Penilaian Kinerja Manfaat Penilaian Kinerja Metode penilaian kinerja

antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja kinerja dengan predikat terpuji. Selanjutnya David C. Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu : 1 Memiliki tanggung jawab yang tinggi. 2 Berani mengambil risiko. 3 Memiliki tujuan yang realistis. 4 Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. 5 Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja. 6 Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan Menurut Gibson 2000 ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja : 1 Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2 Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja 3 Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan reward system

2.6.2 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja performance appraisal pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut Bernardin dan Russel 1993 : 379 “ A way of measuring the contribution of individuals to their organization “. Penilaian kinerja adalah cara mengukur konstribusi individu karyawan kepada organisasi tempat mereka bekerja. Menurut Cascio 1992 : 267 “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok”. Menurut Bambang Wahyudi 2002 : 101 “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”. Menurut Henry Simamora 338 : 2004 “ penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan”.

2.6.3. Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan dan sasaran kinerja disusun bersumber pada visi, misi, dan rencana strategis suatu organisasi. Kinerja suatu organisasi, tim, atau individu dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Tujuan dan sasaran kinerja tidak lain adalah untuk menjamin agar kinerja dapat berlangsung seperti yang diharapkan dan tercapainya prestasi kerja tinggi.

A. Tujuan Kinerja

Menurut Wibowo 2007, kinerja merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan adalah tentang arah secara umum, sifatnya luas, tanpa batasan waktu dan tidak berkaitan dengan prestasi tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tujuan merupakan sebuah aspirasi. Perencanaan kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan mengklarifukasi tujuan yang hendak dicapai organisasi terlebih dahulu. Seseuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki, selanjutnya tujuan di tingkat yang lebih rendah. Kinerja Merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap pekerjaan, membantu mendefinisikan harapan kinerja, mengusahakan kerangka kerja bagi supervisor dan pekerja saling berkomunikasi. Tujuan kinerja adalah menyesuaikan harapan kinerja individual dengan tujuan organisasi. Kesesuaian antara upaya pencapaian tujuan individu dengan tuuan organisasi akan mampu mewujudkan kinerja yang baik.

B. Sasaran Kinerja

Menurut Wibowo 2007, sasaran kinerja merupakan suatu pernyataan secara spesifik yang menjelaskan hasil yang harus dicapai, kapan, dan oleh siapa, sasaran yang ingin dicapai tersebut diselsaikan. Sifatnya dapat dihitung, prestasi yang diamati, dan dapat diukur. Sasaran merupakan harapan. Wibowo 2007, menjelaskan bahwa sasaran yang efektif dinyatakan secara spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, berorientasi pada hasil, dan pada batasan waktu tertentu, yang dapat dinyatakan dengan akronim SMART yang berarti sebagai berikut. S Spesific: artinya dinyatakan dengan jelas, singkat dan mudah dimengerti. M Measurable: artinya dapat diukur dan dikuatifikasi. A Attianable: artinya bersifat menantang, tetapi masih dapat terjangkau. R Result oriented: artinya memfokus pada hasil untuk dicapai. T Time-bound: artinya ada batas waktu dan dapat dilacak, dapat dimonitor progresnya terhadap sasaran untuk dikoreksi. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dan sasaran kinerja adalah bagaimana organisasi melakukan pengelolaan sumberdaya yang tersedia untuk mencapai tujuannya serta menyesuaikan harapan kinerja karyawan dengan tujuan organisasi. Maka kesesuaian antara upaya pencapaian tujuan karyawan dengan tujuan organisasi mampu mewujudkan kinerja yang baik.

2.6.4. Manfaat Penilaian Kinerja

Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah : 1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja 3.Kebutuhan latihan dan pengembangan 4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. 5.Untuk kepentingan penelitian pegawai 6.Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai

2.6.5. Metode penilaian kinerja

Terdapat beberapa metode dalam mengukur prestasi kerja, sebagaimana diungkapkan oleh Gomes 2003, yaitu : 1 Metode Tradisional. Metode ini merupakan metode tertua dan paling sederhana untuk menilai prestasi kerja dan diterapkan secara tidak sistematis maupun sistematis. Yang termasuk kedalam metode tradisional adalah : rating scale, employee comparation, check list, free form essay, dan critical incident. a Rating scale. Metode ini merupakan metode penilaian yang paling tua dan banyak digunakan, dimana penilaian yang dilakukan oleh atasan atau supervisor untuk mengukur karakteristik, misalnya mengenai inisitaif, ketergantungan, kematangan, dan kontribusinya terhadap tujuan kerjanya. b Employee comparation. Metode ini merupakan metode penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara seorang pegawai dengan pegawai lainnya. Metode ini terdiri dari : 1 Alternation ranking : yaitu metode penilaian dengan cara mengurutkan peringkat ranking pegawai dimulai dari yang terendah sampai yang tertinggi berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. 2 Paired comparation : yaitu metode penilaian dengan cara seorang pegawai dibandingkan dengan seluruh pegawai lainnya, sehingga terdapat berbagai alternatif keputusan yang akan diambil. Metode ini dapat digunakan untuk jumlah pegawai yang relatif sedikit. 3 Porced comparation grading : metode ini sama dengan paired comparation, tetapi digunakan untuk jumlah pegawai yang relative banyak. c Check list. Metode ini hanya memberikan masukaninformasi bagi penilaian yang dilakukan oleh bagian personalia. d Freeform essay. Dengan metode ini seorang penilai diharuskan membuat karangan yang berkenaan dengan orangkaryawanpegawai yang sedang dinilainya. e Critical incident Dengan metode ini penilai harus mencatat semua kejadian mengenai tingkah laku bawahannya sehari-hari yang kemudian dimasukan kedalam buku catatan khusus yang terdiri dari berbagai macam kategori tingkah laku bawahannya. Misalnya mengenai inisiatif, kerjasama, dan keselamatan. 2 Metode Modern. Metode ini merupakan perkembangan dari metode tradisional dalam menilai prestasi kerja. Yang termasuk kedalam metode modern ini adalah : assesment centre, Management By Objective MBOMBS, dan human asset accounting. a Assessment centre. Metode ini biasanya dilakukan dengan pembentukan tim penilai khusus. Tim penilai khusus ini bisa dari luar, dari dalam, maupun kombinasi dari luar dan dari dalam. b Management by objective MBO = MBS. Dalam metode ini pegawai langsung diikutsertakan dalam perumusan dan pemutusan persoalan dengan memperhatikan kemampuan bawahan dalam menentukan sasarannya masing-masing yang ditekankan pada pencapaian sasaran perusahaan. c Human asset accounting. Dalam metode ini, faktor pekerja dinilai sebagai individu modal jangka panjang sehingga sumber tenaga kerja dinilai dengan cara membandingkan terhadap variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan.

2.6.6. Teknik Penilaian Kinerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komunikasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Ptpln (Persero) Area Binjai

29 264 140

Pengaruh Efikasi Diri Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja PNS Di Unimed

11 94 131

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BIRO UMUM DAN KEUANGAN UNIVERSITAS LAMPUNG

15 135 108

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

3 20 108

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 7 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASITERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL FAKULTAS TEKNIK Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Mot

0 6 16

Pengaruh kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan (studi kasus pada tenaga kependidikan tetap Universitas Sanata Dharma).

0 0 2

Pengaruh kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan (studi kasus pada tenaga kependidikan tetap Universitas Sanata Dharma)

1 4 146

1 Laporan Penelitian Pengaruh Penerapan Remunerasi terhadap kinerja pegawai Endang Martini FISIP UNS 2016

0 0 44

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja Tenaga Kependidikan

0 2 14