Desentralisasi. Urusan pemerintahan diberikan dari pusat ke daerah yang wewenang Dekonsentrasi. Urusan-urusan yang dilimpahkan oleh Pemerintah kepada daerah Tugas Pembantuan. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan bahwa masih ada

berdasarkan asas desentralisasi dan Wilayah Administratif yang berdasarkan asas dekonsentrasi.

1. ASAS PEMERINTAHAN DAERAH

UUD 1945 periode 1 :  UU No 22 Tahun 1948 Berdasarkan penjelasan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948, Pemerintahan daerah terbagi menjadi dua, yaitu: a. Pemerintahan daerah yang disandarkan pada hak otonomi dan, b. pemerintahan daerah yang disandarkan pada hak medebewind. UUD 1945 periode 2:  UU No 5 Tahun 1974 Dalam undang-undang ini tercantum tentang otonomi daerah yaitu dalam pasal 7-11 dan tentang tugas pembantuan dalam pasal 12. Menurut penjelasan tentang undang-undang ini maka yang dimaksud dengan desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan adalah:

a. Desentralisasi. Urusan pemerintahan diberikan dari pusat ke daerah yang wewenang

dan tanggung jawabnya menjadi urusan Daerah sepenuhnya. Prakarsanya menjadi sepenuhnya oleh Daerah, baik yang menyangkut penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, maupun yang menyangkut segi-segi pembiayaannya.

b. Dekonsentrasi. Urusan-urusan yang dilimpahkan oleh Pemerintah kepada daerah

menurut asas dekonsentrasi ini tetap menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat baik mengenai perencanaan, pelaksanaan maupun pembiayaannya. Unsur pelaksananya Instansi-instansi vertikal daerah, tetapi kebijaksanaan terhadap pelaksanaan urusan dekonsentrasi tersebut sepenuhnya ditentukan oleh Pemerintah Pusat.

c. Tugas Pembantuan. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan bahwa masih ada

urusan-urusan yang masih harus dilaksanakan oleh pusat di daerah maka Undang- undang ini memberikan kemungkinan untuk dilaksanakannya berbagai urusan pemerintahan di daerah menurut asas tugas pembantuan. Prinsip yang dipakai dalam undang-undang ini bukanlah prinsip “Otonomi yang riil dan seluas-luasnya” sebagaimana yang dianut oleh undang-undang sebelumnya UU No.18 Tahun 1965 melainkan menggunakan “Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab”. Namun dalam prakteknya penguasa pada saat berlakunya undang-undang ini justru menerapkan sistem sentralistik yang menyebabkan otonomi tidak dapat dijalankan dengan seharusnya. UUD NRI 1945:  UU No 32 Tahun 2004 Dalam undang-undang ini dikenal adanya asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan. Dalam pasal 1 poin 7-8 tercantum pengertian dari ketiga asas ini. “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.” “Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah danatau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.” “Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah danatau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupatenkota danatau desa serta dari pemerintah kabupaten kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.” Lebih lanjut lagi dalam pasal 10 ayat 2 disebutkan bahwa pemerintah daerah menjalankan urusan pemerintahan yang dilimpahkan dari pemerintah pusat dengan menjalankan otonomi seluas-luasnya dengan berdasar asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam pasal yang sama ayat 5 juga disebutkan untuk menjalankan urusan pemerintahan diluar urusan asli pemerintah pusat, maka Pemerintah Pusat akan melakukan beberapa hal berikut;

a. Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan; Desentralisasi