II.2.2 Biodegradasi
Biodegradasi polimer dapat terjadi akibat serangan secara mikrobiologis terhadap material tersebut. Mikroorganisme mempunyai kemampuan
memproduksi bermacam-macam enzim yang dapat bereaksi dengan polimer. Fenomena biodegradasi polimer terlihat dari fakta bahwa dalam siklus makanan di
alam, secara langsung atau tidak, cepat atau berangsur-angsur, material yang ada akan berkurang jumlahnya, artinya material tersebut sebagian atau seluruhnya
digunakan sebagai sumber nutrisi oleh mikroorganisme
.
II.2.3 Fotodegradasi
Paparan sinar matahari dan beberapa lampu bohlam yang kita gunakan dapat memiliki efek buruk pada masa timelife penggunaan produk plastik. Radiasi
UV dapat menghancurkan ikatan kimia dalam polimer. Proses ini disebut fotodegradasi dan akhirnya menyebabkan retak, Meninggalkan jejak, perubahan
warna dan hilangnya sifat fisik. Fotodegradasi, sekalinya dimulai, pada dasarnya mengikuti skema yang
sama seperti yang ditunjukkan pada skema degradasi pada artikel sebelumnya. Karena fotodegradasi umumnya melibatkan sinar matahari, oksidasi termal
berlangsung secara paralel dengan fotooksidasi. Fotodegradasi berbeda dari oksidasi termal karena fotodegradasi selalu
dimulai dengan penyerapan sinar UV. Kebanyakan polimer murni secara teoritis mampu menyerap sinar UV secara langsung. Senyawa dalam jumlah yang kecil
didalam polimer, seperti produk degradasi atau residual katalis sisa polimerisasi, dapat mempercepat proses penyerapan sinar UV. Untuk alasan ini, maka
stabilisasi termal dan pengolahan yang efektif merupakan prasyarat untuk stabilisasi polimer terhadap cahaya yang efektif dalam jangka waktu yang
panjang.
II.2.4 Degradasi mekanik
Degradasi polimer oleh gaya mekanik ialah reaksi depolimerisasi yang mana energy aktivasi nya didapat dari gaya mekanik pada polimer. Degradasi
mengurangi efektivitas aditif polimer karena ketergantungan yang kuat dari
7
efektivitas pada berat molekul. Karena polimer rantai panjang yang memiliki berat molekul yang berbeda akan menunjukkan waktu yang berbeda tergantung
resistensi. Dengan kata lain, molekul yang lebih panjang lebih rentan terhadap degradasi mekanik, sehingga degradasi lebih cepat.
II.2.5 Degradasi Thermal
Degradasi termal dari polimer adalah kerusakan molekul sebagai akibat dari overheating. Pada suhu tinggi komponen rantai panjang polimer dapat mulai
memisahkan pemotongan molekul dan bereaksi dengan satu sama lain untuk mengubah sifat polimer.
Reaksi kimia yang terlibat dalam degradasi termal menyebabkan perubahan relative pada sifat fisik dan optic terhadap sifat awal. Degradasi termal
umumnya melibatkan perubahan pada berat molekul dan distribusi berat molekul polimer dan perubahan sifat yang khas meliputi:
Mengurangi ductility dan embrittlement Chalking
Perubahan warna
Cracking Pengurangan sifat fisik yang diinginkan
II.3 Contoh Proses Degradable Polimer