per share has positive significantly effect on stock prices; (2) Debt to equity ratio has positive effect but not significantly on stock prices; (3) Dividend per share and debt to equity ratio has positive significantly effect on the stock prices Bakrie Group Companies listed in Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Dividend Per Share, Debt to Equity Ratio, and Stock Prices
1. PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Pasar modal memberi kesempatan pada para investor untuk menentukan hasil (return) yang diharapkan dan memberikan kesempatan bagi para investor untuk menjual kembali surat berharga yang dimilikinya (Inggrid Tan, 2009:13).
Dalam berinvestasi, mengukur keuntungan dan risiko investasi merupakan kewajiban yang sangat penting karena keuntungan dan risiko investasi dalam kondisi yang tidak pasti (probabilistik) (Arief Habib 2008:137). Investor yang rasional tentu akan memilih saham-saham yang yang memberikan tingkat keuntungan yang tinggi dengan risiko yang rendah. Untuk dapat memperkirakan tingkat keuntungan yang diperoleh dan risiko yang mungkin terjadi, maka investor perlu menganalisis kondisi keuangan perusahaan emiten serta kondisi perekonomian negara. Untuk dapat menganalisisnya, investor memerlukan informasi baik dari internal maupun eksternal perusahaan. Atas dasar analisis informasi inilah investor memutuskan untuk membeli, menahan, atau menjual saham sehingga mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar modal (Faisal Matriadi, 2007).
Setelah mengetahui kesehatan suatu perusahaan yang terlihat dalam analisis fundamental, sering kali investor masih bingung memutuskan untuk membeli saham atau masuk pasar. Agar tidak keliru membuat keputusan, maka paling tidak investor mengerti patokan harga saham dan fluktuasi harga saham, apakah saham yang diinginkan layak untuk dibeli (Arief Habieb, 2008:165).
Harga Saham yang terjadi di pasar modal berfluktuasi seiring kekuatan permintaan dan penawaran terhadap harga saham tersebut. Dengan adanya reaksi pasar berupa berfluktuasi harga saham menunjukkan bahwa penerbitan laporan keuangan mempunyai nilai bagi investor
(33)
2
penurunan seperti kabar tentang default atau potensi gagal bayar hutang Grup Bakrie senilai Rp7,1 triliun yang baru-baru ini kembali menjadi perbincangan karena dhubungkan dengan berita divestasi saham PT Newmont. Selain itu, adanya imbauan untuk menjauhi saham Bakrie seperti yang dikatakan dalam riset harian MNC Securities pada 7 September 2012. Analis Senior Lin Che Wei dalam risetnya menghimbau kepada seluruh nasabah untuk menjauhi alias avoid saham di bawah Bakrie Group akibat buruknya kinerja fundamental serta besarnya hutang terlebih gagal bayar utang Bakrie Group senilai Rp7,1 triliun (Rizkie Fauzan, 2012).
Jika perusahaan mendapatkan keuntungan, pemegang saham akan mendapatkan dividen (Taufik Hidayat, 2010:96). Dividen adalah laba yang disetorkan kepada pemegang saham sebagai pemilik saham. Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda menyangkut dividen. Ada yang jarang membagikan dividennya, ada yang membagikan dividen sebesar persentase yang yang tetap dari labanya, ada yang membagikan dividen hanya apabila mencapai batas laba tertentu. Kebanyakan perusahaan membagikan dividen setahun sekali, namun ada juga yang dua kali setahun (T.Dominic H, 2008:28).
Berkaitan dengan dividen, harga saham juga dipengaruhi oleh dividend per share (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:101). Dividend per share banyak diperhatikan oleh para investor dalam pertimbangan berinvestasi di dalam sebuah perusahaan karena dividend per share merupakan rasio yang menghitung jumlah pendapatan yang dibagikan (dalam bentuk dividen) untuk setiap lembar saham biasa (Lukman Syamsudin, 2011:75). Apabila Dividend per share yang diterima naik tentu saja hal ini akan membuat investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang dibeli maka harga saham perusahaan tersebut akan naik di pasar modal(Sutrisno, 2003:305).
Berikut adalah tabel perbandingan antara Harga Saham dan Dividen Per Lembar Saham PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk tahun 2005-2011:
Tabel 1.1
Harga Saham dan Dividen Per Lembar Saham PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) Tahun 2005-2011
Dari tabel tersebut terlihat adanya ketidaksesuaian dengan teori yang dikemukan oleh Sutrisno (2003:305), yaitu adanya penurunan harga saham PT.Bakrie Sumatera Plantations tahun 2012, padahal pada tahun 2011 perusahaan tersebut terdapat peningkatan dividen per lembar saham. Hal tersebut dikarenakan PT.Bakrie Sumatera Plantations tahun 2011 mengalami penurunan laba bersih dari tahun 2010. Sehingga dengan adanya penurunan laba bersih tersebut investor tidak memiliki minat investor untuk menanamkan modalnya.
Untuk memahami kesehatan perusahaan dari segi permodalan, ahli ekonomi memperkenalkan parameter debt to equity ratio (D/E) atau rasio utang (debt) terhadap modal (equity). Saat D/E = 100%, berarti perusahaan tersebut berdiri dengan modal yang sama besarnya dengan utang. Jika D/E > 100%, berarti perusahaan tersebut didirikan dengan utang yang lebih besar daripada modalnya, begitu pula sebaliknya. Perusahaan dengan D/E yang sangat besar jelas tidak sehat (T.Dominic H, 2008:84).
Semakin tinggi rasio ini juga menunjukkan semakin tinggi resiko yang dihadapi oleh para kreditor, karena debt to equity ratio yang tinggi mengindikasikan makin tinggi utang yang dimiliki perusahaan. Pada kondisi seperti ini, apabila perusahaan memerlukan tambahan dana untuk memperluas operasi, perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan untuk meminjam dana dari kreditor (Arfan Ikhsan, 2009:105). Besar kecilnya Debt to equity ratio akan mempengaruhi harga pasar saham. Perusahaan yang mempunyai Debt to equity ratio yang besar akan mengurangi minat investor membeli saham perusahaan karena beban bunga tersebut akan mengurangi jumlah laba perusahaan dan akibatnya harga saham akan menurun di pasar modal (H. Manik, 2010:85).
(34)
3
Beberapa investor mempertimbangkan bahwa meningkatnya debt to equity ratio akan menimbulkan resiko yang meningkat karena timbulnya interest tambahan dan menimbulkan resiko perusahaan mengembalikan pinjaman yang semakin besar. Pada keadaan ini investor menjadi kurang tertarik sehingga dapat menyebabkan harga saham turun (Evi Octavia, 2010).
Persoalan utang membelit kelompok usaha Bakrie. Membuat kepercayaan investor menjadi menurun. Dalam menjalankan bisnisnya, Grup Bakrie menjalin kongsi dengan lebih dari 20 kreditur. Utang inilah yang kemudian membawa dampak negatif terhadap kinerja perusahaan Bakrie di lantai bursa. Menurut Alfiansyah selaku Head of Research Valbury Asia Securities mengatakan bahwa sebagian besar saham grup Bakrie mengalami penurunan yang lebih terkait dengan faktor fundamental. Salah satu faktornya adalah beban bunga dari utang mereka. Keberadaan utang yang besar itulah yang memicu kekhawatiran investor untuk membeli saham Bakrie. Mereka cenderung menahan saham yang dimiliki atau menjualnya. Alfiansyah menambahkan pada prinsipnya para investor cenderung menghindari resiko yang akan mereka terima jika Group Bakrie tak bisa membayar bunga dan utangnya kepada para kreditur. Beban utang itu ditambah dengan risiko selisih kurs dollar dan rupiah, ketika belakangan rupiah melemah. Sebab mayoritas pinjaman group Bakrie berasaldari kreditur asing dan berdenominasi dollar (Irwan Andri Atmanto, 2012).
Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah: (1 )seberapa besar pengaruh dividen per lembar saham terhadap harga saham; (2) seberapa besar pengaruh rasio hutang atas modal terhadap harga saham; dan (3) seberapa besar pengaruh dividen per lembar saham dan rasio hutang atas modal terhadap harga saham.
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dividen per lembar saham dan rasio hutang atas modal terhadap harga saham.
Kegunaan penelitian ini adalah untuk dapat menambah pengetahuan dan memperoleh gambaran langsung bagaimana pengaruh dividen per lembar saham dan rasio hutang atas modal terhadap harga saham.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Dividen Per Lembar Saham
Menurut Lukman Syamsudin (2011:75) pengertian Dividen Per Lembar Saham adalah sebagai berikut :
“Dividend per share yaitu rasio yang menghitung jumlah pendapatan yang dibagikan
(dalam bentuk dividen ) untuk setiap lembar saham biasa”.
Sedangkan menurut James Carl et all (2010:320) mengatakan bahwa Dividen Per Lembar Saham sebagai berikut:
“Dividend per share dapat dilaporkan sebagai laba per saham untuk menyatakan hubungan antara dividen dan laba. Perbandingan kedua jumlah per saham tersebut menunjukkan besarnya laba yang ditahan oleh perusahaan untuk digunakan dalam
operasi”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dividen per lembar saham merupakan laba yang dibagikan kepada para pemegang saham untuk setiap lembar sahamnya yang menunjukkan besarnya laba yang ditahan oleh perusahaan untuk digunakan dalam operasi.
Adapun rumus perhitungan dividen per lembar saham adalah sebagai berikut:
(Taufik Hidayat, 2010:124)
(35)
4
sebagai berikut:“Rasio yang digunakan untuk mengukur apakah perusahaan dapat membayar tuntas semua hutangnya dengan modal atau ekuitas yang ada”.
Dari definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa Rasio Hutang Atas Modal adalah rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dibayar oleh modal atau ekuitas yang ada.
Adapun untuk menghitung rasio hutang atas modal adalah sebagai berikut:
(Arfan Ikhsan, 2009:105)
Harga Saham
Menurut Eduardus (2010:341) pengertian harga saham adalah sebagai berikut :
“Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor
earning, aliran kas, dan disyaratkan investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro suatu negara serta kondisi ekonomi global”.
Sedangkan menurut Rusdin (2008:66) pengertian harga saham adalah sebagai berikut:
“Harga Saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan
tawar-menawar. Makin banyak orang yang ingin membeli , maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham,
maka saham tersebut akan bergerak turun”.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas, dan disyaratkan investor dan ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar.
Untuk menjaga originalitas dalam penelitian, maka dikemukakan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Keterkaitan Dividen Per Lembar Saham dengan Harga Saham
Teori yang dikemukakan menurut Sutrisno (2003:305) tentang keterkaitan Dividen Per Lembar Saham dengan Harga Saham adalah sebagai berikut :
“Apabila Dividend Per Share yang diterima naik tentu saja hal ini akan membuat investor
tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang dibeli
maka harga saham perusahaan tersebut akan naik di pasar modal”.
Dan menurut R. Fatriana dan E. Condro (2011:153) mengatakan keterkaitan dividen per lembar saham dengan harga saham sebagai berikut:
“Pada umumnya investor merespon positif setiap kenaikan dividen per saham yang
dibagikan oleh perusahaan. Semakin besar dividen per saham yang dibayarkan akan meningkatkan permintaan saham sehingga harga saham cenderung akan mengalami
kenaikan”.
Pernyataan tersebut didukung penelitian terdahulu yang dilakukan Budi Susetyo,Thabrani dan Khadijah (2008) yang mengatakan bahwa dividend per share mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan juga penelitian yang dilakukan Rescyana Putri Hutami
(36)
5
(2012) mengungkapkan bahwa Dividend Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Serta Dr.Sanjeet Sharma (2011) mengatakan bahwa “The result revealed that dividend per share has significant impact on the market price of share”.
Keterkaitan Rasio Hutang Atas Modal terhadap Harga Saham
H. Manik (2010:85) mengemukakan keterkaitan Rasio Hutang Atas Modal terhadap Harga Sahamadalah sebagai berikut:
“Besar kecilnya Debt to equity ratio akan mempengaruhi harga pasar saham. Perusahaan
yang mempunyai Debt to equity ratio yang besar akan mengurangi minat investor membeli saham perusahan karena beban bunga tersebut akan mengurangi jumlah laba
perusahaan dan akibatnya harga saham akan menurun di pasar modal”.
Dan menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:61) mengemukakan bahwa:
“Semakin tinggi rasio hutang terhadap modal berarti modal sendiri semakin sedikit
dibanding dengan hutangnya. Semakin kecil rasio hutang terhadap modal semakin baik
bagi perusahaan dan akan meningkatkan harga saham”.
Pernyataan tersebut didukung peneliti terdahulu, Peter dan Robin (2011) yang menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham. Dan juga peneliti terdahulu, Stella (2009) menyatakan bahwa Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap harga pasar saham.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 : Dividen Per Lembar Saham berpengaruh terhadap Harga Saham. H2 : Rasio Hutang Atas Modal berpengaruh terhadap Harga Saham.
H3 : Dividen Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Atas Modal berpengaruh terhadap Harga Saham.
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Dividen Per Lembar Saham, Rasio Hutang Atas Modal, dan Harga Saham.
Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
Desain Penelitian
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) yang peneliti terapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitia ;
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;
4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan; 7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data; 8. Melakukan analisis data;
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
(37)
6
Sumber dan Teknik Penentuan DataSumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data laporan keuangan perusahaan Group Bakrie beserta data harga saham yang diperoleh dari situs www.duniainnvestasi.com.
Populasi dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2011.
Tabel 3.3
Daftar Populasi Perusahaan
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 2 perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2011. Adapun pertimbangan dalam penentuan sampel ini antara lain:
a. Data yang diambil perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2011.
b. Data yang diambil adalah data perusahaan group bakrie yang melakukan pembagian dividen tahun 2005-2011.
c. Data yang diambil dari tahun 2005-2011 yang dijadikan sampel karena pada rentang periode ini terdapat fenomena yang menyebabkan harus adanya penelitian yang dilakukan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumen-dokumen.
Rancangan Analisis
1. Analisis Kualitatif 2. Analisis Kuantitatif
a. Uji Asumsi Klasik
b. Analisis Regres Linier Berganda c. Analisis Korelasi
d. Koefisien Determinasi
Pengujian Hipotesis
a. Pengujian secara parsial (Uji t)
Menyusun hipotesis
H0; β1 = 0, Dividen Per Lembar saham tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
Ha ; β1≠ 0, Dividen Per Lembar saham berpengaruh terhadap Harga Saham.
H0; β2 = 0, Rasio Hutang Atas Modal tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
Ha ; β2≠ 0, Rasio Hutang Atas Modal berpengaruh terhadap Harga Saham.
Kriteria Pengakuannya yaitu sebagai berikut:
Jika -ttabel > thitung > ttabel, maka variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (H0 ditolak).
Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (H0 diterima).
(38)
7
b. Pengujian secara simultan (Uji F)Hipotesis
Ho:β1=β2=0,Dividen Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Atas Modal tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
Ha;β1≠β2≠0, Dividen Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Atas Modal berpengaruh terhadap Harga Saham
Kriteria Pengakuannya yaitu sebagai berikut:
Jika Fhitung > Ftabel, variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (H0 ditolak).
Jika Fhitung < Ftabel, variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen(H0 diterima).
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Analisis Deskriptif
Deskriptif Dividen Per Lembar Saham Pada Perusahaan Group Bakrie Tahun 2005-2011 Tabel 4.1
Perkembangan Dividen Per Lembar Saham Pada Perusahaan Group Bakrie Tahun 2005-2011
Rata-rata dividen per lembar saham yang dibagikan perusahaan Group Bakrie dapat dikategorikan sebagai dividen per lembar saham yang sangat rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan cenderung menganggarkan dividen yang kurang besar sehingga tidak dapat mengimbangi besarnya jumlah saham yang diterbitkan. Akibatnya investor mendapatkan dividen per lembar saham yang cukup rendah. Dengan hal tersebut menandakan perusahaan Group Bakrie belum mampu memberikan keuntungan yang besar bagi para investor sebagai pemegang saham.
Tahun 2007 merupakan titik dividen per lembar saham tertinggi yang diperoleh kedua perusahaan. Namun dari tahun 2008-2011 dividen per lembar saham kedua perusahaan tersebut cenderung mengalami penurunan diakibatkan penurunan laba bersih.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan dividen per lembar saham umumnya dikarenakan adanya peningkatan laba bersih dan likuiditas perusahaan yang baik diperoleh masing-masing perusahaan sehingga jumlah dividen yang dibayarkan mengalami peningkatan. Sementara dividen per lembar saham mengalami penurunan akibat penurunan laba bersih, likuiditas yang kurang baik, perencanaan ekspansi bisnis, dan pembayaran hutang. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Triandjoto K (2011:22).
Deskriptif Rasio Hutang Atas Modal Pada Perusahaan Group Bakrie Tahun 2005-2011 Tabel 4.2
Perkembangan Rasio Hutang Atas Modal Pada Perusahaan Group Bakrie Tahun 2005-2011
Kedua perusahaan Group Bakrie cenderung mempunyai total hutang yang melebihi jumlah total modalnya. Hal itu merupakan tanda yang kurang baik bagi perusahaan karena kriteria ideal rasio hutang atas modal adalah jumlah modalnya lebih besar dari hutangnya atau minimal sama (Sofyan Syafri Harahap, 2009:303) dan hal tersebut mengakibatkan perusahaan akan mengalami kesulitan dalam membayar hutang dengan modal yang dimiliki. Penggunaan hutang
(39)
8
dikarenakan tingginya pertumbuhan ekonomi, tingginya profitabilitas perusahaan, dan tingginya resiko bisnis perusahaan sehingga penggunaan hutang lebih ditekan serendah mungkin karena tersedianya saldo laba sebagai sumber pendanaan. Hal ini sesuai dengan teori Hasri Prawira (2007:215).
Deskriptif Harga Saham Pada Perusahaan Group Bakrie Tahun 2005-2011 Tabel 4.3
Perkembangan Harga Saham Pada Perusahaan Group Bakrie Tahun 2006-2012
Jika dilihat dari rata-rata harga saham perusahaan Group Bakrie, harga saham perusahaan Group Bakrie cenderung rendah. Sebagai perusahaan yang besar seharusnya perusahaan Group Bakrie mempunyai harga saham cukup tinggi. Pada tahun 2006-2008 harga saham kedua perusahaan Group Bakrie cenderung mengalami peningkatan, namun semenjak krisis global tahun 2008 yang mengakibatkan terjadinya penurunan laba bersih, harga saham perusahaan- perusahaan Group Bakrie tersebut cenderung menurun atau rendah. Sehingga dapat dikatakan kedua perusahaan Group Bakrie tersebut dapat dikatakan belum optimal dalam memperbaiki atau meningkatkan harga sahamnya.
Secara keseluruhan harga saham perusahaan Group Bakrie cenderung fluktuatif. Adanya penurunan harga saham tersebut dikarenakan kinerja perusahaan yang kurang memuaskan yang ditandai penurunan laba dan news atau rumors negatif yang mengakibatkan permintaan akan saham perusahaan berkurang dan berakibat pada penurunan harga saham. Peningkatan laba yang besar merupakan daya tarik investor untuk membeli saham perusahaan. Peningkatan permintaan saham itulah yang mengakibatkan harga saham perusahaan Group Bakrie meningkat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ali Arifin (2007:116) yang mengatakan
bahwa apabila “kinerja fundamental baik maka akan diikuti peningkatan permintaan saham dan
akhirnya meningkatkan harga saham”. Begitu pula adanya news dan rumors yang berkembang
dimasyarakat ikut menyumbang penurunan harga saham Group Bakrie beberapa tahun belakangan, terutama akibat isu gagal bayar karena penggunaan hutangnya melebihi jumlah ideal sebuah rasio hutang atas modal.
Analisis Verifikatif
1. Hasil Pengujian Asumsi Klasik a. Hasil Pengujian Normalitas
Diperoleh dari uji kolmogorov-smirnov sebesar 0.959. Karena nilai probabilitas pada uji kolmogorov-smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0.05), maka disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal.
b. Hasil Pengujian Multikolinearitas
Diperoleh nilai VIF dari kedua variabel bebas sebesar 1,002 lebih kecil dari 10 dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat ultikolinearitas diantara variabel dividen per lembar saham dan variabel rasio hutang atas modal.
c. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Nilai signifikansi (sig) dari masing-masing korelasi variabel independen dengan nilai absolut error (yaitu 0,358 dan 0,911) masih lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan data bersifat homogen dan tidak terdapat heteroskedastisitas.
(40)
9
d. Hasil Pengujian AutokorelasiNilai dW yang diperoleh sebesar 1,714 berada diantara nilai dU (1,551) dan 4-dU (3,095). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan tidak memiliki masalah autokorelasi baik itu autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.
2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.8
Persamaan Regresi Linier Berganda
Sejalan dengan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dibentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y =284,010 + 57,176 X1 + 0,110X2 3. Hasil Analisis Korelasi
a. Korelasi Dividen Per Lembar Saham dengan Harga Saham Ketika Rasio Hutang Atas Modal Tidak Berubah
Tabel 4.9
Koefisien Korelasi Dividen Per Lembar Saham dengan Harga Saham
Nilai korelasi yang diperoleh antara Dividen Per Lembar Saham dengan Harga Saham ketika Rasio Hutang Atas Modal tidak berubah adalah sebesar 0,969 dengan arah positif. Artinya Dividen Per Lembar Saham memiliki hubungan yang sangat kuat dengan harga saham. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berada diantara 0,80 – 1,000. Nilai korelasi bertanda positif, menunjukan bahwa ketika Dividen Per Lembar Saham meningkat maka Harga Saham akan meningkat pula. Besarnya pengaruh Dividen Per Lembar Saham dengan Harga Saham adalah (0,969)2
x 100% = 93,9%.
b. Korelasi Rasio Hutang Atas Modal dengan Harga Saham Ketika Dividen Per Lembar Saham Tidak Berubah
Tabel 4.10
Koefisien Korelasi Rasio Hutang Atas Modal dengan Harga Saham
Nilai korelasi yang diperoleh antara Rasio Hutang Atas Modal dengan Harga Saham ketika Dividen Per Lembar Saham tidak berubah adalah sebesar 0,062 dengan arah positif. Artinya Rasio Hutang Atas Modal memiliki hubungan yang sangat rendah dengan Harga Saham. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berada diantara 0,00 – 0,199. Nilai korelasi bertanda positif, menunjukan bahwa ketika Rasio Hutang Atas Modal Meningkat, maka Harga Saham akan meningkat. Besarnya pengaruh Rasio Hutang Atas Modal dengan Harga Saham adalah (0,062)2 x 100% = 0,4%.
c. Korelasi Dividen Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Atas Modal dengan Harga Saham
Tabel 4.11
Koefisien Korelasi Berganda
Kedua variabel bebas memiliki hubungan yang sangat kuat dengan harga saham. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berganda R sebesar 0,969 berada diantara interval koefisien 0,800 – 1,000 yang tergolong dalam kriteria tingkat hubungan yang sangat kuat.
(41)
10
a. Pengaruh Dividen Per Lembar Saham terhadap Harga Saham Secara Parsial
Hasil yang diperoleh dari perbandingan thitung dengan ttabel adalah thitung > ttabel (13,029 > 2,201), maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak H0 sehingga Ha diterima, yang berarti variabel dividen per lembar saham berpengaruh signifikan terhadap harga saham
b. Pengaruh Rasio Hutang Atas Modal terhadap Harga Saham Secara Parsial
Hasil yang diperoleh dari perbandingan thitung dengan ttabel adalah –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
(-2,201 ≤ 0,207 ≤ 2,201), maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ha
sehingga H0 diterima, yang berarti variabel rasio hutang atas modal tidak berpengaruh terhadap harga saham.
c. Pengaruh Dividen Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Atas Modal terhadap Harga Saham Secara Simultan
Hasil yang diperoleh dari perbandingan Fhitung dengan Ftabel adalah Fhitung > Ftabel (84,977 > 3,982), maka pada tingkat signifikansi 5% diputuskan untuk menolak H0 sehingga Ha dapat diterima. Artinya kedua variabelbebas(dividen per lembar saham dan rasio hutang atas modal) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Pembahasan
a. Pengaruh Dividen Per Lembar Saham terhadap Harga Saham Secara Parsial
Dividen per lembar saham memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap harga saham. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa dividen per lembar saham mempunyai hubungan searah dengan harga saham. Artinya semakin besar dividen per lembar saham yang diberikan maka semakin besar pula harga saham yang diperdagangkan. Adanya pengaruh yang signifikan antara dividen per lembar saham mengindikasikan bahwa informasi yang diberikan oleh perusahaan Group Bakrie tentang pembagian dividen dijadikan sebagai bahan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan dalam melakukan investasi pada perusahaan Group Bakrie.
b. Pengaruh Rasio Hutang Atas Modal terhadap Harga Saham Secara Parsial
Rasio hutang atas modal berpengaruh positif tidak signifikan. Dengan adanya pengaruh positif menunjukkan bahwa adanya hubungan searah dengan harga saham. Artinya dengan adanya peningkatan rasio hutang atas modal maka harga saham akan meningkat. Dengan kata lain jika perusahaan meningkatkan rasio hutang atas modal dan akhirnya mampu memberikan peningkatan laba bersih, maka harga saham di pasar modal juga mengikuti peningkatan.
Dengan hasil tersebut menunjukkan investor perusahaan Group Bakrie tidak mempemasalahkan besarnya risiko dari peningkatan rasio hutang atas modal, namun dengan syarat perusahaan mampu mengoptimalkan besarnya hutang dengan menghasilkan peningkatan laba bersih perusahaan. Karena dengan peningkatan laba bersih menunjukkan perusahaan mencerminkan kinerja yang baik dan memberikan prospek yang cerah di masa yang akan datang dan harga saham yang diperdagangkan di pasar modal akan meningkat.
c. Pengaruh Dividen Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Atas Modal terhadap Harga Saham Secara Simultan
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dividen per lembar saham dan rasio hutang atas modal memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap harga saham. Dengan kata
(1)
T-2 Descriptive & Verifikatif Descriptive dan Explanatory Survey Perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di
BEI
Time Series
T-3 Descriptive & Verifikatif Descriptive dan Explanatory Survey Perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di
BEI
Time Series
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Dividen Per Lembar Saham (X1)
Dividend per share yaitu rasio yang menghitung jumlah pendapatan yang dibagikan (dalam bentuk dividen ) untuk setiap lembar saham biasa Lukman Syamsudin (2011:75)
Taufik Hidayat (2010:124)
Rasio
Rasio Hutang Atas Modal (X2)
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2008:200)
Arfan Ikhsan (2009:105)
Rasio
Harga saham (Y)
Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas, dan disyaratkan investor, yang mana ketiga fator tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro suatu negara serta kondisi ekonomi global
Eduardus (2010:341)
Harga Penutupan Saham (closing price)
Rasio
Tabel 3.3
Daftar Populasi Emiten
No Daftar Emiten Kode Emiten
1. PT. Bakrie & Brothers Tbk BNBR
2. PT. Bakrie Telecom Tbk BTEL
3. PT Berau Coal Energy Tbk BRAU
4. PT Bumi Resources Mineral Tbk BRMS
5. PT. Bumi Resources Tbk BUMI
6. PT. Darma Henwa Tbk DEWA
(2)
8. PT. Energi Mega Persada Tbk ENRG 9. PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk UNSP
10. PT. Visi Media Asia Tbk VIVA
Tabel 3.4 Daftar Sampel Emiten
No Nama Emiten
1. PT. Bumi Resources Tbk
2. PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk
Tabel 4.1
Perkembangan Dividen Per Lembar Saham Pada Perusahaan Group Bakrie Tahun 2005-2011
No Kode Emiten
Tahun Jumlah Dividen Yang Dibagikan
Jumlah Saham Yang Diterbitkan
DPS (Rp)
Perkembangan (%) 1 UNSP 2005 20,979,000,000 2,331,000,000 9.00 -
2006 34,965,000,000 2,331,000,000 15.00 66,67 2007 64,395,968,000 3,787,875,000 17.00 13,34 2008 34,037,072,000 3,787,996,935 8.99 -47,15 2009 50,292,114,000 13,553,772,676 3.71 -58,71 2010 60,199,906,000 13,686,738,842 4.40 18,54 2011 62,496,744,000 13,720,470,842 4.55 3,56
Rata-Rata 8.95 -0,62
2 BUMI 2005 297,687,620,289 19,404,000,000 15.34 - 2006 309,034,654,495 19,404,000,000 15.93 3,81 2007 2,061,042,784,185 19,404,000,000 106.22 566,93 2008 957,897,842,085 19,404,000,000 49.37 -53,52 2009 536,585,148,648 19,404,000,000 27.65 -43,98 2010 848,020,028,155 20,300,187,393 41.77 51,06 2011
290,395,705,966
20,300,187,393 14.31 -65,76
Rata-Rata 38.65 76,42
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan (Diolah) Tabel 4.2
Perkembangan Rasio Hutang Atas Modal pada Perusahaan Group Bakrie Tahun 2005-2011
No Kode Emiten
Tahun Total Hutang Total Modal DER (%) Perkembangan (%) 1 UNSP 2005 754,181,303,000 490,727,471,000 153,69 -
2006 1,104,515,876,000 642,485,319,000 171.91 15,51 2007 1,924,314,642,000 2,385,205,980,000 80,68 -54,55
(3)
2008 2,229,140,582,000 2,470,178,284,000 90,24 11,86 2009 2,401,056,025,000 2,669,843,170,000 89,93 -0,34 2010 9,954,999,647,000 8,318,408,463,000 119,67 33,07 2011 9,644,732,756,000 9,057,562,447,000 106,48 -11,02
Rata-rata 116,09 -0,91
2 BUMI 2005 14,498,048,000,000 1,849,273,000,000 783,99 - 2006 19,309,491,321,120 3,242,754,333,819 595,47 -24,05 2007 13,373,098,606,681 10,583,461,631,509 126,36 -78,78 2008 34,918,945,663,437 17,328,516,286,851 201,51 59,48 2009 54,846,001,986,178 13,867,427,460,744 395,50 96,27 2010 59,106,000,938,985 14,574,088,813,284 405,56 2,54 2011 56,282,717,283,570 10,693,509,414,840 526,33 29,78
Rata-rata 433,53 14,21
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan (Diolah)
Tabel 4.3
Perkembangan Harga Saham pada Perusahaan Group Bakrie Tahun 2006-2012
No Kode
Emiten
Tahun Harga Saham
(Rp)
Perkembangan (%)
1 UNSP 2006 872 -
2007 1480 69,72
2008 1941 31,15
2009 804 -58,58
2010 300 -62,69
2011 375 25,00
2012 159 -7,60
Rata-rata 847.29 -8,83
2 BUMI 2006 800 -
2007 1890 136,25
2008 6450 241,27
2009 2425 -62,40
2010 1720 -29.07
2011 3075 78,78
2012 1160 -62,28
Rata-rata 2502,86 50,42
(4)
Tabel 4.4
Hasil Uji Asumsi Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 14
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 397,5567829 Most Extreme Differences
Absolute ,136
Positive ,136
Negative -,088
Kolmogorov-Smirnov Z ,507
Asymp. Sig. (2-tailed) ,959
Sumber : Lampiran Output SPSS a. Test Distribution is Normal b. Calculated from data
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 DPS ,998 1,002
DER ,998 1,002
a. Dependent Variable: HargaSaham Sumber: Lampiran Output SPSS
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas abs_error
Spearman's rho
DPS
Correlation
Coefficient ,266
Sig. (2-tailed) ,358
N 14
DER
Correlation
Coefficient -,033
Sig. (2-tailed) ,911
N 14
abs_error
Correlation
Coefficient 1,000
Sig. (2-tailed) .
N 14
(5)
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 ,969a ,939 ,928 432,189979 1,714 a. Predictors: (Constant), DER, DPS
b. Dependent Variable: HargaSaham Sumber: Lampiran Output SPSS
Tabel 4.8
Persamaan Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta 1
(Constant) 284,01
0 216,709 1,312 ,218
DPS 57,176 4,388 ,970 13,029 ,000
DER ,110 ,529 ,016 ,207 ,840
a. Dependent Variable: HargaSaham Sumber: Lampiran Output SPSS
Tabel 4.9
Koefisien Korelasi Dividen Per Lembar Saham dengan Harga Saham Correlations
Control Variables DPS HargaSaham
DER
DPS
Correlation 1,000 ,969
Significance (2-tailed) . ,000
Df 0 11
HargaSaham
Correlation ,969 1,000
Significance (2-tailed) ,000 .
Df 11 0
(6)
Tabel 4.10
Koefisien Korelasi Rasio Hutang Atas Modal dengan Harga Saham Correlations
Control Variables HargaSah
am
DER
DPS
HargaSaham
Correlation 1,000 ,062
Significance (2-tailed) . ,840
Df 0 11
DER
Correlation ,062 1,000
Significance (2-tailed) ,840 .
Df 11 0
Sumber: Lampiran Output SPSS
Tabel 4.11
Koefisien Korelasi Berganda Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,969a ,939 ,928 432,189979
Sumber :Lampiran Output SPSS
Tabel 4.12
ANOVA Untuk Uji Simultan (Uji F) ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 31739066,373 2 15869334,39 84,959 ,000b Residual 2054270,555 11 186788,013
Total 33793336,93 13
Sumber : Lampiran Output SPSS a. Dependent variabel:HargaSaham b. Predictors: (constant), DER,DPS