SI BAB SE 1529DKBU tanggal 31 Juli 2013 Laporan Tahunan dan

18

BAB ISI BAB

ISI 1 Ruang Lingkup 16 Aset Tidak Berwujud 2 Konsep dan Prinsip Pervasive 17 Sewa 3 Penyajian Laporan Keuangan 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi 4 Neraca 19 Ekuitas 5 Laporan Laba Rugi 20 Pendapatan 6 Laporan Perubahan Ekuitas 21 Biaya Pinjaman 7 Laporan Arus Kas 22 Penurunan Nilai Aset 8 Catatan atas Laporan Keuangan 23 Imbalan Kerja 9 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan 24 Pajak Penghasilan 10 Investasi pada Efek Tertentu 25 Mata Uang Pelaporam 11 Persediaan 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak 27 Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan 13 Investasi pada Joint Venture 28 Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa 14 Propoerti Investasi 29 Ketentuan Transisi 15 Aset Tetap 30 Tanggal Efektif Daftar Istilah • SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ETAP, yaitu entitas yang:  Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan  Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal • Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan  Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau  Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. • Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat BPR 19 PPL - IAPI ETAP • SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan • SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas. • SAK ETAP menggunakan metode biaya untuk investasi ke asosiasi dan menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan. • SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 5055. • SAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk aset tetap, aset tidak berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih model biaya atau model reavaluasi. • Beberapa pengaturan yang tidak dalam PSAK ETAP : penggabungan usaha, derivatif, hedging 20 PPL - IAPI KDPPLK SAK ETAP Tujuan laporan keuangan Sama Karakteristik kualitatif laporan keuangan Sama Unsur-unsur laporan keuangan Sama – nama laporan berbeda Konsep pengakuan Sama Konsep pengukuran:  biaya historis  biaya kini  nilai realisasi bersih  nilai sekarang Konsep pengukuran:  biaya historis  nilai wajar Konsep pemeliharaan modal Tidak ada 21 SAK UMUM SAK ETAP Kepatuhan terhadap SAK Pengungkapan atas PSAK “misleading” Kepatuhan terhadap SAK ETAP Komponen laporan keuangan:  Lap posisi keuanganneraca  Lap laba rugi dan penghasilan komprehensif lain  Lap perubahan ekuitas  Lap arus kas  Catatan atas laporan keuangan Komponen laporan keuangan:  Neraca  Lap laba rugi  Lap perubahan ekuitas  Lap arus kas  Catatan atas laporan keuangan Tanggung jawab atas lapkeu Tidak ada Dasar akrual kelangsungan usaha Sama 22 PPL - IAPI SAK UMUM SAK ETAP Neraca • Pos minimal yang disajikan banyak • Urutan penyajian • Pengungkapan banyak Neraca • Pos minimal yang disajikan lebih sedikit • Sama • Pengungkapan lebih sederhana Laporan laba rugi komprehensif • Laba rugi dan penghasilan komprehensif lain • Pos minimal Laporan laba rugi • Laba rugi • Pos minimal lebih sedikit 23 PPL - IAPI SAK UMUM SAK ETAP Laporan perubahan ekuitas  Pos minimal  Pengungkapan distribusi dividen dan dividen per saham  Tidak diperkenankan Laporan perubahan ekuitas  Pos minimal lebih sedikit  Tidak ada  Laporan perubahan ekuitas dan saldo laba dapat menggantikan lap laba rugi dan lap perubahan ekuitas Laporan arus kas  Arus kas operasi disajikan dengan metode langsung atau tidak langsung  Arus kas valas, bunga dividen, pajak penghasilan, investasi pada entitas anak, ventura bersama entitas asosiasi, perubahan kepemilikan, dan transaksi nonkas  Kas yang dibatasi Laporan arus kas  Arus kas operasi disajikan dengan metode tidak langsung  Arus kas bunga dividen, pajak penghasilan, dan transaksi nonkas  Tidak ada 24 SAK UMUM SAK ETAP Catatan atas laporan keuangan  Kebijakan akuntansi  Sumber estimasi ketidakpastian  Modal  Dividen dan informasi umum entitas Catatan atas laporan keuangan  Kebijakan akuntansi  Sumber estimasi ketidakpastian 25 PPL - IAPI SAK UMUM SAK ETAP Laporan keuangan konsolidasian Tidak menyusun laporan keuangan konsolidasian Laporan keuangan tersendiri lampiran dari laporan keuangan konsolidasian Konsolidasi entitas bertujuan khusus 26 PPL - IAPI SAK UMUM SAK ETAP Kebijakan akuntansi  Pemilihan kebijakan akuntansi  PSAK serupa  Conceptual framework  Other pronouncements, literatur dan praktik  Dampak penerapan PSAK yang akan berlaku Kebijakan akuntansi  Pemilihan kebijakan akuntansi  Bagian SAK serupa  Conceptual framework  SAK umum  Other pronouncements, literatur dan praktik  Tidak ada Estimasi akuntansi Sama Kesalahan Sama dan Kesalahan 27 SAK UMUM SAK ETAP Instrumen keuangan Efek yang diperdagangkan marketable securities  Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi  Tersedia untuk dijual  Dimiliki hingga jatuh tempo  Pinjaman yang diberikan dan piutang  Diperdagangkan  Tersedia untuk dijual  Dimiliki hingga jatuh tempo Maksud dan kemampuan Maksud 28 PPL - IAPI SAK UMUM SAK ETAP Biaya perolehan atau nilai realisasi neto mana lebih rendah Sama FIFO dan rata-rata tertimbang Sama Persediaan pialang-pedagang komoditi menggunakan fair value Tidak ada Persediaan pemberi jasa Sama 29 PPL - IAPI SAK UMUM SAK ETAP Pengaruh signifikan • Faktor kuantitatif dan kualitatif • Hak suara potensial Pengaruh signifikan • Faktor kuantitatif • Tidak ada Metode ekuitas Metode biaya Investasi pada entitas asosiasi yang tersedia untuk dijual Tidak ada 30 SAK UMUM SAK ETAP Pengaturan bersama Pengendalian bersama operasi Pengaturan bersama Pengendalian bersama aset Investasi pada joint venture • Metode ekuitas Pengendalian bersama entitas • Metode biaya 31 SAK UMUM SAK ETAP Pengendalian, termasuk entitas bertujuan khusus Pengendalian, tidak mengatur entitas bertujuan khusus Metode ekuitas dan harus dikonsolidasikan Metode ekuitas dan tidak dikonsolidasikan Transaksi pelepasan kepemilikan tetapi tidak menyebabkan hilangnya pengendalian transaksi ekuitas Tidak ada 32 PPL - IAPI SAK UMUM SAK ETAP Properti investasi • Model biaya • Model nilai wajar Properti investasi • Model biaya Aset tetap • Model biaya • Model revaluasi Aset tetap • Model biaya revaluasi jika peraturan pemerintah mengijinkan 33 SAK UMUM SAK ETAP Berasal dari internal dan eksternal Berasal dari eksternal Umur manfaat terbatas dan tidak terbatas Umur manfaat terbatas Goodwill Tidak lebih dari 20 tahun pengaturan tentang penggabungan usaha tidak ada Model biaya dan model revaluasi Model biaya 34 PPL - IAPI SAK UMUM SAK ETAP Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung sewa Perjanjian sewa Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang memerlukan judgment. Sewa modal jika terjadi perpindahan risiko dan manfaat. Klasifikasi sewa: indikator yang tidak perlu judgment:  pengalihan aset  opsi beli  min 75 umur ekonomis  min 90 nilai wajar  aset bersifat khusus Jual dan sewa-balik sale and leaseback Tidak ada Sewa dan sewa lanjut lease and sublease Tidak ada 35 PPL - IAPI SAK UMUM SAK ETAP Kewajiban diestimasi provisi, aset kontinjensi, dan kewajiban kontinjensi Sama Ekuitas Sama Pendapatan penjualan barang dan jasa Sama Kontinjensi, Ekuitas, dan Pendapatan 36 Penggunaan istilah yang berbeda, dalam SAK ETAP masih menggunakan Kewajiban diestimasi bukan provisi seperti dalam PSAK 57. SAK UMUM SAK ETAP Biaya pinjaman dikapitalisasi Biaya pinjaman dibebankan Penurunan nilai  Instrumen keuangan: berdasarkan bukti objektif incurred loss Penurunan nilai  Pinjaman yang diberikan dan piutang: expected loss aging schedule  Goodwill dan aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas  Diamortisasi maks 20 tahun  Persediaan  Selisih nilai buku dan nilai realisasi bersih  Aset lain  Selisih nilai buku dan nilai jual dikurangi dengan biaya menjual 37 PPL - IAPI SAK UMUM SAK ETAP Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek Imbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih sederhana Imbalan kerja jangka panjang lainnya Imbalan kerja jangka panjang lainnya Pesangon pemutusan kerja Pesangon pemutusan kerja Imbalan berbasis saham Tidak ada 38 PPL - IAPI SAK UMUM SAK ETAP Konsep pajak tangguhan deferred tax concept Konsep pajak terutang tax liability concept Laba fiskal dan laba akuntansi Laba fiskal Aset dan liabilitas pajak tangguhan Utang pajak 39 PPL - IAPI SAK UMUM SAK ETAP Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang asing Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang asing jika merupakan mata uang fungsionalnya Transaksi valas: kurs tanggal transaksi Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan mingguan Valas 40 PPL - IAPI PEDOMAN AKUNTANSI BPR staff.blog.ui.ac.idmartani 41 • Kebijakan Bank Indonesia yang mengijinkan BPR untuk menerapkan SAK ETAP • Pedoman Akuntansi BPR merupakan penjabaran lebih lanjut prinsip dan substansi pengaturan dalam SAK ETAP untuk membantu BPR dalam menyusun laporan keuangan. • Penyusunan PA-BPR ini bertujuan : – untuk memberikan acuan minimum yang harus dipenuhi oleh BPR dalam menyusun laporan keuangannya. – untuk menciptakan keseragaman sehingga dapat meningkatkan daya banding laporan keuangan di antara BPR. • Proses penyusunan Pedoman Akuntansi BPR yang melibatkan stakeholder dan melalui due process procedure, termasuk public hearing dan limited hearing. 42 PPL - IAPI I • Untuk membantu pengguna dalam menyusun laporan keuangan agar sesuai dengan tujuan laporan keuangan, yaitu: – Pengambilan keputusan ekonomi semua pihak – Menilai prospek arus kas – Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi – Menciptakan keseragaman sehingga meningkatkan daya banding laporan keuangan BPR. – Menjadi acuan minimum yang harus dipenuhi oleh BPR dalam menyusun laporan keuangan. 43 PPL - IAPI BPR • Bab I Pendahuluan • Bab II Tata Cara Penyesuaian atas Pos-Pos Laporan Keuangan • Bab III Laporan Keuangan • Bab IV Akuntansi Aset • Bab V Akuntansi Kewajiban • BaB VI Akuntansi Ekuitas • BaB VII Laporan Laba Rugi • Bab VIII Laporan Arus Kas • Bab IX Laporan Perubahan Ekuitas • Bab X Catatan atas Laporan Keuangan • Contoh Kasus 44 • Ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. • Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP. • Standar Akuntansi Keuangan SAK non - ETAP. • Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan BPR. • Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum. Dalam hal standar akuntansi keuangan memberikan pilihan atas perlakuan akuntansi, maka BPR wajib mengikuti pilihan sesuai ketentuan Bank Indonesia. I 45 PPL - IAPI • Jurnal, akun dan contoh yang digunakan dalam hanya merupakan ilustrasi dan tidak bersifat mengikat. • BPR dapat mengembangkan metode sesuai sistem masing-masing sepanjang memberikan hasil akhir yang tidak berbeda. • Transaksi BPR yang dicantumkan diprioritaskan pada transaksi yang umum terjadi pada BPR. • Pedoman ini secara periodik akan dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan bisnis dan produk BPR, ketentuan standar akuntansi keuangan, ketentuan Bank Indonesia, dan ketentuan lain yang terkait dengan BPR. 46 PPL - IAPI Keuangan • Ketentuan Umum – mengakui semua aset dan kewajiban dipersyaratkan Pedoman – tidak mengakui pos-pos apabila Pedoman tidak mengijinkan – mereklasifikasikan pos-pos; – menerapkan Pedoman ini dalam pengukuran; – dampak penyesuaian diakui pada saldo laba awal 2010. BAB II 47 PPL - IAPI N0 Penyesuaian Jurnal A Aktiva dalam Valas  penyesuaian klasifikasi menjadi kas Db. Kas dalam valuta asing Kr. Aktiva dalam valuta asing B Kredit yang Diberikan sebelum 1 Januari 2010. Saldo pokok kredit yang masih ada direklasifikasi  pemisahan pokok kredit Db. Kredit yang diberikan – Pokok Kr. Kredit yang diberikan C Provisi yang diterima untuk kredit sebelum 1 Januari 2010. Saldo provisi yang belum diamortisasi direklasifikasi  kredit - Db. Rupa-rupa pasiva – Provisi Kr. Kredit yang diberikan – Provisi D Provisi yang diterima untuk kredit sebelum 1 Januari 2010. Reklasifikasi pendaptan operasional menjadi pend bung Db. Pendapatan operasional – Provisi dan komisi Kr. Pendapatan bunga – Provisi E Penyesuaian amortisasi provisi per 1 Juli 2010. Apabila provisi langsung diakui sebagai Pendapatan Operasional – Provisi untuk transaksi kredit sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 maka dilakukan penyesuaian. Db. Pendapatan operasional – Provisi dan komisi Kr. Kredit yang diberikan – Provisi Kr. Pendapatan bunga – Provisisebesar jumlah proporsional sesuai jangka waktu kredit 48 PPL - IAPI N Penyesuaian Jurnal F Biaya transaksi untuk kredit sebelum 1Januari 2010 Saldo biaya transaksi yang ditanggung oleh BPR yang belum diamortisasi disesuaikan: Db. Kredit yang diberikan – Biaya transaksi Kr. Pos yang terkait G Penyesuaian amortisasi biaya transaksi per 1 Juli 2010 Amortisasi yang telah dilakukan sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 dan diakui sebagai Beban Operasional direklasifikasi menjadi pengurang Pendapatan Bunga. Db. Pendapatan bunga – Biaya transaksi Kr. Beban operasional yang terkait H Penyesuaian amortisasi biaya transaksi per 1 Juli 2010. Apabila seluruh biaya transaksi telah langsung diakui sebagai Beban Operasional untuk transaksi pemberian kredit sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 maka dilakukan Penyesuaian Db. Kredit yang diberikan – Biaya transaksi yang belum diamortisasi Db.Pendapatan bunga – Biaya transaksi proporsional sesuai jangka waktu Kr. Beban operasional yang terkait I Apabila AYDA tidak memenuhi definisi AYDA berdasarkan PA-BPR pada 1 Januari 2010, direklasifikasi. Agunan tersebut dicatat dalam rekening administratif. Pembentukan penyisihan kerugian kredit yang diberikan sebagai hasil reklasifikasi agunan Db. Kredit yang diberikan Kr. Rupa-rupa aktiva – Agunan yang diambil alih Db. Saldo laba Kr. Penyisihan kerugian kredit 49 PPL - IAPI N Penyesuaian Jurnal J Penyesuaian penyisihan kerugian kredit per 1 Juli 2010 Apabila terdapat pengambilalihan agunan yang terjadi sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 yang tidak memenuhi definisi AYDA berdasarkan PA- BPR, maka pembentukan penyisihan kerugian kredit yang diberikan dimunculkan kembali Db. Kredit yang diberikan Kr. Rupa-rupa aktiva – Agunan yang diambil alih Db. Beban operasional – Penyisihan kerugian kredit Kr. Penyisihan kerugian kredit K AYDA yang memenuhi definisi AYDA berdasarkan PABPR ini pada 1 Januari 2010 . Apabila jumlah rugi penurunan nilai yang baru diketahui setelah 1 Januari 2010 dibebankan sebagai rugi penurunan nilai pada periode tahun 2010 Db. Saldo laba Kr. Akumulasi rugi penurunan nilai L Aset tetap yang direvaluasi Saldo Surplus Revaluasi Aset Tetap di ekuitas pada 1 Januari 2010 direklasifikasi ke Saldo Laba. Apabila terjadi revaluasi aset tetap sejak 1 Januari 2010 maka surplus revaluasi yang ada di ekuitas tidak boleh direklasifikasi ke Saldo Laba hingga terjadi pelepasan aset tetap. Db. Surplus revaluasi aset tetap Kr. Saldo laba 50 PPL - IAPI N Penyesuaian Jurnal M Saldo utang bunga yang sebelumnya disajikan dalam Rupa-rupa Pasiva dan Kewajiban Segera direklasifikasi ke Utang Bunga Db. Kewajiban segeraRupa-rupa pasiva Kr. Utang bunga K AYDA yang memenuhi definisi AYDA berdasarkan PABPR ini pada 1 Januari 2010 . Apabila jumlah rugi penurunan nilai yang baru diketahui setelah 1 Januari 2010 dibebankan sebagai rugi penurunan nilai pada periode tahun 2010 Db. Saldo laba Kr. Akumulasi rugi penurunan nilai L Penyesuaian penyisihan kerugian kredit per 1 Juli 2010 Apabila terdapat pengambilalihan agunan yang terjadi sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 yang tidak memenuhi definisi AYDA berdasarkan PA-BPR, maka pembentukan penyisihan kerugian kredit yang diberikan, dimunculkan kembali Db. Kredit yang diberikan Kr. Rupa-rupa aktiva – Agunan yang diambil alih Db.Beban operasional – Penyisihan kerugian kredit Kr. Penyisihan kerugian kredit 51 PPL - IAPI N Penyesuaian Jurnal N Simpanan dalam bentuk deposito dengan jangka waktu 1 satu tahun. Penyesuaian biaya transaksi yang dikeluarkan dan dapat dikaitkan secara langsung pada 1 satu rekening deposito per 1 Juli 2010. Biaya transaksi yang telah diakui sebagai Beban Operasional sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 disesuaikan sebagai Beban Bunga dan atau sebagai pengurang deposito: Db. Beban operasional – Bunga sebesar jumlah proporsional sesuai jangka waktu deposito Db. Deposito – Biaya transaksi Kr. Beban operasional yang terkait O Simpanan yang sudah jatuh tempo tabungan atau deposito dan belum diambil pemilik. Saldo simpanan yang sudah jatuh tempo tabungan atau deposito direklasifikasi ke Kewajiban Segera: Db. TabunganDepositoAntar bank pasiva – TabunganDeposito Kr. Kewajiban segera – Simpanan jatuh tempo P Pinjaman yang diterima. Saldo biaya transaksi dan provisi yang belum diamortisasi direklasifikasi Penyesuaian terkait dengan pengakuan biaya pendapatan sebagai bagian dari biaya perolehan – historical cost Db. Pinjaman yang diterima – Biaya transaksi Db. Pinjaman yang diterima – Provisi Kr. Pos yang terkait Rupa-rupa aktiva 52 PPL - IAPI N Penyesuaian Jurnal Q Penyesuaian amortisasi biaya transaksi dan provisi per 1 Juli 2010. Amortisasi biaya transaksi dan provisi yang telah dilakukan sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 dan diakui sebagai Biaya Operasional direklasifikasi Apabila seluruh biaya transaksi dan provisi telah langsung diakui sebagai Beban Operasional untuk transaksi pinjaman yang diterima sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 Koreksi porsi biaya bunga yang seharusnya belum dapat diakui Db. Beban bunga – Biaya transaksi dan provisi Kr. Beban operasional yang terkait Db. Pinjaman diterima – Biaya transaksi Db. Pinjaman diterima – Provisi Db. Beban operasional-Bunga – Biaya transaksi dan provisi sebesar jumlah proporsional sesuai jangka waktu pinjaman diterima Kr. Beban operasional yang terkait R Kewajiban imbalan kerja Saldo Kewajiban Imbalan Kerja pascakerja direklasifikasi. Db. Rupa-rupa pasiva – Imbalan kerjapos yang terkait Kr. Kewajiban imbalan kerja S Pendapatan bunga yang akan diterima Saldo Pendapatan Bunga yang akan Diterima direklasifikasi Db. Pendapatan bunga yang akan diterima Kr. Rupa-rupa aktiva – Pendapatan bunga yang masih akan diterima T Dana setoran modal Dana Setoran Modal yang tidak memenuhi definisi ekuitas direklasifikasi ke kewajiban: Db. Dana setoran modal ekuitas Kr. Dana setoran modal kewajiban 53 PPL - IAPI N Penyesuaian Jurnal U Modal pinjaman Modal Pinjaman di ekuitas direklasifikasi ke kewajiban: Db. Modal pinjaman ekuitas Kr. Modal pinjaman kewajiban V Penyesuaian pengakuan bunga kredit non- performing Penerimaan setoran dari debitur dengan kualitas kurang lancar sejak 1 Januari s.d 30 Juni 2010 dan diakui terlebih dahulu sebagai pendapatan bunga maka harus direklasifikasi sebagai pelunasan tunggakan pokok kredit jika ada terlebih dahulu dan kemudian sisanya diakui sebagai pendapatan bunga. Db.Pendapatan bunga Kr. Kredit yang diberikan – Pokok 54 • Tujuan laporan keuangan  memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna dalam membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya. • Komponen laporan keuangan  Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. • Bahasa laporan keuangan  bahasa Indonesia. • Tanggung jawab  Direksi BPR • Mata uang pelaporan  mata uang rupiah. • Transaksi menggunakan mata uang selain dari rupiah  dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan kurs laporan yang ditetapkan BI BAB III 55 • Kebijakan tersebut harus mencerminkan prinsip kehati–hatian dan mencakup semua hal yang material sesuai SAK ETAP • Dalam hal SAK ETAP belum mengatur maka manajemen harus menetapkan kebijakan yang: – relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan; – dapat diandalkan, dengan pengertian: • mencerminkan kejujuran penyajian kinerja dan posisi keuangan BPR; • menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya; • netral, yaitu bebas dari keberpihakan; • mencerminkan kehati-hatian; dan • mencakup semua hal yang material. BAB III 56 • Dalam menetapkan kebijakan akuntansi tersebut, maka harus mempertimbangkan: – Persyaratan dan panduan dalam SAK ETAP yang berhubungan dengan hal yang serupa dan terkait. – Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran aset, kewajiban, pendapatan, dan beban dalam prinsip pervasif yang mempunyai dampak manfaat luas bagi pihak-pihak yang berkepentingan dari SAK ETAP. – Persyaratan dan panduan dalam SAK non-ETAP yang berhubungan dengan hal yang serupa dan terkait. 57 • Harus menyajikan secara wajar sesuai ketentuan yang berlaku • Aset disajikan berdasarkan likuiditas, kewajiban urutan jatuh tempo • Saldo transaksi hubungan istimewa diungkapkan terpisah • Laporan laba rugi dengan multiple step mulai dari kegiatan utama • Catatan laporan keuangan disajikan secara sistematis dengan urutan sesuai dengan penyajian LK • Tidak dipergunakan menggunakan kata “sebagian besar” harus dengan nominal atau prosentase 58 • Perubahan estimasi – Jika terdapat perubahan dengan estimasi yang digunakan – Diterapkan secara prospektif • Perubahan kebijakan akuntansi – Dilakukan jika dopersyaratkan oleh SAK ETAP – Dampak retrospektif dengan menyajikan ulang laporan keuangan. – Jika retrospektif tidak praktis diteapkan pada tanggal kebijakan tersebut dimungkinkan dapat diberlakukan. • Kesalahan periode lalu – Diterapkan secara retrospektif sejak kesalahan terjadi 59 • Konsistensi penyajian • Materialitas dan agregasi – Laporan keuangan didasarkan pada konsep materialitas – Disajikan tersendiri jika material – Material  jika kelalaian menyampaian dapat mempengaruhi keputusan • Saling hapus  tidak boleh kecuali secara hukum dibenarkan • Periode pelaporan wajib disajikan secara tahunan berdasarkan tahun takwin. • Informasi komparatif – Disajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya. – Informasi komparatif naratif dan deskriptif wajib diungkapkan kembali apabila relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan. 60 a. Bersifat historis, menunjukan transaksi dan peristiwa telah lampau. b. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Biasanya informasi khusus tidak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan. c. Penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran. d. Menggunakan pertimbangan materialitas. e. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya formalitas. f. Berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomi dan tingkat kinerja antar BPR. 61 • Pos-pos aset umum BPR : a. Kas b. Kas dalam valuta asing; c. Sertifikat Bank Indonesia; d. Pendapatan bunga yang akan diterima; e. Penempatan pada bank lain f. Penyisihan kerugian g. Kredit yang diberikan h. Penyisihan kerugian. i. Agunan yang diambil alih j. Aset tetap dan inventaris k. Akumulasi penyusutan; l. Aset tidak berwujud; m. Aset lain-lain. • Pos-pos aset umum BPR : a. Kas b. Kas dalam valuta asing; c. Sertifikat Bank Indonesia; d. Pendapatan bunga yang akan diterima; e. Penempatan pada bank lain f. Penyisihan kerugian g. Kredit yang diberikan h. Penyisihan kerugian. i. Agunan yang diambil alih j. Aset tetap dan inventaris k. Akumulasi penyusutan; l. Aset tidak berwujud; m. Aset lain-lain. BAB IV 62 1. Kas – uang tunai 2. Giro dan tabungan pada bank lain 3. Penempatan pada bank lain 4. SBI yang jatuh tempo tidak lebih dari 3 tiga bulan, sejak tanggal perolehan, dan tidak jadi jaminan 63 • Kas  uang kertas dan logam rupiah yang ada pada: kas besar, kas kecil, ATM, dan kas dalam perjalanan. • Tidak termasuk kas: emas batangan dan commemorative coins uang logam untuk memperingati peristiwa nasional, mata uang rupiah yang telah dicabut dan ditarik dari peredaran dan tidak berlaku sebagai alat pembayaran yang sah aset lain-lain • Kas diakui sebesar nilai nominalnya, disajikan dalam pos tersendiri. • Diungkapkan: Jumlah rincian kas; dan kas yang ada di ATM. • Kas Valas  uang kertas dan uang logam asing, termasuk travellers cheque. • BPR dapat memiliki kas valas hanya untuk  perdagangan valas, izin BI • Uang valas yang tidak berlaku namun masih bisa ditukarkan ke bank sentral terkait, disajikan sebagai aset lain-lain, sebesar nilai nominalnya dikurangi dengan biaya reptriasinya. • Kas Valas disajikan dalam pos tersendiri sebesar nilai kurs pada saat perolehannya • Untuk laporan, kas valas disajikan berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia RpT. Selisih nilai tercatatnya disajikan sebagai keuntungan atau kerugian Non Operasional. • Pengungkapan : rincian mata uang asing; jumlah nominal masing-masing mata uang asing; jumlah selisih valas yang diakui dalam laporan laba rugi 64 65 Ilustrasi Jurnal Pada saat perolehan 10.000 USD saat kurs Rp 12.000 Db. Kas dalam valuta asing 120.000.000 Kr. Kas rupiah 120.000.000 Jika valas tersebut dijual 10.000 USD saat kurs Rp 12.200. Db. Kas rupiah 122.000.000 Kr. Kas dalam valuta asing 120.000.000 DbKr. Pendapatanbeban operasional – Keuntungankerugian transaksi valuta asing 2.000.000 Jika pada akhir periode pelaporan 31 Desember masih dipegang dan kurs yang sebesar Rp 12.300 Db. Kas dalam valuta asing 3.000.000 Kr. Pendapatan non-operasional –Keuntungan selisih kurs Valas 3.000.000 Jika pada 31 Desember masih dipegang dan kurs sebesar Rp 11.80 Db. Beban non-operasional – Kerugian selisih kurs valuta asing 2.000.000 Kr. Kas dalam valuta asing 2.000.000 Jika terdapat Kas dalam valuta asing yang dicabut dan ditarik dari peredaran: Db. Aset lain-lain xxx Kr. Kas dalam valuta asing xxx • SBI dapat diklasifikasikan menjadi: – Dimiliki Hingga Jatuh Tempo HTM, jika dimaksud memiliki hingga jatuh tempo. – Tersedia Untuk Dijual AFS, kelayakan klasifikasi ditelaah ulang pada awal periode. • Pengakuan dan Pengukuran – HTM • Biaya perolehan = harga beli termasuk diskonto + biaya-biaya yang terjadi. • Diskonto dan biaya transaksi diamortisasi sd jatuh tempo menggunakan metode garis lurus sebagai pendapatan bunga. – AFS • Biaya perolehan = harga beli, biaya diakui sebagai beban saat terjadinya. • Marked to market, selisih nilai wajar dengan nilai tercatat diakui sebagai LabaRugi yang belum direalisasi ekuitas dan diakui sebagai keuntungankerugian dalam LR pada saat direalisasi. • Reklasifikasi • Direklasifikasi dari AFS ke HTM ,  labaRugi yang belum direalisasi dalam ekuitas diamortisasi sampai dengan jatuh tempo dengan metode garis lurus. • Direklasifikasi dari HTM ke AFS, maka labarugi yang belum direalisasi pada tanggal reklasifikasi diakui dalam ekuitas. Biaya transaksi yang belum diamortisasi diakui dalam laporan laba rugi.. 66 • Penyajian – Disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya. – HTM = nilai nominal - diskonto + biaya transaksi yang belum diamortisasi. – AFS = nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dijadikan sebagai komponen yang tersendiri dalam ekuitas. – Arus kas SBI = arus kas aktivitas investasi. Rumus menentukan nilai tunai SBI 67 • Pengungkapan – Uraian SBI Tersedia Untuk Dijual dan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo berdasarkan: nilai wajar agregat, laba atau rugi yang belum direalisasi dari pemilikan SBI, biaya perolehan, termasuk jumlah diskonto dan biaya transaksi yang belum diamortisasi. – Nilai wajar dan nilai tercatat SBI yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo – Uraian mengenai: • penerimaan dari penjualan SBI dalam kategori Tersedia Untuk Dijual, laba dan rugi yang direalisasi dari penjualan tersebut. • dasar penentuan biaya perolehan dalam menghitung laba atau rugi yang direalisasi dengan menggunakan metode identifikasi khusus. • perubahan laba atau rugi yang belum direalisasi – Setiap penjualan atau reklasifikasi – SBI yang dijadikan jaminan 68 HTM AFS Pada saat membeli: Db. SBI – Nominal Db. SBI – Biaya transaksi jika ada Kr. SBI – Diskonto Kr. KasRekening Pada saat membeli: Db. SBI Db. Beban investasi – Biaya transaksi Kr. KasRekening Pada saat amortisasi diskonto dan biaya transaksi: Db. SBI – Diskonto Kr. SBI – Biaya transaksi jika ada Kr. Pendapatan bunga Pada saat penilaian kembali: DbKr. SBI DbKr. LabaRugi yang belum direalisasi ekuitas Pada saat jatuh tempo: Db. KasRekening Kr. SBI – Nominal Pada saat dijual: Db. KasRekening DbKr. LabaRugi yang belum direalisasi ekuitas DbKr Keuntungankerugian Kr. SBI 69 • Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan di pasar sekunder. Nilai nominal SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto 7 Jangka waktu 3 bulan • Nilai tunai = 500.000.000 x 360 360 + tingkat diskonto x jangka waktu = 491,400,491 • Nilai diskonto = Nilai nominal – Nilai tunai = 8,599,509 • Biaya Transaksi = 2,000,000 • Amortisasi Desember 2890 – diskonto s.d. 311210 = 2,675,403 Unamortized 5,924,106 – biaya transaksi s.d. 311210 = 622,222 Unamortized • Amortisasi dilakukan tiap bulan, maka amortisasi pada Maret 3 hari. Desember 28 hari, Januari 31 dan Februari 28 • Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai HTM 70 Jurnal Pembelian SBI - Nominal SBI – Biaya Transaksi SBI – Diskonto Kas Rekening 500.000.000 2.000.000 8.599.509 493.400.491 Amortisasi diskonto dan biaya transaksi SBI - Diskonto SBI – Biaya Transaksi Pendapatan bunga Desember 2.675.403 622.222 2.053.181 Amortisasi diskonto dan biaya transaksi SBI - Diskonto SBI – Biaya Transaksi Pendapatan bunga Januari 2.962.053 688.889 2.273.164 Februari Pelunasan amortisasi 3hari SBI - Diskonto SBI – Biaya Transaksi Pendapatan bunga KasRekening SBI - Nominal Maret 286.650 66.667 219.983 500.000.000 500.000.000 • Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan di pasar sekunder. Nilai nominal SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto 7 Jangka waktu 3 bulan • Nilai tunai = 500.000.000 x 360360 + tingkat diskonto x jangka waktu = 491,400,491 • Biaya Transaksi = 2,000,000 • Harga tanggal 31 Desember 494.075.894 • Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai AFS 71 Jurnal Pembelian SBI Beban Investasi – Biaya Transaksi Kas Rekening 491.400.491 2.000.000 493.400.491 Tanggal 31 Desember penyesuaian nilai wajar SBI Laba yang belum direalisasi -ekuitas 2.675.403 2.675.403 Pada 15 Januari dijual dengan harga 495.000.000 Kas rekening Rugi yang belum direalisasi - ekuitas SBI Keuntungan penjualan SBI 495.000.000 2.675.403 494.075.894 3.599.509 • Pada tanggal 31 Desember AFS diklasifikasikan menjadi HTM 72 Pada 31 Desember reklasifikasi AFS menjadi HTM SBI – HTM – Nominal SBI – HTM - Diskonto SBI – AFS 500.000.000 5.924.116 494.075.894 Tanggal 31 Januari, amortisasi LR yang belum direalisasi 3162 Laba yang belum direalisasi - ekuitas Pendapatan bunga 2.675.403 2.675.403 Pada 31 Desember reklasifikasi AFS menjadi HTM SBI – AFS SBI - Diskonto SBI – HTM Laba yang belum direalisasi - ekuitas 495.000.000 5.924.106 500.000.000 924.106 Beban investasi – biaya transaksi SBI – Biaya transaki 1.377.778 1.377.778 • Pada tanggal 31 Desember HTM diklasifikasikan menjadi AFS dengan asumsi nilai wajar 495.000.000 • Pendapatan bunga dari kredit performing L yang telah diakui sebagai pendapatan tetapi belum diterima pembayarannya. • Termasuk dalam pengertian ini adalah pengakuan pendapatan bunga dari penempatan pada bank lain. • Pendapatan bungan yang akan diterima akan dkoreksi jika kredit berubah dari performing menjadi non performing. 73 • Kredit sebesar 100juta disalurkan tanggal 15 September 2014, bunga dibayarkan tiap bulan sebesar 2 flat, kredit berjangka waktu 12 bulan. Bunga selalu dibayarkan tepat waktu. • Akan dibuat jurnal penyesuaian pada 31 Nopember 2014 untuk bunga setengah bulan. Pendapatan bunga yang akan diterima 1.000.000 Pendapatan bunga 1.000.000 • Jika pada 25 Desember 2015 kedit tersebut menjadi NPL, karena bunga belum dibayar maka dibuat jurnal penyesuaian atas pengakuan bunga yang telah dilakukan. Pendapatan bunga 1.000.000 Pendapatan bunga yang akan diterima 1.000.000 • Kredit sebesar 100juta disalurkan tanggal 15 September 2014, bunga dibayarkan tiap bulan sebesar 2 flat, kredit berjangka waktu 12 bulan. Bunga selalu dibayarkan tepat waktu. • Akan dibuat jurnal penyesuaian pada 31 Nopember 2014 untuk bunga setengah bulan. Pendapatan bunga yang akan diterima 1.000.000 Pendapatan bunga 1.000.000 • Jika pada 25 Desember 2015 kedit tersebut menjadi NPL, karena bunga belum dibayar maka dibuat jurnal penyesuaian atas pengakuan bunga yang telah dilakukan. Pendapatan bunga 1.000.000 Pendapatan bunga yang akan diterima 1.000.000 • Penempatan pada bank lain merupakan simpanan BPR pada bank lain, yaitu berupa: Giro, Tabungan, Deposito, dan sertifikat deposito. • Pengakuan dan Pengukuran – Giro, tabungan, dan deposito diakui sebesar nilai nominal. – Pendapatan bunga diakui secara akrual sebesar jumlah yang menjadi hak BPR. – Sertifikat deposito diakui sebesar nilai nominal dikurangi nilai diskonto, amortisasi diskonto dilakukan secara garis lurus. – Peempatan bank syariah: wadiahmurabahah sebesar nominal pendapatan diakui sebesa kas diterima atau mudharabah sebesar nilai nominal, pendapatan sebesar bagi hasil secara akrual • Penyajian: – Selain Giro pada bank umum, disajikan sebesar nominal dengan penyisihan kerugian sebagai pengurang offsetting account. • Pengungkapan : rincian per jenis simpanan pada bank lain; hubungan istimewa; jumlah simpanan yang diblokir; rincian penempatan dan pendapatan penempatan pada bank syariah. 74 • Jumlah penyisihan kerugian, ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas masing-masing saldo penempatan. • Kriteria dari kolektibilitas Penempatan pada Bank Lain: – Lancar, Tidak terdapat tunggakan pokok dan atau bunga  PPAP 0,5 – Kurang Lancar, Terdapat tunggakan pokok dan atau bunga, paling lama 5 lima hari Kerja  PPAP 10 – Macet: PPAP 100 dari saldo penempatan • Terdapat tunggakan pokok dan atau bunga, lebih dari 5 hari Kerja. • Bank yang menerima penempatan dana antar bank tersebut ditetapkan Dalam Perhatian Khusus DPO • Bank yang menerima penempatan dana tersebut telah dilikuidasi 75 76 Pada 1 Juni menyetorkan giro ke bank BNI sebesar 300juta Giro Tabungan pada bank lain KasRekening 300.000.000 300.000.000 Pada 20 Juni menarik uang sebesar 50 juta KasRekening Giro Tabungan pada bank lain 50.000.000 50.000.000 Pada 30 Juni menerima bunga sebesar 2juta Giro Tabungan pada bank lain Pendapatan 2.000.000 2.000.000 Pada 30 Juni dibentuk penyisihan piutang sebesar 1,25juta Beban penyisihan – penempatan pada Bank lan Penyisihan – penempatan pada Bank lan 1.250.000 1.250.000 77 • Definisi : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara BPR dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam debitur untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. • Pengakuan dan pengukuran – Nilai buku awal kredit = pokok kredit – provisi + biaya transaksi – Provisi biaya transaksi diamortisasi selama jangka waktu kredit secara garis lurus, diakui sebagai bagian dari pendapatan bunga – Nilai buku kredit selanjutnya = sisa pokok kredit – unamortised provisi + unamortised biaya transaksi – Biaya transaksi adalah semua biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan pemberian kredit yang ditanggung oleh BPR, misalnya marketing fee. Biaya tambahan: tidak akan dikeluarkan apabila tidak terdapat penyaluran kredit. – Provisi kredit  Biaya yang harus dibayar debitur pada saat kredit disetujui dan biasanya dinyatakan dalam persentase. – Amortisasi provisi dan biaya transaksi dilakukan tanpa melihat kualitas kredit 78 PA BPR PAPI 2001 Kredit yang diberikan = Pokok kredit – Provisi + Biaya transaksi Kredit yang diberikan = Pokok kredit Provisi diamortisasi selama masa kredit secara garis lurus sbg pendapatan bunga penambah pendapatan bunga. Provisi sbg “Pendapatan provisi kredit yg diterima di muka”, diamortisasi selama masa kredit. Berdasarkan azas materialitas dan azas manfaat, provisi dapat diakui sekaligus sebagai pendapatan u kredit sd 1 bulan kecuali melewati tanggal neraca. Berdasarkan azas materialitas dan azas manfaat, provisi dapat diakui sekaligus sebagai pendapatan non-bunga. Amortisasi biaya transaksi diakui sebagai bagian dari pendapatan bunga pengurang pendapatan bunga. Biaya transaksi diakui sekaligus sebagai beban periode berjalan 79 Keterangan Jurnal Persetujuan kredit off BS Db. Rek lawan – Fas. Kredit yg belum digunakan Kr. Kwjbn komitmen – Fas. Kredit yg blm digunakan Biaya transaksi Db. Kredit yg diberikan – biaya transaksi Kr. KasRekening Provisi Db. KasRekening Kr. Kredit yg diberikan – Provisi Penarikan kredit Reversal Off BS: Db. Kwjbn komitmen – Fas Kredit yg blm digunakan Kr. Rek lawan – Fas Kredit yg blm digunakan Pencairan dana: Db. Kredit yg diberikan – Baki debet Kr. KasRekening 80 Keterangan Jurnal Kredit Performing L Pengakuan bunga akrual: Db. Pendapatan bunga yg akan diterima pos tersendiri Kr. Pendapatan bunga Amortisasi biaya transaksi provisi terus dilakukan tanpa melihat kualitas kredit: Db. Kredit yg diberikan – Provisi Kr. Kredit yg diberikan – Biaya transaksi DbKr.Pendapatan bunga Penerimaan bunga pokok Db. KasRekening Kr. Pendapatan bunga yang akan diterima Kr. Kredit yg diberikan – Baki debet Non Performing 81 Keterangan Jurnal Koreksi pengakuan bunga Db. Pendapatan bunga Current Year Db. Pendapatan bunga Previous Years Kr. Pendapatan bunga yg akan diterima Pencatatan kewajiban debitur di Off BS Db. Tagihan kontinjensi – pendapatan bunga kredit dlm penyelesaian Kr. Rek lawan – Tagihan kontinjensi pdptn bunga kredit dlm penyelesaian Penerimaan pelunasan tunggakan: Pelunasan tunggakan pokok didahulukan jika ada: Db. KasRekening Kr. Kredit yang diberikan – Baki debet Pelunasan tunggakan bunga Db. KasRekening Kr. Pendapatan bunga Reversal kewajiban debitur di Off BS Kr. Rek lawan – Tghn kontinjensi pdptn bunga kredit dalam penyelesaian Db. Tghn kontinjensi – pend bunga kredit dlm Penyelesaian • Pada 1 Januari diberikan kredit modal kerja kepada Debitur dengan maksium kredit 15.000.000. jangka waktu 12 bulan, bunga 15 per tahun atau 1,25 perbulan, provisi 1. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung 100.000. Total dana yang dikeluarkan bank sebesar : 82 Jurnal Biaya transaksi timbul Kredit yang diberikan biaya transaksi Kas Rekening 100.000 100.000 Pada saat persetujuan kredit Rekening lawan – fasilitas kredit yang belum digunakan Kewajiban komitment – fasilitas kredit yang belum digunakan 15.000.000 15.000.000 Pada saat penarikan kredit Kewajiban komitment – fasilitas kredit yang belum digunakan Rekening lawan – fasilitas kredit yang belum digunakan Kredit yang diberikan – baki debit Kas Rekening Kredit yang diberikan - provisi 15.000.000 15.000.000 15.000.000 14.850.000 150.000 Kredit yang diberikan – pokok 15.000.000 Kredit yang diberikan – provisi 150.000 Kredit yang diberikan – b. transaksi 100.000 Total kredit 14.950.000 83 No Periode PKK Predit Provisi Biaya transaksi Saldo kredit Pokok Pendapatan bunga Bunga Am Provisi Am. B Transaks i Total 1 0101201 0 15.000.000 150.000 100.000 14.950.000 2 3101201 0 15.000.000 137.500 91.667 14.954.167 187.500 12.500 8.333 191.667 3 2802201 0 15.000.000 125.000 83.333 14.958.333 187.500 12.500 8.333 191.667 4 3103201 0 15.000.000 112.500 75.000 14.962.500 187.500 12.500 8.333 191.667 5 3004201 0 15.000.000 100.000 66.667 14.966.667 187.500 12.500 8.333 191.667 6 3105201 0 15.000.000 87.500 58.333 14.970.833 187.500 12.500 8.333 191.667 7 3006201 0 15.000.000 75.000 50.000 14.975.000 187.500 12.500 8.333 191.667 8 3107201 0 15.000.000 62.500 41.667 14.979.167 187.500 12.500 8.333 191.667 9 3108201 0 15.000.000 50.000 33.333 14.983.333 187.500 12.500 8.333 191.667 10 3009201 0 15.000.000 37.500 25.000 14.987.500 187.500 12.500 8.333 191.667 11 3110201 0 15.000.000 25.000 16.667 14.991.667 187.500 12.500 8.333 191.667 12 3011201 0 15.000.000 12.500 8.333 14.995.833 187.500 12.500 8.333 191.667 13 3112201 15.000.000 187.500 12.500 8.333 191.667 15.000.000 2.250.000 150.000 100.000 2.300.000 • Transaksi 31 Januari 2010, dilakukan hal yang • Sama setiap bulan 84 Jurnal Pengakuan bunga 31 Januari Pendapatan bunga yang akan diterima Pendapatan bunga 187.500 187.500 Penerimaan Setoran bunga KasRekening Pendaptan bunga yang akan diterima 187.500 187.500 Amortisasi biaya transaksi Pendapatan bunga Kredit yang diberikan – biaya transaksi 8.333 8.333 Amortisasi provisi Kredit yang diberikan -- provisi Pendapatan bunga 12.500 12.500 Kredit yang diberikan – pokok 15.000.000 Kredit yang diberikan – provisi 137.500 Kredit yang diberikan – b. transaksi 91.667 Total kredit 14.954.167 • Transaksi 31 Desember 2010 - pelunasan 85 Jurnal Pengakuan bunga 31 Januari Pendapatan bunga yang akan diterima Pendapatan bunga 187.500 187.500 Penerimaan Setoran bunga dan pokok kredit KasRekening Pendapatan bunga yang akan diterima Kredit yang diberikan – baki debet 15.187.500 187.500 15.000.000 Amortisasi biaya transaksi Pendapatan bunga Kredit yann diberikan – biaya transaksi 8.333 8.333 Amortisasi provisi Kredit yang diberikan -- provisi Pendapatan bunga 12.500 12.500 • Pada 1 Januari diberikan kredit modal kerja kepada Debitur dengan maksium kredit 15.000.000. jangka waktu 12 bulan, bunga 15 per tahun atau 1,25 perbulan, provisi 1. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung 100.000. Total dana yang dikeluarkan bank sebesar : • Suku bunga berubah menjadi 18 atau 1,5 per bulan pada 1 Juli 86 Jurnal Transaksi 2, 31 Januari Pendapatan bunga yang akan diterima Kredit yang diberikan – provisi Pendapatan bunga Kredit yang diberikan biaya transaksi 187.500 12.500 191.667 8.333 Transaksi 8, 31 Juli – perubahan bunga Pendapatan bunga yang akan diterima Kredit yang diberikan – provisi Pendapatan bunga Kredit yang diberikan biaya transaksi 225.000 12.500 229,167 8.333 87 No Periode PKK Predit Provisi Biaya transaksi Saldo kredit Pokok Pendapatan bunga Bunga Am Provisi Am. B Transaks i Total 1 0101201 0 15.000.000 150.000 100.000 14.950.000 2 3101201 0 15.000.000 137.500 91.667 14.954.167 187.500 12.500 8.333 191.667 3 2802201 0 15.000.000 125.000 83.333 14.958.333 187.500 12.500 8.333 191.667 4 3103201 0 15.000.000 112.500 75.000 14.962.500 187.500 12.500 8.333 191.667 5 3004201 0 15.000.000 100.000 66.667 14.966.667 187.500 12.500 8.333 191.667 6 3105201 0 15.000.000 87.500 58.333 14.970.833 187.500 12.500 8.333 191.667 7 3006201 0 15.000.000 75.000 50.000 14.975.000 187.500 12.500 8.333 191.667 8 3107201 0 15.000.000 62.500 41.667 14.979.167 225.000 12.500 8.333 229.167 9 3108201 0 15.000.000 50.000 33.333 14.983.333 225.000 12.500 8.333 229.167 10 3009201 0 15.000.000 37.500 25.000 14.987.500 225.000 12.500 8.333 229.167 11 3110201 0 15.000.000 25.000 16.667 14.991.667 225.000 12.500 8.333 229.167 12 3011201 0 15.000.000 12.500 8.333 14.995.833 225.000 12.500 8.333 229.167 13 3112201 15.000.000 225.000 12.500 8.333 229.167 15.000.000 2.475.000 150.000 100.000 2.525.000 • Jenis jumlah kredit berdasarkan sektor ekonomi. • Jumlah kredit pada pihak terkait • Kedudukan BPR dalam pembiayaan bersama dan porsi yang dibiayai BPR. • Jumlah kredit yang dijamin dan besar resikonya • Jumlah kredit channeling dan kredit exekuting • Jumlah kredit yang direstrukturisasi • Klasifikasi kredit menurut jangka waktu, kualitas dan tingkat suku bunga rata-rata • Ikhtisar perubahan PPAP • Kebijakan penghapusan dan penanganan kredit bermasalah • Kebijakan pengendalian resiko kredit oleh manajemen • Besarnya NPL dan PPAP per sektor ekonomi • Saldo kredit yang sudah dihentikan pembebanan bunganya • Anggunan Yang Diambil Alih AYDA • Ikhtisar kredit yang dihapusbukukan • Jenis jumlah kredit berdasarkan sektor ekonomi. • Jumlah kredit pada pihak terkait • Kedudukan BPR dalam pembiayaan bersama dan porsi yang dibiayai BPR. • Jumlah kredit yang dijamin dan besar resikonya • Jumlah kredit channeling dan kredit exekuting • Jumlah kredit yang direstrukturisasi • Klasifikasi kredit menurut jangka waktu, kualitas dan tingkat suku bunga rata-rata • Ikhtisar perubahan PPAP • Kebijakan penghapusan dan penanganan kredit bermasalah • Kebijakan pengendalian resiko kredit oleh manajemen • Besarnya NPL dan PPAP per sektor ekonomi • Saldo kredit yang sudah dihentikan pembebanan bunganya • Anggunan Yang Diambil Alih AYDA • Ikhtisar kredit yang dihapusbukukan 88 Produktif PPAP 1. Aktiva Produktif adalah penyediaan dana BPR dalam bentuk rupiah untuk memperoleh penghasilan dari Penempatan Dana Antar Bank dan Kredit Yang Diberikan 2. PPAP merupakan dana yang dibentukdicadangkan sebagai perhitungankompensasi atas kemungkinan kerugian dari pengelolaan aktiva produktif, sehingga diperoleh nilai wajar dari aktiva produktif terkait dan perolehan laba pada periode terkait 3. Pembentukan PPAP dihitung berdasarkan persentase tetap dari saldo aktiva produktif setelah dikurangi dengan agunan yang dikuasai, kecuali: • Aktiva Produktif lancar • Aktiva Produktif Macet lebih dari 2 dua tahun 89 Produktif PPAP 4. Besarnya persentase PPAP, sesuai PBI No.819PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan PBI No.1326PBI2011 tanggal 28 Desember 2011, adalah sbb.: • Lancar 0,5 • Kurang Lancar 10 • Diragukan 50 • Macet 100 5. PPAP dibagi 2 dua kategori, yaitu: Penyisihan Kerugian Umum adalah aktiva produktif dengan kolektibilitas lancar; dan Penyisihan Kerugian Khusus adalah aktiva produktif yang tergolong kurang lancar, diragukan dan macet 6. Penyajian PPAP dalam laporan keuangan neraca, adalah sebagai faktor pengurang dari aktiva produktif terkait 90 • Jumlah penyisihan kerugian, ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas masing-masing saldo penempatan. PBI No.819PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan PBI No.1326PBI2011 tanggal 28 Desember 2011. • Kredit diklasifikasikan sebagai berikut: • Kredit dengan angsuran diluar KPR • Kredit tanpa angsuran • Kredit dengan angsuran untuk KPR 91 • Tingkat kolektibilitas kualitas aktiva produktif Penempatan Pada Bank Lain, ditetapkan menjadi 4 empat golongan: Lancar; Kurang Lancar; Diragukan dan Macet. • Kualitas Kredit dengan masa angsuran kurang dari 1 satu bulan: Lancar • Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga • Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga tidak lebih dari 1 satu bulan dan kredit belum jatuh tempo Kurang Lancar • Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 1 satu bulan, tetapi tidak lebih dari 3 tiga bulan • Kredit telah jatuh tempo, tapi tidak lebih dari 1 satu bulan 92 Diragukan – Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 3 tiga bulan, tetapi tidak lebih dari 6 enam bulan – Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 satu bulan, tapi tidak lebih dari 2 dua bulan Macet: – Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 6 enam bulan – Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 dua bulan – Kredit telah diserahkan ke Badan Urusan Piutang Negara BUPN – Kredit telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi 93 non KPR angsuran = 1bulan 7. Kualitas Kredit dengan masa angsuran 1 satu bulan atau lebih: 94 Lancar • Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga • Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga tidak lebih dari 3 tiga kali angsuran dan kredit belum jatuh tempo Kurang Lancar • Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 3 tiga kali angsuran, tetapi tidak lebih dari 6 enam kali angsuran • Kredit telah jatuh tempo, tapi tidak lebih dari 1 satu bulan Diragukan • Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 6 enam kali angsuran, tetapi tidak lebih dari 12 dua belas kali angsuran • Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 satu bulan, tapi tidak lebih dari 2 dua bulan Macet: • Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 12 kali angsuran • Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 dua bulan • Kredit telah diserahkan ke Badan Urusan Piutang Negara BUPN • Kredit telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi 8. Kualitas Kredit dengan angsuran untuk KPR Lancar  Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga  Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga tidak lebih dari 6 enam kali angsuran dan kredit belum jatuh tempo Kurang Lancar  Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 6 enam kali angsuran, tetapi tidak lebih dari 9 sembilan kali angsuran  Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 satu bulan 95 Diragukan – Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 9 sembilan kali angsuran, tetapi tidak lebih dari 30 tiga puluh kali angsuran – Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 satu bulan, tapi tidak lebih dari 2 dua bulan Macet: – Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 30 tiga puluh kali angsuran – Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 dua bulan – Kredit telah diserahkan ke Badan Urusan Piutang Negara BUPN – Kredit telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi 96 9. Kualitas Kredit tanpa angsuran Lancar • Tidak terdapat tunggakan angsuran bunga • Terdapat tunggakan angsuran bunga tidak lebih dari 3 tiga kali angsuran dan kredit belum jatuh tempo Kurang Lancar • Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 3 tiga kali angsuran, tetapi tidak lebih dari 6 enam kali angsuran • Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 satu bulan 97 Diragukan – Terdapat tunggakan angsuran bunga, lebih dari 6 enam kali angsuran, tetapi tidak lebih dari 12 dua belas kali angsuran – Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 satu bulan, tapi tidak lebih dari 2 dua bulan Macet: – Terdapat tunggakan angsuran bunga, lebih dari 12 dua belas kali angsuran – Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 dua bulan – Kredit telah diserahkan ke Badan Urusan Piutang Negara BUPN – Kredit telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi 98 Angsuran • Penyisihan Kerugian Kredit dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul sehubungan dengan penanaman dana ke dalam kredit. • Penghapusbukuan Kredit Hapus Buku adalah tindakan administratif BPR untuk menghapus buku kredit macet dari neraca sebesar kewajiban debitur tanpa menghapus hak tagih BPR kepada debitur. • Penghapusan Hak Tagih Kredit Hapus Tagih adalah tindakan BPR menghapus kewajiban debitur yang tidak dapat diselesaikan. • Besar penyisihan kerugian kredit berdasarkan: – Kualitas kredit; – Agunan, jenis pengikatan agunan, harga pasar dan penilaian penilai independen. – Minimal penyisihan yang wajib dibentuk sesuai ketentuan yang berlaku. – Penghentian pengakuan kredit: • Dilunasi, atau • Diselesaikan dengan pengambilalihan agunan – Hapus buku dan hapus tagih dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. • Pengakuan dan Pengukuran – BPR wajib membentuk penyisihan kerugian kredit minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. – Pembentukan penyisihan dapat dilakukan setiap saat atau pada tanggal laporan. – Ganti rugi dari perusahaan asuransi diakui pada saat: • diperoleh kepastian atas ganti rugi tersebut, apabila terdapat syarat tertentu untuk memperoleh ganti rugi. • penyisihan kredit yang dijamin, apabila BPR memiliki hak atas ganti rugi tanpa syarat tertentu . – Kredit serta tagihan lainnya yang dihapus buku dan bukan dalam rangka hapus tagih tetap dicatat secara extra comptable off balance sheet. – Hapus buku dalam rangka hapus tagih, BPR tidak lagi mencatat kredittagihan lain secara extra comptable. – Pencatatan kredit dan tagihan lain yang telah dihapus buku dalam extra comptable dapat dihentikan apabila dalam jangka waktu tertentu tidak diperoleh pembayaran setelah dilakukan usaha penagihan dan mendapat keputusan manajemen atau dilakukan hapus tagih. – Setoran yang diterima dari debitur atas kredit yang telah dihapus bukuhapus tagih diakui sebagai Pendapatan Operasional Lainnya. • Penyajian 1. Beban pembentukan penyisihan kerugian kredit disajikan setelah Beban Bunga pada pos Beban Penyisihan Kerugian Kredit. 2. Saldo Penyisihan Kerugian Kredit disajikan sebagai pos pengurang dari kredit. 3. Piutang dari ganti rugi asuransi dan akumulasi kerugian penurunan nilai tidak dapat disajikan secara neto saling hapus dalam neraca. 4. Pendapatan ganti rugi dan beban penghapusan kredit dapat disajikan secara neto saling hapus dalam laporan laba rugi. 5. Penerimaan setoran kredit yang dihapus bukuhapus tagih disajikan secara terpisah dalam Pendapatan Operasional Lainnya. • Pengungkapan 1. Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian dan penghapusbukuan kredit dalam tahun bersangkutan: a saldo awal tahun a b pembentukanpembalikan penyisihan selama tahun berjalan b c penghapusbukuan kredit tahun bersangkutan c d saldo akhir tahun a + b - c 2. Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan, penghapusan dan pengelolaan kredit bermasalah. 3. Besaran dan tarif dari masing-masing jenis penyisihan. Jurnal Penyisihan 104 Keterangan Jurnal Pembentukan penyisihan kerugian Db. Beban penyisihan kerugian kredit Kr. Penyisihan kerugian kredit Penghapusbukuan kredit dilakukan setelah memperhitungkan hasil penjualan agunan jika ada Penghapusbukuan tagihan bunga dilakukan pada saat kredit menjadi non-performing Db. Penyisihan kerugian kredit Kr. Kredit yg diberikan – baki debet Off BS kewajiban debitur Db. Memorial kredit yg dihapus buku Kr. Rek lawan – Memorial kredit yg dihapus buku 105 Keterangan Jurnal Penerimaan setoran atas kredit yang telah dihapusbuku Reversal Off BS kewajiban debitur Db. Kasrekening Kr. Pendapatan operasional lainnya Db. Rek lawan – Memorial kredit yg dihapus buku Kr. Memorial kredit yg dihapus buku Hapus tagih atas kredit Reversal Off BS kewajiban debitur Pokok : Db. Rek lawan – Memorial kredit yg dihapus buku Kr. Memorial kredit yg dihapus buku Bunga: Kr. Rek lawan – Tghn kontinjensi pdptn bng kredit DP Db. Tagihan kontinjensi – pdptn bunga kredit DP • Pada 1 Januari diberikan kredit modal kerja kepada Debitur dengan maksium kredit 15.000.000. jangka waktu 12 bulan, bunga 15 per tahun atau 1,25 perbulan, provisi 1. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung 100.000. Total dana yang dikeluarkan bank sebesar 14.950.000 106 Jurnal 31 Januari 2010, pembentukan penyisihan kerugian umum 0.5 dari kredit kategori lancar Beban penyisihan kerugian kredit Penyisihan kreugian kredit 75.000 75.000 Amoritisasi atas biaya transaksi dan provisi Kredit yang diberikan – provisi Kredit yang diberikan – biaya transaksi Pendapatan bunga 12.500 8.333 4.167 Kredit yang diberikan – pokok 15.000.000 Kredit yang diberikan – provisi 137.500 Kredit yang diberikan – b. transaksi 91.667 Total kredit 14.954.167 Penyisihan kerugian kredit 75.000 Kredit netto 14.879.167 penyisihan kurang lancar • Pada 31 Maret kredit dinyatakan kurang lancar, nilai agunan 20.000.000 dengan coverage 80 • Amortisasi biaya transaksi dan provisi terus dilakukan tidak tergantung kolektibiltas • Diasumsikan, penyisihan kerugian untuk kredit kurang lancar adalah 10 dari kredit setelah dikurangi agunan. Mengingat agunan Rp20.000.000 x 80 = Rp16.000.000 masih memenuhi jumlah kredit, tidak ada pengakuan penyisihan kerugian yang perlu dibentuk. • Pendapatan bunga yang akan diterima dikoreksi dan dikategorikan sebagai tagihan kontijensi. 107 Jurnal 31 Maret 2010, koreksi pengakuan bunga akrual bunga 3 bulan 187.500 x 3 = 562.500 Pendapatan bunga Pendapatan bunga yang akan diterima 562.500 562.500 Pengakuan sebagai tagihan kontijen Tagihan kontijensi Rekenng lawan – tagihan kontijensi 562.500 562.500 Amoritisasi atas biaya transaksi dan provisi Kredit yang diberikan – provisi Kredit yang diberikan – biaya transaksi Pendapatan bunga 12.500 8.333 4.167 • Sampai 30 Nopember Debitur tidak memenuhi kewajibannya dan dinyatakan macet • Agunan diserahkan dengan nilai awal Rp 20.000.000 dan coverage 80. Namun pada 30 November 2010, nilai pasar agunan menurun menjadi Rp 15.000.000. • Penyisihan kerugian atas kredit non-performing dibentuk penuh setelah memperhitungkan agunan. 108 Jurnal Amoritisasi atas biaya transaksi dan provisi Kredit yang diberikan – provisi Kredit yang diberikan – biaya transaksi Pendapatan bunga 12.500 8.333 4.167 Pengakuan sebagai tagihan kontijen Tagihan kontijensi Rekening lawan – tagihan kontijensi 187.500 187.500 31 Januari 2010, pembentukan penyisihan kerugian umum Beban penyisihan kerugian kredit Penyisihan kreugian kredit 2.925.000 2.925.000 Nilai agunan menjadi 80 x 15.000.000 = 12.000.000 akibat penurunan nilai. Penurunan nilai 15.000.000 – 12.000.000 = 3.000.000, penyisihan sebelumnya 75.000 sehingga perlu tambahan 2.925.000 Kredit yang diberikan 15.000.000 Provisi 12.500 Biaya transaksi 8.333 Total kredit 14.995.000 Penyisihan kerugian 3.000.000 Kredit netto 11.995.883 • 31 Desember 2010, Mengingat terdapat permasalahan agunan dan tidakbelum dapat diambilalih, namun BPR memutuskan untuk memperbaiki portofolio kredit, diasumsikan untuk menghapusbukukan kredit tanpa penyelesaian melalui pengambilalihan maupun penjualan agunan: 109 Jurnal Amortisasi provisi dan biaya transaksi Kredit yang diberikan – provisi Kredit yang diberikan biaya transaksi Rekening lawan – tagihan kontijensi 12.500 8.333 4.167 Pengakuan sebagai tagihan kontijen Tagihan kontijensi Rekenng lawan – tagihan kontijensi 187.500 187.500 Pembentukan kekurangan penyisihan kerugian untuk pencadangan 100 tanpa memperhitungkan agunan Beban penyisihan kerugian kredit Penyisihan kerugian kredit 12.000.000 12.000.000 Penghapusan kredit Penyisihan kerugian kredit Kredit yang diberikan – pokok kredit Memo kredit dihapuskan Rekening lawan – memorial kredit dihapuskan 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 penghapusan • Pada 30 Juni 2011 Debitur menyelesaikan kreditnya dengan membayar sejumlah Rp18.000.000, dan ditetapkan bahwa kredit telah diselesaikan. Pada Rekening memorial terdapat Memorial kredit yang dihapusbuku sebesar Rp15.000.000 dan Tagihan kontinjensi atas bunga Rp 375.000. asumsi: bunga kontinjensi tetap dihitung s.d. 30 Juni 2010 110 Jurnal Penerimaan setoran Debitur KasRekening Pendapatan operasional lain 18.000.000 18.000.000 Penghapusan catatan extracomptable Rekening lawan – memorial kredit dihapus bukukan Memorial kredit yang dihapusbuku Rekening lawan – tagihan kontijensi Tagihan kontijensi 15.000.000 15.000.000 3.000.000 3.000.000 Menghapuskan sisa tagihan kontijensi 375.000 Rekening lawan – tagihan kontijensi Tagihan kontijensi 375.000 375.000 • Dari contoh sebelumnya misalnya kredit tidak dilunasi setelah dilakukan upaya penagihan dan upaya penyelesaian namun tidak mendapatkan hasil, dan pada 31 Desember 2011 kredit diputuskan untuk dihapustagih 111 Jurnal Penghapusan kredit Rekening lawan – memorial kredit dihapuskan Memo kredit dihapuskan 15.000.000 15.000.000 Penghapusan tagihan kontiijensi Rekening lawan – tagihan kontijensi Tagihan kontijensi 4.500.000 4.500.000 • Restrukturisasi Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan BPR dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. • Berdasarkan pertimbangan ekonomi atau hukum, BPR memberikan konsesi khusus kepada debitur, yaitu konsesi yang tidak akan diberikan apabila tidak terdapat kesulitan keuangan di pihak debitur. • Restrukturisasi kredit dilakukan apabila BPR mempunyai keyakinan bahwa debitur masih memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajibannya setelah kreditnya direstrukturisasi. • Pengakuan dan pengukuran Nilai Tunai Penerimaan Kas Masa Depan adalah nilai tunai perkiraan arus kas masa depan dari total kewajiban debitur sesuai dengan perjanjian restrukturisasi kredit berdasarkan tingkat diskonto tertentu suku bunga kontraktual awal. • Cara Restrukturisasi – Modifikasi persyaratan kredit: penurunan suku bunga, perpanjangan, pengurangan tunggakan – Penambahan fasilitas kredit: fresh money atau konversi tunggakan bunga 1. Modifkasi persyaratan – Pembayaran yang akan diterima di masa depan berdasarkan persyaratan yang baru diukur sebesar nilai tunai. – Arus kas masa depan diukur sebesar nilai tunai menggunakan suku bunga kontraktual awal kredit. – Jika nilai tunai lebih rendah selisihnya diakui sebagai kerugian restrukturisasi 2. Penambahan fasilitas - konversi tunggakan bunga – Penambahan nilai tercatat diakui sebagai pendapatan bunga yg ditangguhkan. – Pendapatan bunga yg ditangguhkan diamortisasi dan diakui sebagai • pendapatan bunga sepanjang kredit termasuk kategori performing , • tidak diamortisasi dan tidak diakui jika termasuk non performing . • Penyajian 1. Kerugian restrukturisasi kredit disajikan sebelum beban operasional pada pos Beban Kerugian Restrukturisasi Kredit. 2. Penyisihan restrukturisasi kredit, yang merupakan selisih antara nilai tercatat kredit dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan, disajikan sebagai pos pengurang dari kredit yang direstrukturisasi. 3. Pendapatan bunga yang ditangguhkan, yang merupakan hasil konversi tunggakan bunga, disajikan sebagai pos pengurang dari kredit yang direstrukturisasi. • Pengungkapan 1. Jumlah kredit yang direstrukturisasi, jenis restrukturisasi yang dilakukan, dan alasan restrukturisasi. 2. Data komparatif mengenai: a jumlah kredit bermasalah; b jumlah pendapatan yang diakui dengan basis kas selama periode timbulnya kredit bermasalah; c jumlah fasilitas kredit tambahan yang diberikan kepada debitur yang direstrukturisasi; d d kerugian restrukturisasi kredit; dan informasi lain atas kredit yang direstrukturisasi. 117 Keterangan Jurnal Modifikasi persyaratan kredit Apabila nilai tunai lebih rendah dibandingkan nilai tercatat Db. Kredit yang diberikan baru Kr. Kredit yang diberikan lama Db. Beban kerugian restrukturisasi kredit Kr. Penyisihan kerugian kredit Konversi tunggakan tagihan bunga a Pada saat restrukturisasi Db. Kredit yang diberikan Kr. Pendapatan bunga yang ditangguhkan Amortisasi pendapatan bunga yang ditangguhkan pada saat kredit yang direstrukturisasi termasuk kategori performing Db. Pendapatan bunga yang ditangguhkan Kr. Pendapatan bunga Pada saat kredit yang direstrukturisasi termasuk kategori nonperforming Tidak ada amortisasi pendapatan bunga yang ditangguhkan • Pada tanggal 1 Januari 2010, kredit yang diberikan BPR XYZ kepada Debitur A perjanjian kredit modal kerja: : • Maksimum kredit Rp. 240.000.000, Jangka waktu 2 tahun, Jenis kredit Modal Kerja, Bunga 16tahun atau 1,33bulan, Provisi 1 atau Rp. 2.400.000, Tidak ada biaya transaksi BPR yang dapat diatribusikan secara langsung. Cicilan bunga kredit dilakukan setiap bulan, pembayaran pokok dilakukan pada akhir masa kredit bullet-payment. Berdasarkan data di atas, total dana yang dikeluarkan bank sebesar Rp237.600.000 = Rp 240.000.000 – Rp2.400.000. • Asumsi: Agunan diserahkan dengan nilai awal Rp 300.000.000 dan coverage 60., Penyisihan kerugian atas kredit non-lancar dibentuk penuh setelah memperhitungkan agunan. 118 Jurnal Penarikan kredit Kredit yang diberikan – baki debet Kredit yang diberikan – provisi KasRekening 240.000.000 2.400.000 237.600.000 Pembentukan penyisihan kerugian kredit, 0.5 dari kredit kategori lancar Beban penyisihan kerugian kredit Penyisihan kerugian kredit 1.200.000 1.200.000 Amortisasi atas provisi Kredit yang diberikan – Provisi Pendapatan bunga 100.000 100.000 119 Ilustrasi Kredit - Penarikan Pendapatan bunga No Periode PKK Predit Provisi Saldo kredit Pokok Bunga Am Provisi Total 1 0101201 240.000.00 2.400.00 237.600.00 2 3101201 240.000.00 2.300.00 237.700.00 3.200.000 100.000 3.300.000 3 2802201 240.000.00 2.200.00 237.800.00 3.200.000 100.000 3.300.000 4 3103201 240.000.00 2.100.00 237.900.00 3.200.000 100.000 3.300.000 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22 3009201 240.000.00 300.000 239.700.00 3.200.000 100.000 3.300.000 23 3110201 240.000.00 200.000 239.800.00 3.200.000 100.000 3.300.000 24 3011201 240.000.00 100.000 239.900.00 3.200.000 100.000 3.300.000 25 3112201 240.000.0 00 76.800.00 2.400.00 79.200.00 penyisihan kurang lancar • Pada 31 Maret kredit dinyatakan kurang lancar • Amortisasi biaya transaksi dan provisi terus dilakukan tidak tergantung kolektibiltas • Diasumsikan, penyisihan kerugian untuk kredit kurang lancar adalah 10 dari kredit setelah dikurangi agunan. Mengingat agunan hanya memenuhi sebagian kredit yaitu Rp180.000.000 Rp300.000.000 x 60 sehingga dengan saldo penyisihan kerugian sebesar Rp1.200.000, kekurangan pembentukan penyisihan kerugian sebesar Rp4.800.000 R60.000.000x10 - Rp1.200.000 120 Jurnal 31 Maret 2010, koreksi pengakuan bunga akrual Terakumulasi Jan-Mar 240jtx16x312=9.600.000 Pendapatan bunga Pendapatan bunga yang akan diterima 9.600.000 9.600.000 Pengakuan sebagai tagihan kontijensi Tagihan kontijensi Rekenng lawan – tagihan kontijensi 9.600.000 9.600.000 Amoritisasi atas biaya transaksi dan provisi Kredit yang diberikan – provisi Pendapatan bunga 100.000 100.000 Pembentukan penyisihan kerugian umum kredit kurang lancar Beban penyisihan kerugian kredit Penyisihan kerugian kredit 4.800.000 4.800.000 • Restrukturisasi dengan perpanjangan jangka waktu dan perubahan suku bunga • Pada tanggal 30 April 2010, debitur mengalami penurunan omset penjualan dan mengajukan restrukturisasi, dengan kondisi sebagai berikut: – Memperpanjang jangka waktu kredit menjadi 3 tahun terhitung sejak tanggal 30 April 2010. – Penurunan suku bunga menjadi 14. Tagihan bunga s.d. 30 April 2010 sebesar Rp12.800.000 dilunasi. – Tidak ada penambahan agunan – Proyeksi rekening debitur dengan arus kas baru sebagai berikut: Proyeksi restrukturisasi kredit dengan modifikasi persyaratan, perpanjangan jangka waktu dan penurunan suku bunga • Bunga Januari s.d. April 2010 terakumulasi sebesar Rp240.000.000 x 16 x 412 bulan = Rp12.800.000 • Perhitungan nilai tunai dari arus kas masa depan jadwal hasil restrukturisasi dengan tingkat diskonto tingkat bunga kontraktual awal sebelum restrukturisasi. Proyeksi arus kas hasil restrukturisasi, nilai tunai dari arus kas pokok dan bunga hasil restrukturisasi adalah sebesar Rp228.622.476. • Kerugian restrukturisasi timbul jika nilai tunai lebih rendah dibanding nilai tercatat kredit pada saat restrukturisasi. Dengan nilai tunai Rp228.622.476 lebih rendah dibanding dengan okok kredit Rp240.000.000, terdapat kerugian restrukturisasi kredit: – Pokok kredit Rp 240.000.000 – Nilai tunai arus kas dikonto 16 Rp 228.622.476 – Total Kerugian restrukturisasi kredit Rp 11.377.524 • PV 240.000.000 dg bunga 16, 3 tahun = 148.979.805 • PV Annuitas pembayaran bunga 14 2.800.000 bunga 1612 selama 36 bulan = 79.712.812 121 122 Pendapatan bunga No Periode PKK Predit Kerugian Saldo kredit Pokok Bunga Am Provisi Total 1 3004201 240.000.00 2.400.00 237.600.00 2 3105201 240.000.00 2.151.70 237.848.30 2.800.000 3.048.300 248.300 2.800.000 3 3006201 240.000.00 1.900.09 238.099.91 2.800.000 3.051.610 251.610 2.800.000 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22 3009201 240.000.00 300.000 239.700.00 2.800.000 3.184.417 384.417 2.800.000 23 3110201 240.000.00 89.543 240.089.54 3 2.800.000 3.189.543 389.543 2.800.000 24 3011201 240.000.00 484.280 240.484.28 2.800.000 3.194.737 394.737 242.800.00 25 3112201 240.000.00 100.000.00 112.177.52 4 11.377.52 4 340.800.00 Pokok Bunga Total Pokok Kredit 240.000.000 Nilai tunai 16 148.979.805 79.712.812 228.622.476 Kerugian restrukturisasi 11.377.524 123 Jurnal Penerimaan kas atas pelunasan tunggakan bunga dan denda: Kas Pendapatan bunga operasional lain – tunggakan 12.800.000 12.800.000 Pengurangan rekening memorial tunggakan bunga krn dilunasi Rekening lawan – tagihan kontijensi Tagihan kontijensi 12.800.000 12.800.000 Pencatatan hasil restrukturisasi dan pembebanan kerugian restrukturisasi kredit: Kredit yang diberikan – Baki debet baru Kredit yang diberikan – Baki debet baru Beban kerugian restrukturisasi kredit Penyisihan kerugian restrukturisasi 240.000.000 240.000.000 11.377.524 11.377.524 Amortisasi atas biaya transaksi dan provisi Kredit yang diberikan – provisi Pendapatan bunga 2.100.000 2.100.000 • Kredit hasil restrukturisasi setelah kerugian restrukturisasi tercatat sebesar Rp228.622.476. • Dengan asumsi kolektibilitas tidak berubah Kurang Lancar, maka BPR perlu membentuk penyisihan kerugian kredit sebesar Rp4.862.248 Rp228.622.476 – Rp180.000.000 x 10, saldo penyisihan kerugian kredit tercatat sebesar Rp6.000.000 maka terdapat kelebihan penyisihan kerugian kredit sebesar Rp1.137.752. • Diasumsikan kelebihan ini dapat diakui langsung pada saat restrukturisasi: 124 Jurnal Penyisihan kerugian kredit Pendapatan operasi lainnya 1.137.752 1.137.752 • Kerugian restrukturisasi kredit disajikan sebagai pos pengurang dari kredit yang direstrukturisasi. Pada tanggal 30 April 2010 kredit disajikan sbb: – Kredit yg diberikan – Baki debet Rp 240.000.000 – Penyisihan kerugian restrukturisasi -- Rp 11.377.524 – Kredit yang diberikan Rp 228.622.476 – Penyisihan kerugian kredit -- Rp 4.862.248 – Kredit yang diberikan neto Rp 223.760.228 • Pada 31 Mei 2010, selain pelunasan bunga juga dilakukan amortisasi kerugian restrukturisasi dari kenaikan nilai tercatat. 125 Jurnal Kas Penyisihan kerugian kredit Pendapatan bunga 2.800.000 316.042 3.116.042 • Dengan kenaikan nilai tercatat kredit sebesar Rp316.042, penyisihan kerugian restrukturisasi menjadi Rp11.061.482. Dengan demikian kredit tercatat menjadi Rp228.938.518. • Diasumsikan kualitas kredit tetap Kurang Lancar maka BPR perlu membentuk penyisihan kerugian kredit sebesar Rp228.938.518 – Rp180.000.000 x 10 = 4.893.852. Dengan saldo penyisihan kerugian kredit sebesar Rp4.862.248 maka BPR perlu membentuk kekurangan penyisihan kerugian kredit sebesar Rp 31.604. Jurnal Beban penyisihan kerugian kredit Penyisihan kerugian kredit 31.604 31.604 Pada tanggal 31 Mei 2010 kredit disajikan sbb: • Kredit yg diberikan – Baki debet Rp 240.000.000 • Penyisihan kerugian restrukturisasi -- Rp 11.061.482 • Kredit yang diberikan Rp 228.938.518 • Penyisihan kerugian kredit -- Rp 4.893.518 • Kredit yang diberikan neto Rp 224.044.667 • Pada 30 April 2013, nasabah melunasi pinjamannya dengan membayar pokok dan bunga: 126 Jurnal Kas Penyisihan kerugian kredit Kredit yang diberikan – baki debit Pendapatan bunga 242.800.000 316.042 248.000.000 3.116.042 • Penghapusan penyisihan kerugian kredit yang dibentuk: Diasumsikan debitur membayar semua kewajibannya sehingga kualitas kredit membaik menjadi Lancar. Dengan asumsi kualitas kredit Lancar maka saldo penyisihan kerugian kredit yang telah dibentuk s.d. 31 Maret 2013 adalah sebesar Rp 1.198.026 Rp239.605.263 x 0,5:kerugian kredit sebesar Rp4.862.248 maka BPR perlu membentuk kekurangan penyisihan kerugian kredit sebesar Rp24.830. Jurnal Penyisihan kerugian kredit Pendapatan operasional lainnya 1.198.026 1.198.026 • AYDA adalah aset yang diperoleh BPR, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada BPR. • Biaya untuk menjual adalah biaya yang dapat diatribusikan kepada pelepasan aset. 127 1. AYDA adalah aset yang diperoleh BPR, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada BPR. 2. AYDA yang dapat dicatat pada neraca, hanya aset tetap dan atau bergerak yang berasal dari penyelesaian kredit yang diberikan 3. Urutan pos penyajian AYDA dalam neraca adalah pada urutan pos setelah nilai bersih Kredit Yang Diberikan, dan sebelum Aset Tetap – Inventaris 3. Penyajian AYDA pada saat pengakuan awal adalah sebesar nilai pasar wajarnya setelah dikurangi dengan biaya-biaya untuk menjualnya kembali, dan maksimal sebesar baki debet outstanding kredit yang diberikan 4. Bank tidak boleh mengakui laba pada saat pengambilalihan aset 128 5. Penyajian AYDA setelah pengakuan awal, disajikan berdasarkan nilai terendah antara nilai tercatat dengan nilai pasar wajarnya setelah diperhitungkan biaya untuk menjualnya 6. Selisih lebih antara nilai tercatat dengan nilai pasar wajar AYDA setelah dikurangi biaya untuk menjualnya, diakui sebagai kerugian atas Beban Penurunan Nilai AYDA dalam Laporan Rugi-Laba 7. Agunan yang diambil alih tidak disusutkan 8. Beban-beban perolehan AYDA dan pemeliharaannya dibebankan pada saat terjadinya transaksi 9. Selisih antara nilai tercatat dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai Laba atau Rugi Penjulan AYDA dalam pos Pendapatan atau Beban Non Operasional • 129 • Pada tanggal 1 Januari 2010, kredit yang diberikan BPR ABC kepada Debitur X dengan data sesuai perjanjian kredit modal kerja sebagai berikut: • Maksimum kredit Rp. 15.000.000. Jangka waktu 1 tahun, Bunga 15tahun atau 1,25bulan, Provisi 1 atau Rp. 150.000, Biaya transaksi BPR yang dapat diatribusikan secara langsung Rp.100.000. • Pelunasan kredit dilakukan di akhir periode kredit. Berdasarkan data di atas, total dana yang dikeluarka sebesar Rp. 14.950.000 = Rp. 15.000.000 - Rp.150.000 + Rp.100.000.n bank • Asumsi: – Sampai dengan 31 Desember 2010, debitur tidak memenuhi seluruh kewajibannya dan dinyatakan memiliki kolektibilitas Macet. – Agunan diserahkan dengan nilai awal Rp 20.000.000 dan coverage 50. Penyisihan kerugian pada kolektibilitas macet harus dibentuk sebesar Rp5.0000.000, namun pada 31 Desember 2010, nilai pasar agunan menurun menjadi Rp 10.500.000 dan biaya penjualan sebesar Rp 500.000. – Penyisihan kerugian dibentuk penuh setelah memperhitungkan agunan. 130 • Pada tanggal 31 Maret 2010 diasumsikan kredit dinyatakan kurang lancar • Koreksi pengakuan bunga akrual: Akumulasi pendapatan bunga yang telah diakui sebagai pendapatan s.d. Maret 2010 sebesar Rp562.500. • Pembentukan penyisihan kerugian, asumsi 0.5 dari kredit lancar dan 10 dari porsi kredit kurang lancar yang tidak tercover nilai agunan: Nilai kredit sebesar Rp15.000.000, nilai agunan Rp10.000.000 50 dari Rp20.000.000 sehingga nilai kredit yang tidak tercover jaminan adalah Rp5.000.000. Penyisihan = 10 x 5.000.000 = 500.000 • Penyisihan kerugian kredit yang telah dibentuk Rp75.000, sehingga kekurangan pembentukan penyisihan kerugian kredit sebesar Rp425.000. 500.000-75.000 131 Jurnal 31 Maret 2010, koreksi Akumulasi pendapatan bunga yang telah diakui sebagai pendapatan s.d. Maret 2010 sebesar Rp562.500 Pendapatan bunga Pendapatan bunga yang akan diterima 562.500 562.500 Pengakuan sebagai tagihan kontijensi Tagihan kontijensi Rekenng lawan – tagihan kontijensi 562.500 562.500 Pembentukan penyisihan kerugian umum kredit kurang lancar Beban penyisihan kerugian kredit Penyisihan kerugian kredit 425.000 425.000 • Tanggal 31 Desember 2010, diasumsikan diputuskan sebagai kategori kredit macet dan akan diselesaikan dengan penjualan agunan. • Tidak ada penjurnalan khusus, agunan yang akan digunakan sebagai proses penyelesaian kredit dicatat pada rekening administratif. • Diasumsikan penyisihan kerugian kredit untuk kolektibilitas Diragukan telah dibentuk sebesar Rp2.500.000 50 x Rp5.000.000, sehingga kekurangan pembentukan penyisihan kerugian kredit untuk kolektibilitas macet adalah sebesar Rp2.500.000. 132 Jurnal Pencatatan agunan yang akan digunakan Agunan untuk penyelesaian kredit Memorial : Agunan untuk penyelesaian kredit 10.500.000 10.500.000 Pembentukan penyisihan kerugian umum kredit Beban penyisihan kerugian kredit Penyisihan kerugian kredit 2.500.000 2.500.000 • Tanggal 31 Januari 2011 diasumsikan bersama dengan Debitur agunan dijual untuk menyelesaian kreditnya: Hasil penjualan agunan Rp 10.500.000 Biaya penjualan agunan Rp 500.000, Penerimaan kas dari debitur atas kekurangan pelunasan kewajiban Rp 7.000.000 • Pada saat penjualan agunan: Hasil penjualan agunan diterima secara tunai. Biaya penjualan dibayarkan tunai sebesar Rp500.000, diperhitungkan langsung dengan harga jual sehingga diperoleh hasil penjualan bersih sebesar Rp10.000.000. 133 Jurnal KasRekening Penyisihan kerugian kredit Kredit yang diberikan – baki debit 10.000.000 5.000.000 15.000.000 Pembentukan saldo memorial kredit yang dihapusbuku Memorial kredit yang dihapusbuku Rekening lawan: memorial kredit yang dihapusbuku 5.000.000 5.000.000 Debitur membayar sisa kewajibannya. KasRekening Pendapatan operasional lain 7.000.000 7.000.000 Pengurangan rekening memorial kontinjensi dan agunan Rekening lawan – Tagihan kontinjensi Memorial: Agunan untuk penyelesaian kredit Tagihan kontijensi Agunan untuk penyelesaian kredit 2.000.000 10.500.000 2.000.000 10.500.000 • Penyisihan kerugian yang telah dibentuk adalah Rp5.000.000 100 dari nilai kredit yang tidak tercover agunan, hasil penjualan lebih kecil dari nilai kewajiban debitur. • Sisa tagihan kontinjensi pada 31 Januari 2011 sebesar Rp250.000 Rp2.250.000 – Rp2.000.000 • Dari kasus 1.b, diasumsikan pada 31 Desember 2010 diputuskan sebagai kategori kredit macet dan akan diselesaikan dengan pengambilalihan agunan yang diambil alih. • Pada 31 Januari 2011 diasumsikan pelaksanaan pengambilalihan agunan sebagai penyelesaian kredit. • Pada saat pengambilalihan agunan: Agunan Yang Diambil Alih dinilai dengan nilai wajar atau nilai jual bersih yaitu Rp10.000.000, sama dengan nilai tercatat kredit sebesar Rp10.000.000 Penyisihan kerugian yang telah dibentuk Rp5.000.000 sebagaimana perhitungan di kasus 1 b.. 134 Jurnal Pencatatan agunan yang akan digunakan Agunan untuk penyelesaian kredit Penyisihan kerugian kredit Kredit yagn diberkan – baki debit Memorial : Agunan untuk penyelesaian kredit 10.000.000 5.000.000 15.000.000 Penghapusan kontijensi Rekening lawan – tagihan kontijensi Tagihan kontijensi 2.250.000 2.250.000 Penjualan agunan KasRekening Agunan yang diambil alih 10.000.000 10.000.000 1. Aset tetap disajikandinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan 2. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus straight-line method, berdasarkan masa mafaat ekonomis aset tetap tersebut 3. Pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan rutin Aset Tetap dan Inventaris dibebankan sebagai beban operasi pada laporan rugi-laba pada saat terjadinya 4. Pengeluaran yang memperpanjang umur ekonomis Aset Tetap dan Inventaris ditambahkan pada jumlah tercatat asset yang bersangkutan dikapitalisasi 5. Apabila Aset Tetap dan Inventaris tidak digunakan lagi dan atau dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari neraca sebagai asset tetap 6. Keuntungan dan kerugian yang terjadi akibat dikeluarkannya asset tetap dan iventaris dari pencatatan, diakui sebagai laba atau rugi pada tahun buku terkait 135 • Aset Tidak Berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. • Dapat diperoleh secara eksternal melalui atau dihasilkan secara internal • Aset Tidak Berwujud hanya dapat diakui apabila berasal dari eksternal. • Umur manfaat berdasarkan hak kontraktual hukum atau 10 tahun jika tidak dapat diestimasi, • Nilai residu 0 kecuali ada komitmen pihak ketiga untuk membeli • Indikasi penurunan nilai. • Biaya pendirian tidak memenuhi definisi aset tidak berwujud  beban 136 1. Aset dinyatakan sebesar nilai buku aset lain-lain terkait 2. Yang tergolong kepada aset lain-lain di BPR adalah seluruh aset yang tidak bisa di kelompokan kepada komponen di atas komponen: kas dan setara kas, penempatan pada bank lain, kredit diberikan, aset tetap serta good will, yaitu berupa, antara lain: – Uang muka pajak badan – Perlengkapan kantor – Pajak dibayar dimuka – Biaya dibayar dimuka – premi penjaminan simpanan, Persediaan alat tulis, Piutang intern operasi, Sewa dibayar dimuka , Asuransi dibayar dimuka., panjar-panjar , Asuransi karyawan – Biaya tangguhan: Software system BPR – Piutang dari perusahaan asuransi – Mata uang kertas dan logam yan ditarik dari peredaran – dsb 137 1. Kewajiban Segera dinyatakan sebesar nilai bukunya. 2. Kewajiban Segera adalah kewajiban yang telah jatuh tempo dan atau yang segera dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayar. 3. Kewajiban Segera adalah segala kewajiban yang harus segera dibayarkan, selambatnya dalam kurun 1 satu bulan ke depan harus diselesaikan 4. Penyajian : disajikan jumlah yang harus diselesaikan 5. Pengungkapan : rincian 6. Yang tergolong kepada Kewajiban Segera di BPR berupa: • Titipan pajak - Titipan DPLK • Titipan Jamsostek - Titipan Askes • Titipan Dana pihak ketiga - Titipan Realisasi kredit • dsb 138 V 1. Utang Bunga diakui sebesar jumlah bunga kontraktual, baik untuk akrual bunga maupun yang telah jatuh tempo. 2. Utang Bunga merupakan pos yang dimaksudkan untuk menampung kewajiban BPR yang timbul dari pengakuan biaya bunga dari aktivitas yang terkait dengan fungsi BPR. 3. Kewajiban bunga adalah kewajiban bunga yang telah jatuh tempo dan atau yang segera dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayar. 4. Utang Bunga disajikan sebesar jumlah yang harus diselesaikan. 5. Pengungkapan : rincian akrual bunga dan bunga jatuh tempo, utang pihak pada pihak yang memiliki hubungan istimewa 6. Komponen Hutang Bunga di BPR pada umumnya berupa: – Kewajiban bunga yang telah menjadi beban BPR tetapi belum dibayar akrual bunga. – Bunga deposito yang sudah jatuh tempo namun belum diambil oleh nasabah. – Bunga dari transaksi lainnya yang sudah jatuh tempo namun belum diambil. 139 1. Utang Pajak adalah kewajiban pajak penghasilan badan yang terutang atas penghasilan BPR. 2. Utang pajak merupakan selisih kurang atas kewajiban pajak penghasilan BPR setelah memperhitungkan angsuran pajak atau pajak dibayar dimuka. 3. Utang Pajak diakui sebesar jumlah yang harus disetorkan ke Kas Negara.

4. Penyajian Utang Pajak disajikan sebesar jumlah yang harus