pengadaan tanah untuk kepentingan umum

NAMA

: SILVIA KUMALASARI

NIM

: 811412028

MATA KULIAH

: HUKUM AGRARIA

ROMBEL

:1

PERSANDINGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI
PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM
NO
1


2

KEPPRES NO. 55
TAHUN 1953
Latar belakang :
untuk memfasilitasi
perolehan hak-hak atas
tanah yang diperlukan
untuk kegiatan
pembangunan, secara
cepat, mudah maka
diperlukan pengaturan
tentangPengadaan
Tanah Untuk
Kepentingan
Pembangunan

PERPRES NO. 36
TAHUN 2005
Latar belakang :

dengan meningkatnya
pembangunan untuk
kepentingan umum yang
memerlukan tanah, untuk
pengadaannya perlu
dilakukan secara cepat dan
transparan dengan tetap
memperhatikan prinsip
penghormatan terhadap
hak-hak yang sah atas
tanah

PERPRES NO. 65 TAHUN
2006
Latar belakang :
untuk lebih meningkatkan
prinsip penghormatan
terhadap hak-hak atas tanah
yang sah dan kepastian hukum
dalam

pengadaan tanah bagi
pelaksanaan pembangunan
untuk kepentingan umum

Pengadaan tanah adalah
setiap kegiatan untuk

Pengadaan tanah adalah
setiap kegiatan untuk

Pengadaan tanah adalah
setiap kegiatan

UU NO. 2 TAHUN 2012
Latar belakang :
dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang adil,
makmur dan sejahtera berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945
pemerintah perlu melaksanakan

pembangunan; untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan
untuk kepentingan umum,
diperlukan tanah yang pengadaannya
dilaksanakan dengan
mengedepankan prinsip
kemanusiaan, demokratis
dan adil
Pengadaan Tanah adalah kegiatan
menyediakan tanah dengan cara

mendapatkan tanah
dengan cara
memberikan ganti
kerugian kepada yang
berhak atas tanah
tersebut.

3


4

5

Pelepasan atau
penyerahan hak atas
tanah adalah kegiatan
melepaskan hubungan
hukum antara
pemegang hak atas
tanah
dengan tanah yang
dikuasainya dengan
memberikan ganti
kerugian
atas dasar musyawarah
Kepentingan umum
adalah kepentingan
seluruh lapisan
masyarakat


Ganti kerugian adalah
penggantian atas nilai
tanah berikut bangunan,
tanaman dan/atau

mendapatkan
tanah dengan cara
memberikan ganti rugi
kepada yang
melepaskan atau
menyerahkan tanah,
bangunan, tanaman, dan
benda-benda yang berkaitan
dengan tanah atau dengan
pencabutan hak atas tanah.
Pelepasan atau penyerahan
hak atas tanah adalah
kegiatan
melepaskan hubungan

hukum antara pemegang hak
atas tanah
dengan tanah yang
dikuasainya dengan
memberikan ganti rugi
atas dasar musyawarah

untukmendapatkan tanah
dengan cara memberikan
ganti rugi
kepada yang melepaskan
atau menyerahkan tanah,
bangunan, tanaman, dan
benda-benda yang
berkaitandengan tanah

memberi ganti kerugian yang layak
dan adil kepada pihak yang berhak.

Pelepasan Hak adalah kegiatan

pemutusan hubungan
hukum dari pihak yang berhak
kepada negara melalui
Lembaga Pertanahan

Kepentingan umum adalah
kepentingan sebagian besar
lapisan masyarakat.

Pelepasan atau penyerahan
hak atas tanah adalah kegiatan
melepaskan hubungan hukum
antara pemegang hak atas
tanah
dengan tanah yang
dikuasainya dengan
memberikan ganti rugi
atas dasar musyawarah
dilakukan berdasarkan
prinsip penghormatan

terhadap hak atas tanah
Kepentingan umum adalah
kepentingan sebagian besar
lapisan masyarakat.

Ganti rugi adalah
penggantian terhadap
kerugian baik bersifat fisik
dan/atau non fisik sebagai

Ganti rugi adalah penggantian
terhadap kerugian baik
bersifat fisik dan/atau non
fisik sebagai akibat pengadaan

Kepentingan Umum adalah
kepentingan bangsa,
negara, dan masyarakat yang harus
diwujudkan oleh
pemerintah dan digunakan sebesarbesarnya untuk

kemakmuran rakyat.
Ganti Kerugian adalah penggantian
yang layak dan
adil kepada pihak yang berhak
dalam proses

benda-benda lain yang
terkait dengan tanah
sebagai akibat
pelepasan atau
penyerahan hak atas
tanah.

6

Pihak yang berhak :
pemegang hak atas
tanah
yang dikuasainya


akibat pengadaan tanah
kepada yang mempunyai
tanah, bangunan, tanaman,
dan/atau benda-benda lain
yang berkaitan dengan tanah
yang dapat
memberikan kelangsungan
hidup yang lebih baik dari
tingkat kehidupan sosial
ekonomi sebelum terkena
pengadaan tanah.
Pihak yang berhak :
perseorangan, badan hukum,
lembaga, unit usaha yang
mempunyai hak penguasaan
atas tanah dan/atau
bangunan
serta tanaman yang ada di
atas tanah

tanah kepada yang
mempunyai tanah, bangunan,
tanaman, dan/atau bendabenda lain yang berkaitan
dengan tanah yang dapat
memberikan kelangsungan
hidup yang lebih baik dari
tingkat kehidupan sosial
ekonomi sebelum terkena
pengadaan tanah.

pengadaan tanah.

Pihak yang berhak :
perseorangan, badan hukum,
lembaga, unit usaha yang
mempunyai hak penguasaan
atas tanah dan/atau bangunan
serta tanaman yang ada di atas
tanah

Pihak yang berhak :
pihak yang menguasai atau memiliki
objek pengadaan tanah.

Tujuan:
pelaksanaan pembangunan

Tujuan:
pelaksanaan pembangunan

7

8

Tujuan:
pemenuhan kebutuhan

Objek Pengadaan Tanah adalah
tanah, ruang atas tanah dan bawah
tanah, angunan, tanaman, benda
yang berkaitan dengan tanah, atau
lainnya yang dapat dinilai
asas:
a. kemanusiaan
b. keadilan
c. kemanfaatan
d. kepastian
e. keterbukaan
f. kesepakatan
g. keikutsertaan
h. kesejahteraan
i. keberlanjutan
j. keselarasan
Tujuan:
menyediakan tanah bagi pelaksanaan

tanah bagi pelaksanaan
pembangunan untuk
kepentingan umum

untuk kepentingan umum

untuk kepentingan umum

9

Dilaksanakan dengan
cara :
1. pelepasan atau
penyerahan hak atas
tanah
2. jual-beli
3. tukar menukar
4. cara lain yang
disepakati secara
sukarela oleh pihakpihak yang
bersangkutan

Dilaksanakan dengan cara :
1. pelepasan atau
penyerahan hak atas
tanah
2. jual-beli
3. tukar menukar
4. cara lain yang
disepakati secara
sukarela oleh pihakpihak yang
bersangkutan

10

Kegiatan pembangunan
yang dilakukan dan
selanjutnya dimiliki
Pemerintah serta tidak
digunakan untuk
mencari keuntungan
1. Jalan umum,
saluran
pembangunan
air
2. Waduk,
bendungan dan
bangunan
pengairan
lainnya

Dilaksanakan dengan cara :
1. pelepasan atau
penyerahan hak atas
tanah
2. pencabutan hak atas
tanah.
3. jual-beli
4. tukar menukar
5. cara lain yang
disepakati secara
sukarela oleh pihakpihak yang
bersangkutan
Pembangunan untuk
kepentingan umum yang
dilaksanakan Pemerintah
atau Pemerintah daerah

11

15. jalan umum, jalan
tol, rel kereta api (di
atas tanah, di ruang
atas tanah, ataupun
di ruang bawah
tanah), saluran air
minum/air bersih,
saluran pembuangan
air dan sanitasi

Pembangunan untuk
kepentingan umum yang
dilaksanakan Pemerintah atau
pemerintah daerah
1. jalan umum dan
jalan tol, rel kereta
api (di atas tanah,
diruang atas tanah,
ataupun di ruang
bawah tanah), saluran
air minum/air bersih,
saluran pembuangan
air dan sanitasi

pembangunan guna meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran
bangsa, negara, dan masyarakat
dengan tetap menjamin kepentingan
hukum Pihak yang Berhak.
Dilaksanakan dengan cara :
1. pelepasan atau penyerahan
hak atas tanah
2. pencabutan hak
3. jual-beli
4. tukar menukar
5. cara lain yang disepakati
secara sukarela oleh pihakpihak yang bersangkutan

Pembangunan untuk kepentingan
umum yang dilaksanakan
Pemerintah dan/atau Pemerintah
daerah
1. pertahanan dan keamanan
nasional
2. jalan umum, jalan tol,
terowongan, jalur kereta api,
stasiun kereta api, dan
fasilitas operasi kereta api
3. waduk, bendungan, bendung,
irigasi, saluran air minum,
saluran pembuangan air dan

termasuk
saluran irigasi
3. Rumah Sakit
Umum dan
Pusat-pusat
kesehatan
Masyarakat
4. Pelabuhan atau
bandar udara
atau terminal
5. Peribadatan
6. Pendidikan atau
sekolahan
7. Pasar Umum
atau Pasar
INPRES
8. Fasilitas
pemakaman
umum
9. Fasilitas
keselamatan
umum seperti
antara lain
tanggul
penanggulangan
bahaya banjir,
lahar dan lainlain bencana.
10. Pos dan
telekomunikasi
11. Sarana olah raga
12. Stasiun
penyiaran radio,

16. waduk, bendungan,
bendung, irigasi, dan
bangunan pengairan
lainnya
17. rumah sakit umum
dan pusat kesehatan
masyarakat
18. pelabuhan, bandar
udara, stasiun kereta
api dan terminal
19. peribadatan
20. pendidikan/sekolah
21. pasar umum
22. fasilitas pemakaman
umum
23. fasilitas keselamatan
umum
24. pos dan
telekomunikasi
25. sarana olah raga
26. stasiun penyiaran
radio, televisi dan
sarana
pendukungnya
27. kantor Pemerintah,
pemerintah daerah,
perwakilan negara
asing, Perserikatan
Bangsa-Bangsa, dan
ataulembagalembaga
internasional di
bawah naungan

2. waduk, bendungan,
bendungan irigasi dan
bangunan pengairan
lainnya
3. pelabuhan, bandar
udara, stasiun kereta
api, dan terminal
4. fasilitas keselamatan
umum, seperti
tanggul
5. penanggulangan
bahaya banjir, lahar,
dan lain-lain bencana
6. tempat pembuangan
sampahcagar alam dan
cagar budaya
7. pembangkit, transmisi,
distribusi tenaga
listrik.

sanitasi, dan bangunan
pengairan lainnya
4. pelabuhan, bandar udara, dan
terminal
5. infrastruktur minyak, gas,
dan panas bumi
6. pembangkit, transmisi,
gardu, jaringan, dan
distribusi tenaga listrik
7. jaringan telekomunikasi dan
informatika Pemerintah
8. tempat pembuangan dan
pengolahan sampah
9. rumah sakit
Pemerintah/Pemerintah
Daerah
10. fasilitas keselamatan umum
11. tempat pemakaman umum
Pemerintah/ Pemerintah
Daerah
12. fasilitas sosial, fasilitas
umum, dan ruang terbuka
hijau publik
13. cagar alam dan cagar budaya
14. kantor
pemerintah/Pemerintah
Daerah/desa
15. penataan permukiman kumuh
perkotaan dan/atau
konsolidasi tanah, serta
perumahan untuk
masyarakat berpenghasilan
rendah dengan status

televisi beserta
sarana
pendukungnya;
13. Kantor
Pemerintah;
14. Fasilitas
Angkatan
Bersenjata
Republik
Indonesia.

12



pelaksanaan
pembangunan untuk
kepentingan umum
dilakukan sesuai
dengan dan berdasar
pada Rencana
Umum Tata Ruang
yang telah
ditetapkan terlebih

perserikatanBangsaBangsa
28. fasilitas Tentara
Nasional Indonesia
dan
KepolisianNegara
Republik Indonesia
sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya
29. lembaga
pemasyarakatan dan
rumah tahanan
30. rumah susun
sederhana
31. tempat pembuangan
sampah
32. cagar alam dan cagar
budaya
33. pertamanan
34. panti sosial
35. pembangkit,
transmisi, distribusi
tenaga listrik
• pelaksanaan
pembangunan untuk
kepentingan umum
dilakukan sesuai dengan
dan berdasar pada
Rencana Umum Tata
Ruang yang telah
ditetapkan terlebih
dahulu

sewa
16. prasarana pendidikan atau
sekolah
Pemerintah/Pemerintah
Daerah
17. prasarana olahraga
Pemerintah/ Pemerintah
Daerah
18. pasar umum dan lapangan
parkir umum.





pelaksanaan
pembangunan untuk
kepentingan umum
dilakukan sesuai dengan
dan berdasar pada
Rencana Umum Tata
Ruang yang telah
ditetapkan terlebih dahulu
Bagi Daerah yang belum

 Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum
diselenggarakan sesuai dengan:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah
b. Rencana Pembangunan
Nasional/Daerah
c. Rencana Strategis
d. Rencana Kerja setiap Instansi
yang memerlukan tanah



13

dahulu
Bagi Daerah yang
belum menetapkan
Rencana Umum
Tata Ruang,
pengadaan tanah
dilakukan
berdasarkan
perencanaan ruang
wilayah atau kota
yang telah ada.



dilakukan
dengan bantuan
Panitia
Pengadaan
Tanah yang
dibentuk oleh

 Bagi Daerah yang belum
menetapkan Rencana
Umum Tata Ruang,
pengadaan tanah
dilakukan berdasarkan
perencanaan ruang
wilayah atau kota yang
telah ada.
 tanah yang telah
ditetapkan sebagai lokasi
pelaksanaan
pembangunan untuk
kepentingan umum
berdasarkan surat
keputusan penetapan
lokasi yang ditetapkan
oleh Bupati/ Walikota
atau Gubernur, maka bagi
siapa yang ingin
melakukan pembelian
tanah di atas tanah
tersebut, terlebih dahulu
harus mendapat
persetujuan tertulis dari
Bupati/ Walikota atau
Gubernur sesuai dengan
kewenangannya
 dilakukan dengan
bantuan panitia
pengadaan tanah
kabupaten/kota yang
dibentuk oleh
Bupati/Walikota



menetapkan Rencana
Umum Tata Ruang,
pengadaan tanah
dilakukan berdasarkan
perencanaan ruang
wilayah atau kota yang
telah ada.
tanah yang telah
ditetapkan sebagai lokasi
pelaksanaan
pembangunan untuk
kepentingan umum
berdasarkan surat
keputusan penetapan
lokasi yang ditetapkan
oleh Bupati/ Walikota
atau Gubernur, maka bagi
siapa yang ingin
melakukan pembelian
tanah di atas tanah
tersebut, terlebih dahulu
harus mendapat
persetujuan tertulis dari
Bupati/ Walikota atau
Gubernur sesuai dengan
kewenangannya


dilakukan dengan
bantuan panitia
pengadaan tanah
kabupaten/kota yang
dibentuk oleh
Bupati/Walikota

 Pengadaan Tanah dilakukan untuk
infrastruktur minyak, gas, dan
panas bumi, pengadaannya
diselenggarakan berdasarkan
Rencana Strategis dan Rencana
Kerja Instansi yang memerlukan
tanah
 Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum
diselenggarakan melalui
perencanaan dengan melibatkan
semua pengampu dan pemangku
kepentingan.



tahapan:
a. PERENCANAAN
dilaksanakan oleh
instansi yang
memerlukan tanah
b. PERSIAPAN

14

Gubernur
Kepala Daerah
Tingkat I
 Panitia
Pengadaan
Tanah dibentuk
di setiap
Kabupaten atau
Kotamadya
Daerah Tingkat
II
 Pengadaan
tanah berkenaan
dengan tanah
yang terletak di
dua wilayah
Kabupaten/Kota
madya atau
lebih, dilakukan
dengan bantuan
Panitia
Pengadaan
Tanah tingkat
Propinsi yang
diketuai atau
dibentuk oleh
Gubernur
Kepala Daerah
Tingkat I yang
bersangkutan
dilakukan melalui
musyawarah secara
langsung antara





Panitia pengadaan
tanah Provinsi
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
dibentuk oleh
Gubernur Pengadaan
tanah yang terletak
di dua wilayah
kabupaten/kota
atau lebih, dilakukan
dengan bantuan
panitia pengadaan
tanah
provinsi yang
dibentuk oleh
Gubernur
dua wilayah provinsi
atau lebih, dilakukan
dengan bantuan
panitia pengadaan
tanah yang dibentuk
oleh Menteri Dalam
Negeri yang terdiri
atas unsur
Pemerintah dan
unsur pemerintah
daerah terkait

dilakukan melalui
musyawarah dalam
rangka memperoleh





Panitia pengadaan
tanah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota
Jakarta dibentuk oleh
Gubernur Pengadaan
tanah yang terletak di
dua wilayah
kabupaten/kota atau
lebih, dilakukan
dengan bantuan panitia
pengadaan tanah
provinsi yang dibentuk
oleh Gubernur
dua wilayah provinsi
atau lebih, dilakukan
dengan bantuan panitia
pengadaan tanah yang
dibentuk oleh Menteri
Dalam Negeri yang
terdiri atas unsur
Pemerintah dan unsur
pemerintah daerah
terkait

dilakukan melalui
musyawarah dalam
rangka memperoleh

dilaksanakan oleh
tim persiapan
pengadaan tanah yang
dibentuk oleh
pemerintah
prov/kab /kota
c. PELAKSANAAN
dilaksanakan oleh
Kanwil BPN/ Kantor
Pertanahan Kab /Kota
d. PENYERAHAN
HASIL 
dilaksanakan oleh
Kanwil BPN/ Kantor
Pertanahan Kab /Kota

diselenggarakan melalui tahapan:
a. perencanaan  Instansi yang
memerlukan tanah membuat

pemegang hak atas
tanah yang
bersangkutan dan
instansi Pemerintah
yang memerlukan
tanah
Musyawarah dilakukan
di tempat yang
ditentukan dalam surat
undangan
Dipimpin oleh Ketua
Panitia Pengadaan
Tanah
Jika tidak
memungkinkan
terselenggaranya
musyawarah secara
efektif, musyawarah
dilaksanakan Panitia
Pengadaan Tanah dan
instansi Pemerintah
yang memerlukan tanah
dengan wakil-wakil
yang ditunjuk diantara
dan oleh para
pemegang
hak atas tanah, yang
sekaligus bertindak
selaku kuasa mereka

kesepakatan mengenai:
a. pelaksanaan
pembangunan untuk
kepentingan umum
di lokasi tersebut
b. bentuk dan besarnya
ganti rugi

kesepakatan mengenai:
a. pelaksanaan
pembangunan untuk
kepentingan umum di
lokasi tersebut
b. bentuk dan besarnya
ganti rugi

Musyawarah dilakukan di
tempat yang ditentukan
dalam surat undangan

Musyawarah dilakukan di
tempat yang ditentukan dalam
surat undangan

Musyawarah dilakukan
secara langsung antara
pemegang hak atas tanah,
bangunan, tanaman, dan
benda-benda lain yang
berkaitan dengan tanah
bersama panitia pengadaan
tanah, dan instansi
Pemerintah atau pemerintah
daerah yang memerlukan
tanah

Musyawarah dilakukan secara
langsung antara pemegang hak
atas tanah, bangunan,
tanaman, dan benda-benda
lain yang
berkaitan dengan tanah
bersama panitia pengadaan
tanah, dan instansi Pemerintah
atau pemerintah daerah yang
memerlukan
tanah

Jika tidak memungkinkan
terselenggaranya
musyawarah secara efektif,
musyawarah
dilaksanakan Panitia
Pengadaan Tanah dan
instansi Pemerintah yang
memerlukan tanah
dengan wakil-wakil yang

Jika tidak memungkinkan
terselenggaranya musyawarah
secara efektif, musyawarah
dilaksanakan Panitia
Pengadaan Tanah dan instansi
Pemerintah yang memerlukan
tanah
dengan wakil-wakil yang
ditunjuk diantara dan oleh

b.

c.
-

-

-

Rencana Pengadaan Tanah
yang disusun dalam bentuk
Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah
persiapan  Setelah dokumen
rencana pengadaan tanah
diterima oleh Gubernur,
Gubernur membentuk Tim
Persiapan Pengadaan Tanah
paling lama 10 hari kerja
pelaksanaan  meliputi:
Inventarisasi dan identifikasi
penguasaan,
pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan
tanah
Penilaian ganti kerugian
Musyawarah penetapan ganti
kerugian
Pemberian ganti kerugian
Pelepasan
hak
objek
pengadaan tanah
Pendokumentasian
peta
bidang, daftar nominatif dan
data administrasi pengadaan
tanah.
Pemutusan hubungan Hukum
antara pihak yang berhak
dengan objek pengadaan
tanah, dan

d. penyerahan hasil Setelah
dilakukannya ganti kerugian
dan pelepasan hak objek

ditunjuk diantara dan oleh
para pemegang hak atas
tanah, yang sekaligus
bertindak selaku kuasa
mereka dilakukan secara
tertulis, bermaterai cukup
yang diketahui oleh Kepala
Desa/Lurah atau surat
penunjukan/kuasa yang
dibuat di hadapan pejabat
yang berwenang

para pemegang hak atas tanah,
yang sekaligus bertindak
selaku kuasa mereka
dilakukan secara
tertulis, bermaterai cukup
yang diketahui oleh Kepala
Desa/Lurah atau surat
penunjukan/kuasa yang dibuat
di hadapan pejabat yang
berwenang

14

Ganti kerugian dalam
rangka pengadaan tanah
diberikan untuk :
a. hak atas tanah;
b. bangunan;
c. tanaman;
d. benda-benda lain,
yang berkaitan dengan
tanah.

Ganti rugi dalam rangka
pengadaan tanah diberikan
untuk:
a. hak atas tanah;
b. bangunan;
c. tanaman;
d. benda-benda lain yang
berkaitan dengan tanah.

Ganti rugi dalam rangka
pengadaan tanah diberikan
untuk:
a. hak atas tanah;
b. bangunan;
c. tanaman;
d. benda-benda lain yang
berkaitan dengan tanah.

15

Bentuk ganti kerugian
dapat berupa :
a. uang;
b. tanah pengganti

Bentuk ganti rugi dapat
berupa:
a. uang; dan/atau
b. tanah pengganti;

Bentuk ganti rugi dapat
berupa :
a.Uang; dan/atau
b.
Tanah pengganti;

pengadaan
tanah,
Ketua
Pelaksana Pengadaan tanah
menyerahkan hasil pengadaan
tanah berupa bidang tanah dan
dokumen pengadaan tanah
kepada
instansi
yang
memerlukan tanah disertai
dengan data pengadaan tanah
paling lama 7 hari kerja sejak
dilakukan pelepasan hak objek
pengadaan tanah.
Setalah dilakukan serah terima
hasil pengadaan tanah, maka
instansi yang memerlukan
dapat langsung menggunakan
untuk
melaksanakan
pembangunan
dan
wajib
mendaftarakan tanah yang
diperolehnya tersebut
Ganti rugi dalam rangka pengadaan
tanah diberikan untuk
a. tanah;
b. ruang atas tanah dan bawah
tanah;
c. bangunan;
d. tanaman;
e. benda yang berkaitan dengan
tanah; dan/atau
f. kerugian lain yang dapat dinilai
Pemberian Ganti Kerugian dapat
diberikan dalam bentuk:
a.uang;
b.
tanah pengganti;

c. pemukiman
kembali
d. gabungan dari dua
atau lebih untuk
ganti kerugian
e. bentuk lain yang
disetujui oleh
pihak-pihak yang
bersangkutan

16

Penggantian terhadap
bidang tanah yang
dikuasai dengan hak
ulayat diberikan dalam
bentuk pembangunan
fasilitas umum atau
bentuk lain yang
bermanfaat bagi
masyarakat setempat
Dasar dan cara
perhitungan ganti
kerugian :
a. harga tanah yang
didasarkan atas
nilai nyata atau
sebenarnya,
dengan
memperhatikan
nilai jual obyek
Pajak Bumi dan
Bangunan yang
terakhir untuk
tanah yang

dan/atau
c. pemukiman kembali
d. kompensasi berupa
penyertaan
modal(saham) sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundangundangan

dan/atau
c.Pemukiman kembali;
dan/atau
d.
Gabungan dari dua
atau lebih bentuk ganti
kerugian
e.Bentuk lain yang
disetujui oleh pihak-pihak
yang bersangkutan

c.permukiman kembali;
d.
kepemilikan saham; atau
e.bentuk lain yang disetujui oleh
kedua belah pihak

Penggantian terhadap
bidang tanah yang dikuasai
dengan hak ulayat diberikan
dalam bentuk pembangunan
fasilitasumum atau bentuk
lain yang bermanfaat bagi
masyarakat setempat

Dasar perhitungan besarnya Dasar perhitungan besarnya
ganti rugi :
ganti rugi :
a. Nilai Jual Obyek Pajak
a. Nilai Jual Obyek
atau nilai
Pajak (NJOP) atau
nyata/sebenarnya
nilainyata/sebenarnya
dengan memperhatikan
dengan
Nilai Jual Obyek Pajak
memperhatikan Nilai
tahun berjalan
JualObyek Pajak
berdasarkan penetapan
tahun berjalan
Lembaga/Tim Penilai
berdasarkan penilaian
Harga Tanah yang
Lembaga/Tim Penilai
ditunjuk oleh panitia;
Harga Tanah yang
b. nilai jual bangunan yang
ditunjuk oleh panitia
ditaksir oleh perangkat
b. nilai jual bangunan

Dasar perhitungan besarnya ganti
rugi :
a. Nilai Ganti Kerugian
yang dinilai oleh
Penilai merupakan
nilai pada saat
pengumuman
penetapan lokasi
pembangunan untuk
Kepentingan Umum
b. Besarnya nilai Ganti
Kerugian berdasarkan
hasil penilaian Penilai
disampaikan kepada

17

bersangkutan;
b. nilai jual
bangunan yang
ditaksir oleh
instansi
Pemerintah
Daerah yang
bertanggung
jawab di bidang
bangunan
c. nilai jual tanaman
yang ditaksir oleh
instansi
Pemerintah
Daerah yang
bertanggung
jawab di bidang
pertanian.
Ganti rugi diserahkan
langsung kepada:
a. pemegang hak
atas tanah atau
yang berhak
sesuai dengan
peraturan
perundangundangan
b. nadzir bagi
tanah wakaf
c. pemegang hak
atas tanah tidak
dapat
ditemukan

daerah yang
bertanggung jawab di
bidang bangunan;
c. nilai jual tanaman yang
ditaksir oleh perangkat
daerah yang
bertanggung jawab di
bidang pertanian

Ganti rugi diserahkan
langsung kepada:
a. pemegang hak atas
tanah atau yang
berhak sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan
b. nadzir bagi tanah
wakaf
c. pemegang hak atas
tanah tidak dapat
ditemukan
dititipkan di
Pengadilan negeri
yang wilayah

yang ditaksir oleh
perangkat daerah yang
bertanggung jawab di
bidang bangunan;
c. nilai jual tanaman
yang ditaksir oleh
perangkat daerah
d. yang bertanggung
jawab di bidang
pertanian

Lembaga Pertanahan
dengan berita acara.
c. Nilai Ganti Kerugian
berdasarkan hasil
penilaian Penilai
menjadi dasar
musyawarah
penetapan Ganti
Kerugian.

Ganti rugi diserahkan
langsung kepada:
a. pemegang hak atas
tanah atau yang berhak
sesuai dengan
peraturan perundangundangan
b. nadzir bagi tanah
wakaf
c. pemegang hak atas
tanah tidak dapat
ditemukan dititipkan
di Pengadilan negeri
yang wilayah
hukumnya

Pemberian Ganti Kerugian atas
Objek Pengadaan Tanah diberikan
langsung kepada Pihak yang Berhak
pemegang hak atas tanah tidak dapat
ditemukan dititipkan di Pengadilan
negeri yang wilayah hukumnya
Bilamana pihak yang berhak
menolak bentuk dan/atau besarnya
ganti kerugian, maka ganti kerugian
dititpkan di pengadilan negeri
setempat.

dititipkan di
Pengadilan
negeri yang
wilayah
hukumnya

18

Apabila upaya
penyelesaian yang
ditempuh Gubernur
kepala Daerah Tingkat I
tetap tidak diterima
oleh pemegang hak atas
tanah dan lokasi
pembangunan yang
bersangkutan tidak
dapat dipindahkan,
maka Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I yang
bersangkutan
mengajukan usul
penyelesaian dengan
cara pencabutan hak
atas

hukumnya
Penitipan ganti kerugian selain
disebabkan karena ditolak dari pihak
yang berhak, juga dapat dilakukan
terhadap pihak yang berhak
menerima ganti kerugian tidak
diketahui keberadaannya, objek
pengadaan tanah yang akan
diberikan ganti kerugian sedang
menjadi objek perkara di pengadilan,
masih dipersengketakan
kepemilikannya, diletakkan sita oleh
pejabat yang berwenang; atau
menjadi jaminan di Bank.
Apabila upaya penyelesaian
yang ditempuh
Bupati/Walikota
atau Gubernur atau Menteri
Dalam Negeri tetap tidak
diterima oleh pemegang hak
atas tanah dan lokasi
pembangunan yang
bersangkutan tidak dapat
dipindahkan, maka
Bupati/Walikota atau
Gubernur atau Menteri
Dalam Negeri sesuai
kewenangan mengajukan
usul penyelesaian dengan
cara pencabutan hak atas
tanah berdasarkan Undang-

Apabila upaya penyelesaian
yang ditempuh
Bupati/Walikota
atau Gubernur atau Menteri
Dalam Negeri tetap tidak
diterima oleh pemegang hak
atas tanah dan lokasi
pembangunan yang
bersangkutan tidak dapat
dipindahkan, maka
Bupati/Walikota atau
Gubernur atau Menteri Dalam
Negeri sesuai kewenangan
mengajukan usul penyelesaian
dengan cara pencabutan hak
atas tanah berdasarkan
Undang-undang Nomor 20

Dalam hal tidak terjadi kesepakatan
Pihak yang Berhak dapat engajukan
keberatan kepada pengadilan negeri
setempat dalam waktu paling lama
14 (empat belas) hari kerja setelah
musyawarah penetapan Ganti
Kerugian
Pengadilan negeri memutus bentuk
dan/atau besarnya Ganti Kerugian
dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja sejak diterimanya
pengajuan keberatan 
kasasi kepada Mahkamah Agung
Republik Indonesia 14 (empat belas)
hari kerja putusan MA 30 hari kerja
 Putusan pengadilan

tanah sebagaimana
diatur dalam Undangundang Nomor 20
Tahun
1961 tentang
pengcabutan Hak-hak
Atas Tanah dan Bendabenda Yang Ada Di
atasnya.

undang Nomor 20 Tahun
1961 tentang Pencabutan
Hak-hak Atas Tanah Dan
Benda-benda Yang Ada Di
Atasnya

Tahun 1961 tentang
Pencabutan Hak-hak Atas
Tanah Dan Benda-benda Yang
Ada Di Atasnya
tidak bersedia menerima
ganti rugi sebagaimana
ditetapkan dalam Keputusan
Presiden banding kepada
Pengadilan Tinggi agar
menetapkan ganti rugi
sesuai Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 1961
tentang Pencabutan HakHak Atas Tanah dan BendaBenda yang Ada di Atasnya
dan Peraturan Pemerintah
Nomor 39 Tahun 1973
tentang Acara Penetapan
Ganti Kerugian oleh
Pengadilan Tinggi
Sehubungan dengan
Pencabutan Hak-Hak Atas
Tanah dan Benda-Benda
yang ada di Atasnya

negeri/Mahkamah Agung yang
telah memperoleh kekuatan hukum
tetap menjadi dasar pembayaran
Ganti Kerugian kepada pihak yang
mengajukan keberatan