Pengaruh Laba Per Lembar Saham Dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat Di BEI Periode 2008-2013
(2)
(3)
(4)
ABSTRAK
Dhiya Ardiowati dengan judul “Pengaruh Laba Per Lembar Saham Dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013”
Di bawah bimbingan Linna Ismawati, SE., M.Si
Laba per lembar saham menjadi sangat penting bagi perusahaan karena investor selalu mempertimbangkannya sebelum membuat keputusan investasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan laba per lembar saham, rasio hutang, dan harga saham, dan juga untuk mengetahui pengaruh laba per lembar saham dan rasio hutang terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan sektor pertambangan.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Data yang digunakan adalah sekunder berupa laporan keuangan perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. Sedangkan pengujian statistic yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, analisis korelasi, analisis koefisien determinasi, uji t, dan uji f.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan laba per lembar saham dan rasio hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, laba per lembar saham tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Begitu juga dengan rasio hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
(5)
ABSTRACT
Dhiya Ardiowati with the title "The Influence of Earnings Per Share And Ratio Laverege On Stock Price In Mining Company Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2008-2013"
Under the guidance of Linna Ismawati, SE., M.Si
Earnings per share is very important for the company because investors always consider before making an investment decision. The purpose of this study was to determine the development of earnings per share, debt equity ratio, and the stock price, and also to determine the effect of earnings per share and debt to equity ratio on stock price either partially or simultaneously in the mining sector companies. This study used a sample of mining companies in Indonesia Stock Exchange 2008-2013 period. The method used is by descriptive and verification methods. The data used is a secondary form of financial statements mining companies in Indonesia Stock Exchange Period 2008-2013. While Statistical test used multiple linear regression analysis, the classical assumption test, correlation analysis, determination coefficient analysis, t test, and f test .
The results showed that simultaneous earnings per share and debt equity ratio does not have a significant effect on stock prices. Partially, earnings per share does not have a significant effect on stock prices. Likewise, debt equity ratio has no significant effect on stock prices.
(6)
1.1. Latar Belakang Penelitian
Sebelum menanamkan modalnya, investor terlebih dahulu melihat kinerja
perusahaan. Investor tentu hanya akan menanamkan modal pada perusahaan yang
memiliki kinerja yang baik sehingga dapat memberikan keuntungan bagi penanam
modal. Kinerja perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat dilihat dari laporan keuangan yang di publikasikan untuk umum. Pada umumnya, informasi laba
merupakan informasi yang paling mendapatkan perhatian yang besar dari berbagai
kalangan terutama investor. Namun, saat ini selain informasi laba, investor juga
memperhatikan rasio hutang perusahaan yang akan dibelinya sebagai dampak dari
banyaknya likuidasi perusahaan maupun bank karena tidak mampu membayar
pinjamannya.
Laporan keuangan perusahaan merupakan informasi yang penting bagi
investor dalam mengambil keputusan investasi. Manfaat laporan keuangan tersebut
menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut
melalui analisis rasio keuangan. Rasio keuangan dapat memprediksi kesulitan
keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada
masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu
(7)
Menurut Van Horne ( 2005 : 234) : “Rasio keuangan adalah alat yang
digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.analisis rasio
mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi
dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang
membutuhkan kehati–hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Rasio keuangan yang akan di ambil meliputi rasio likuiditas dan
rasio Profitabilitas (Profit).
Selain dari rasio keuangan pendapatan laba juga di perhatikan oleh investor
dipasar modal untuk menentukan pilihan dalam menanamkan investasinya. Bagi
perusahaan, menjaga dan meningkatkan laba bersih adalah suatu keharusan agar
saham tetap eksis dan tetap diminati investor. Dengan informasi tentang laba atau
tingkat return yang diperoleh perusahaann yang tercermin dalam laporan keuangan
akan menimbulkan reaksi terhadap harga saham perusahaan. Apabila laba yang
diperoleh perusahaan tinggi, maka deviden yang akan dibagikan kepada pemegang
saham juga tinggi sehingga investor banyak yang tertarik untuk menanamkan
investasi di perusahaan. Sebaliknya, apabila laba yang diperoleh perusahaan rendah,
maka deviden yang akan dibagikan kepada pemegang saham akan rendah sehingga
akan menurunkan minat investor untuk menanamkan investasi diperusahaan. (Smith
and Skousen 2000 : 132 yang dialih bahasakan oleh tim penerjemah penerbit
(8)
Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba selama satu tahun. Menurut indrawati dan Suhendro (2006), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba.
Rasio Profitabilitas menurut (Gitman 2009) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari
penjualan investasi serta kemapuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi
dasar pembagian deviden perusahaan.
Menurut Kasmir (2012:151), rasio solvabilitas (leverage ratio) adalah “Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang.” Artinya berapa besar beban utang yang di tanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.
Dalam hal ini Indonesia sebagai salah satu Negara penghasil komoditi sangat
merasakan dampak yang besar dari Resesi Global yang menyebabkan penurunan
daya beli Negara-negara industri dunia serta fluktuasi harga memberikan yang
dampak negatif bagi Perusahaan-perusahaan khususnya sektor pertambangan yang
ada di Indonesia. sehingga menyebabkan terhambatnya tingkat investasi yang
menyebabkan Laba Per Lembar Saham (EPS) mengalami penurunan dan akan
menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk membayar hutang-hutang nya.
Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan hutang yang cukup besar, baik hutang
(9)
perusahaan yang terus menerus meningkat sehingga investor enggan untuk
menanamkan modalnya sehingga harga saham akan menurun. Fenomena di atas
menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian.
Penelitian ini akan di lakukan dengan mengambil 6 sampel perusahaan di
Indonesia pada sektor Komoditi seperti PT. Adaro Energy Tbk, PT. Antam Tbk, PT.
International Nickel Indonesia Tbk, PT. Indo Tambang Raya Megah Tbk, PT. Medco
Energy International dan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Dengan
itu peneliti membuat rata-rata pada laporan keuangan yang akan di teliti sebagai
berikut.
Tabel 1.1
Laba Per Lembar Saham, Rasio Hutang dan Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2008-2013 Nama
Perusahaan
Kode Perusahaan
Tahun EPS (Rp) DER (X) Harga Saham (Rp) Tahun PT. Adaro Energy Tbk.
ADRO 2008 28 1.41 1,730 2009
2009 137 1.43 2,550 2010
2010 69.37 1.18 1,770 2011
2011 156.03 1.32 1,590 2012
2012 116.5 1.23 1,090 2013
PT. Antam Tbk.
ANTM 2008 143,67 0.26 2,200 2009
2009 63,46 0.21 2,450 2010
2010 176.49 0.27 1,620 2011
2011 202.12 0.41 1,280 2012
2012 313.79 0.54 1,090 2013
PT. International
Nickel Indonesia
INCO 2008 395 0.21 3,650 2009
2009 187 0.29 4,875 2010
2010 395.18 0.30 3,200 2011
(10)
2012 0.36 0.36 2,650 2013 PT. Indo
Tambang Raya Megah Tbk.
ITMG 2008 2,277 0.61 31,800 2009
2009 2,791 0.52 50,750 2010
2010 1,622.11 0.51 38,650 2011
2011 4,382.83 0.46 41,550 2012
2012 3,697.46 0.49 28,500 2013
PT.Medco Energy International
Tbk.
MEDC 2008 923 1.68 2,450 2009
2009 63 1.85 3,375 2010
2010 237.51 1.86 2,425 2011
2011 1,329.19 2.02 1,630 2012
2012 36.54 2.15 2,100 2013
PT. Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) Tbk
PTBA 2008 741 0.51 17,250 2009
2009 1,184 0.40 22,950 2010
2010 871.86 0.36 17,350 2011
2011 1,339.26 0.41 15,100 2012
2012 1,258.66 0.50 10,200 2013
Sumber : Bursa Efek Indonesia dan ICMD (Hasil Data Yang sudah Di olah)
Berdasarkan dari tabel 1.1 diatas merupakan perkembangan dari EPS,
DER, dan Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Dapat dilihat pada perusahaan PT.Aneka
Tambang Tbk, PT. Internasional Nickel Indonesia Tbk, PT. Medco Energy
Internasional Tbk. EPS pada tahun 2009 mengalami penurunan . ini dikarenakan
adanya Resesi Global yang menyebabkan adanya ketidakpastian dalam
pendapatan yang berdampak negatif terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Sehingga menyebabkan penurunan daya beli
Negara-negara industri terhadap bahan baku Pertambangan di Indonesia sehingga Laba
Per Lembar saham mengalami penurunan, apabila EPS menurun para investor
enggan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan sehingga harga saham
(11)
harga saham, Harga Saham terus mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya
(www.idx.co.id).
Kondisi pada Debt Equity Ratio (DER) mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun tahun kecuali pada perusahaan PT. Indo Tambang Raya Megah
Tbk, pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu sebesar 0.46 dari tahun
sebelumnya, kenaikam Rasio Hutang ini disebabkan karena perusahaan
melakukan peminjaman dana untuk kebutuhan kegiatan operasional perusahaan,
peningkatan Debt Equity Ratio tidak diikuti dengan harga saham, harga saham
mengalami penurunan kecuali pada perusahaan PT. Indo Tambang Raya Megah
Tbk. Mengalami kenaikan sebesar Rp. 41.550 dari tahun sebelumnya
Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Laba Per Lembar Saham Dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2013“ untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh Laba Perlembar Saham dan rasio hutang
(12)
1.2. Identifikasi & Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah
Kinerja perusahaan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan
bermanfaat bagi pengambil keputusan, terutama para investor yang ingin
menanamkan dananya di pasar modal. investor mengharapkan hasil dana yang
mereka investasi menghasilkan suatu keuntungan Laba Per Lembar Saham . Jika
perusahaan memiliki laba yang rendah maka minat investor untuk berinvestasi di
perusahaan tersebut berkurang. Dengan itu investor harus mengetahui analisis
laporan keuangan melalui perhitungan rasio-rasio keuangan dan perubahan laba
dalam melakukan prediksi harga saham yang diinginkan sehingga dapat
membuat portofolio yang menguntungkan dari hasil investasinya.
Melemahnya selisih kurs rupiah serta Resesi global yang terjadi pada
tahun 2011 serta turunnya perekonomian Amerika dan Negara-Negara Eropa
lainnya telah mengakibatkan turunnya daya beli terhadap komoditi-kommoditi
ekspor Indonesia. Resesi global yang terjadi mengakibatkan fluktuasi harga
komoditi yang menyebabkan adanya ketidakpastian dalam pendapatan yang
mempengaruhi kondisi keuangan. sehingga diperlukan analisis untuk dapat
menilai kinerja perusahaan terutama Laba Per Lembar Saham serta Rasio Hutang
perusahaan sebagai dasar pertimbangan dalam berinvestasi oleh investor-investor
yang berminat. Rasio yang digunakan dalam menganalsis perusahaan terdiri dari
(13)
Dari uraian tersebut, identifikasi masalah yang terjadi adalah :
1. Kurangnya minat investor untuk untuk berinvestasi di karenakan Laba
Per lembar Saham perusahaan rendah atau menurun.
2. Rasio Hutang Perusahaan sebagian besar meningkat dikarenakan
peminjaman kredit perusahaan.
1.2.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Laba Per Lembar Saham pada perusahaan Sektor
Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah
listing tahun 2008-2013
2. Bagaimana Rasio Hutang pada perusahaan Sektor Pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah listing tahun
2008-2013
3. Bagaimana Perubahan harga saham pada perusahaan Sektor Pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah listing tahun
2008-2013
4. Seberapa besar pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Rasio Hutang
terhadap harga saham pada perusahaan perusahaan Sektor Pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah listing tahun
(14)
1.3. Maksud danTujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel-variabel tersebut tehadap perusahaan yang diteliti serta untuk mendapatkan
informasi tentang data yang relevan berkenaan dengan penelitian tersebut.
1.3.2. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Laba Per Lembar Saham pada perusahaan Sektor
Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah
listing tahun 2008-2013
2. Untuk mengetahui Rasio Hutang pada perusahaan Sektor Pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah listing tahun
2008-2013
3. Untuk mengetahui Harga Saham pada perusahaan Sektor Pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah listing tahun
2008-2013
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Rasio
Hutang terhadap Harga saham Pada perusahaan Sektor Pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah listing tahun
(15)
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi Perusahaan/Emiten
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan dalam menentukan Harga Saham dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang mempengaruhinya Eperti Earning Per Share dan Rasio
Hutang.
2. Bagi Investor
Diharapkan informasi yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan
investasi sehingga sebelum menanamkan modal atau investasi dapat
mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi Harga
Saham
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Perkembangan Ilmu Manajemen
Diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu manajemen
keuangan yang diperoleh dibangku kuliah dengan keadaan yang terjadi
dilapangan sehingga dengan adanya pembanding tersebut akan dapat
memajukan ilmu manajemen keuangan yang sudah ada untuk diterapkan
(16)
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
tambahan referensi bagi para peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis
(17)
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada perusahaan sektor Pertambangan sedangkan
data di ambil pada Pusat Informasi Pasar Modal Cabang Bandung, Jl. Veteran
No. 10, Bandung, telp (022) 421-4349, faks (022) 421-4359.
1.5.2. Waktu Penelitian
Berikut Jadwal Schedule Kegiatan Penelitian dan Penyusunan Skripsi.
Tabel 1.2
Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyusunan Skripsi
NO Uraian Kegiatan September
2014
Oktober 2014
November 2014
Desember 2014
Januari 2015
Februari 2015 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Usulan Penelitian
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
5 Penyusunan Laporan Penelitian
(18)
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1. Laba Per Lembar Saham (EPS)
2.1.1.1 Pengertian Laba Per Lembar Saham (EPS)
Earning Per Share (EPS) digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Adapun pengertian
lebih lanjut mengenai Earning Per Share (EPS) adalah sebagai berikut:
”Menurut Lukman Syamsuddin (2004:136) menjelaskan Earning Per Share
(EPS) sebagai berikut, ”pada umumnya para pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share (EPS) karena hal tersebut merupakan salah indikator keberhasilan
perusahaan.
Menurut Zaki Baridwan (2003:448) menjelaskan mengenai Laba Per
Lembar Saham (Earning Per Share) yakni, “pendapatan per lembar saham adalah
jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar.”
Earning Per Share. Laba Per Lembar Saham menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan atau
jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Bagi para investor, informasi earning per share merupakan informasi yang paling mendasar dan
(19)
berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan dimasa depan (Tandelilin, 2001)
Menurut Harahap (2007 : 156), EPS digunakan untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemilik perusahaan. Rasio
rendah berarti manajemen tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan
memperhatikan pendapatan-pendapatan yang diperoleh. Rasio tinggi berarti
perusahaan sudah mapan (mature).
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:306) menyatakan bahwa:
”EPS adalah rasio keuangan yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba”
Menurut Irham Fahmi (2011:138) menyatakan bahwa :
”EPS adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki”
Menurut Triptono Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin (2001:139)
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Earning Per Share (EPS) adalah, “rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham.”
Earning Per Share menurut Suad Husnan (2004;75) Rasio ini mencerminkan laba per lembar saham biasa yang diperoleh perusahaan dalam perioda
waktu tertentu. Ini merupakan rasio keuangan yang paling seringdianalisis dan
(20)
laba adalah karena tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham. Kieso et al. (2008) merumuskan cara menghitung Earnings Per Share (EPS) sebagai berikut:
Semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham
karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham (Tjiptono dan
Hendy, 2001).
“Bagi para investor informasi EPS dapat menggambarkan prospek earning
perusahaan di masa depan (Tandelilin, 2010:365)”.
Maka dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Laba
Per Lembar Saham (Earning Per Share) adalah Rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang
beredar. Laba per lembar saham (Earning Per Share) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (Earning Per Share) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan
(21)
2.1.2. Rasio Hutang (Ratio Laverage)
2.1.2.1 Pengertian Rasio Hutang ( Ratio Laverage)
Menurut Bambang Riyanto (2010:32), Rasio Solvabilitas (rasio Leverage) menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansialnya, apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat likuidasikan, dengan
demikian maka pengertian solvabilitas di maksudkan sebagai kemampuan suatu
perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun
jangka panjang).
Menurut Kasmir (2012:151), rasio solvabilitas (leverage ratio) adalah “Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.” Artinya berapa besar beban utang yang di tanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.
„‟Rasio solvabilitas menurut Wild (2005:9) merupakan kemungkinan dan kemampuan jangka panjang perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjang‟‟
Menurut Agus Sartono (2010:120) Financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi. Perusahaan yang tidak
memiliki leverage berarti menggunakan modal sendiri 100%.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
(22)
2.1.2.2. Jenis-Jenis Rasio Hutang (Ratio Leverage)
Rasio Hutang (Debt Ratio) merupakan rasio untuk mengukur
perbandingan antara total utang dan total aktiva.Dengan kata lain, rasio utang
mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Menurut Kasmir (2012:157) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini di cari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan ekuitas.
Menurut Munawir (2007:239) Debt to Equity Ratio adalah :
Ratio antara total hutang dengan total modal sendiri. Ia mendefinisikan bahwa rasio
ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan hutang. Bagi perusahaan makin besar rasio ini akan semakin
menguntungkan.
Menurut (Ali arifin, 2004: 86) yang berpendapat bahwa Debt to Equity Ratio adalah rasio untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang mereka dimiliki. Tak jadi soal jika laba sedikit asal
perusahaan tetap mampu membayar semua kewajiban dengan modal yang dimiliki.
Menurut Lukman Dendawijaya, (2009:121-122) bahwa Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup
(23)
sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek,
dengan dana yang berasal dari modal sendiri.
Menurut Sutrisno (2003: 262) Debt to Equity Ratio merupakan : “Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara hutang
yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri”.
Menurut Agus Sartono (2010:121), Rumus untuk mencari debt to equity ratio sebagai berikut:
Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang di hadapi, dan investor akan
meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi.
2.1.3. Harga Saham
2.1.3.1. Pengertian Harga Saham
Pengertian harga saham menurut Martono (2007:13) didefinisikan sebagai berikut : “Harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan aset.”
Menurut Jogiyanto (2003:88) menjelaskan harga saham adalah sebagai berikut, “harga saham merupakan harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat
(24)
tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan
dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa.”
Sawidji Widioatmodjo (2005:102) mendefinisikan harga saham sebagai berikut:
“Harga pasar saham adalah harga jual dari investor yang satu kepada investor yang lain setelah saham tersebut di cantumkan di bursa, baik bursa utama maupun OTC (Over the counter market)”.
Menurut Sutrisno (2003) saham merupakan bukti kepemilikan perusahaan
atau penyertaan pada perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Pemilik
saham akan menerima penghasilan dalam bentuk dividen dan dividen ini akan
dibagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh keuntungan.
Berbedadengan penghasilan bunga yang mudah dihitung, maka laba yang diperoleh
perusahaan sulit diukur potensinya. Oleh karena itu, saham merupakan sekuritas
yang memberikan penghasilan yang tidak tetap.
Selain penghasilan berupa dividen, keuntungan yang diharapkan pemegang
saham adalah selisih harga saham. Bila harga jual saham lebih tinggi disanding
dengan harga belinya, maka investor akan memperoleh capital gain, tetapi bila harga jualnya lebih rendah dibanding dengan harga beli saham, investor akan mendapatkan
capital loss. Risiko yang dihadapi investor dengan kepemilikan sahamnya adalah (Sunariyah, 2004):
(25)
b. Capital loss
c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
d. Saham di-delist dari bursa (delisting)
2.1.3.2 Jenis-jenis saham
Menurut Bambang Riyanto (2010:240), jenis-jenis dari saham dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
1. Saham biasa (common stock)
Pemegang saham bisa akan mendapatkan deviden pada akhir tahun pembukuan, jika
perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan tetapi jika perusahaan tersebut tidak
mendapatkan keuntungan atau kerugian maka pemegang saham tidak akan
mendapatkan deviden, dan mengenai ini ada ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu
perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat di tutup, maka
selama perusahaan tidak diperbolehkan membayar deviden.
Menurut Bambang Riyanto (2010:241) adapun fungsi saham biasa di dalam perusahaan adalah:
a. sebagai alat untuk membelanjai perusahaan dan terutama sebagai alat untuk
memenuhi kebutuhan akan modal.
b. sebagai alat untuk menentukan pembagian laba.
(26)
d. Sebagai alat menguasai perusahaan.
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Menurut Bambang Riyanto (2010:241) pemengang saham preferen mempunyai beberapa preferensi tertentu diatas pemegang saham biasa, yaitu
terutama dalam hal-hal:
a. Pembagian Deviden
Deviden dari saham preferen diambil kan lebih dahulu, kemudian sisanya di
sediakan kepada saham biasa. Deviden saham preferen dinyatakan dalam
persentase tertentu dari nilai nominalnya.
b. Pembagian Kekayaan
Apabila perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen
didahulukan daripada saham biasa. Tetapi di lain pihak pemegang saham
preferen juga ada kelemahannya dibandingkan dengan saham biasa, karena
pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara dalam rapat umum
pemegang saham. Adapun persamaanya ialah bahwa pemegang saham biasa
maupun saham preferen hanya berhak menerima deviden apabila mendapatkan
keuntungan.
3. Saham Preferen kumulatif (Cummulative Preferred-stock)
Jenis saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen,
perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen
kumulatif. Dengan demikian pemegang saham preferen kumulatif apabila tidak
(27)
mengizinkan atau karena adanya kerugian, pemegang jenis saham ini di
kemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak untuk
menuntut deviden-deviden yang tidak dibayarkan di waktu-waktu yang lampau.
Besarnya saham preferen komulatifpun dinyatakan dalam persentasi tertentu dari
nilai nominalnya.
2.1.3.3. Penilaian Harga Saham.
Menurut Harnanto (2004:181) Besar kecilnya harga pasar saham di pasar sekunder di tentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaranakan saham
tersebut. Sehingga harga saham tersebut akan mengalami fluktuasi tergantung
mana yang lebih kuat, jika permintaan lebih kuat dari penawaran maka harga
saham tersebut akan naik, tetapi jika penawaran yang lebih kuat dari permintaan
maka harga saham tersebut akan turun. indikator yang digunakan untuk harga
saham pada akhir penutupan harga saham pada akhir tahun 31 desember 2009-
(28)
2.1.4. Penelitian Terdahulu
1. Meythi,Tan Kwang En, dan Linda (2011)
Penelitian ini dilakukan oleh Meythi, Tan kwang En dan Linda (2011)
pada jurnal Jurnal Bisnis Manajemen dan Ekonomi, Volume 10, No. 2, Mei
2011, hal. 2671-2684 ISSN: 1693-8305 dengan judul Pengaruh Likuiditas dan
Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa
profitabilitas yang diukur dengan Earnings Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Earnings Per Share
(EPS) dapat tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, kemungkinan
dikarenakan investor menyadari bahwa Earnings Per Share (EPS) memiliki beberapa kelemahan. Selain itu, faktor resesi ekonomi Oktober 2008 pada
keseluruhan mempengaruhi keputusan investor dalam pasar modal sehingga
pengaruh rasio sebagai ukuran kinerja keuangan tidak signifikan.
2. Jatnika Dwi Asri (2011)
Penelitian ini dilakukan oleh Jatnika Dwi Asri (2011) pada Jurnal Ekono
Insentif Kopwil4, Volume 5 No. 1, Juli 2011, ISSN: 1907 ‐ 0640, dengan judul Pengaruh Earning Per Share (Eps), Debt To Equity Ratio (Der), Dan
Pertumbuhan Asset Terhadap Perubahan Harga Saham. Hasil analisis data
penelitian ini menunjukan bahwa Hasil uji statistik menunjukan bahwa Earning
(29)
model secara simultan berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Secara
parsial Earning Per Share dan pertumbuhan asset berpengaruh positif terhadap
perubahan harga saham, sementara Debt To Equity Ratio tidak terbukti
berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham.
3. Mohd. Ihsan (2009)
Penelitian ini dilakukan oleh Mohd. Ihsan (2009) pada Jurnal percikan :
Vol. 96 edisi Januari 2009ISSN: 0854-8986 dengan judul Pengaruh Current
Ratio(Cr), Total Asset Turnover(Tato), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Return
On Investment (Roi)Terhadap Harga Saham. Hasil analisis data penelitian ini
secara simultan variabel current ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt
to Equity ratio (DER), dan return on investment (ROI) memberi pengaruh
terhadap harga saham, hal ini telah dibutuhkan secara statistic dengan melakukan
uji “F” secara parsial return On Investment (ROI) memberi pengaruh signifikan terhadap harga saham hal ini telah dibuktikan secara statistikan dengan melakukan uji “t”.
4. Siti Marfuatun Dan Iin Indarti (2012)
Penelitian ini dilakukan oleh Novi Siti Marfuatun Dan Iin Indarti pada
jurnal Vol. 14 No.1 aset, maret 2012. ISSN 1693-928X dengan judul Pengaruh
Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, dan Return On Equity terhadap Harga Saham Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis data penelitian
(30)
terdapat pengaruh yang signifikan antara earning per share terhadap harga saham, Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara debt to equity ratio terhadap harga saham, artinya bahwa apabila debt to equity ratio mengalami perubahaan maka harga saham pada kelompok perusahaan indeks letter quality (LQ 45) di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009 tidak berpengaruh secara signifikan.
5. Putu Dina Aristya Dewi (2013)
Penelitian ini dilakukan oleh Putu Dina Aristya Dewi (2013) pada jurnal
ISSN:2302-8556 E-Jurnal Akutansi Universitas Udayana 4.1 (2013):215-229
dengan judul Pengaruh EPS, DER, Dan PBV Terhadap Saham. Hasil
menunjukan bahwa Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share ) berpengaruh signifikan Positif terhadap Harga Saham sedangkan DER berpengaruh signifikan
Negatif Tehadap Harga Saham dan PBV berpengaruh signifikan Positif Tehadap
Harga Saham.
6. Lusia Astra dan Yanthi Hutaghaol
Lusia Astra Sari dan Yanthi Hutagaol dalam jurnal keuangan ”Debt To Equity Ratio, Degree Of Operating Leverage Stock Beta And Stock Returns Of
Food And Beverages Companies On The Indonesian Stock Exchange” dari hasil analisis Ada korelasi positif antara return parsial DER dan stok makanan dan
minuman perusahaan di Bursa Efek Indonesia selama 2003-2008. Namun,
dengan tingkat signifikansi 5%, pengaruh DER untuk return saham tidak
(31)
7. Mr.Manjunatha.K(2013)
Mr.Manjunatha.K (2013) dalam Global Journal Of Commerce &
Management Perspective ISSN 2319 – 7285Vol 2(2) 2013dengan Judul Impact Of Debt-Equity And Dividend Payout Ratio On The Value Of The Term. dari
hasil analisis yang dilakukan dinyatakan bahwa Tidak ada pengaruh yang signifikan dari pembayaran dividen dan debt equity ratio terhadap harga saham.
8. A Sheetharaman dan Jhon Rudolph Raj (2011)
A Sheetharaman dan Jhon Rudolph Raj (2011) Dalam The International
Journal of Applied Economics and Finance ISSN 1991-0886,114-126 2011
dengan judul An Empirical Study on the Impact Of Earning Per Share On Stock
Prices Of a Listed Bank In Malaysia. Hasil dari analisis data time series dari
public bank selama periode 19 tahun menunjukan bahwa dampak dari Earning Per
(32)
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
No Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1. Meythi, Tan Kwang En dan Linda Rusli (2011) Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Secara parsial likuiditas yang diukur dengan Current Ratio dan profitabilitas yang diukur dengan Earnings Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Secara simultan, likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Independen : Earning Per Share Dependen : Perubahan Harga Saham Likuiditas
2. Jatnika Dwi Asri (2011)
Pengaruh Earning Per Share (Eps), Debt To Equity Ratio (Der), Dan
Pertumbuhan Asset Terhadap Perubahan Harga Saham
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa earning per share, debt to equity ratio, dan pertumbuhan asset yang digunakan dalam model secara simultan berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Independen : debt to equity ratio (DER) Earning Per Share (EPS) Dependen : Harga Saham Pertumbuhan Asset
3. Mohd. Ihsan (2009)
Pengaruh Current Ratio(Cr), Total Asset Turnover(Tato), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Return On Investment
(Roi)Terhadap Harga Saham
Bahwa hal ini menunjukan CR, TATO, DER, dan ROI memberi pengaruh signifikan terhadap harga saham Independen : Current Ratio dan Debt To Equity Ratio Dependen : harga saham Total Asset Turnover (TATO), Return On Investmen (ROI)
4. Siti Marfuatun Dan Iin Indarti
Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity
hasil pengujian hipotesis Independen : Earning Per Return On Equity
(33)
(2012) Ratio, dan Return On Equity terhadap Harga Saham Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara earning per share terhadap harga saham, Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara debt to equity ratio terhadap harga saham share, Deb Equity Ratio Dependen : Harga Saham
5. Putu Dina Aristya Dewi (2013)
Pengaruh EPS, DER, Dan PBV Terhadap Saham
Hasil menunjukan bahwa Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share )
berpengaruh signifikan Positif terhadap Harga Saham sedangkan DER berpengaruh signifikan Negatif Tehadap Harga Saham dan PBV berpengaruh signifikan positif bagi harga saham Independen : Earning Per Share (EPS), DER Dependen : Harga Saham PBV
(34)
6. Lusia Astra dan Yanthi
Hutaghaol
Debt to Equity Ratio, Degree of Operating Leverage, Stock Beta, Stock Return
Ada korelasi positif antara return parsial DER dan stok makanan dan minuman
perusahaan di Bursa Efek Indonesia selama 2003-2008. Namun, dengan tingkat signifikansi 5%, pengaruh
DER untuk return saham tidak signifikan Independen : variabel Debt To Equity Ratio (DER) degree of operating leverage, stock beta, stock return
7. Mr.Manjunatha. K (2013)
Impact Of Debt-Equity And Dividend Payout Ratio On The Value Of The Term
Dari hasil analisis yang dilakukan dinyatakan bahwa Tidak ada pengaruh yang signifikan dari pembayaran dividen dan debt equity ratio terhadap harga saham. Independen : Debt Equity Ratio Dividend Payout Ratio
8. A Sheetharaman dan Jhon
Rudolph Raj (2011)
An Empirical Study on the Impact Of Earning Per Share On Stock Prices Of a Listed Bank In Malaysia
Hasil dari analisis data time series dari public bank selama periode 19 tahun menunjukan bahwa dampak dari Earning Per Share Signifikan terhadap utilitas dalam pergerakan Harga Saham nya. Independen : Debt Equity Ratio Share Price
(35)
2.2. Kerangka Pemikiran
Dari pembahasan yang telah dibahas sebelumnya maka telah didapat
informasi penting bahwa adanya pengaruh Laba Per Lembar Saham (earning per share) dan rasio leverage (debt to equity) terhadap harga saham. Dan dalam penelitian ini perusahaan yang akan diteliti adalah Perusahaan Pertambangan
yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio adalah faktor yang mempengaruhi harga saham disuatu perusahaan, sama dengan yang terjadi pada
Perusahaan Pertambangan bahwa Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio
memiliki pengaruh terhadap harga saham.
Bagi investor informasi tentang Earning Per Share (EPS) menjadi kebutuhan yang sangat mendasar dalam kebutuhan pengambilan keputusan.
Informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dan resiko yang mungkin
terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan
yang diinginkan.
Dapat disimpulkan bahwa Laba Perlembar Saham (Earning Per Share) adalah Rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham dengan cara membagi laba
bersih setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Laba per lembar
saham (Earning Per Share) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (Earning Per Share) juga merupakan salah
(36)
satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para
pemiliki saham dalam perusahaan.
Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham.
Semakin tinggi nilai laba per lembar saham tentu saja menggembirakan
pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang
saham.
Laba Per Lembar Saham (earning per share) berpengaruh terhadap harga saham, apabila EPS naik maka harga saham pun akan ikut naik karena
salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah laba per lembar saham
(earning per shared) (Weston dan Brigham 2001)
Menurut Darmaji (2001), semakin tinggi nilai EPS akan
menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan
untuk pemegang saham. Dengan meningkatnya laba maka harga saham
cenderung naik, begitu juga sebaliknya, hal itu juga akan diikuti perubahan
return sahamnya.
Seorang Investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan
menerima laba atas saham yang di milikinya. Semakin tinggi Laba Per Lembar
Saham (Earning Per Share ) yang diberikan perusahaan maka hargsa saham pun akan ikut naik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang
(37)
Kemudian selain Earning Per Share, Debt to Equity Ratio juga
merupakan faktor yang mempengaruhi Harga Saham, Debt Equity Ratio digunakan untuk membandingkan total utang dengan modal pemilik (ekuitas). Rasio ini juga digunakan untuk mengetahui seberapa bagian dari setiap rupiah
dari modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang. Rasio ini mengukur
seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Sebagai contoh, debt ratio 40% menunjukkan bahwa 40% dari aset dibiayai oleh hutang. Hutang bias erarti buruk
bisa juga berarti bagus. Selama ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, perusahaan
yang memiliki debt rasio yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, sebaliknya juga selama ekonomi baik dan suku bunga rendah hutang dapat
meningkatkan keuntungan.
Debt to Equity Ratio. Debt to equity ratio adalah perbandingan antara hutang terhadap ekuitas. Rasio ini menunjukkan risiko perusahaan, di mana
semakin rendah debt to equity ratio mencerminkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan ekuitas yang dimiliki.
Debt to equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham, apabila DER naik maka harga saham akan turun. Perusahaan harus menggunakan modal
sendiri yang proporsinya lebih besar dari pada penggunaan hutang karena
perusahaan akan diuntungkan karena pembayaran bunga yang lebih kecil
sehingga resiko perusahaan juga akan semakin kecil (Brigham, 2007)
Pengertian harga saham menurut Martono (2007:13) didefinisikan sebagai berikut :
(38)
“Harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan aset.”
Pengertian harga saham menurut Sartono (2001), harga saham
terbentuk di pasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per
lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.
2.2.1. Keterkaitan Antar Variabel
2.2.1.1. laba Per Lembar Saham (EPS) Dengan Harga Saham
Menurut Weston dan Brigham (2001:26) salah satu faktor yang
mempengaruhi harga saham adalah Laba per lembar saham (Earning per share). Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba
atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar lembar saham
(Earning per share) yang diberikan perusahaan maka harga saham pun akan ikut naik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar
lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.
2.1.1.2. Hubungan Rasio Hutang (DER) Dengan Harga Saham
Debt to Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas (Leverage) yang
berfungsi untuk mengukur sejauh mana modal pemilik dapat menutupi
(39)
Menurut Suad Husnan (2003:303) “tinggi rendahnya rasio hutang (DER) secara tidak langsung dapat mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang”.
Menurut Mukhtarudin Desmoon (2007:72) Semakin tinggi DER menunjukan tingginya ketergantungan permodalan terhadap pihak luar sehingga
beban perusahaan juga semakin berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak
pemegang saham (dalam bentuk deviden). Tingginya DER selanjutnya akan
mempengaruhi minat investor pada perusahaan tertentu, karena pasti investor
lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang.
2.1.1.3. Hubungan Earning Per Share Dan Debt Equity Ratio Terhadap Harga Saham
Menurut Suad Husnan (2005:232) menjelaskan bahwa “apabila laba
penjualan saham perusahaan meningkat dan leverage perusahaan tersebut konstan berarti proporsi modal pinjaman tidak berubah, hal ini berarti profitabilitas perusahaan meningkat sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan harga
(40)
2.2.3. Paradigma Penelitian
Gambar 2.1
Bagan Paradigma Penelitian
Laba Per Lembar Saham (X1)
Earning Per Share
Laba Setelah Pajak
Jumlah Saham Beredar
Triptono Darmaji dan Hendy
M. Fakhruddin,(2001:139) Harga Saham (Y)
Close Price
Harga saham 31 Desember
Harnanto (2004:181)
Rasio Hutang ( X2)
Debt To Equity Ratio
Total Hutang
Total Modal Sendiri
Agus Sartono, (2010:119)
Weston dan Brigham (2001:26)
Mukhtarudin Desmoon (2007:72)
Suad Husnan (2005:232)
(41)
2.3. Hipotesis
Hipotesis merupakan persyaratan sementara atau dugaan jawaban
sementara yang paling memungkinkan dan masih harus dibuktikan melalui
penelitian. Dugaan jawaban ini bermanfaat bagi penelitian agar proses
penelitian lebih terarah, Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:159) dikatakan bahwa: “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris atau nyata.”
Berdasarkan kerangka pemikiran dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengambil hipotesis sementara dalam
memecahkan masalah tersebut, bahwa terdapat pengaruh Laba Per Lembar
Saham dan Rasio Hutang secara simultan terhadap harga saham pada
(42)
BAB III
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian menurut Husen Umar (2005;303) adalah “Objek Penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana
dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambah hal-hal lain yang dianggap perlu.
Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Laba Per Lembar Saham (X1), Rasio Hutang (X2) merupakan variable bebas
(Variable Independent).
2. Harga Saham (Y) merupakan sebagai variabel terikat (variabel dependent).
3.2. Metodologi Penelitian 3.2.1. Metode Penelitian
Metode penelitian meurut Sugiyono (2007;4) adalah “Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan
dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”.
(43)
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian
adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat data
baik secara primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan
menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran data yang
diperoleh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kualitatif.
Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah
suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Dalam penelitian ini, metode penelitian deskriptif digunakan untuk
menggambarkan atau menjelaskan kondisi Laba Per Lembar Saham, Rasio Hutang
dan Harga Saham. Sedangkan Metode verifikatif digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh Laba Per Lembar Saham, Rasio Hutang terhadap Harga
Saham pada perusahaan Pertambangan.
Menurut Umi Narimawati (2008: 21) pengertian metode verifikatif adalah
sebagai berikut:
“Metode verifikatif yaitu pengujian hipotesis penelitian melalui alat analisis statistik.”
(44)
Dari metode penelitian di atas, maka akan diketahui hubungan yang signifikan
antara variabel-variabel yang diteliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang
akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
3.2.2. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan langkah-langkah atau tahapan-tahapan
penelitian yang akan dilakukan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang
mencakup proses-proses berikut ini:
1. Pengumpulan data mengenai variable Laba Per Lembar Saham, Rasio Hutang
terhadap Harga Saham pada perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada perusahaan Pertambangan mengenai
Laba Per Lembar Saham, Rasio Hutang terhadap Harga Saham.
3. Melakukan studi literatur untuk memperoleh referensi teori-teori mengenai Laba
Per Lembar Saham, Rasio Hutang terhadap Harga Saham dari jurnal maupun
buku.
4. Membuat kerangka pemikiran dari teori-teori yang di kembangkan
5. Membuat hipotesis yang didasarkan pada teori yang dikembangkan.
6. Mengidentifikasi, memberi nama variabel-variabel dan membuat definisi
(45)
7. Melakukan penyusunan desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk
menganalisis data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran hipotesis,
baik secara manual maupun menggunakan media komputer.
8. Membuat kesimpulan dan saran terhadap hasil uji hipotesis yang sudah di buat.
9. Menyusun laporan hasil penelitian.
.
Gambar 3. 1 Desain Penelitian
3.2.3. Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian adalah definisi-definisi yang akan dipergunakan dalam
penelitian ini dengan tujuan untuk memberikan arah dan batasan dalam penyelesaian masalah. Menurut Sugiyono (2012:38) bahwa “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk
X2
Variabel independen
Y
Variabel dependen
X1
(46)
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya”. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat, sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Independen Variabel)
Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2012:39) mendefinisikan sebagai berikut :
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).”Sehingga variabel independent (variabel bebas) dapat dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi.
2. Variabel Terikat (Dependen variabel)
Variabel Tergantung Menurut Sugiyono (2012:39) mendefinisikan bahwa :
“Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”Variabel dependen atau terikat sering juga disebut variabel criteria dan output (hasil). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
(Variabel Y) yaitu Harga Saham (Y).
1. Harga Saham
Harga saham merupakan harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat
tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan
(47)
Harga saham yang diambil dalam penelitian ini harga saham penutupan akhir
tahun.Harga saham yang di ambil dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.Skala
yang digunakan adalah skala rasio dengan menggunakan satuan rupiah.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber
Data Variabel
Bebas (X1)
Laba Per Lembar Saham
Rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham Triptono Darmaji dan Hendy M.
Fakhruddin(2001:139)
Net Income After Tax
Jumlah saham Beredar
Rupiah Rasio Laporan keuangan
Variabel Bebas (X2)
Rasio Hutang
Financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi. Perusahaan yang tidak memiliki leverage berarti menggunakan modal sendiri 100%.Agus Sartono (2010:120)
Total Hutang
Total Modal sendiri
Kali Rasio Laporan keuangan
Variabel Terikat (Y) Harga Saham
Besar kecilnya harga pasar saham di pasar sekunder di tentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaranakan saham tersebut. Harnanto (2004:181)
Harga saham Akhir Tahun 31 Desember
Rupiah Rasio Harga saham di bursa efek indonesia (BEI)
(48)
3.2.4. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.4.1. Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini tentang bagaimana
pengaruh Laba Per Lembar Saham (EPS), Rasio HUtang (DER) terhadap Harga
Saham adalah data sekunder. Menurut sugiyono (2012:137), “data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Maka data yang di ambil oleh penulis berupa data sekunder yang sudah di olah oleh pihak lain.
3.2.4.2. Teknik Penentuan Data
Pelaksanakan penelitian ini, penulis terlebih dahulu harus mengidentifikasi
dan mempelajari mengenai populasi yang diteliti. Apakah populasi tersebut
memerlukan sampel atau tidak dan bagaimana cara pengambilan sampel tersebut.
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2012:80) pengertian populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang
(49)
ini adalah perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan populasi sebanyak 39 perusahaan.
2. Sampel
Untuk membuktikan kebenaran jawaban penulis yang masih sementara, maka
peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu. Menurut Sugiyono
(2012:81), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan penyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi”.
3. Teknik Sampling
Dalam penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang
banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan sampling yang tepat. Menurut Sugiyono (2012 : 81) adalah “merupakan teknik pengambilan sampel”.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik yang akan digunakan oleh penulis
adalah teknik sampling Non probability Sampling.
Menurut Sugiyono (2012:84), Non Probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur
(50)
Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi sampel yang diambil oleh penulis dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dari tahun 2009-2013 (Data Time
Series) atau selama 5 periode (Data Cross Section) pada 6 perusahaan Pertambangan
yang terdaftar dibursa efek indonesia (BEI), total data 30 sampel data Panel (Pooled
Data) yang akan diolah oleh peneliti.
3.2.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan adalah dengan cara sebagai berikut:
1. Jenis Data
Data yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini merupakan data sekunder,
yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber utama perusahaan
sector Pertambangan yang dijadikan objek penlitian. Data tersebut berupa laporan
keuangan perusahaan pertambangan yang tergolong dalam sektor pertambangan
dan selama 5 periode tahun 2008-2013.
2. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini yaitu diperoleh melalui Pusat
Informasi Pasar Modal.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara sebagai berikut:
(51)
Penelitian dengan cara membaca dan mempelajari literatur seperti buku-buku,
jurnal, koran, dan berbagai macam sumber tertulis lainnya yang berkaitan
dengan topik peneliti.
b. Teknik Observasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder sehingga
prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi terhadap
laporan keuangan, yang di sediakan oleh perusahaan itu sendiri yang diperoleh
dari Pusat Informasi Pasar Modal.
3.2.6. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.6.1. Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana
yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa
terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif
(52)
1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)
Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005: 21) sebagai
berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
a. Laba Per Lembar Saham (EPS)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat
menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya.
b. Rasio Hutang (Ratio Leverage)
Deb Equity Ratio
Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukan kemampuan mnodal sendiri perusahaan tersebut
untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
(53)
c. Harga Saham
Harga saham yang diambil dalam penelitian ini harga saham penutupan akhir
tahun. Harga saham yang di ambil dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.
Skala yang digunakan adalah skala rasio dengan menggunakan satuan rupiah.
Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah
nomor 1, 2, 3, dan 4, yaitu mengetahui Laba Per Lembar Saham, Rasio
Hutang dan Harga saham pada 6 perusahaan Pertambangan. yang dituangkan
dalam bentuk diagram batang, yaitu dengan cara membandingkan selisih
perkembangan tahun dasar dengan perkembangan tahun berikutnya
dibandingkan dengan perkembangan tahun dasar kemudian dikalikan 100%,
lalu diuraikan ke dalam grafik, tabel atau diagram, dengan rumus :
Perkembangan =
P0– P1
X 100% Pn
Keterangan :
P0 = Perkembangan tahun berikutnya
(54)
2. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka. Dalam hal
ini penulis melakukan analisis pada laporan keuangan (neraca dan laba rugi)
yang terdapat pada 6 perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dari hasil analisis tersebut akan didapat pengaruh Laba Per Lembar Saham
(EPS) dan Rasio Hutang (DER) terhadap harga saham.
1) Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Sugiyono (2012:275), analisis regresi ganda digunakan untuk
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunya) variabel dependen, bila dua atau
lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (naik turunkan
nilainya).
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain dan meramalkan
nilai suatu variabel apabila variabel lain diketahui. Untuk lebih memudahkan
dalam pengerjaan dan agar hasilnya lebih akurat, maka dalam menganalisis data
penulis menggunakan program SPSS 20 for window.
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh Laba Per Lembar Saham dan
Rasio Hutang terhadap harga saham pada 6 perusahaan Pertambangan yang
terdaftar di bursa efek indonesia (BEI). Persamaan analisis regresi linier
(55)
Keterangan:
Y = Harga Saham
X1= Laba Per Lembar Saham
X2 = Rasio Hutang
α = Konstanta Intersep
β1 = Koefisien Regresi Variabel Perubahan Laba β2 = Koefisien Regresi Variabel Profitabilitas e = Tingkat Kesalahan (error term)
2) Uji Asumsi Klasik
Dalam mencari keabsahan analisis regresi berganda, penelitian ini akan
diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mengetahui
apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator yang baik.
Adapun ke empat uji asumsi klasik itu adalah :
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen (Harga Saham) dan variabel independen (Laba Per Lembar
Saham dan Rasio Hutang) mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal/mendekati
normal.Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi
(56)
mempunyai distribusi normal atau tidak. Asumsi normalitas merupakan
persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi)
koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki
distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian
secara statistik.
b) Uji Multikolinearitas
Menurut Iqbal Hasan (2008:292) bahwa uji multikolinearitas berarti antara
variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dalam model regresi
saling berkorelasi linier. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel
independen tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau
variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:
1. Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen
dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat
disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam
model regresi.
c) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Gujarati (2005:406), situasi heteroskedastisitas akan
menyebabkan penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil
(57)
demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi
heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi. Untuk
menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu
dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut
dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas
terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka
kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak
homogen).
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Konsekuensi dari
adanya autokorelasi dalam model regresi adalah varian sampel tidak dapat
menggambarkan varian populasinya. Diagnosa adanya autokorelasi dilakukan
melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin watson (uji DW).
1. DW < 1.21 Terjadi autokorelasi.
2. 1.21 < DW < 1.65 Tidak dapat tersimpulkan
3. 1.65 < DW < 2.35 Tidak terjadi autokorelasi.
4. 2.35 < DW < 2.79 Tidak dapat tersimpulkan.
(58)
3) Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang
digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).
Analisis korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui arah
dan kuatnya hubungan antar variabel. Arah dinyatakan dalam positif dan negatif,
sedangkan kuat atau lemahnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien
korelasi. Nilai koefisien korelasi dapat dinyatakan -1 ≤ R ≤ 1 apabila: a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.
b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
Ini adalah rumus dari korelasi sebagai berikut :
} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X Y X n r i i i i i i i xyr = Koefisien Korelasi Pearson Xi = Skor variabel bebas
Yi = Skor variabel tergantung
(59)
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Hubungan Cukup
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.00 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2012:184)
4) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (KD) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien
determinasi adalah dari nol (0) dan satu (1).nilai r2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan
variasi variabel dependen. Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan
untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap
variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.
Untuk mencari besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas
terhadap variabel tak bebas digunakan koefisien determinan dengan rumus:
(60)
Dimana:
KD = Koefisien Determinasi.
r = Koefisien Korelasi
Untuk memudahkan pelaksanaan analisis data, maka penelitian ini akan
menggunakan program SPSS for Windows versi 20.
3.2.6.2. Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah mengenai ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel
yang diteliti, dimana hipotesis nol (H0) merupakan hipotesis tentang tidak
adanya pengaruh, yang pada umumnya dirumuskan untuk ditolak, sedangkan
hipotesis tandingan (H1) merupakan hipotesis penelitian.
Pengujian hipotesis digunakan untuk melihat ada tidaknya korelasi dan
pengaruh variabel independen, yaitu Laba Per Lembar Saham (X1), Rasio
Hutang (X2) secara signifikan terhadap Harga Saham (Y). Hipotesis yang
diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji Statistik F)
Untuk menguji secara simultan ada tidaknya hubungan variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y), maka pengujian dilakukan
(61)
a) Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel independen yaitu
Laba Per Lembar Saham (EPS) dan Rasio Hutang terhadap variabel dependen
yaitu Harga Saham.
H0 : β1,β2 = 0 Laba Per Lembar Saham (EPS) dan Rasio Hutang berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham secara simultan.
H1: β1,β2≠ 0 Laba Per Lembar Saham (EPS) dan Rasio Hutang berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham secara simultan.
b) Menentukan nilai signifikansi α yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (dk = k ; n – k – l), untuk mengetahui daerah Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan.
c) Menghitung nilai F yang didapat dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel berdasarkan tingkat signifikan (α) = 5% dan derajat kebebasan pembilang = k, dan derajat kebebasan penyebut = n – k – 1. Kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut:
(62)
Fhitung > Ftabel, dengan α = 5 %, maka H0 ditolak artinya signifikan.
Fhitung < Ftabel, dengan α = 5 %, maka H0 diterima artinya tidak signifikan. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria:
a) Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.
b) Tolak H0 jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.
c) Tolak H0 jika nilai Fhitung < 0,05
2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)
Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh signifikan secara parsial dari masing-masing variabel independen
(X) dengan variabel dependen (Y). Selanjutnya pengujian dengan
menggunakan uji statistik t.
Untuk menguji hipotesis tersebut maka data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Sumber :Sugiyono ( 2012 : 187 )
Keterangan : t = probabilitas r = koefisien korelasi n = jumlah periode
(63)
Adapun hipotesis statistik yang akan di uji dalam penelitian ini adalah :
a. Pengaruh Laba Per Lembar Saham Terhadap Harga Saham
H0 : β1 = 0 artinya Laba Per Lembar secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga saham
H1 : β1 ≠ 0 artinya Laba Per Lembar Saham secara parsial Berpengaruh terhadap Harga saham
b. Pengaruh Rasio Hutang terhadap Harga Saham
H0 : β2 = 0 artinya Rasio Hutang secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga Saham
H0 : β2 ≠ 0 artinya Rasio Hutang secara parsial berpengaruh terhadap Harga
Saham
Menghitung nilai thitung dan membandingkannya dengan t tabel. Adapun nilai
thitung, dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
Kriteria dari pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:
a) thitung > ttabel maka H0 ditolak, artinya signifikan.
− − −
(64)
b) thitung < ttabel maka H0 diterima, artinya tidak signifikan.
Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan.
Penggambaran daerah penerimaan atau penolakan hipotesis beserta kriteria
adalah sebagai berikut:
Hasil Thitung dibandingkan dengan Ttabel sebagai berikut :
a) Jika t hitung > t tabel maka H0 ada di tolak, berarti H1 diterima artinya antara
variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.
b) Jika -t hitung ≤ t tabel ≤ t hitung maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti H1 ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.
c) T hitung dicari dengan rumus perhitungan t hitung.
Berikut ini gambar yang memperlihatkan daerah penerimaan dan penolakanH0.
Untuk menarik kesimpulan dari hipotesis di atas dilakukan dengan
membandingkan nilai thitung dan ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar0,05
(α =5%). Untuk memperkuat penelitian uji statistik digunakan program SPSS 18 for Windows.
(65)
Gambar 3.2
Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Daerah
Penolakan Ho
Daerah
Penolakan Ho
Daerah
(66)
4.1.1 Gambaran Umum PT Adaro Energy Tbk
Adaro Energy merupakan salah satu perusahaan yang bergerak sebagai
produsen batu bara terbesar kedua yang ada di Indonesia dan terbesar keempat di
dunia. Perusahaan ini mengoperasikan tambang batu bara tunggal terbesar di
Indonesia dan merupakan pemasok batu bara termal dalam pasar global.
Pada awal berdirinya pada tahun 2004, perusahaan yang masih berbentuk
perseroan terbatas yang bernama PT Padang Karunia. Pada tanggal 18 April 2008
perusahaan ini mengganti nama menjadi PT Adaro Energy Tbk dalam persiapan
untuk "go public". Visi yang ditetapkan bagi perusahaan ini adalah menjadi
perusahaan yang terbesar dan paling efisien dalam hal penambangan batu bara
serta terintegritas sebagai perusahaan energi di Asia Tenggara.
Adaro Energy dan anak perusahaannya saat ini bergerak dalam bidang
pertambangan dan perdagangan batu bara, infrastruktur logistik batu bara serta
jasa kontraktor pertambangan. Setiap anak perusahaan yang beroperasi
diposisikan sebagai pusat laba yang mandiri dan terintegritas. Hal ini sebagai
upaya agar Adaro Energy memiliki produksi batu bara yang kompetitif yang dapat
diandalkan serta menghasilkan rantai pasokan batu bara dengan nilai optimal bagi
(67)
Selain cadangan batu bara yang besar, Adaro Energy juga memiliki
beberapa aset yang berkualitas tinggi guna mendukung proses operasi, seperti
jalan penghubung dari lokasi tambang ke fasilitas Crushing di Kelanis dan
Terminal Batu bara di Pulau Laut sejauh 75 kilometer. Selain itu, melalui anak
perusahaannya, Adaro Energy memiliki armada penambangan lengkap termasuk
Drilling Machines, Bulldozers, Wheel Dozers, Excavators, Graders, Articulated
Trucks, Dump Trucks, Wheel Loaders, Head Trucks, Vessels, Dollys, Crushers,
dan beberapa alat produksi lainnya.
Produksi yang telah dicapai oleh perusahaan ini sangat besar, terbukti pada
tahun 2011 saja telah mampu menghasilkan tambang dengan total 47,7 ton yang
berlokasi di Tabalog dan Balangan, Kalimantan Selatan.
Selain itu, Adaro Energy juga telah berhasil memperoleh beberapa penghargaan,
di antaranya Recognition Award 2011 dari Corporate Governance Asia, The Most
Improve Governance 2011 dari Indonesian Institute for Corporate Directorship
(IICD) dan The Indonesian Most Trusted dari the Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG).
4.1.2 Gambaran Umum PT ANTAM Tbk
Antam merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan
terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Wilayah operasi Antam
tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan
dan pemurnian serta pemasaran dari sumberdaya mineral yang dimiliki. Antam
memperoleh pendapatan dengan melakukan kegiatan penambangan, pengolahan
(1)
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN……….... ii
MOTTO……….... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ………... 1.2 Identifikasi Masalah Rumusan Masalah ………... 1.2.1 Identifikasi Masalah ... 1.2.2 Rumusan Masalah ... 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 1.3.1 Maksud Penelitian ...
1 7 7 8 9 9
(2)
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 1.4 Kegunaan Penelitian ... 1.4.1 Kegunaan Praktis ... 1.4.2 Kegunaan Akademik ... 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 1.5.1 Lokasi Penelitian... 1.5.2 Waktu Penelitian ...
9 10 10 10 12 12 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ...………...
2.1.1 Laba Per Lembar Saham... 2.1.1.1 Pengertian Laba Per Lembar Saham... 2.1.2 Rasio Hutang (Ratio Leverage)... 2.1.2.1 Pengertian Ratio Hutang (Ratio Leverage) ... 2.1.2.2 Jenis-Jenis Rasio hutang (Ratio Leverage)... 2.1.3 Harga Saham...
2.1.3.1 Pengertian Harga Saham... 2.1.3.2 Jenis-Jenis Saham... 2.1.3.3 Penilaian Harga Saham...
2.1.4 Penelitian Terdahulu………
2.2 Kerangka Pemikiran ... 2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel...
13 13 13 16 16 17 18 18 20 22 23 30 33
(3)
2.2.1.1 Hubungan Laba Per Lembar Saham Dengan Harga Saham... 2.2.1.2 Hubungan Rasio Hutang Dengan Harga Saham………... 2.2.1.3 Hubungan EPS Dan DER Dengan Harga Saham... 2.2.3. Bagan Paradigma Penelitian... 2.3 Hipotesis ...
33 33 34 35 36
BAB III OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 3.2 Metodologi Penelitian ...
3.2.1 Metode Penelitian………
3.2.2 Desain Penelitian ... 3.2.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 3.2.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data…...
3.2.4.1 Sumber Data ... 3.2.4.2 Teknik Penentuan Data ... 3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 3.2.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 3.2.6.1 Rancangan Analisis ... 3.2.6.2 Pengujian Hipotesis ... BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum perusahaan...
4.1.1 Gambaran Umum PT. Adaro Energy Tbk……….…
37 37 37 39 40 43 43 43 45 46 46 55
61 61
(4)
4.1.2 Gambaran Umum PT. Antam Tbk……….… 4.1.3 Gambaran Umum PT. International Nickel Indonesia Tbk……….….. 4.1.4 Gambaran Umum PT. Indo Tambang Raya Megah Tbk………
4.1.5 Gambaran Umum PT. Medco Energy International Tbk……… 4.1.6 Gambaran Umum PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero)
Tbk... 4.2 Analisis Deskriptif...
4.2.1 Perkembangan Laba Per Lembar Saham………...……… 4.2.2 Perkembangan Rasio Hutang……….………… 4.2.3 Perkembangan Harga Saham……….………
4.3 Analisis Kuantitatif... 4.4 Uji Hipotesis...
4.4.1 Pengujian Hipotesis secara Simultan……….………
4.4.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial……….……...… 4.4.2.1 Pengujian Hipotesis Laba Per Lembar Saham Terhadap Harga
Saham………..
4.4.2.2 Pengujian Hipotesis Rasio Hutang Terhadap Harga Saham………... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………... 5.2 Saran………... DAFTAR PUSTAKA
62 64 66 66
67 68 68 71 74 77 90 90 93
93 96
99 101
(5)
vi
KATA PENGANTAR
Segenap kata selalu terucap untuk memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan usulan penelitian dengan judul : “Pengaruh Laba Per Lembar Saham Dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Dimana usulan penelitian merupakan syarat untuk memenuhi sidang akhir.
Penyusunan laporan usulan penelitian ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini,SE.,Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Windi Novianti, SE.,MM selaku Sekretaris Sekaligus selaku Penguji I Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Bpk Oman Sukirman, SE.,MM Selaku Penguji II Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(6)
6. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si, selaku pembimbing yang banyak memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan laporan ini.
7. Ibu Lita Wulantika,SE.,M.Si, selaku Dosen Wali yang senantiasa memberikan arahan positif dan dukungannya.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Khususnya Dosen Program Studi Manajemen, terima kasih untuk pengabdian serta ilmu yang telah di diberikan kepada penulis, semoga ilmu yang di ajarkan bisa bermanfaat untuk kehidupan penulis dan lingkungan sekitar penulis
9. Orang tua terutama almarhumah mamah tercinta dan kakak saya yang senantiasa memberikan dukungan moral dan spiritual dalam menyelesaikan laporan ini.
10. Rendy Hermawan, Teman- teman serta sahabat-sahabat seperjuangan Adul, Kikis, A iyus, Rendy S, Lukman yang selalu mendukung dan membantu dalam proses penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari akan kekurangan yang ada dalam laporan usulan penelitian ini. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menghargai setiap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dan penulisan yang lebih baik di masa mendatang. Semoga laporan usulan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Bandung, 17 februari 2015