Pemodelan spasial dalam monitoring reforestasi Kawasan Pertambangan Nikel Pt Inco di Sorowako Sulawesi Selatan

PEMODELAN SPASIAL DALAM MONITORING
REFORESTASI KAWASAN PERTAMBANGAN NIKEL
PT. INCO DI SOROWAKO SULAWESI SELATAN

NINING PUSPANINGSIH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI
DAN SUMBER INFORMASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam
Disertasi saya yang berjudul: Pemodelan spasial dalam monitoring reforestasi
kawasan pertambangan nikel PT. INCO di Sorowako Sulawesi Selatan merupakan
hasil penelitian saya sendiri dengan pembimbingan komisi pembimbing, kecuali
yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Disertasi ini belum pernah diajukan
untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan

dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Mei 2011

Nining Puspaningsih
NIM. A.262030011

ABSTRACT

The success of the reforestation was expected to reach a climax forest
ecosystem. The objectives of this study were to develop spatial model and to
identify key indicators for monitoring reforestation success. The study used a
comprehensive and systematic approach to obtain key indicators for determining
the success level of reforestation in mining area. The success indices for each
variable was derived from the best regression model developed, while the weights
of each variable were computed based on magnitude of regression coefficient for
each indicator. The level of reforestation success index was initially developed
using six indicators, i.e. diversity index, nutrient retention index, colonization
index, wildlife index, and environmental index. Of those indicators, the study
found that the best key indicator for reforestation monitoring was canopy index

which is composed of canopy stratification, crown cover and number of tree.

Keywords: canopy index, key indicators, mining area, monitoring, reforestation,
spatial model

RINGKASAN

NINING PUSPANINGSIH. Pemodelan spasial dalam monitoring reforestasi
kawasan pertambangan PT. INCO di Sorowako Sulawesi Selatan. Dibawah
bimbingan Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS, Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, M.Sc,
Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M.Agr, dan Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc.
Penelitian ini merupakan pengembangan metode spasial yang dilakukan
secara komprehensif untuk mendapatkan indikator kunci dalam mengukur tingkat
keberhasilan reforestasi sampai mencapai struktur dan fungsi hutan mirip dengan
kondisi hutan alam stabil (rona awal).
Selain itu, penelitian ini juga
mempertimbangkan dimensi waktu sehingga model spasial yang dibangun dapat
digunakan untuk memantau keberhasilan reforestasi pada setiap tahap
pertumbuhan tanaman yang sering dinyatakan dengan umur tanaman atau kelas
umur tanaman tertentu.

Dengan pendekatan ini, penilaian keberhasilan reforestasi dapat dilakukan
sedini mungkin dan secara periodik. Keterbaharuan dari metode ini adalah pada
dimensi keruangan dan dimensi waktu, sehingga kompleksitas spasial atau ruang
dapat dilakukan secara mudah.
Penelitian dilakukan di Areal Kontrak Karya Pertambangan Nikel PT INCO
yang terletak di Desa Sorowako Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Secara geografis, lokasi penelitian terletak pada kisaran 121o22'~121o26' Bujur
Timur dan 2o32'~2o37' Lintang Selatan. Penelitian dilakukan pada areal hasil
revegetasi di wilayah seluas 3.172 ha, dari tahun tanam 1985, 1990, 2000 sampai
dengan 2008. Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi hutan yang telah
mencapai stabil, kajian juga dilakukan terhadap hutan alam primer yang berlokasi
di Bukit Lembo.
Tujuan penelitian adalah penyusunan model spasial untuk mengetahui
tingkat keberhasilan
reforestasi dan menentukan indikator kunci tingkat
keberhasilan reforestasi. Metode composite mapping analysis dilakukan
menggunakan beberapa indikator, yaitu indeks biodiversitas, indeks tajuk, indeks
nutrient retention, indeks kolonisasi, dan indeks kehidupan satwa serta indeks
lingkungan hutan.
Analisis data pemodelan tingkat keberhasilan reforestasi

didekati dengan model simulasi data menggunakan
peubah-peubah yang
mempresentasikan tingkat kestabilan ekosistem hutan. Salah satu peubah kunci
yang mempresentasikan kestabilan tegakan adalah Luas Bidang Dasar (LBDS).
Kestabilan tegakan merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu tegakan
untuk mencapai kondisi stabil (standar keberhasilan reforestasi) dari saat
penanaman sampai menjadi struktur dan fungsi hutan alam stabil (rona awal).
Pada penelitian ini, prediksi waktu tersebut menghasilkan persamaan model
hubungan antara umur tanaman dan LBDS. Berdasarkan hasil dari perumusan
beberapa model persamaan regresi hubungan antara umur dan LBDS, model yang
memberikan verifikasi tertinggi adalah persamaan polynomial yaitu y = 0.0011x2
– 0.0634x + 3.5438, dengan y adalah umur tanaman dan x adalah nilai LBDS. Di
hutan alam dengan LBDS sebesar 284 m2 ha-1, dengan menggunakan model
tersebut dapat diprediksi waktu pencapaian keberhasilan reforestasi adalah 75
tahun.

Kriteria dan indikator yang berpengaruh pada tingkat keberhasilan
reforestasi adalah indeks Tajuk (Tj), Nutrient Retention (T), Satwa (S),
Biodiversitas (B), Kolonisasi (K), dan Lingkungan (L) dengan Bobot makro
paling besar adalah indeks Tj (0,458) diikuti oleh indeks T (0,145), B (0,259), S

(0,005), K (0,016), dan L(0,117). Besarnya bobot makro masing-masing indeks
tersebut dirumuskan dalam persamaan skor keberhasilan reforestasi (Skor BRF)
yaitu Skor BRF = 0,458 Tj + 0,259 B + 0,145 T + 0,117 L + 0,016 K + 0,005 S.
Pada setiap bobot makro tersebut terdapat bobot mikro, indikator yang
mempunyai bobot mikro adalah indeks tajuk, nutrient retention, dan biodiversitas.
Masing-masing indeks dirumuskan dalam persamaan Skor tajuk (Tj) = 0,673 St
+ 0,219 C% + 0,108 Kr, Skor Nutrient Retention (T) = 0,493 Kimia tanah (KT) +
0,328 Biologi Tanah (BT) + 0,170 Fisika Tanah (FT) + 0,009 Serasah (Sr), Skor
Biodiversitas (B) = 0,872 indeks keanekaragaman (H) + 0,128 indeks kekayaan
(DMg).
Indeks Nutrient Retention (T) mempunyai bobot submikro yaitu bobot
submikro dari indeks Kimia tanah (KT), Biologi Tanah (BT), dan Fisika Tanah
(FT). Bobot sub mikro dari indeks nutriens retension dirumuskan dalam
persamaan Skor Kimia Tanah (KT) = 0,522 pH - 0,399 unsur kimia MM - 0,079
KB, Skor Unsur hara makro dan mikro tanah (MM) = 0,695 unsur hara makro +
0,305 unsur hara mikro), Skor Unsur hara makro = 1N, Skor Unsur hara mikro =
0,575 B + 0,305 Mn + 0,064 Zn + 0,057 Fe, Skor Biologi Tanah (BT) = 1 Res,
dan Skor Fisika Tanah (FT) = Bd.
Pada penelitian ini dirumuskan 9 model monitoring tingkat keberhasilan
reforestasi. Berdasarkan hasil uji Z, didapatkan nilai Z > 1,96 atau hubungan

antarmodel berbeda secara signifikan. Model yang memberikan nilai akurasi data
yang paling tinggi adalah model 9 (akurasi overall sebesar 90,00% dan akurasi
kappa sebesar 63,40%), tetapi model yang paling sedikit menggunakan peubah
adalah model 7 dengan nilai akurasi overall sebesar 85% dan akurasi kappa
sebesar 57,14%.
Model 7 untuk memonitor tingkat keberhasilan reforestasi (BRF) yaitu
BRF = [0,673 St + 0,219 C% + 0,108 Kr] dan model 9 yaitu : BRF = {0,417
[0,673 St + 0,219 C% + 0,108 Kr] } + { 0,188 [0,872 H + 0,128 DMg ]} + {0,247
[0,512 pH + 0,353 Unsur Hara N + 0,135 KB] } + 0,115 L + 0,033 K
Indeks keanekaragaman, indeks tajuk, indeks kandungan nutrisi (nutrient
retention) tanah, indeks kolonisasi, indeks satwa, dan indeks lingkungan sangat
berpengaruh dalam menilai tingkat keberhasilan reforestasi. Indikator kunci untuk
memantau keberhasilan reforestasi adalah indikator tajuk. Indikator kunci ini
apabila digunakan untuk memantau keberhasilan reforestasi yang mengarah pada
tercapainya struktur dan fungsi hutan pada rona awal akan mudah dilakukan
dalam pemodelan spasial yang dihasilkan.
Monitoring yang memerlukan ketelitian tinggi dipilih menggunakan model
9, sedangkan monitoring yang dapat dilakukan dengan cepat tetapi mempunyai
ketelitian yang lebih rendah dipilih menggunakan model 7. Tingkat keberhasilan
reforestasi pada setiap kelas periode waktu pascatanam dapat dimonitor

menggunakan indikator-indikator terpilih dan penilaian keberhasilan reforestasi
pada setiap umur dapat dilakukan menggunakan skala grafis.
Kata Kunci:

indikator kunci, kawasan pertambangan, monitoring, reforestasi,
model spasial

 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2011
Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

PEMODELAN SPASIAL DALAM MONITORING
REFORESTASI KAWASAN PERTAMBANGAN NIKEL

PT. INCO DI SOROWAKO SULAWESI SELATAN

NINING PUSPANINGSIH

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Ilmu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

Penguji luar komisi pada ujian tertutup:
1. Dr. Ir. Iskandar
2. Dr. Ir. M. Ardiansyah
Penguji luar komisi pada ujian terbuka :
1. Dr. Ir. S. Witoro Soelarno
2. Dr. Irdika Mansur, M.For.Sc


Judul Disertasi :

Pemodelan Spasial dalam Monitoring Reforestasi Kawasan
Pertambangan Nikel PT. INCO di Sorowako Sulawesi Selatan

Nama
NIM

Nining Puspaningsih
A262030011

:
:

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS
Ketua


Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, M.Sc
Anggota

Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M.Agr
Anggota

Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc
Anggota

Mengetahui
Ketua Program Studi
Ilmu Pengelolaan DAS

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, M.Sc

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Agr.Sc


Tanggal Ujian : 30 Maret 2011

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang berjudul “Pemodelan
Spasial dalam Monitoring Reforestasi Kawasan Pertambangan nikel PT INCO di
Sorowako Sulawesi Selatan” dibiayai oleh BPPS, Direktorat Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2003 sampai dengan 2007.
Hasil penelitian dan disertasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
ilmiah tentang pengelolaan sumber daya hutan pada umumnya. Disertasi ini juga
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi
Ilmu Pengelolaan DAS Sekolah Pascasarjana IPB.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS, Prof.
Dr. Ir. Naik Sinukaban, M.Sc, Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M.Agr, dan Dr. Ir.
Yadi Setiadi, M.Sc sebagai pembimbing. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada:
1.

Dekan Pascasarjana IPB yang telah memberikan kesempatan penulis mengikuti
Program S3 di IPB.

2.

Program Studi Pengelolaan DAS yang sudah memberikan dukungan dan bantuan
pelayanan akademik selama penulis mengikuti Program S3.

3.

Rektor IPB, Dekan Fakultas Kehutanan IPB, dan Ketua Departemen Manajemen
Hutan IPB yang sudah mengijinkan penulis untuk mengikuti tugas belajar.

4.

Ditjen Pendidikan Tinggi yang sudah memberikan Beasiswa Pendidikan
Pascasarjana (BPPS) selama 5 tahun.

5.

Ditjen Pendidikan Tinggi yang sudah memberikan bantuan dana penelitian
disertasi melalui Program Hibah Penelitian Disertasi Doktor tahun 2010.

6.

PT INCO yang sudah memberikan dukungan dana, data, fasilitas, dan tempat
untuk melaksanakan penelitian ini di lapangan.

7.

Staf pengajar di Bagian Perencanaan Hutan, Departemen Manajemen Hutan,
Fakultas Kehutanan IPB yang banyak memberikan masukan selama penyelesaian
disertasi ini.

8.

Staf penunjang di Laboratorium Tanah Departemen Tanah dan Sumber Daya
Lahan Fakultas Pertanian IPB dan Laboratorium Remote Sensing dan GIS
Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB yang sangat membantu
dalam pengolahan dan analisis data.

9.

Teman sejawat di Program Studi Pengelolaan DAS dan teman-teman mahasiswa
dibawah bimbingan Dra. Nining Puspaningsih MSi, Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati
Jaya, M.Agr, dan Dr. Ir. M. Buce Saleh, MS, yang sudah sangat memberikan
motivasi selama penyelesaian disertasi ini.

10. Suami, anak-anak, dan keluarga yang sudah sangat memberikan motivasi selama
penyelesaian disertasi ini.
Penulis menyadari bahwa disertasi ini masih banyak kekurangan sehingga
penulis terbuka untuk menerima saran, kritik, dan masukan untuk perbaikan disertasi
ini. Akhirnya, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Mei 2011

Nining Puspaningsih
NIM. A.262030011

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kediri pada tanggal 12 Juni 1963 dari ayah Imam Syafi’i
(alm.) dan ibu Soendari. Penulis merupakan putri kedua dari 9 bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan SD Negeri Banjaran 6 Kediri dan
melanjutkan ke SMP Negeri 1 Kediri lulus tahun 1979. Tahun 1982 penulis lulus dari
SMA Negeri 1 Kediri dan pada tahun yang sama penulis masuk di Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta lulus tahun 1987. Pada tahun 1997 penulis
menyelesaikan Program S2 pada Program Studi Pengelolaan DAS Pascasarjana IPB.
Semenjak tahun 2003 penulis tercatat sebagai mahasiswa Program S3 pada Program
Studi Pengelolaan DAS Institut Pertanian Bogor.
Tahun 1990 penulis diangkat sebagai staf pengajar Fakultas Kehutanan IPB
Jurusan Manajemen Hutan. Sampai sekarang penulis masih tercatat sebagai staf
pengajar di tempat yang sama.
Tahun 1991 penulis menikah dengan Joko Pitoyo dan dikaruniai 3 orang anak,
yaitu Muhammad Fahreza Kautsar, Rezkia Nurazizah, dan Tazkia Nurannisa.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...........................................................................................

xix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxv
I.

PENDAHULUAN ...................................................................................

1

1.1. Latar Belakang ................................................................................

1

1.2. Kerangka Pemikiran .......................................................................

6

1.3. Kebaruan Penelitian.........................................................................

9

1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................

10

1.5. Manfaat Penelitian ..........................................................................

10

II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................

11

2.1. Reforestasi pada Kawasan Pertambangan ......................................

11

2.2. Monitoring Reforestasi ...................................................................

13

2.3. Pemodelan Spasial ..........................................................................

14

2.3.1. Model ..................................................................................

14

2.3.2. Pemodelan ...........................................................................

16

III. METODE PENELITIAN .........................................................................

21

3.1. Lokasi Penelitian .............................................................................

21

3.2. Data, Alat, Software, dan Hardware ..............................................

21

3.3. Metode Penelitian ...........................................................................

23

3.3.1. Persiapan .............................................................................

23

3.3.2. Identifikasi Kriteria dan Indikator Tingkat Keberhasilan
Reforestasi ..........................................................................

23

3.3.2.1. Indeks Biodiversitas (B) .......................................

28

3.3.2.2. Indeks Tajuk (Tj) ..................................................

28

3.3.2.3. Indeks Tanah (T) ...................................................

29

3.3.2.4. Indeks Kolonisasi (K) ...........................................

30

3.3.2.5. Indeks Kehidupan Satwa (S) .................................

30

3.3.2.6. Indeks Lingkungan Hutan (L) ...............................

30

xvi

3.4. Penyusunan Model ................................................................

31

3.4.1. Perumusan Model Kuantitatif ....................................

31

3.4.2. Kestabilan Tegakan ...................................................

32

3.5. Pengumpulan Data Lapangan ................................................

32

3.5.1. Pengumpulan Data Kriteria dan Indikator
Keberhasilan Reforestasi ...........................................

33

3.5.1.1. Inventarisasi Vegetasi ..................................

33

3.5.1.2. Pengambilan Contoh Tanah .........................

36

3.5.1.3. Inventarisasi Satwa ......................................

36

3.5.1.4. Pengukuran Kondisi Lingkungan Hutan .....

36

3.6. Pengolahan Data ....................................................................

37

3.6.1. Luas Bidang Dasar (LBDS) .......................................

37

3.6.2. Indeks Biodiversitas (B) ............................................

37

3.6.3. Indeks Tajuk (Tj) .......................................................

38

3.6.4. Indeks Tanah (T) ........................................................

39

3.6.5. Indeks Kolonisasi (K) ................................................

40

3.6.6. Indeks Kehidupan Satwa (S) ......................................

41

3.6.7. Indeks Lingkungan Hutan (L) ....................................

41

3.7. Analisis Data .........................................................................

41

3.7.1. Standar Keberhasilan Reforestasi ..............................

41

3.7.1.1. Prediksi Waktu Pencapaian Klimaks ...........

42

3.7.1.2. Pembangunan Standar Skor Tingkat
Keberhasilan Reforestasi .............................

42

3.7.1.3. Verifikasi Model ..........................................

43

3.7.2. Penyusunan Model Monitoring Tingkat
Keberhasilan Reforestasi ...........................................

44

3.8. Penentuan Indikator Kunci Monitoring Tingkat
Keberhasilan Reforestasi (BRF) ............................................

47

3.8.1. Uji Akurasi Model ......................................................

48

3.8.2. Pemilihan Model ........................................................

49

xvii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................
4.1.

4.2.

51

Standar Keberhasilan Reforestasi .................................................

51

4.1.1. Prediksi Waktu Pencapaian Kondisi Stabil .......................

51

4.1.2. Pembangunan Standar Skor Tingkat Keberhasilan
Reforestasi .........................................................................

57

4.1.2.1. Indeks Biodiversitas (B) .....................................

57

4.1.2.1.1. Indeks Kekayaan (DMg) ..................

57

4.1.2.1.2. Indeks Keanekaragaman (H) ............

58

4.1.2.1.3. Standar Skor Indeks Biodiversitas ....

59

4.1.2.2. Indeks Tajuk (Tj) ................................................

60

4.1.2.2.1. Indeks Kerapatan Pohon (Kr) ...........

60

4.1.2.2.2. Indeks Persentase Penutupan Tajuk
(C%) .................................................

61

4.1.2.2.3. Indeks Stratifikasi Tajuk (St) ...........

61

4.1.2.2.4. Standar Skor Indeks Tajuk ...............

62

4.1.2.3. Indeks Kolonisasi (K)..........................................

64

4.1.2.4. Indeks Kehidupan Satwa (S) ..............................

65

4.1.2.5. Indeks Lingkungan (L) .......................................

70

4.1.2.6. Indeks Tanah (T) ................................................

71

4.1.2.6.1. Indeks Serasah (Sr) ..........................

71

4.1.2.6.2. Indeks Fisika Tanah (Ft) ..................

73

4.1.2.6.3. Indeks Biologi Tanah (Bt) ................

76

4.1.2.6.4. Indeks Kimia Tanah (Kt) ..................

77

Model Keberhasilan reforestasi .....................................................

85

4.2.1. Perumusan Model Indeks Biodiversitas ............................

86

4.2.2. Perumusan Model Indeks Tajuk ........................................

87

4.2.3. Perumusan Model Indeks Tanah (T) .................................

88

4.2.3.1. Model Indeks Fisika Tanah ................................

89

4.2.3.2. Perumusan Model Indeks Biologi Tanah ...........

89

4.2.3.3. Perumusan Model Indeks Kimia Tanah (Kt) .....

90

4.3.2.4. Perumusan Model Indeks Tanah (T) ..................

92

xviii

4.3.

4.4.

Model Spasial Monitoring Tingkat Keberhasilan
Reforestasi ...........................................................................

95

Penentuan Indikator kunci dan Pemilihan Model Spasial
Monitoring Tingkat Keberhasilan Reforestasi (BRF) .........

96

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 117
5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 117
5.2. Saran ............................................................................................... 117
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 119
LAMPIRAN .................................................................................................... 123

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Beberapa penelitian metode monitoring rehabilitasi lahan .......................

15

2. Beberapa penelitian pemodelan spasial dengan skoring dan pembobotan

19

3. Nilai LBDS rata-rata (m2 ha-1) pada tiap tahun tanam di area revegetasi
PT INCO tahun 2008 ................................................................................

49

4. Hasil validasi model estimasi umur harapan pencapaian keberhasilan
reforestasi di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ..................................

56

5. Hasil nilai rangking dari validasi model estimasi umur harapan
pencapaian keberhasilan reforestasi di area revegetasi PT INCO tahun
2008 ...........................................................................................................

56

6. Nilai LBDS pada setiap umur di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ...

56

7. Model pembangunan standar skor keberhasilan reforestasi indeks
biodiversitas di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ...............................

59

8. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks H di area revegetasi PT
INCO tahun 2008 ......................................................................................

59

9. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks DMg di area revegetasi PT
INCO tahun 2008 ......................................................................................

60

10. Model pembangunan standar skor keberhasilan reforestasi indeks tajuk
di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ....................................................

62

11. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks kerapatan pohon (Kr) di
area revegetasi PT INCO tahun 2008 ........................................................

63

12. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks persen penutupan tajuk
(C%) di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ...........................................

63

13. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks stratifikasi tajuk (St) di area
revegetasi PT INCO tahun 2008 ...............................................................

64

14. Indeks kolonisasi (K) hasil observasi di area revegetasi PT INCO tahun
2008 ............................................................................................................

66

15. Model pembangunan standar skor keberhasilan reforestasi indeks
kolonisasi di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ..................................

66

16. Standar skor indeks keberhasilan reforestasi kolonisasi (K) di area
revegetasi PT INCO tahun 2008 ...............................................................

66

17. Indeks satwa (S) hasil observasi di area revegetasi PT INCO tahun 2008

68

18. Model pembangunan standar skor keberhasilan reforestasi indeks satwa
di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ...................................................

69

19. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks satwa (S) di area revegetasi
PT INCO tahun 2008 ................................................................................

69

xx
20. Model pembangunan standar skor keberhasilan reforestasi indeks
lingkungan di area revegetasi PT INCO tahun 2008 .................................

71

21. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks lingkungan (L) di area
revegetasi PT INCO tahun 2008 ................................................................

71

22. Nilai serasah hasil observasi di area revegetasi PT INCO tahun 2008 .....

72

23. Model pembangunan standar skor keberhasilan reforestasi indeks
serasah di area revegetasi PT INCO tahun 2008 .......................................

73

24. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks serasah (Sr) di area
revegetasi PT INCO tahun 2008 ................................................................

73

25. Model pembangunan standar skor keberhasilan reforestasi indeks
fisika tanah (Ft) di area revegetasi PT INCO tahun 2008 .........................

75

26. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks permeabilitas (Pr) di area
revegetasi PT INCO tahun 2008 ................................................................

75

27. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks porositas (Ps) di area
revegetasi PT INCO tahun 2008 ................................................................

76

28. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks bulk density (Bd) di area
revegetasi PT INCO tahun 2008 ................................................................

76

29. Model pembangunan standar skor keberhasilan reforestasi indeks
biologi tanah di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ..............................

78

30. Standar skor keberhasilan indeks respirasi (Res) di area revegetasi PT
INCO tahun 2008 ......................................................................................

78

31. Standar skor keberhasilan indeks mikroorganisme (MO) di area
revegetasi PT INCO tahun 2008 ................................................................

78

32. Unsur hara makro hasil observasi di area revegetasi PT INCO tahun
2008 ...........................................................................................................

81

33. Model pembangunan standar skor keberhasilan reforestasi indeks
unsur hara makro (Makro) di area revegetasi PT INCO tahun 2008 .........

81

34. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks C, N, P. Ca, Mg, K, dan Na
di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ....................................................

81

35. Unsur hara mikro dan logam berat Al hasil observasi di area revegetasi
PT INCO tahun 2008 .................................................................................

83

36. Model pembangunan standar skor keberhasilan reforestasi indeks
unsur hara mikro di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ........................

83

37. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks Al, Fe, Cu, Zn, Mn, dan B
di area revegetasi PT INCO tahun 2008 .....................................................

83

38. Unsur hara KTK, KB, dan pH hasil observasi di area revegetasi PT
INCO tahun 2008 ......................................................................................

84

39. Model penduga keberhasilan reforestasi indeks KTK, KB, dan pH di
area revegetasi PT INCO tahun 2008 ........................................................

85

xx

xxi
40. Standar skor keberhasilan reforestasi indeks KTK, KB, dan pH di area
revegetasi PT INCO tahun 2008 ...............................................................

85

41. Bobot indeks biodiversitas di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ........

86

42. Bobot indeks tajuk (Tj) di area revegetasi PT INCO tahun 2008 .............

87

43. Bobot indeks fisika tanah (Ft) di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ..

89

44. Bobot indeks biologi tanah (Bt) di area revegetasi PT INCO tahun 2008

89

45. Bobot indeks unsur hara makro di area revegetasi PT INCO tahun 2008

90

46. Bobot indeks unsur hara mikro di area revegetasi PT INCO tahun 2008 .

90

47. Bobot indeks unsur hara makro dan mikro (MM) di area revegetasi PT
INCO tahun 2008 ......................................................................................

91

48. Bobot indeks kimia tanah (Kt) di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ..

91

49. Bobot indeks tanah (T) di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ..............

92

50. Bobot indeks yang berpengaruh pada tingkat keberhasilan reforestasi di
area revegetasi PT INCO tahun 2008 ........................................................

96

51. Bobot indeks monitoring keberhasilan reforestasi di area revegetasi PT
INCO tahun 2008 ......................................................................................

97

52. Perumusan model monitoring tingkat keberhasilan reforestasi di area
revegetasi PT INCO tahun 2008 ...............................................................

99

53. Hasil verifikasi model monitoring tingkat keberhasilan reforestasi
(BRF) di area revegetasi PT INCO tahun 2008 ......................................... 100
54. Hasil validasi model monitoring tingkat keberhasilan reforestasi (BRF)
di area revegetasi PT INCO tahun 2008 .................................................... 101
55. Indikator yang digunakan dalam model monitoring tingkat keberhasilan
reforestasi (BRF) di area revegetasi PT INCO tahun 2008........................ 103
56. Standar skor monitoring keberhasilan reforestasi (BRF) di area
revegetasi PT INCO tahun 2008 ............................................................... 104
57. Kelas keberhasilan reforestasi (BRF) untuk memonitor tingkat
keberhasilan reforestasi (BRF) Model 7 di area revegetasi PT INCO
tahun 2008 ................................................................................................. 104
58. Kelas keberhasilan reforestasi (BRF) untuk memonitor tingkat

keberhasilan reforestasi (BRF) Model 9 di area revegetasi PT INCO
tahun 2008 ................................................................................................. 105

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Diagram alir kerangka berfikir ..................................................................

7

2. Lokasi penelitian ........................................................................................

22

3. Tahapan penelitian ....................................................................................

24

4. Struktur hierarki kriteria dan indikator dalam mengukur indeks
keberhasilan reforestasi .............................................................................

27

5. Penyebaran lokasi pengambilan sampel ....................................................

34

6. Bentuk dan ukuran contoh plot lingkaran (a) dan petak persegi (b) yang
dipakai untuk inventarisasi vegetasi ..........................................................

35

7. Bentuk hubungan antara dimensi tegakan (LBDS) dengan umur tegakan

42

8. Kestabilan tegakan menurut umur (thn) dan LBDS (m2 ha-1) di areal
revegetasi PT INCO tahun 2008 ...............................................................

57

9. Kelas keberhasilan reforestasi (BRF) menurut umur untuk memonitor
tingkat keberhasilan reforestasi (Model 7) di areal revegetasi PT INCO
tahun 2008 .................................................................................................. 106
10. Kelas keberhasilan reforestasi (BRF) menurut umur untuk memonitor
tingkat keberhasilan reforestasi (Model 9) di areal revegetasi PT INCO
tahun 2008 ................................................................................................. 107
11. Bukit Koro tahun tanam 2007 dengan LBDS 7 m2 ha-1 ............................ 111
12. Bukit Ponsesa tahun tanam 2006 dengan LBDS 6 m2 ha-1 ........................ 111
13. Bukit Koro South tahun tanam 2001 dengan LBDS 30 m2 ha-1(a) dan
persen penutupan tajuk 58% (b) ................................................................ 112
14. Bukit Rante tahun tanam 2002 LBDS 47 m2 ha-1 ...................................... 112
15. Bukit Hasan North tahun tanam 2000 dengan LBDS 64 m2 ha-1 (a) dan
persen penutupan tajuk 60% (b) ................................................................ 113
16. Bukit Pongsesa tahun tanam 1999 dengan LBDS 120 m2 ha-1 (a) dan
persen penutupan tajuk 43% (b) ................................................................ 113
17. Bukit Olivia tahun tanam 2005 dengan LBDS 120 m2 ha-1 (a) dan persen
penutupan tajuk 40% (b) ........................................................................... 114
18. Bukit Koro South tahun tanam 2004 dengan LBDS 32 m2 ha-1 ................ 114
19. Bukit Triple A tahun tanam 2004 dengan LBDS 28 m2 ha-1 ..................... 115
20. Bukit Debi tahun tanam 2004 LBDS 117 m2 ha-1 ..................................... 115

xxiv
21. Bukit Butoh tahun tanam 1985 LBDS 141 m2 ha-1 (a) dan persen
penutupan tajuk 66% (b) ............................................................................ 116
22. Hutan Alam di Bukit Lembo dengan LBDS 284 m2 ha-1 (a) dan persen
penutupan tajuk 82% (b) ............................................................................ 116

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Perhitungan Nilai LBDS ............................................................................ 124
2. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan umur tanaman (tahun) (y=0,0011x2 –
0,0634x + 3,5438 dengan R2 = 75%) ........................................................ 126
3. Validasi model persamaan regresi antara umur tanaman dan nilai LBDS

127

4. Hasil observasi Indeks Kekayaan (DMg) pada setiap tahun tanam .......... 130
5. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan indeks kekayaan hasil observasi
(y=0,4452 ln(x) + 0,7336 dengan R2 = 75%) ............................................ 131
6. Hasil observasi Indeks Keanekaragaman (H) ........................................... 132
7. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan indeks keanekaragaman hasil
observasi ( y= -0,0000005x2 + 0,0093x+ 1,4355 dengan R2 = 86%) ........ 133
8. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks DMg ........... 134
9. Validasi Model Persamaan antara LBDS dan Indeks H ........................... 135
10. Hasil observasi indeks kerapatan pohon (Kr) per ha ................................ 136
11. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan indeks kerapatan pohon (Kr)
(individu ha-1) hasil observasi (y = 0,38x2 + 0,109x + 406,4 dengan
R2 = 92%) .................................................................................................. 137
12. Hasil observasi indeks persen penutupan tajuk (C %) .............................. 138
13. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan indeks persentase penutupan tajuk
(C%) hasil observasi (y = 6,347x0,46 dengan R2 = 86 %) .......................... 139
14. Hasil observasi indeks stratifikasi tajuk (St) ............................................. 140
15. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan indeks stratifikasi tajuk hasil
observasi (y = 0,00002x2 + 0,004x + 2,468 dengan R2 = 79 %) ............... 141
16. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan Indeks Kr ............... 142
17. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan Indeks C% ............. 143
18. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks St ................ 144
19. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan skor indeks kolonisasi (K) hasil
observasi (y = 0,3577x0,4546 dengan R2 = 78%) ......................................... 145
20. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks K ................. 146
21. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan skor indeks satwa hasil observasi
(y = 0,5399x0,3552 dengan R2 = 82%) ......................................................... 147
22. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks S ................. 148
23. Hasil observasi indeks lingkungan (L) ...................................................... 149

xxvi
24. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan indeks lingkungan (L) hasil observasi
(y = 0,00004x2 – 0,0306x + 29,64 dengan R2 = 95%) ............................... 150
25. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks L ................. 151
26. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan nilai serasah hasil observasi
(y = -0,00004 x2 + 0,026 x + 0,813 dengan R2 = 85%) .............................. 152
27. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks serasah ........ 153
28. Hasil observasi indeks permeabilitas (Pr) ................................................. 154
29. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan indeks permiabilitas (Pr) hasil
observasi (mm jam-1) (y = 0,00007 x2 + 0,188 x + 9,818 dengan
R2 = 73%) .................................................................................................. 155
30. Hasil observasi indeks porositas (Ps) ........................................................ 156
31. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan indeks porositas (Ps) (%) hasil
observasi (y = 0,0007 x2 + 0,102 x + 47,15 dengan R2 = 93%) ................. 157
32. Hasil observasi indeks bulk density (Bd) ................................................... 158
33. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan indeks bulk density (Bd) hasil
observasi (gram cm-3) (y = 0,000003 x2 + 0,002 x + 1,402 dengan
R2 = 93%) .................................................................................................. 159
34. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks Pr ................ 160
35. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks Ps ................ 161
36. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks Bd ............... 162
37. Hasil observasi indeks respirasi (Res) ....................................................... 163
38. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan Indeks Respirasi (Res) hasil
observasi (mg C-CO 2 kg tanah-1 hari-1) (y = 0.000004 x2 + 0,015 x +
6,121 dengan R2 = 82%) ............................................................................ 164
39. Hasil observasi indeks mikroorganisme (MO) .......................................... 165
40. Regresi antara LBDS (m2 ha-1) dan indeks mikroorganisme (MO) hasil
observasi (SPK gr-1 x 106) (y = 0,000009 x2 + 0,010 x + 7,877 dengan R2
= 75%) ....................................................................................................... 166
41. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks Res .............. 167
42. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks MO ............. 168
43. Regresi antara LBDS dan indeks C, N, P, Ca, Mg, K, dan Na .................. 169
44. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks C, N, P. Ca,
Mg, K, dan Na ........................................................................................... 173
45. Regresi antara LBDS dan indeks Fe, Cu, Zn, Mn, dan B .......................... 180
46. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks Fe, Cu, Zn,
Mn, dan B .................................................................................................. 183
47. Hasil perhitungan estimasi keberhasilan reforestasi indeks Fe, Cu, Zn,
Mn, dan B .................................................................................................. 188

xxvi

xxvii
48. Regresi antara LBDS dan indeks KTK, KB, dan pH ................................ 189
49. Validasi model persamaan regresi antara LBDS dan indeks KTK, KB,
dan pH ....................................................................................................... 191
50. Hasil perhitungan estimasi keberhasilan reforestasi indeks KTK, KB,
dan pH ....................................................................................................... 194
51. Analisis regresi ganda antara LBDS (y) dan peubah indeks DMg dan H .. 195
52. Analisis regresi ganda antara LBDS (y) dan peubah indeks Kr, C%, dan
St ................................................................................................................ 196
53. Analisis regresi ganda antara LBDS (y) dan peubah indeks Pr, Ps dan
Bd .............................................................................................................. 197
54. Analisis regresi ganda dari peubah indeks Res dan MO ........................... 198
55. Analisis regresi ganda antara LBDS (y) dan peubah indeks C, N, P, Ca,
Mg, K, dan Na ........................................................................................... 199
56. Analisis regresi ganda antara LBDS (y) dan peubah Indeks Fe, Cu, Zn,
Mn, dan B .................................................................................................. 200
57. Analisis regresi ganda antara LBDS (y) dan peubah indeks unsur hara
makro dan mikro tanaman.......................................................................... 201
58. Analisis regresi ganda antara LBDS (y) dan peubah indeks kimia tanah
(Kt) ............................................................................................................ 202
59. Analisis regresi ganda antara LBDS dan indeks serasah (Sr), biologi
tanah (Bt), fisika tanah (Ft), dan kimia tanah (Kt) .................................... 203
60. Analisis regresi ganda model 1 sampai dengan model 9 .......................... 204
61. Analisis regresi ganda antara LBDS (y) dan KB, pH, KTK, unsur hara
N ................................................................................................................ 208
62. Hasil analisis korelasi dari variabel Indeks Biodiversitas (B), Indeks
Tajuk (Tj), Indeks Kolonisasi (K), Indeks Satwa (S), Indeks Lingkungan
(L), dan Indeks Tanah (T) ......................................................................... 209
63. Hasil verifikasi dan validasi model ........................................................... 210
64. Peta Tingkat Keberhasilan Reforestasi PT INCO Tahun 2008 ................. 213

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hutan hujan tropis merupakan suatu ekosistem hutan yang sangat ideal
dengan keanekaragaman hayatinya yang tinggi, mempunyai siklus hara yang
tertutup, stratifikasi tajuk yang tinggi, dan selalu hijau sepanjang tahun. Selain
itu, hutan ini juga mempunyai sifat self nutrient recovery, yaitu dua pertiga nutrisi
yang ada pada tanaman dilepas ke tubuh tanaman itu lagi sebelum tanaman
tersebut menggugurkan daunnya (Setiadi 2005). Karakteristik hutan seperti ini
menyebabkan hutan hujan tropis mempunyai fungsi proteksi, konservasi, dan
produksi.
Fungsi proteksi hutan yaitu melindungi sistem penyangga kehidupan seperti
mengatur tata air, mengendalikan erosi, mencegah banjir, menjaga kesuburan
tanah. Fungsi konservasi yaitu dapat mempertahankan keanekaragaman hayati,
mempertahankan keseimbangan ekosistem tanah, air, dan vegetasi, serta menjaga
keseimbangan iklim khususnya iklim mikro. Disamping itu hutan mempunyai
juga fungsi produksi karena hutan hujan tropis sangat kaya akan sumberdaya alam
sehingga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (Setiadi 2005).
Pada tahun 2005 luas hutan alam tropis di dunia adalah 1.265.000.000 ha,
dimana seluas 88.495.000 ha terdapat di Indonesia. Hutan alam tropis di Indonesia
mempunyai 27.500 jenis bunga, 47.264 jenis tumbuhan, 429 jenis pohon, dan
1.972 jenis burung (World Resources Institute 1999).
Kebutuhan hidup manusia yang tinggi terhadap pemanfaatan hutan
menyebabkan kerusakan hutan hujan tropis. Demikian pula halnya dengan
deforestasi akibat proses pertambangan, pembalakan hutan, perkebunan dan lainlain.
Bahan mineral dan batubara merupakan sumber daya alam potensial yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber devisa untuk pembangunan nasional. Dalam
kegiatan penambangan dilakukan dengan cara pembukaan hutan, pengupasan
lapisan-lapisan tanah, pengerukan dan penimbunan. Kegiatan-kegiatan tersebut
dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan berupa rusaknya habitat

2
satwa dan hilangnya jenis-jenis flora atau fauna endemik. Selain itu, kegiatan
penambangan secara nyata menimbulkan kerusakan lingkungan (Setiadi 2005).
Hutan Indonesia yang rusak (deforestasi) pada tahun 2000
−2005
diperkirakan 1.447.800 ha per tahun (FAO 2005). Deforestasi ini menyebabkan
hilangnya keanekaragaman hayati. Diperkirakan dari 10 juta spesies di hutan
hujan tropis di dunia, dalam sehari terdapat 137 spesies punah atau hilang (FAO
2005).
Dampak deforestasi terhadap lingkungan akibat proses pertambangan sangat
berbahaya, sehingga usaha reforestasi sampai terbentuknya hutan hujan tropis
yang lestari sangat diperlukan. Reforestasi dilakukan dengan penanaman tanaman
yang dapat bertahan pada degraded land, dapat memperbaiki kondisi lahan, dan
mendorong pertumbuhan tanaman. Pola penanganan yang diberikan pada proses
reforestasi harus ditujukan pada terjadinya percepatan pemulihan hutan dengan
mempercepat terjadinya proses suksesi untuk membentuk hutan hujan tropis yang
lestari (Setiadi 2005).
Di Indonesia, rehabilitasi lahan di areal pertambangan sudah banyak
dilakukan seperti yang sudah dilakukan oleh PT Antam. Sampai pada akhir tahun
2004, PT Antam sudah merehabilitasi lahan di tambang nikel Gebe seluas 540,2
hektar atau 83,5% dari total lahan seluas 647 hektar yang akan direhabilitasi.
Rehabilitasi lahan terganggu di tambang pasir besi Cilacap seluas 622,6 hektar
atau 98,7% dari target lahan yang direhabilitasi seluas 630,3 hektar. Dari tahun
1990 sampai dengan tahun 2006 total lahan yang telah direhabilitasi seluas 3.066
hektar atau 83.7% dari target rehabilitasi lahan seluas 3.660 hektar (Antam 2005).
Keberhasilan reforestasi di kawasan pertambangan sampai saat ini belum
mengarah pada terbentuknya kembali hutan alam stabil, hal ini disebabkan oleh
kelemahan dari metode monitoring yang dilakukan.

Beberapa metode

pemantauan keberhasilan reforestasi yang pernah dilakukan selama ini bersifat
parsial, yaitu hanya memantau kegiatan-kegiatan pascapenambangan. Seperti,
monitoring revegetasi di tambang nikel Tanjung Buli, Soroako, tambang batubara
Bukit Asam, dan penelitian di Negeri Sembilan Malaysia. Metode monitoring
menggunakan variabel: 1) luas areal revegetasi, parameter tanaman (jenis
tanaman, jumlah pohon yang ditanam, jumlah pohon hidup, dan jumlah pohon

3
yang disulam), dan analisis pencemaran kualitas air (Yudistira 2003), 2) variabel
pertumbuhan

(tinggi

tanaman,

diameter

batang,

penutupan

tajuk,

dan

perkembangan akar), dan variabel kondisi tempat tumbuh (serasah dan
keanekaragaman hayati) (Sirait 1997), 3) variabel tingkat hidup dari anakan yang
ditanam, dan sifat-sifat tanah sebelum dan sesudah revegetasi (bulk density,
kelembaban, bahan organik, dan pH (Maswar et al. 2000), serta 4) variabel
vegetasi (pertumbuhan tanaman, persentase penutupan lahan, komposisi spesies),
fauna asli (serangga, burung, amphibi, reptil, dan mamalia), tanah (fisik, kimia,
dan biologi tanah, kualitas air tanah, dan permukaan) (Widdowson 1990).
Kelemahan metode monitoring yang lain adalah tidak menggunakan secara
komprehensif indikator-indikator dari karakteristik fisik hutan alam stabil. Seperti
metode monitoring yang dilakukan oleh Kantor Menteri Negara Kependudukan
dan Lingkungan Hidup (1988) dalam sistem monitoring baku mutu lingkungan
hutan produksi. Indikator yang digunakannya adalah potensi tegakan, persen
penutupan tajuk, kelengkapan tajuk, keragaman jenis, dan permudaan alam.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor:
18 tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang, penilaian kriteria
keberhasilan reklamasi menggunakan indikator penataan lahan, revegetasi dan
pekerjaan sipil, serta penyelesaian akhir. Sedangkan Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia Nomor: P.60/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penilaian
Keberhasilan Reklamasi Hutan menggunakan indikator penataan

lahan,

pengendalian erosi, dan sedimentasi, serta revegetasi untuk mengetahui tingkat
keberhasilan reforestasi. Kriteria dan indikator ini digunakan secara terstruktur
dan komprehensif, namun keberhasilan reforestasi belum mengacu pada
kembalinya struktur dan fungsi hutan pada kondisi rona awal.
Metode monitoring keberhasilan reforestasi yang dapat mengukur secara
kuantitatif berapa waktu pencapaian keberhasilan reforestasi sampai mencapai
struktur dan fungsi hutan pada kondisi rona awal belum pernah dilakukan sampai
saat ini. Demikian pula metode monitoring yang menggunakan secara
komprehensif indikator-indikator dari karakteristik fisik hutan alam stabil dan
struktur tajuk sebagai indikator kunci juga belum pernah dilakukan.

4
Metode pemantauan seperti ini sangat diperlukan karena mempunyai
kelebihan, yaitu dapat memantau tingkat keberhasilan reforestasi pada umur
tanam tertentu. Kelebihan lainnya adalah dapat memberikan kepastian adanya
kurun waktu keberhasilan reforestasi sampai mencapai struktur dan fungsi hutan
pada kondisi hutan alam stabil (rona awal). Penggunaan indikator kunci seperti
struktur tajuk dalam monitoring juga dapat menghemat waktu dan biaya.
Areal revegetasi di kawasan pertambangan pada umumnya terletak di suatu
areal yang tersebar dan berlokasi di daerah pedalaman. Hal ini menyebabkan
monitoring keberhasilan reforestasi susah dilakukan, sehingga diperlukan suatu
pemodelan spasial yang bersifat dinamis dan

dapat memanfaatkan tehnologi

penginderaan jauh
Teknologi komputerisasi (software maupun hardware), Sistem Informasi
Geografis (SIG), dan teknologi penginderaan jauh dewasa ini berkembang dengan
cepat. Oleh karena itu, monitoring lingkungan bisa dilakukan atau dikembangkan
secara semiotomatis dalam bentuk pemodelan khususnya pemodelan spasial (Jaya
2006).
Metode pemodelan spasial yang dilakukan untuk pengelolaan lingkungan
sampai saat ini sudah banyak dilakukan. Sebagai conto