jenis waru gunung Hibiscus macrophyllus cocok ditanam di dataran

hutan yang belum rusak adalah 34,53. Desa Pesawaran Indah termasuk dalam skala hutan 0,054 berdasarkan luas hutannya. Hasil serapan karbon Desa Pesawaran Indah 209,64 Mgha mampu menyumbang 0,000356061 untuk target Provinsi Lampung menurunkan 2,78 emisi GRK dari bidang kehutanan. Selain membantu memberi informasi bagi pemerintah, berdasarkan kemampuan vegetasi, dan keanekaragamannya di lahan agroforestri Desa Pesawaran Indah, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai upaya adaptasi perubahan iklim. Diklasifikasikan sebagai prilaku adaptasi karena menurut Malmsheimer, dkk 2008 dalam Tigor 2009 menuliskan bahwa adaptasi perubahan iklim adalah strategi menciptakan hutan dengan kondisi yang lebih sehat dan mampu memberikan manfaat dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Strategi adaptasi dapat dilakukan melalui peningkatan ketahanan resistance terhadap hama dan penyakit, ketahanan terhadap kebakaran, peningkatan ketahanan kalau ada gangguan resilience dan mengarahkan migrasi assist migration pohonkelompok vegetasi, memfasilitasi transisi ke lingkungan yang baru dengan mengintroduksi jenis-jenis yang mempunyai kemampuan beradaptasi yang lebih tinggi, memperluas keragaman genetik, mendorong pencampuran jenis dan menyediakan refugia perlindungan untuk konservasi dan mengetahui kemampuan vegetasi dalam menyimpan karbon. Nilai serapan karbon di Desa Pesawaran Indah dapat menjadi potensi pendapatan di masa datang jika sistem perdagangan karbon, mekanisme REDD dan kebijakan perdagangan karbon di Indonesia telah dijalankan. Menrut Brown 1997, Hasil serapan karbon merupakan 50 dari hasil pendugaan biomassa kumulatif dari fase pohon, tiang, pancang, bahkan tumbuhan bawah. Hasil serapan tersebut disajikan dalam tabel 4. Tabel 4. Jumlah serapan karbon tiap fase pada sistem agroforestri Desa Pesawaran Indah Sumber : Data Primer, 2012. Keterangan TB = Tumbuhan Bawah Mg = Megagram Perbedaan jumlah serapan karbon pada setiap fisiografi lahan tentunya dipengaruhi oleh keragaman vegetasi, dominansi INP komposisi fase vegetasi, diameter jenis vegetasi, dan jenis tanahnya serta cara pengelolaan lahan Rahayu, dkk, 2007. Data primer dari hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa setiap fase vegetasi menyimpan biomassa berbeda-beda. Hasil hitungan tersebut disajikan pada Tabel 5. NO Lahan Desa Pesawaran Indah Biomasa MgHa Serapan Karbon MgHa Total Biomassa x 50 Fase Pohon Fase Tiang Fase Pancang TB Total Biomassa 1. Fisiografi Bawah 171,71 41,84 15,24 9,12 237,91 118,96 2. Fisiografi Tengah 152,26 31,66 13,70 10,70 208,32 104,16 3. 4. Fisiografi Atas Hutan Dusun 102,37 1.022,32 43,27 16,05 20,36 6,26 12,02 8,22 178,02 1.052,86 89,01 526,43 Jumlah Rata-rata 2.402,98 362,17 132,82 33,21 55,56 13,89 40,06 10,01 1.677,11 419,28 838,55 209,64 Persentase 86,38 7,92 3,31 2,39 Tabel 5. Rekapitulasi serapan karbon pada 3 vegetasi dominan di setiap fisiografi desa. NO Fisiografi Lahan Biomassa MgHa Fase pohon Fase tiang Fase pancang 1 2 3 4 Fisiografi Bawah Fisiografi Tengah Fisiografi Atas Hutan Dusun Jati 69,87 Bayur 41,83 Kelapa 18,98 Alpukat 21,11 Durian 53,92 Jati 7,52 Waru 25,87 Julang- Jaling 15,62 Medang 12,90 Tabu 392,38 Medang 201,56 Cempaka 194,51 Kakao 10,56 Pala 6,50 Bayur 9,79 Kakao 4,18 Kemiri 10,70 Pisang 2,17 Kakao 3,01 Waru 15,37 Pisang 0,75 Cempaka32,83 Kemiri 9,80 Kakao 14,03 Pisang 1,22 Durian 3,43 Kakao 8,92 Pisang 0,67 Pala 2,17 Kakao 4,71 Kopi 10,35 Pisang 0,81 Bambu 6,26 Sumber : Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 3 dan tabel 5, dapat dilihat bahwa nilai INP suatu vegetasi tinggi akan menyimpan biomassa yang tinggi jika diameternya besar, namun apabila INP tinggi tetapi diameternya kecil biomassanya akan lebih rendah. Hal ini dibuktikan pada jenis Pala dan Bayur yang ada di lokasi penelitian. Pala pada fase tiang di fisiografi bawah memiliki INP sebesar 50,32 Tabel 3 menyimpan biomassa 6,50 Mgha Tabel 5 sedangkan Bayur dengan INP sebesar 49,68 Tabel 3 mampu menyimpan biomassa lebih banyak dari Pala yaitu 9,79 Mgha Tabel 5. Semakin besar diameter pohon penyusun suatu tegakan dengan jumlah individu yang dominan dan disusun oleh jenis-jenis yang mempunyai kerapatan kayu tinggi maka potensi biomasa dan kandungan karbonnya juga semakin besar Wahyu, dkk, 2010. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa biomassa pada suatu tegakan tidak hanya dipengaruhi oleh salah satu parameter saja, tetapi parameter yang disebutkan Wahyu, dkk 2010 akan secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam besarnya nilai cadangan karbon suatu tegakan. Berdasarkan parameter-parameter tersebut maka bahasan penelitian selanjutnya adalah bagaimana vegetasi yang ada di setiap fisiografi Desa mampu menyerap karbon. Pemaparan bahasan tersebut di mulai dari lahan fisiografi bawah. B.1. Lahan Fisiografi bawah Merujuk dari hasil pendugaan serapan karbon setiap bagian lahan Desa Pesawaran Indah yang terinci dalam Tabel 4, diketahui bahwa dari setiap fase vegetasi yang ada di lahan fisiografi bawah, fase pohon lebih banyak menyimpan biomassa dari fase lainnya. Fase pohon di lahan fisiografi bawah di dominasi oleh Jati. Pohon jati dengan INP tertinggi berumur sekitar 10 – 15 tahun. Menurut Pambudi 2011 umur pohon diatas enam tahun dapat mencapai rata-rata persentase nilai biomassa pada bagian daun 10, ranting 4, cabang 13, batang 37, dan akar tunjang 36. Porte et al 2002 menuliskan bahwa semakin meningkat umur suatu tegakan, diameter pohon akan semakin besar dan biomassa pohon juga akan semakin besar. Lahan fisiografi bawah menyerap karbon dalam kategori kurang baik. Hal ini disebabkan petani pemilik lahan melakukan pengelolaan dengan meregenerasi tanaman kakao tanaman dominan di fase tiang, pancang, dan semai yang sudah tidak produktif dengan menebangnya. Kegiatan penebangan tentunya akan berpengaruh terhadap kemampuan fungsi lahan dalam menyerap karbon karena menurut Lasco 2002 menuliskan bahwa aktivitas penebangan hutan untuk pemanenan kayu berperan dalam menurunkan cadangan karbon di atas permukaan tanah minimal 50. Selain menebang Kakao, petani pemilik pohon Jati pada fisiografi bawah berencana menebang Jati untuk dua tahun kedepan dengan memanen berdasarkan kebutuhan. Diperkirakan lahan dengan 1 ha kurang lebih terdapat 1.111 pohon Jati yang akan dipanen agar serapan karbon dapat dipertahankan, maka di lahan fisiografi bawah perlu perencanaan yang baik dalam kuantitas memanen Jati. Selain itu petani perlu banyak menanam jenis kayu berdiameter besar lainnya selain Jati agar ketika Jati dipanen ada jenis lain yang tetap mampu menyerap karbon dan tetap memberikan pendapatan dari hasil buahnya seperti jenis Durian. B.2. Lahan Fisiografi Tengah Lahan fisiografi tengah memiliki kemampuan menyerap karbon 104,16 Mgha lebih kecil dibanding fisiografi bawah yaitu 118,96 Mgha Tabel 4. Hal ini dikarenakan pada lahan fisiografi tengah, tanaman semusim pada fase tiang, pancang dan semai memiliki diameter cukup besar dan INP lebih tinggi dari tanaman kayu dan tanaman MPTS yang termasuk dalam fase pohon. Jika INP tanaman MPTS tinggi dan diameternya besar maka mungkin saja biomassa yang disimpan pada fase pohon akan lebih besar karena menurut Rahayu, dkk 2010 pohon buah-buahan dan kayu berdiameter besar mampu menyimpan karbon lebih banyak bila dibandingkan dengan tanaman semusim. Namun tidak dikatakan jika tanaman semusim dominan, tanaman tersebut tidak dapat menyerap karbon karena tetap saja yang mempengaruhi vegetasi menyerap karbon adalah diameter, umur, dan jumlah vegetasi seperti Mondhe 2009

Dokumen yang terkait

STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI SINAR BANYU MANDIRI DI DESA PESAWARAN INDAH KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

0 12 53

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF KOPI ROBUSTA (Coffea Canephora) PADA KELOMPOK TANI BINAKARYA DESA PESAWARAN INDAH KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

0 31 56

ANALISIS FINANSIAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN REAKTOR BIOGAS DI DESA PESAWARAN INDAH KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

0 10 1

ANALISIS PENDAPATAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI KAKAO DI DESA PESAWARAN INDAH KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

1 12 76

KOMPOSISI TANAMAN AGROFORESTRI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA PESAWARAN INDAH KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN LAMPUNG

1 33 70

Analisis Finansial Pola Tanam Agroforestri di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

3 45 57

NILAI EKONOMI AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WAY OROK SUB DAS WAY RATAI DESA PESAWARAN INDAH KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

0 7 10

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI KAKAO DI DESA PESAWARAN INDAH KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

15 77 69

Keanekaragaman Jenisdan Struktur VegetasiMangrove di Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 8

Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove Berkelanjutan di Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1