Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum
(Studi Mengenai Ganti Rugi Pengadaan Tanah Proyek
Kanal (Flood Way) Sei Deli – Sei Percut Medan)
Lindawati Leonardi
Sekolah Pascasarjana
Program Studi Kenotariatan
Universitas Sumatera Utara

Abstrak
Permasalahan lingkungan yang selalu timbul di Kota Medan adalah banjir yang selalu
terjadi di setiap musim hujan tiba. Banjir telah mengakibatkan banyak kerugian baik moril
maupun materil bagi masyarakat Kota Medan. Penyebab utama banjir adalah meluapnya air
Sei Deli yang mengalir di tengah-tengah Kota Medan. Pada waktu hujan, air melimpah
sehingga badan sungai tidak mampu lagi menanpung luapan air. Dari hasil survei yang
dilakukan para ahli termasuk salah satu diantaranya Negara Jepang diketahui bahwa salah
satu upaya mengatasi banjir adalah dengan membuat kanal yang dalam penelitian ini dikenal
dengan istilah Flood Way, yang berfungsi mengalirkan sebagian aliran Sei Deli ke Sei Percut
pada waktu hujan tiba. Untuk pembangunan kanal yang merupakan proyek kepentingan
umum ini dibutuhkan areal kurang lebih 19 hektar. Oleh karena lokasi yang ditetapkan
sebagai jalur kanal tersebut merupakan daerah pemukiman, areal pertanian bahkan industri
maka pengadaan tanah untuk Proyek Kanal (Flood Way) ini harus memenuhi ketentuan yang

ditetapkan berdasarkan Keppres Nomor 55 Tahun 1993. Namun didalam proses pengadaan
tanah tersebut musyawarah dilakukan tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai besarnya
ganti rugi, masyarakat belum menerima bentuk dan besarnya ganti rugi dan banyak kendala
yag dihadapi mulai dari penetapan luas dan batas-batas tanah yang kurang akurat dari pihak
panitia pengadaan tanah sampai kepada penentuan nilai ganti rugi yang dirasakan masyarakat
yang terkena Proyek Kanal (Flood Way) kurang sesuai dengan harga pasar.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum sosiologis denganmetode pendekatan
yuridis normatif dan yuridis empiris. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Medan yang terkena
jalur Proyek Kanal (Flood Way) yang meliputi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Medan Johor
dan Medan Amplas serta 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Titi Kuning, Kelurahan Kedai Durian,
Kelurahan Gedung Johor, Kelurahan Harjosari II, Kelurahan Sukamaju, Kelurahan Pangkalan
Mansyhur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang terkena pengadaan
tanah Proyek Kanal (Flood Way) Sei Deli – Sei Percut Medan. Dari keseluruhan populasi
diambil sampel secara purposive sebanyak 45 responden, dan untuk melengkapi data
diperoleh dari narasumber yaitu instansi Kantor Pertanahan kota Medan, Dinas Pekerjaan
Umum Kota Medan dan Kepala Kelurahan dari masing-masing yang terkena proyek. Sumber
data dalam penelitian ini berupa data primer dengan menyebarkan kuisioner kepada
responden dan wawancara dengan responden dan narasumber serta data sekunder dengan
menghimpun bahan hukum primer dan bahan hukukm sekunder. Alat pengumpulan data
berupa studi dokumen, wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara dan

menyebarkan kuisioner. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses musyawarah dalam menentukan bentuk
dan besarnya ganti rugi tidak mencapai kesepakatan, masyarakat secara yuridis telah
menerima bentuk dan besarnya ganti rugi namun secara implisit mereka merasa kecewa
diperlakukan tidak adil. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengadaan tanah Proyek
Kanal (Flood Way) Sei Deli – Sei Percut Medan ada 2 yaitu hambatan non teknis dan
hambatan teknis. Hambatan non teknis antara lain berupa surat kepemilikan hak atas tanah
yang akan diganti rugi yang kurang lengkap, dalam hal pemilik tanah, bangunan dan tanaman
yang akan dibebaskan tidak berada ditempat, nilai ganti rugi dirasakan sebagian masyarakat
pemegang hak atas tanah kurang sesuai dengan harga pasar sehingga masyarakat melakukan
upaya hukum, terhadap tanah yang dibebaskan tersebut sedang dipasang Hak Tanggungan,

1
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara

masih adanya masyarakat yang menguasai tanah secara fisik tanpa ada alas hak,
ketidakakuratan pihak Panitia Pengadaan Tanah dalam melakukan inventarisasi. Hambatan
teknis antara lain adanya perobahan desain Proyek Kanal (Flood Way) Sei Deli- Sei Percut
Medan, terlalu cepatnya dilakukan pembayaran ganti rugi sementara masyarakat masih ada
yang tetap bertahan dilokasi sehingga terjadi penggusuran dari pihak Proyek, proses

pengukuran yang memakan waktu yang lama, adanya tenggang waktu yang cukup lama dari
penetapan lokasi sampai kepada realisasinya, dan adanya salah satu industri kertas yang
terkena proyek.
Disarankan dalam proses pengadaan tanah perlu dilakukan penelitian yang akurat
sebelum dilaksanakan penetapan besarnya ganti rugi dengan mempertimbangkan letak tanah,
kriteria ganti rugi terhadap tanah dan bangunan, penggunaan tanah, kualitas bangunan,
fasilitas yang tersedia dan kondisi ekonomi masyarakat yang terkena proyek, perlu dilakukan
sosialisasi di media cetak sehinggga masyarakat memahami dampak positif dari
pembangunan untuk kepentingan umum dan penyuluhan sebaiknya dilakukan secara benar
dan berulang kali sehingga masyarakat benar-benar mengerti manfaat proyek dan ikut
berpartisipasi menyukseskan pembangunan proyek kepentingan umum tersebut.

Kata Kunci:

-

Pengadaan Tanah
Kepentingan Umum
Ganti Rugi
Proyek Kanal (Flood Way)


2
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara