Studi Tentang Reduksi Kebisingan Menggunakan Vegetasi dan Kualitas Visual lanskap Jalan Tol Jagorawi

SETYO WIDAGDO. Studi tentang Reduksi Kebisingan Menggunakan
Vegetasi dan Kualitas Visual Lanskap Jalan To1 Jagorawi (di bawah
bimbingan Dr. Ir. AND1 GUNAWAN, M.Sc, Dr. Ir. NIZAR NASRUI,LAH,
MAgr., dan Dr. Ir. WABJU QAMARSL MZTGNISJAH, M.Agr.)
Kebisingm merupakan salah satu masalah kualitas lingkungan yang
dihadapi oleh permukiman di sekitar jalan tol. Salah satu cara untuk mengatasi
kebisingan yang bersumber dari jalan to1 adalah dengan penggunaan tanaman
sebagai pereduksi kebisingan. Tanaman tersebut ditempatkan sebagai elemen
lanskap jalan tol. Lanskap merupakan bagian penting bagi jalan tol, karena
keadaan lingkungan sekitar jalan to1 akan mempengaruhi kondisi psikologis
pengemudi dan tingkai resiko kecelakaan. Peranan lanskap jalan to1 di antaranya
adalah pelayanan visual kepada pengguna jalan tol. Hal tersebut berarti bahwa
unsur estetikanya

hams diperhatikan. Dengan demikian lanskap jalan to1

diharapkan dapat berperan sebagai kawasan penyangga. Bagi permukiman di
sekitarnya, lanskapjalan to1 berperan sebagai penapis kebisingan sedangkan bagi
pengguna jalan to1 berfungsi untuk pelayanan visual.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kemampuan beberapa jenis
vegetasi pada lanskap jalan to1 dalam mereduksi kebisingan dan (2) kualitas

visual dari berbagai jenis vegetasi lanskap jalan to1
Penelitian dilaksanakan di jalan to1 Jagorawi pada bulan Juli hingga
Desember 1997. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu penelitian
pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk

menetapkan jenis vegetasi, Iokasi, dan saat pengamatan untuk penelitian utarna.
Peubah yang diamati pada penelitian utarna adalah reduksi kebisingan dan
kualitas visual.
Titik pengukuran kebisingan adalah 1 m di depan dan belakang vegetasi.
Pada titik pengukuran ditempatkan mikrofon yang dihubungkan dengan
integrating sound level meter dan noise rape recorder. Sebagai pembanding,
juga ditentukan titik pengukuran di daerah terbuka (tanpa vegetasi) yang sejajar
dengan titik pengukuran daerah bemegetasi. Pengukuran dan perelcaman
kebisingan dilakukan empat kali masing-masing selama 10 menit. Tingkat
kebisingan diketahui dari integratng sound level meter dan pola reduksi
kebisingan berdasarkan frekuensi diketahui dari analisis dengan FFT-analyser di
laboratorium terhadap kaset rekaman kebisingan.
Penilaian terhadap kualitas visual vegetasi lanskap jalan to1 dilakukan
dengan metoda Scenic Beauty Estimation (SBE).


Penilaian kualitas visual

dilakukan dengan melibatkan 54 responden. Responden tersebut terdlri dari 16
mahasiswa S1 IPB, 20 mahasiswa pascasajana IPB, dan 18 responden dari
masyarakat umum. Responden masyarakat umum terdri dari 4 orang pegawai
negeri, 2 orang pensiunan, 3 orang guru, 4 orang wirausaha, clan 5 orang
pegawai swasta
Penelitian ini secara umum memperlihatkan bahwa vegetasi dapat
mereduksi kebisingan yang berasal dari jalan tol.

Vegetasi juga dapat

meningkatkan kualitas visual lanskap jalan to1 sehingga memberikan
kenyamanan bagi pengguna jalan tol.

Masing-masing jenis vegetasi kemampuan mereduksi kebisingan yang
berbeda. Bambu cina mereduksi 1.65 dB (2.42%), Soka 3.35 dB (4.51%),
Kasia 1.24 dB (1.73%), Kayu manis 1.15 dB (1.64%), Barnbu 0.15 dB (0.21%),
Bambu dan Akalipa 1.00 dB (1.34%), dan Kembang sepatu 0.28 dB (0.40%).
Masing-masing jenis vegetasi juga memiliki pola frekuensi yang berbeda

dalam mereduksi kebisingan. Bambu cina serta Bambu dan Akalipa mereduksi
pada semua tingkatan frekuensi, Soka mereduksi pada frekuensi di atas 100 Hz,
sedangkan vegetasi laimya tidak secara jelas memperlihatkan pola reduksi yang
khas.

Penapis kebisingan akan sangat penting artinya bila dapat mereduksi

suara yang berada dalam kisaran frekuensi yang sensitif didengar, yaitu 500 Hz
hingga 5 000 Hz.
Masing-masing lanskap jalan to1 Jagorawi yang dinilai memiliki
keindahan tingg, sedang dan rendah memiliki karakter yang berbeda. Perbaikan
dan penataan lanskap terutama diperlukan pada lokasi yang dinilai berkualitas
visual rendah yaitu daerah yang belum ditata dan berbatasan dengan kawasan
permukiman atau kebun terlantar yang memberikan kesan kumuh. Lanskap
yang dinilai memiliki kualitas visual tinggi adalah tersusun atas kombinasi jenis
tanaman, ditata teratur dan rapat, memiliki jenjangan bentuk, dan terdapat
kombinasi wama kontras.
Vegetasi Soka dinilai memilib keindahan tinggi. Karakteristik visual
vegetasi ini adalah ditanam secara teratur dan rapat serta memiliki unsur
jenjangan bentuk dengan latar belakangnya sehingga menimbulkan kesan indah.

Keenam vegetasi lainnya (Bambu cina, Kasia, Kayu manis, Bambu, Bambu dan

Akalipa, dan Kembang sepatu) dinilai memiliki keindahan sedang. Vegetasi
yang diuji kemampuannya dalam mereduksi kebisingan pada penelitian ini tidak
ada yang dinilai memiliki keindahan rendah.
Pemilihan dan penataan vegetasi pada lanskap jalan to1 perlu
memperhatikan fungsi dan estetikanya. Agar diperoleh lansicap yang dapat
mereduksi kebisingan dan memiliki keindahan tinggi, vegetasi pada lanskap
jalan to1 perlu disusun berlapis dari kombinasi jenis tanaman yang memiliki
kemampuan tinggi dalam mereduksi bising, memiliki kerapatan tinggi, ditata
secara teratur, memiliki unsur jenjangan bentuk, dan memiliki paduan wama
kontras yang menimbulkan kesan indah.

STUD1 TENTANG RICDUKSI mBISINGAN
MENGGUNAKAN VEGETASI DAN KUALITAS VISUAL
LANSKAP JALATV TOL JAGORAWI

Oleh :
SETYO VVIDAGDO
..


AGW5038

Tesis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains
pada
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

1998