18
BAB ISI BAB
ISI
1 Ruang Lingkup
16 Aset Tidak Berwujud
2 Konsep dan Prinsip Pervasive
17 Sewa
3 Penyajian Laporan Keuangan
18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi
4 Neraca
19 Ekuitas
5 Laporan Laba Rugi
20 Pendapatan
6 Laporan Perubahan Ekuitas
21 Biaya Pinjaman
7 Laporan Arus Kas
22 Penurunan Nilai Aset
8 Catatan atas Laporan Keuangan
23 Imbalan Kerja
9 Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan
24 Pajak Penghasilan
10 Investasi pada Efek Tertentu
25 Mata Uang Pelaporam
11 Persediaan
26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan
Entitas Anak 27
Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan
13 Investasi pada Joint Venture
28 Pengungkapan Pihak-pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa 14
Propoerti Investasi 29
Ketentuan Transisi 15
Aset Tetap 30
Tanggal Efektif Daftar Istilah
• SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik ETAP, yaitu entitas yang:
Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi
pengguna eksternal
• Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan
Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang
dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di
pasar modal; atau
Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk
sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun,
reksa dana dan bank investasi.
• Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat
menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
Contoh: Bank Perkreditan Rakyat BPR
19
PPL - IAPI
ETAP
• SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan • SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung
untuk laporan arus kas. • SAK ETAP menggunakan metode biaya untuk investasi ke
asosiasi dan menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan.
• SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 5055. • SAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk aset
tetap, aset tidak berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih model biaya atau model reavaluasi.
• Beberapa pengaturan yang tidak dalam PSAK ETAP : penggabungan usaha,
derivatif, hedging
20
PPL - IAPI
KDPPLK SAK ETAP
Tujuan laporan keuangan Sama
Karakteristik kualitatif laporan keuangan Sama
Unsur-unsur laporan keuangan Sama – nama laporan
berbeda Konsep pengakuan
Sama Konsep pengukuran:
biaya historis
biaya kini
nilai realisasi bersih
nilai sekarang
Konsep pengukuran:
biaya historis
nilai wajar
Konsep pemeliharaan modal Tidak ada
21
SAK UMUM SAK ETAP
Kepatuhan terhadap SAK Pengungkapan atas PSAK
“misleading” Kepatuhan terhadap SAK ETAP
Komponen laporan keuangan:
Lap posisi keuanganneraca
Lap laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Lap perubahan ekuitas
Lap arus kas
Catatan atas laporan keuangan
Komponen laporan keuangan:
Neraca
Lap laba rugi
Lap perubahan ekuitas
Lap arus kas
Catatan atas laporan keuangan
Tanggung jawab atas lapkeu Tidak ada
Dasar akrual kelangsungan usaha
Sama
22
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Neraca •
Pos minimal yang disajikan banyak
• Urutan penyajian
• Pengungkapan banyak
Neraca •
Pos minimal yang disajikan lebih sedikit
• Sama
• Pengungkapan lebih sederhana
Laporan laba rugi komprehensif •
Laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
• Pos minimal
Laporan laba rugi •
Laba rugi
• Pos minimal lebih sedikit
23
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Laporan perubahan ekuitas
Pos minimal
Pengungkapan distribusi dividen dan dividen per saham
Tidak diperkenankan
Laporan perubahan ekuitas
Pos minimal lebih sedikit
Tidak ada
Laporan perubahan ekuitas dan saldo laba dapat menggantikan
lap laba rugi dan lap perubahan ekuitas
Laporan arus kas
Arus kas operasi disajikan dengan metode langsung atau tidak
langsung
Arus kas valas, bunga dividen, pajak penghasilan, investasi pada
entitas anak, ventura bersama entitas asosiasi, perubahan
kepemilikan, dan transaksi nonkas
Kas yang dibatasi Laporan arus kas
Arus kas operasi disajikan
dengan metode tidak langsung
Arus kas bunga dividen, pajak penghasilan, dan transaksi
nonkas
Tidak ada
24
SAK UMUM SAK ETAP
Catatan atas laporan keuangan
Kebijakan akuntansi
Sumber estimasi ketidakpastian
Modal
Dividen dan informasi umum
entitas Catatan atas laporan keuangan
Kebijakan akuntansi
Sumber estimasi
ketidakpastian
25
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Laporan keuangan konsolidasian Tidak menyusun laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan tersendiri lampiran dari laporan keuangan
konsolidasian
Konsolidasi entitas bertujuan khusus
26
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Kebijakan akuntansi
Pemilihan kebijakan akuntansi
PSAK serupa
Conceptual framework
Other pronouncements,
literatur dan praktik
Dampak penerapan PSAK
yang akan berlaku Kebijakan akuntansi
Pemilihan kebijakan
akuntansi
Bagian SAK serupa
Conceptual framework
SAK umum
Other pronouncements,
literatur dan praktik
Tidak ada
Estimasi akuntansi Sama
Kesalahan Sama
dan Kesalahan
27
SAK UMUM SAK ETAP
Instrumen keuangan Efek yang diperdagangkan
marketable securities
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Tersedia untuk dijual
Dimiliki hingga jatuh tempo
Pinjaman yang diberikan
dan piutang
Diperdagangkan
Tersedia untuk dijual
Dimiliki hingga jatuh tempo
Maksud dan kemampuan Maksud
28
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Biaya perolehan atau nilai realisasi neto mana lebih
rendah Sama
FIFO dan rata-rata tertimbang Sama
Persediaan pialang-pedagang komoditi menggunakan fair
value Tidak ada
Persediaan pemberi jasa Sama
29
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Pengaruh signifikan •
Faktor kuantitatif dan kualitatif •
Hak suara potensial Pengaruh signifikan
• Faktor kuantitatif
• Tidak ada
Metode ekuitas Metode biaya
Investasi pada entitas asosiasi yang tersedia untuk dijual
Tidak ada
30
SAK UMUM SAK ETAP
Pengaturan bersama Pengendalian bersama operasi
Pengaturan bersama Pengendalian bersama aset
Investasi pada joint venture •
Metode ekuitas
Pengendalian bersama entitas •
Metode biaya
31
SAK UMUM SAK ETAP
Pengendalian, termasuk entitas bertujuan khusus
Pengendalian, tidak mengatur entitas bertujuan khusus
Metode ekuitas dan harus dikonsolidasikan
Metode ekuitas dan tidak dikonsolidasikan
Transaksi pelepasan kepemilikan tetapi tidak
menyebabkan hilangnya pengendalian transaksi
ekuitas Tidak ada
32
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Properti investasi •
Model biaya •
Model nilai wajar Properti investasi
• Model biaya
Aset tetap •
Model biaya •
Model revaluasi Aset tetap
• Model biaya revaluasi jika
peraturan pemerintah
mengijinkan
33
SAK UMUM SAK ETAP
Berasal dari internal dan eksternal
Berasal dari eksternal
Umur manfaat terbatas dan tidak terbatas
Umur manfaat terbatas
Goodwill Tidak lebih dari 20 tahun
pengaturan tentang penggabungan usaha tidak
ada
Model biaya dan model revaluasi
Model biaya
34
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung sewa
Perjanjian sewa
Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang memerlukan judgment.
Sewa modal jika terjadi perpindahan risiko dan manfaat.
Klasifikasi sewa: indikator yang tidak perlu judgment:
pengalihan aset
opsi beli
min 75 umur ekonomis
min 90 nilai wajar
aset bersifat khusus Jual dan sewa-balik
sale and leaseback Tidak ada Sewa dan sewa lanjut
lease and sublease
Tidak ada
35
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Kewajiban diestimasi provisi, aset kontinjensi, dan kewajiban
kontinjensi Sama
Ekuitas Sama
Pendapatan penjualan barang dan jasa
Sama
Kontinjensi, Ekuitas, dan Pendapatan
36
Penggunaan istilah yang berbeda, dalam SAK ETAP masih menggunakan Kewajiban diestimasi bukan provisi seperti dalam PSAK 57.
SAK UMUM SAK ETAP
Biaya pinjaman dikapitalisasi Biaya pinjaman dibebankan
Penurunan nilai
Instrumen keuangan: berdasarkan bukti objektif
incurred loss Penurunan nilai
Pinjaman yang diberikan dan
piutang: expected loss aging schedule
Goodwill dan aset tidak
berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas
Diamortisasi maks 20 tahun
Persediaan
Selisih nilai buku dan nilai
realisasi bersih
Aset lain
Selisih nilai buku dan nilai
jual dikurangi dengan biaya menjual
37
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja,
perhitungan lebih sederhana
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja Pesangon pemutusan kerja
Imbalan berbasis saham Tidak ada
38
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Konsep pajak tangguhan deferred tax concept
Konsep pajak terutang tax
liability concept
Laba fiskal dan laba akuntansi Laba fiskal Aset dan liabilitas pajak
tangguhan Utang pajak
39
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang asing
Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang asing jika
merupakan mata uang fungsionalnya
Transaksi valas: kurs tanggal transaksi
Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan mingguan
Valas
40
PPL - IAPI
PEDOMAN AKUNTANSI BPR staff.blog.ui.ac.idmartani
41
• Kebijakan Bank Indonesia yang mengijinkan BPR untuk menerapkan SAK ETAP
• Pedoman Akuntansi BPR merupakan penjabaran lebih lanjut prinsip dan substansi pengaturan dalam SAK ETAP untuk
membantu BPR dalam menyusun laporan keuangan.
• Penyusunan PA-BPR ini bertujuan :
– untuk memberikan acuan minimum yang harus dipenuhi oleh BPR dalam menyusun laporan keuangannya.
– untuk menciptakan keseragaman sehingga dapat meningkatkan daya banding laporan keuangan di antara BPR.
• Proses penyusunan Pedoman Akuntansi BPR yang melibatkan stakeholder dan melalui
due process procedure, termasuk public hearing dan limited hearing.
42
PPL - IAPI
I
• Untuk membantu pengguna dalam menyusun laporan keuangan agar sesuai dengan tujuan laporan keuangan,
yaitu:
– Pengambilan keputusan ekonomi semua pihak – Menilai prospek arus kas
– Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi – Menciptakan keseragaman sehingga meningkatkan
daya banding laporan keuangan BPR. – Menjadi acuan minimum yang harus dipenuhi oleh BPR
dalam menyusun laporan keuangan.
43
PPL - IAPI
BPR
• Bab I Pendahuluan
• Bab II Tata Cara Penyesuaian atas
Pos-Pos Laporan Keuangan
• Bab III Laporan Keuangan
• Bab IV Akuntansi Aset
• Bab V Akuntansi Kewajiban
• BaB VI Akuntansi Ekuitas
• BaB VII Laporan Laba Rugi
• Bab VIII Laporan Arus Kas
• Bab IX Laporan Perubahan Ekuitas
• Bab X Catatan atas Laporan
Keuangan • Contoh Kasus
44
• Ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. • Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik SAK ETAP. • Standar Akuntansi Keuangan SAK non - ETAP.
• Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan
BPR. • Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum.
Dalam hal standar akuntansi keuangan memberikan pilihan atas perlakuan akuntansi, maka BPR wajib
mengikuti pilihan sesuai ketentuan Bank Indonesia.
I
45
PPL - IAPI
• Jurnal, akun dan contoh yang digunakan dalam hanya merupakan ilustrasi dan tidak bersifat
mengikat.
• BPR dapat mengembangkan metode sesuai sistem masing-masing sepanjang memberikan hasil akhir
yang tidak berbeda.
• Transaksi BPR yang dicantumkan diprioritaskan pada transaksi yang umum terjadi pada BPR.
• Pedoman ini secara periodik akan dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan bisnis dan
produk BPR, ketentuan standar akuntansi keuangan, ketentuan Bank Indonesia, dan
ketentuan lain yang terkait dengan BPR.
46
PPL - IAPI
Keuangan
• Ketentuan Umum
– mengakui semua aset dan kewajiban dipersyaratkan Pedoman
– tidak mengakui pos-pos apabila
Pedoman tidak mengijinkan
– mereklasifikasikan pos-pos; – menerapkan Pedoman ini dalam
pengukuran;
– dampak penyesuaian diakui pada
saldo laba awal 2010.
BAB II
47
PPL - IAPI
N0 Penyesuaian
Jurnal
A Aktiva dalam Valas penyesuaian
klasifikasi menjadi kas Db. Kas dalam valuta asing
Kr. Aktiva dalam valuta asing B
Kredit yang Diberikan sebelum 1 Januari 2010. Saldo pokok kredit
yang masih ada direklasifikasi pemisahan pokok kredit
Db. Kredit yang diberikan – Pokok Kr. Kredit yang diberikan
C Provisi yang diterima untuk kredit
sebelum 1 Januari 2010. Saldo provisi yang belum diamortisasi
direklasifikasi kredit - Db. Rupa-rupa pasiva – Provisi
Kr. Kredit yang diberikan – Provisi
D Provisi yang diterima untuk kredit
sebelum 1 Januari 2010. Reklasifikasi pendaptan operasional
menjadi pend bung Db. Pendapatan operasional –
Provisi dan komisi Kr. Pendapatan bunga – Provisi
E Penyesuaian amortisasi provisi per
1 Juli 2010. Apabila provisi langsung diakui sebagai
Pendapatan Operasional – Provisi untuk transaksi kredit sejak 1
Januari s.d. 30 Juni 2010 maka dilakukan penyesuaian.
Db. Pendapatan operasional – Provisi dan komisi
Kr. Kredit yang diberikan – Provisi Kr. Pendapatan bunga –
Provisisebesar jumlah proporsional sesuai jangka waktu
kredit
48
PPL - IAPI
N Penyesuaian
Jurnal
F
Biaya transaksi untuk kredit sebelum 1Januari 2010
Saldo biaya transaksi yang ditanggung oleh BPR yang belum diamortisasi disesuaikan:
Db. Kredit yang diberikan – Biaya transaksi
Kr. Pos yang terkait
G
Penyesuaian amortisasi biaya transaksi per 1 Juli 2010 Amortisasi yang telah dilakukan
sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 dan diakui sebagai Beban Operasional direklasifikasi
menjadi pengurang Pendapatan Bunga. Db. Pendapatan bunga – Biaya
transaksi Kr. Beban operasional yang terkait
H
Penyesuaian amortisasi biaya transaksi per 1 Juli 2010. Apabila seluruh biaya transaksi
telah langsung diakui sebagai Beban Operasional untuk transaksi pemberian
kredit sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 maka dilakukan Penyesuaian
Db. Kredit yang diberikan – Biaya transaksi yang belum
diamortisasi Db.Pendapatan bunga – Biaya
transaksi proporsional sesuai jangka waktu
Kr. Beban operasional yang terkait
I
Apabila AYDA tidak memenuhi definisi AYDA berdasarkan PA-BPR pada 1 Januari 2010,
direklasifikasi. Agunan tersebut dicatat dalam rekening administratif. Pembentukan
penyisihan kerugian kredit yang diberikan sebagai hasil reklasifikasi agunan
Db. Kredit yang diberikan Kr. Rupa-rupa aktiva – Agunan
yang diambil alih Db. Saldo laba
Kr. Penyisihan kerugian kredit 49
PPL - IAPI
N Penyesuaian
Jurnal
J Penyesuaian penyisihan kerugian kredit per 1
Juli 2010 Apabila terdapat pengambilalihan agunan yang
terjadi sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 yang tidak memenuhi definisi AYDA berdasarkan PA-
BPR, maka pembentukan penyisihan kerugian kredit yang diberikan
dimunculkan kembali Db.
Kredit yang diberikan Kr. Rupa-rupa aktiva – Agunan yang
diambil alih Db. Beban operasional – Penyisihan
kerugian kredit Kr. Penyisihan kerugian kredit
K AYDA yang memenuhi definisi AYDA berdasarkan
PABPR ini pada 1 Januari 2010 . Apabila jumlah rugi penurunan nilai yang baru
diketahui setelah 1 Januari 2010 dibebankan sebagai rugi penurunan nilai pada periode tahun
2010 Db. Saldo laba
Kr. Akumulasi rugi penurunan nilai
L Aset tetap yang direvaluasi Saldo Surplus
Revaluasi Aset Tetap di ekuitas pada 1 Januari 2010 direklasifikasi ke Saldo Laba. Apabila
terjadi revaluasi aset tetap sejak 1 Januari 2010 maka surplus revaluasi yang ada di ekuitas tidak
boleh direklasifikasi ke Saldo Laba hingga terjadi pelepasan aset tetap.
Db. Surplus revaluasi aset tetap Kr. Saldo laba
50
PPL - IAPI
N Penyesuaian
Jurnal
M Saldo utang bunga yang sebelumnya
disajikan dalam Rupa-rupa Pasiva dan Kewajiban Segera direklasifikasi ke Utang
Bunga Db. Kewajiban segeraRupa-rupa
pasiva Kr. Utang bunga
K AYDA yang memenuhi definisi AYDA
berdasarkan PABPR ini pada 1 Januari 2010 .
Apabila jumlah rugi penurunan nilai yang baru diketahui setelah 1 Januari 2010
dibebankan sebagai rugi penurunan nilai pada periode tahun 2010
Db. Saldo laba Kr. Akumulasi rugi penurunan nilai
L Penyesuaian penyisihan kerugian kredit
per 1 Juli 2010 Apabila terdapat pengambilalihan agunan
yang terjadi sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 yang tidak memenuhi definisi AYDA
berdasarkan PA-BPR, maka pembentukan penyisihan kerugian kredit yang diberikan,
dimunculkan kembali Db. Kredit yang diberikan
Kr. Rupa-rupa aktiva – Agunan yang diambil alih
Db.Beban operasional – Penyisihan kerugian kredit
Kr. Penyisihan kerugian kredit
51
PPL - IAPI
N Penyesuaian
Jurnal
N Simpanan dalam bentuk deposito dengan jangka
waktu 1 satu tahun.
Penyesuaian biaya transaksi yang dikeluarkan dan
dapat dikaitkan secara langsung pada 1 satu rekening
deposito per 1 Juli 2010. Biaya transaksi yang telah diakui sebagai Beban
Operasional sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 disesuaikan sebagai Beban Bunga dan atau
sebagai pengurang deposito:
Db. Beban operasional – Bunga
sebesar jumlah proporsional sesuai jangka waktu deposito
Db. Deposito – Biaya transaksi
Kr. Beban operasional yang terkait
O Simpanan yang sudah jatuh tempo tabungan
atau deposito dan belum diambil pemilik. Saldo simpanan yang sudah jatuh tempo
tabungan atau deposito direklasifikasi ke Kewajiban Segera:
Db. TabunganDepositoAntar bank
pasiva – TabunganDeposito
Kr. Kewajiban segera – Simpanan jatuh tempo
P Pinjaman yang diterima.
Saldo biaya transaksi dan provisi yang belum diamortisasi direklasifikasi
Penyesuaian terkait dengan pengakuan biaya pendapatan sebagai bagian dari biaya perolehan
– historical cost Db.
Pinjaman yang diterima – Biaya transaksi
Db. Pinjaman yang diterima – Provisi
Kr. Pos yang terkait Rupa-rupa aktiva
52
PPL - IAPI
N Penyesuaian
Jurnal
Q Penyesuaian amortisasi biaya transaksi dan
provisi per 1 Juli 2010. Amortisasi biaya transaksi dan provisi yang
telah dilakukan sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 dan diakui sebagai Biaya Operasional
direklasifikasi
Apabila seluruh biaya transaksi dan provisi telah langsung diakui sebagai Beban Operasional
untuk transaksi pinjaman yang diterima sejak 1 Januari s.d. 30 Juni 2010 Koreksi porsi biaya
bunga yang seharusnya belum dapat diakui Db. Beban bunga – Biaya transaksi dan
provisi Kr. Beban operasional yang terkait
Db. Pinjaman diterima – Biaya
transaksi Db.
Pinjaman diterima – Provisi Db. Beban operasional-Bunga – Biaya
transaksi dan provisi sebesar jumlah proporsional sesuai jangka waktu
pinjaman diterima
Kr. Beban operasional yang terkait R
Kewajiban imbalan kerja Saldo Kewajiban Imbalan Kerja pascakerja
direklasifikasi. Db.
Rupa-rupa pasiva – Imbalan kerjapos yang terkait
Kr. Kewajiban imbalan kerja S
Pendapatan bunga yang akan diterima Saldo Pendapatan Bunga yang akan Diterima
direklasifikasi Db.
Pendapatan bunga yang akan diterima
Kr. Rupa-rupa aktiva – Pendapatan bunga yang masih akan diterima
T Dana setoran modal
Dana Setoran Modal yang tidak memenuhi definisi ekuitas direklasifikasi ke kewajiban:
Db. Dana setoran modal ekuitas Kr. Dana setoran modal kewajiban
53
PPL - IAPI
N Penyesuaian
Jurnal
U
Modal pinjaman Modal Pinjaman di ekuitas direklasifikasi ke
kewajiban: Db. Modal pinjaman ekuitas
Kr. Modal pinjaman kewajiban
V
Penyesuaian pengakuan bunga kredit non- performing
Penerimaan setoran dari debitur dengan kualitas kurang lancar sejak 1 Januari s.d
30 Juni 2010 dan diakui terlebih dahulu sebagai pendapatan bunga maka harus
direklasifikasi sebagai pelunasan tunggakan pokok kredit jika ada terlebih
dahulu dan kemudian sisanya diakui sebagai pendapatan bunga.
Db.Pendapatan bunga Kr. Kredit yang diberikan – Pokok
54
• Tujuan laporan keuangan memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya
yang bermanfaat bagi pengguna dalam membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya.
• Komponen laporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
• Bahasa laporan keuangan bahasa Indonesia. • Tanggung jawab Direksi BPR
• Mata uang pelaporan mata uang rupiah. • Transaksi menggunakan mata uang selain dari rupiah dijabarkan
dalam mata uang rupiah dengan kurs laporan yang ditetapkan BI
BAB III
55
• Kebijakan tersebut harus mencerminkan prinsip kehati–hatian dan mencakup semua hal yang
material sesuai SAK ETAP
• Dalam hal SAK ETAP belum mengatur maka manajemen harus menetapkan kebijakan yang:
– relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan;
– dapat diandalkan, dengan pengertian:
• mencerminkan kejujuran penyajian kinerja dan posisi keuangan BPR;
• menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya;
• netral, yaitu bebas dari keberpihakan; • mencerminkan kehati-hatian; dan
• mencakup semua hal yang material.
BAB III
56
• Dalam menetapkan kebijakan akuntansi tersebut, maka harus mempertimbangkan:
– Persyaratan dan panduan dalam SAK ETAP yang berhubungan dengan hal yang serupa dan terkait.
– Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran aset, kewajiban, pendapatan, dan beban dalam prinsip
pervasif yang mempunyai dampak manfaat luas bagi pihak-pihak yang berkepentingan dari SAK ETAP.
– Persyaratan dan panduan dalam SAK non-ETAP yang berhubungan dengan hal yang serupa dan terkait.
57
• Harus menyajikan secara wajar sesuai ketentuan yang berlaku
• Aset disajikan berdasarkan likuiditas, kewajiban urutan jatuh tempo
• Saldo transaksi hubungan istimewa diungkapkan terpisah • Laporan laba rugi dengan multiple step mulai dari kegiatan
utama • Catatan laporan keuangan disajikan secara sistematis
dengan urutan sesuai dengan penyajian LK • Tidak dipergunakan menggunakan kata “sebagian besar”
harus dengan nominal atau prosentase
58
• Perubahan estimasi
– Jika terdapat perubahan dengan estimasi yang digunakan – Diterapkan secara prospektif
• Perubahan kebijakan akuntansi
– Dilakukan jika dopersyaratkan oleh SAK ETAP – Dampak retrospektif dengan menyajikan ulang laporan
keuangan. – Jika retrospektif tidak praktis diteapkan pada tanggal
kebijakan tersebut dimungkinkan dapat diberlakukan.
• Kesalahan periode lalu
– Diterapkan secara retrospektif sejak kesalahan terjadi
59
• Konsistensi penyajian • Materialitas dan agregasi
– Laporan keuangan didasarkan pada konsep materialitas – Disajikan tersendiri jika material
– Material jika kelalaian menyampaian dapat
mempengaruhi keputusan
• Saling hapus tidak boleh kecuali secara hukum dibenarkan
• Periode pelaporan wajib disajikan secara tahunan berdasarkan tahun takwin.
• Informasi komparatif
– Disajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya. – Informasi komparatif naratif dan deskriptif wajib
diungkapkan kembali apabila relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
60
a. Bersifat historis, menunjukan transaksi dan peristiwa telah lampau.
b. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Biasanya informasi khusus tidak dapat secara
langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan.
c. Penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran. d. Menggunakan pertimbangan materialitas.
e. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa
sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya formalitas.
f. Berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomi dan tingkat kinerja antar BPR.
61
• Pos-pos aset umum BPR :
a. Kas b. Kas dalam valuta asing;
c. Sertifikat Bank Indonesia; d. Pendapatan bunga yang akan
diterima; e. Penempatan pada bank lain
f. Penyisihan kerugian
g. Kredit yang diberikan h. Penyisihan kerugian.
i.
Agunan yang diambil alih j.
Aset tetap dan inventaris k. Akumulasi penyusutan;
l. Aset tidak berwujud;
m. Aset lain-lain.
• Pos-pos aset umum BPR :
a. Kas b. Kas dalam valuta asing;
c. Sertifikat Bank Indonesia; d. Pendapatan bunga yang akan
diterima; e. Penempatan pada bank lain
f. Penyisihan kerugian
g. Kredit yang diberikan h. Penyisihan kerugian.
i.
Agunan yang diambil alih j.
Aset tetap dan inventaris k. Akumulasi penyusutan;
l. Aset tidak berwujud;
m. Aset lain-lain.
BAB IV
62
1. Kas – uang tunai 2. Giro dan tabungan pada bank lain
3. Penempatan pada bank lain 4. SBI yang jatuh tempo tidak lebih dari 3 tiga bulan, sejak
tanggal perolehan, dan tidak jadi jaminan
63
• Kas uang kertas dan logam rupiah yang ada pada: kas besar, kas kecil, ATM, dan kas dalam perjalanan.
• Tidak termasuk kas: emas batangan dan commemorative coins
uang logam untuk memperingati peristiwa nasional, mata uang rupiah yang telah dicabut dan ditarik dari peredaran dan tidak
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah aset lain-lain
• Kas diakui sebesar nilai nominalnya, disajikan dalam pos tersendiri.
• Diungkapkan: Jumlah rincian kas; dan kas yang ada di ATM.
• Kas Valas uang kertas dan uang logam asing, termasuk travellers cheque.
• BPR dapat memiliki kas valas hanya untuk perdagangan valas, izin BI
• Uang valas yang tidak berlaku namun masih bisa ditukarkan ke bank sentral terkait, disajikan sebagai aset lain-lain,
sebesar nilai nominalnya dikurangi dengan biaya reptriasinya.
• Kas Valas disajikan dalam pos tersendiri sebesar nilai kurs pada saat perolehannya
• Untuk laporan, kas valas disajikan berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia RpT. Selisih nilai tercatatnya disajikan
sebagai keuntungan atau kerugian Non Operasional.
• Pengungkapan : rincian mata uang asing; jumlah nominal masing-masing mata uang asing; jumlah selisih valas yang
diakui dalam laporan laba rugi
64
65
Ilustrasi Jurnal
Pada saat perolehan 10.000 USD saat kurs Rp 12.000 Db. Kas dalam valuta asing
120.000.000 Kr. Kas rupiah
120.000.000 Jika valas tersebut dijual 10.000 USD saat kurs Rp 12.200.
Db. Kas rupiah 122.000.000
Kr. Kas dalam valuta asing 120.000.000
DbKr. Pendapatanbeban operasional – Keuntungankerugian transaksi valuta asing
2.000.000 Jika pada akhir periode pelaporan 31 Desember masih dipegang dan kurs
yang sebesar Rp 12.300 Db. Kas dalam valuta asing
3.000.000 Kr. Pendapatan non-operasional –Keuntungan selisih kurs Valas
3.000.000 Jika pada 31 Desember masih dipegang dan kurs sebesar Rp 11.80
Db. Beban non-operasional – Kerugian selisih kurs valuta asing 2.000.000
Kr. Kas dalam valuta asing 2.000.000
Jika terdapat Kas dalam valuta asing yang dicabut dan ditarik dari peredaran: Db. Aset lain-lain
xxx Kr. Kas dalam valuta asing
xxx
• SBI dapat diklasifikasikan menjadi:
– Dimiliki Hingga Jatuh Tempo HTM, jika dimaksud memiliki hingga jatuh tempo.
– Tersedia Untuk Dijual AFS, kelayakan klasifikasi ditelaah ulang pada awal periode.
• Pengakuan dan Pengukuran
– HTM • Biaya perolehan = harga beli termasuk diskonto + biaya-biaya yang
terjadi. • Diskonto dan biaya transaksi diamortisasi sd jatuh tempo menggunakan
metode garis lurus sebagai pendapatan bunga. – AFS
• Biaya perolehan = harga beli, biaya diakui sebagai beban saat terjadinya.
• Marked to market, selisih nilai wajar dengan nilai tercatat diakui sebagai LabaRugi yang belum direalisasi ekuitas dan diakui sebagai
keuntungankerugian dalam LR pada saat direalisasi.
• Reklasifikasi
• Direklasifikasi dari AFS ke HTM , labaRugi yang belum direalisasi dalam
ekuitas diamortisasi sampai dengan jatuh tempo dengan metode garis lurus. •
Direklasifikasi dari HTM ke AFS, maka labarugi yang belum direalisasi pada tanggal reklasifikasi diakui dalam ekuitas. Biaya transaksi yang belum
diamortisasi diakui dalam laporan laba rugi..
66
• Penyajian
– Disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya. – HTM = nilai nominal - diskonto + biaya transaksi yang
belum diamortisasi. – AFS = nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi
dijadikan sebagai komponen yang tersendiri dalam ekuitas. – Arus kas SBI = arus kas aktivitas investasi.
Rumus menentukan nilai tunai SBI
67
• Pengungkapan
– Uraian SBI Tersedia Untuk Dijual dan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo berdasarkan: nilai wajar agregat, laba atau rugi yang
belum direalisasi dari pemilikan SBI, biaya perolehan, termasuk jumlah diskonto dan biaya transaksi yang belum diamortisasi.
– Nilai wajar dan nilai tercatat SBI yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
– Uraian mengenai: • penerimaan dari penjualan SBI dalam kategori Tersedia
Untuk Dijual, laba dan rugi yang direalisasi dari penjualan tersebut.
• dasar penentuan biaya perolehan dalam menghitung laba atau rugi yang direalisasi dengan menggunakan metode
identifikasi khusus.
• perubahan laba atau rugi yang belum direalisasi – Setiap penjualan atau reklasifikasi
– SBI yang dijadikan jaminan
68
HTM AFS
Pada saat membeli: Db. SBI – Nominal
Db. SBI – Biaya transaksi jika ada Kr. SBI – Diskonto
Kr. KasRekening Pada saat membeli:
Db. SBI Db. Beban investasi – Biaya transaksi
Kr. KasRekening
Pada saat amortisasi diskonto dan biaya transaksi:
Db. SBI – Diskonto Kr. SBI – Biaya transaksi jika ada
Kr. Pendapatan bunga Pada saat penilaian kembali:
DbKr. SBI DbKr. LabaRugi yang belum
direalisasi ekuitas
Pada saat jatuh tempo: Db. KasRekening
Kr. SBI – Nominal Pada saat dijual:
Db. KasRekening
DbKr. LabaRugi yang belum direalisasi ekuitas
DbKr Keuntungankerugian Kr.
SBI
69
• Pada tanggal 3 Desember 2010,
BPR ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan di pasar sekunder.
Nilai nominal SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto 7 Jangka waktu
3 bulan
• Nilai tunai = 500.000.000 x 360
360 + tingkat diskonto x jangka waktu = 491,400,491
• Nilai diskonto = Nilai nominal –
Nilai tunai = 8,599,509 •
Biaya Transaksi = 2,000,000 •
Amortisasi Desember 2890 – diskonto s.d. 311210 =
2,675,403 Unamortized 5,924,106
– biaya transaksi s.d. 311210 = 622,222 Unamortized
• Amortisasi dilakukan tiap bulan,
maka amortisasi pada Maret 3 hari. Desember 28 hari, Januari 31
dan Februari 28
• Asumsikan SBI diklasifikasikan
sebagai HTM
70
Jurnal
Pembelian
SBI - Nominal SBI – Biaya Transaksi
SBI – Diskonto Kas Rekening
500.000.000 2.000.000
8.599.509 493.400.491
Amortisasi diskonto dan biaya transaksi
SBI - Diskonto SBI – Biaya Transaksi
Pendapatan bunga Desember
2.675.403 622.222
2.053.181
Amortisasi diskonto dan biaya transaksi
SBI - Diskonto SBI – Biaya Transaksi
Pendapatan bunga Januari
2.962.053 688.889
2.273.164
Februari Pelunasan amortisasi 3hari
SBI - Diskonto SBI – Biaya Transaksi
Pendapatan bunga KasRekening
SBI - Nominal Maret
286.650 66.667
219.983 500.000.000
500.000.000
• Pada tanggal 3 Desember
2010, BPR ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan di pasar
sekunder. Nilai nominal SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto
7 Jangka waktu 3 bulan
• Nilai tunai = 500.000.000 x
360360 + tingkat diskonto x jangka waktu =
491,400,491
• Biaya Transaksi = 2,000,000
• Harga tanggal 31 Desember
494.075.894 •
Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai AFS
71
Jurnal
Pembelian
SBI Beban Investasi – Biaya
Transaksi Kas Rekening
491.400.491 2.000.000
493.400.491
Tanggal 31 Desember penyesuaian nilai wajar
SBI Laba yang belum direalisasi
-ekuitas 2.675.403
2.675.403
Pada 15 Januari dijual dengan harga 495.000.000
Kas rekening Rugi yang belum direalisasi -
ekuitas SBI
Keuntungan penjualan SBI 495.000.000
2.675.403 494.075.894
3.599.509
• Pada tanggal 31 Desember AFS diklasifikasikan menjadi HTM
72
Pada 31 Desember reklasifikasi AFS menjadi HTM
SBI – HTM – Nominal SBI – HTM - Diskonto
SBI – AFS 500.000.000
5.924.116 494.075.894
Tanggal 31 Januari, amortisasi LR yang belum direalisasi 3162
Laba yang belum direalisasi - ekuitas Pendapatan bunga
2.675.403 2.675.403
Pada 31 Desember reklasifikasi AFS menjadi HTM
SBI – AFS SBI - Diskonto
SBI – HTM Laba yang belum direalisasi - ekuitas
495.000.000 5.924.106
500.000.000 924.106
Beban investasi – biaya transaksi SBI – Biaya transaki
1.377.778 1.377.778
• Pada tanggal 31 Desember HTM diklasifikasikan menjadi AFS dengan asumsi nilai wajar 495.000.000
• Pendapatan bunga dari kredit performing L yang telah diakui sebagai pendapatan tetapi belum diterima
pembayarannya.
• Termasuk dalam pengertian ini adalah pengakuan pendapatan bunga dari penempatan pada bank lain.
• Pendapatan bungan yang akan diterima akan dkoreksi jika kredit berubah dari
performing menjadi non performing.
73 •
Kredit sebesar 100juta disalurkan tanggal 15 September 2014, bunga dibayarkan tiap bulan sebesar 2 flat, kredit berjangka waktu 12 bulan.
Bunga selalu dibayarkan tepat waktu.
• Akan dibuat jurnal penyesuaian pada 31 Nopember 2014 untuk bunga
setengah bulan.
Pendapatan bunga yang akan diterima 1.000.000 Pendapatan bunga
1.000.000 •
Jika pada 25 Desember 2015 kedit tersebut menjadi NPL, karena bunga belum dibayar maka dibuat jurnal penyesuaian atas pengakuan bunga yang
telah dilakukan.
Pendapatan bunga 1.000.000
Pendapatan bunga yang akan diterima 1.000.000 •
Kredit sebesar 100juta disalurkan tanggal 15 September 2014, bunga dibayarkan tiap bulan sebesar 2 flat, kredit berjangka waktu 12 bulan.
Bunga selalu dibayarkan tepat waktu.
• Akan dibuat jurnal penyesuaian pada 31 Nopember 2014 untuk bunga
setengah bulan.
Pendapatan bunga yang akan diterima 1.000.000 Pendapatan bunga
1.000.000 •
Jika pada 25 Desember 2015 kedit tersebut menjadi NPL, karena bunga belum dibayar maka dibuat jurnal penyesuaian atas pengakuan bunga yang
telah dilakukan.
Pendapatan bunga 1.000.000
Pendapatan bunga yang akan diterima 1.000.000
• Penempatan pada bank lain merupakan simpanan BPR pada bank lain, yaitu berupa: Giro, Tabungan, Deposito, dan
sertifikat deposito.
• Pengakuan dan Pengukuran
– Giro, tabungan, dan deposito diakui sebesar nilai nominal. – Pendapatan bunga diakui secara akrual sebesar jumlah yang menjadi hak
BPR. – Sertifikat deposito diakui sebesar nilai nominal dikurangi nilai diskonto,
amortisasi diskonto dilakukan secara garis lurus. – Peempatan bank syariah: wadiahmurabahah sebesar nominal pendapatan
diakui sebesa kas diterima atau mudharabah sebesar nilai nominal, pendapatan sebesar bagi hasil secara akrual
• Penyajian:
– Selain Giro pada bank umum, disajikan sebesar nominal dengan penyisihan kerugian sebagai pengurang
offsetting account.
• Pengungkapan : rincian per jenis simpanan pada bank lain; hubungan istimewa; jumlah simpanan yang diblokir; rincian
penempatan dan pendapatan penempatan pada bank syariah.
74
• Jumlah penyisihan kerugian, ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas
masing-masing saldo penempatan.
• Kriteria dari kolektibilitas Penempatan pada Bank Lain:
– Lancar, Tidak terdapat tunggakan pokok dan atau bunga
PPAP 0,5
– Kurang Lancar, Terdapat tunggakan pokok dan atau
bunga, paling lama 5 lima hari Kerja PPAP 10
– Macet: PPAP 100 dari saldo penempatan
• Terdapat tunggakan pokok dan atau bunga, lebih dari 5
hari Kerja. • Bank yang menerima penempatan dana antar bank
tersebut ditetapkan Dalam Perhatian Khusus DPO • Bank yang menerima penempatan dana tersebut telah
dilikuidasi
75
76
Pada 1 Juni menyetorkan giro ke bank BNI sebesar 300juta
Giro Tabungan pada bank lain KasRekening
300.000.000 300.000.000
Pada 20 Juni menarik uang sebesar 50 juta KasRekening
Giro Tabungan pada bank lain 50.000.000
50.000.000 Pada 30 Juni menerima bunga sebesar 2juta
Giro Tabungan pada bank lain Pendapatan
2.000.000 2.000.000
Pada 30 Juni dibentuk penyisihan piutang sebesar 1,25juta
Beban penyisihan – penempatan pada Bank lan Penyisihan – penempatan pada Bank lan
1.250.000 1.250.000
77
• Definisi : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam-meminjam antara BPR dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam debitur untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
• Pengakuan dan pengukuran
– Nilai buku awal kredit = pokok kredit – provisi + biaya transaksi – Provisi biaya transaksi diamortisasi selama jangka waktu kredit
secara garis lurus, diakui sebagai bagian dari pendapatan bunga
– Nilai buku kredit selanjutnya = sisa pokok kredit – unamortised provisi + unamortised biaya transaksi
– Biaya transaksi adalah semua biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan pemberian kredit yang ditanggung oleh BPR,
misalnya marketing fee. Biaya tambahan: tidak akan dikeluarkan
apabila tidak terdapat penyaluran kredit.
– Provisi kredit Biaya yang harus dibayar debitur pada saat kredit
disetujui dan biasanya dinyatakan dalam persentase.
– Amortisasi provisi dan biaya transaksi dilakukan tanpa melihat kualitas kredit
78
PA BPR PAPI 2001
Kredit yang diberikan = Pokok kredit – Provisi + Biaya transaksi
Kredit yang diberikan = Pokok kredit
Provisi diamortisasi selama masa kredit
secara garis lurus sbg pendapatan bunga
penambah pendapatan bunga. Provisi sbg “Pendapatan provisi kredit
yg diterima di muka”, diamortisasi
selama masa kredit.
Berdasarkan azas materialitas dan azas
manfaat, provisi dapat diakui sekaligus
sebagai pendapatan u kredit sd 1 bulan
kecuali melewati tanggal neraca. Berdasarkan azas materialitas dan
azas manfaat, provisi dapat diakui
sekaligus sebagai pendapatan non-bunga.
Amortisasi biaya transaksi diakui sebagai
bagian dari pendapatan bunga pengurang pendapatan bunga.
Biaya transaksi diakui sekaligus sebagai
beban periode berjalan
79
Keterangan Jurnal
Persetujuan kredit off BS
Db. Rek lawan – Fas. Kredit yg belum digunakan Kr. Kwjbn komitmen – Fas. Kredit yg blm
digunakan Biaya transaksi
Db. Kredit yg diberikan – biaya transaksi Kr. KasRekening
Provisi Db. KasRekening
Kr. Kredit yg diberikan – Provisi Penarikan kredit
Reversal Off BS: Db. Kwjbn komitmen – Fas Kredit yg blm
digunakan Kr. Rek lawan – Fas Kredit yg blm digunakan
Pencairan dana:
Db. Kredit yg diberikan – Baki debet Kr. KasRekening
80
Keterangan Jurnal
Kredit Performing L
Pengakuan bunga akrual: Db. Pendapatan bunga yg akan diterima pos
tersendiri Kr. Pendapatan bunga
Amortisasi biaya transaksi provisi terus
dilakukan tanpa melihat kualitas kredit:
Db. Kredit yg diberikan – Provisi Kr. Kredit yg diberikan – Biaya transaksi
DbKr.Pendapatan bunga Penerimaan
bunga pokok Db. KasRekening
Kr. Pendapatan bunga yang akan diterima Kr. Kredit yg diberikan – Baki debet
Non Performing
81
Keterangan Jurnal
Koreksi pengakuan bunga
Db. Pendapatan bunga Current Year Db. Pendapatan bunga Previous Years
Kr. Pendapatan bunga yg akan diterima Pencatatan
kewajiban debitur di Off BS
Db. Tagihan kontinjensi – pendapatan bunga kredit dlm penyelesaian
Kr. Rek lawan – Tagihan kontinjensi pdptn bunga kredit dlm penyelesaian
Penerimaan pelunasan
tunggakan: Pelunasan tunggakan pokok didahulukan jika ada:
Db. KasRekening Kr.
Kredit yang diberikan – Baki debet Pelunasan
tunggakan bunga Db. KasRekening
Kr. Pendapatan bunga Reversal kewajiban
debitur di Off BS Kr. Rek lawan – Tghn kontinjensi pdptn bunga kredit
dalam penyelesaian Db. Tghn kontinjensi – pend bunga kredit dlm
Penyelesaian
• Pada 1 Januari diberikan kredit modal kerja kepada Debitur dengan maksium kredit
15.000.000. jangka waktu 12 bulan, bunga 15 per tahun atau 1,25 perbulan, provisi 1. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung 100.000. Total
dana yang dikeluarkan bank sebesar :
82
Jurnal
Biaya transaksi timbul
Kredit yang diberikan biaya transaksi Kas Rekening
100.000 100.000
Pada saat persetujuan kredit Rekening lawan – fasilitas kredit yang belum
digunakan Kewajiban komitment – fasilitas kredit yang
belum digunakan 15.000.000
15.000.000
Pada saat penarikan kredit Kewajiban komitment – fasilitas kredit yang belum
digunakan Rekening lawan – fasilitas kredit yang belum
digunakan Kredit yang diberikan – baki debit
Kas Rekening Kredit yang diberikan - provisi
15.000.000 15.000.000
15.000.000 14.850.000
150.000
Kredit yang diberikan – pokok 15.000.000 Kredit yang diberikan – provisi
150.000 Kredit yang diberikan – b. transaksi
100.000 Total kredit
14.950.000
83
No Periode
PKK Predit Provisi
Biaya transaksi
Saldo kredit Pokok
Pendapatan bunga
Bunga Am
Provisi Am. B
Transaks i
Total 1
0101201 0 15.000.000
150.000 100.000
14.950.000
2 3101201
0 15.000.000 137.500
91.667 14.954.167
187.500 12.500
8.333 191.667
3 2802201
0 15.000.000 125.000
83.333 14.958.333
187.500 12.500
8.333 191.667
4 3103201
0 15.000.000 112.500
75.000 14.962.500
187.500 12.500
8.333 191.667
5 3004201
0 15.000.000 100.000
66.667 14.966.667
187.500 12.500
8.333 191.667
6 3105201
0 15.000.000 87.500
58.333 14.970.833
187.500 12.500
8.333 191.667
7 3006201
0 15.000.000 75.000
50.000 14.975.000
187.500 12.500
8.333 191.667
8 3107201
0 15.000.000 62.500
41.667 14.979.167
187.500 12.500
8.333 191.667
9 3108201
0 15.000.000 50.000
33.333 14.983.333
187.500 12.500
8.333 191.667
10 3009201
0 15.000.000 37.500
25.000 14.987.500
187.500 12.500
8.333 191.667
11 3110201
0 15.000.000 25.000
16.667 14.991.667
187.500 12.500
8.333 191.667
12 3011201
0 15.000.000 12.500
8.333 14.995.833
187.500 12.500
8.333 191.667
13 3112201
15.000.000 187.500
12.500 8.333
191.667 15.000.000
2.250.000 150.000
100.000 2.300.000
• Transaksi 31 Januari 2010, dilakukan hal yang
• Sama setiap bulan
84
Jurnal
Pengakuan bunga 31 Januari
Pendapatan bunga yang akan diterima Pendapatan bunga
187.500 187.500
Penerimaan Setoran bunga
KasRekening Pendaptan bunga yang akan diterima
187.500 187.500
Amortisasi biaya transaksi
Pendapatan bunga Kredit yang diberikan – biaya transaksi
8.333 8.333
Amortisasi provisi
Kredit yang diberikan -- provisi Pendapatan bunga
12.500 12.500
Kredit yang diberikan – pokok 15.000.000 Kredit yang diberikan – provisi
137.500 Kredit yang diberikan – b. transaksi
91.667 Total kredit
14.954.167
• Transaksi 31 Desember 2010 - pelunasan
85
Jurnal
Pengakuan bunga 31 Januari
Pendapatan bunga yang akan diterima Pendapatan bunga
187.500 187.500
Penerimaan Setoran bunga dan pokok kredit
KasRekening Pendapatan bunga yang akan diterima
Kredit yang diberikan – baki debet 15.187.500
187.500 15.000.000
Amortisasi biaya transaksi
Pendapatan bunga Kredit yann diberikan – biaya transaksi
8.333 8.333
Amortisasi provisi
Kredit yang diberikan -- provisi Pendapatan bunga
12.500 12.500
• Pada 1 Januari diberikan kredit modal kerja kepada Debitur dengan maksium kredit
15.000.000. jangka waktu 12 bulan, bunga 15 per tahun atau 1,25 perbulan, provisi 1. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung 100.000. Total dana yang
dikeluarkan bank sebesar :
• Suku bunga berubah menjadi 18 atau 1,5 per bulan pada 1 Juli
86
Jurnal
Transaksi 2, 31 Januari
Pendapatan bunga yang akan diterima Kredit yang diberikan – provisi
Pendapatan bunga Kredit yang diberikan biaya transaksi
187.500 12.500
191.667 8.333
Transaksi 8, 31 Juli – perubahan bunga
Pendapatan bunga yang akan diterima Kredit yang diberikan – provisi
Pendapatan bunga Kredit yang diberikan biaya transaksi
225.000 12.500
229,167 8.333
87
No Periode
PKK Predit Provisi
Biaya transaksi
Saldo kredit Pokok
Pendapatan bunga
Bunga Am
Provisi Am. B
Transaks i
Total 1
0101201 0 15.000.000
150.000 100.000
14.950.000
2 3101201
0 15.000.000 137.500
91.667 14.954.167
187.500 12.500
8.333 191.667
3 2802201
0 15.000.000 125.000
83.333 14.958.333
187.500 12.500
8.333 191.667
4 3103201
0 15.000.000 112.500
75.000 14.962.500
187.500 12.500
8.333 191.667
5 3004201
0 15.000.000 100.000
66.667 14.966.667
187.500 12.500
8.333 191.667
6 3105201
0 15.000.000 87.500
58.333 14.970.833
187.500 12.500
8.333 191.667
7 3006201
0 15.000.000 75.000
50.000 14.975.000
187.500 12.500
8.333 191.667
8 3107201
0 15.000.000 62.500
41.667 14.979.167
225.000 12.500
8.333 229.167
9 3108201
0 15.000.000 50.000
33.333 14.983.333
225.000 12.500
8.333 229.167
10 3009201
0 15.000.000 37.500
25.000 14.987.500
225.000 12.500
8.333 229.167
11 3110201
0 15.000.000 25.000
16.667 14.991.667
225.000 12.500
8.333 229.167
12 3011201
0 15.000.000 12.500
8.333 14.995.833
225.000 12.500
8.333 229.167
13 3112201
15.000.000 225.000
12.500 8.333
229.167 15.000.000
2.475.000 150.000
100.000 2.525.000
• Jenis jumlah kredit berdasarkan sektor ekonomi.
• Jumlah kredit pada pihak terkait
• Kedudukan BPR dalam pembiayaan bersama dan porsi yang
dibiayai BPR. •
Jumlah kredit yang dijamin dan besar resikonya •
Jumlah kredit channeling dan kredit exekuting •
Jumlah kredit yang direstrukturisasi •
Klasifikasi kredit menurut jangka waktu, kualitas dan tingkat suku bunga rata-rata
• Ikhtisar perubahan PPAP
• Kebijakan penghapusan dan penanganan kredit bermasalah
• Kebijakan pengendalian resiko kredit oleh manajemen
• Besarnya NPL dan PPAP per sektor ekonomi
• Saldo kredit yang sudah dihentikan pembebanan bunganya
• Anggunan Yang Diambil Alih AYDA
• Ikhtisar kredit yang dihapusbukukan
• Jenis jumlah kredit berdasarkan sektor ekonomi.
• Jumlah kredit pada pihak terkait
• Kedudukan BPR dalam pembiayaan bersama dan porsi yang
dibiayai BPR. •
Jumlah kredit yang dijamin dan besar resikonya •
Jumlah kredit channeling dan kredit exekuting •
Jumlah kredit yang direstrukturisasi •
Klasifikasi kredit menurut jangka waktu, kualitas dan tingkat suku bunga rata-rata
• Ikhtisar perubahan PPAP
• Kebijakan penghapusan dan penanganan kredit bermasalah
• Kebijakan pengendalian resiko kredit oleh manajemen
• Besarnya NPL dan PPAP per sektor ekonomi
• Saldo kredit yang sudah dihentikan pembebanan bunganya
• Anggunan Yang Diambil Alih AYDA
• Ikhtisar kredit yang dihapusbukukan
88
Produktif PPAP
1. Aktiva Produktif adalah penyediaan dana BPR dalam bentuk rupiah untuk memperoleh penghasilan dari Penempatan
Dana Antar Bank dan Kredit Yang Diberikan
2. PPAP merupakan dana yang dibentukdicadangkan sebagai perhitungankompensasi atas kemungkinan kerugian dari
pengelolaan aktiva produktif, sehingga diperoleh nilai wajar dari aktiva produktif terkait dan perolehan laba pada
periode terkait
3. Pembentukan PPAP dihitung berdasarkan persentase tetap dari saldo aktiva produktif setelah dikurangi dengan
agunan yang dikuasai, kecuali:
• Aktiva Produktif lancar • Aktiva Produktif Macet lebih dari 2 dua tahun
89
Produktif PPAP
4. Besarnya persentase PPAP, sesuai PBI No.819PBI2006 tanggal
5 Oktober 2006 dan PBI No.1326PBI2011 tanggal 28 Desember 2011, adalah sbb.:
• Lancar 0,5
• Kurang Lancar 10 • Diragukan
50 • Macet
100
5. PPAP dibagi 2 dua kategori, yaitu: Penyisihan Kerugian Umum adalah aktiva produktif dengan kolektibilitas
lancar; dan Penyisihan Kerugian Khusus adalah aktiva produktif yang tergolong kurang lancar, diragukan dan
macet
6. Penyajian PPAP dalam laporan keuangan neraca, adalah sebagai faktor pengurang dari aktiva produktif terkait
90
• Jumlah penyisihan
kerugian, ditetapkan
berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas masing-masing
saldo penempatan.
PBI No.819PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan PBI
No.1326PBI2011 tanggal 28 Desember 2011.
• Kredit diklasifikasikan sebagai berikut: • Kredit dengan angsuran diluar KPR
• Kredit tanpa angsuran • Kredit dengan angsuran untuk KPR
91
• Tingkat kolektibilitas kualitas aktiva produktif Penempatan Pada Bank Lain, ditetapkan menjadi 4 empat golongan:
Lancar; Kurang Lancar; Diragukan dan Macet.
• Kualitas Kredit dengan masa angsuran kurang dari 1 satu bulan:
Lancar
• Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga • Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga tidak lebih
dari 1 satu bulan dan kredit belum jatuh tempo
Kurang Lancar
• Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 1 satu bulan, tetapi tidak lebih dari 3 tiga bulan
• Kredit telah jatuh tempo, tapi tidak lebih dari 1 satu bulan
92
Diragukan
– Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 3 tiga bulan, tetapi tidak lebih dari 6 enam bulan
– Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 satu bulan, tapi tidak lebih dari 2 dua bulan
Macet:
– Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga,
lebih dari 6 enam bulan
– Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 dua bulan – Kredit telah diserahkan ke Badan Urusan Piutang Negara
BUPN – Kredit telah diajukan penggantian ganti rugi kepada
perusahaan asuransi
93
non KPR angsuran = 1bulan
7. Kualitas Kredit dengan masa angsuran 1 satu bulan atau lebih:
94
Lancar
• Tidak terdapat tunggakan angsuran
pokok dan atau bunga • Terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau bunga tidak lebih
dari 3 tiga kali angsuran dan kredit
belum jatuh tempo
Kurang Lancar
• Terdapat tunggakan angsuran pokok dan
atau bunga, lebih dari 3 tiga kali angsuran,
tetapi tidak lebih dari 6 enam kali angsuran
• Kredit telah jatuh tempo, tapi tidak lebih
dari 1 satu bulan
Diragukan
• Terdapat tunggakan angsuran pokok dan
atau bunga, lebih dari 6 enam kali angsuran,
tetapi tidak lebih dari 12 dua belas kali
angsuran
• Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1
satu bulan, tapi tidak lebih dari 2 dua bulan
Macet:
• Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 12 kali angsuran • Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 dua bulan
• Kredit telah diserahkan ke Badan Urusan Piutang Negara BUPN • Kredit telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi
8. Kualitas Kredit dengan angsuran untuk KPR
Lancar
Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga tidak
lebih dari 6 enam kali angsuran dan kredit belum jatuh tempo
Kurang Lancar
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih
dari 6 enam kali angsuran, tetapi tidak lebih dari 9 sembilan kali angsuran
Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 satu bulan
95
Diragukan
– Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 9 sembilan kali angsuran, tetapi tidak lebih
dari 30 tiga puluh kali angsuran
– Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 satu bulan, tapi tidak lebih dari 2 dua bulan
Macet:
– Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 30 tiga puluh kali angsuran
– Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 dua bulan – Kredit telah diserahkan ke Badan Urusan Piutang Negara
BUPN – Kredit telah diajukan penggantian ganti rugi kepada
perusahaan asuransi
96
9. Kualitas Kredit tanpa angsuran
Lancar
• Tidak terdapat tunggakan angsuran bunga • Terdapat tunggakan angsuran bunga tidak lebih dari
3 tiga kali angsuran dan kredit belum jatuh tempo
Kurang Lancar
• Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga, lebih dari 3 tiga kali angsuran, tetapi tidak lebih dari
6 enam kali angsuran
• Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 satu bulan
97
Diragukan
– Terdapat tunggakan angsuran bunga, lebih dari 6 enam kali angsuran, tetapi tidak lebih dari 12 dua belas kali
angsuran
– Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 satu bulan, tapi tidak lebih dari 2 dua bulan
Macet:
– Terdapat tunggakan angsuran bunga, lebih dari 12 dua belas kali angsuran
– Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 dua bulan – Kredit telah diserahkan ke Badan Urusan Piutang Negara
BUPN – Kredit telah diajukan penggantian ganti rugi kepada
perusahaan asuransi
98
Angsuran
• Penyisihan Kerugian Kredit dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul
sehubungan dengan penanaman dana ke dalam kredit.
• Penghapusbukuan Kredit Hapus Buku adalah tindakan administratif BPR untuk menghapus
buku kredit macet dari neraca sebesar kewajiban debitur tanpa menghapus hak tagih
BPR kepada debitur.
• Penghapusan Hak Tagih Kredit Hapus Tagih adalah tindakan BPR menghapus kewajiban
debitur yang tidak dapat diselesaikan.
• Besar penyisihan kerugian kredit berdasarkan: – Kualitas kredit;
– Agunan, jenis pengikatan agunan, harga pasar dan penilaian
penilai independen. – Minimal penyisihan yang wajib dibentuk sesuai ketentuan
yang berlaku. – Penghentian pengakuan kredit:
• Dilunasi, atau • Diselesaikan dengan pengambilalihan agunan
– Hapus buku dan hapus tagih dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.
• Pengakuan dan Pengukuran
– BPR wajib membentuk penyisihan kerugian kredit minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
– Pembentukan penyisihan dapat dilakukan setiap saat atau pada tanggal laporan.
– Ganti rugi dari perusahaan asuransi diakui pada saat:
• diperoleh kepastian atas ganti rugi tersebut, apabila terdapat syarat tertentu untuk memperoleh ganti rugi.
• penyisihan kredit yang dijamin, apabila BPR memiliki hak atas ganti rugi tanpa syarat tertentu
.
– Kredit serta tagihan lainnya yang dihapus buku dan bukan dalam
rangka hapus tagih tetap dicatat secara extra comptable off balance
sheet.
– Hapus buku dalam rangka hapus tagih, BPR tidak lagi mencatat
kredittagihan lain secara extra comptable.
– Pencatatan kredit dan tagihan lain yang telah dihapus buku dalam extra comptable dapat dihentikan apabila dalam jangka waktu tertentu
tidak diperoleh pembayaran setelah dilakukan usaha penagihan dan mendapat keputusan manajemen atau dilakukan hapus tagih.
– Setoran yang diterima dari debitur atas kredit yang telah dihapus
bukuhapus tagih diakui sebagai Pendapatan Operasional Lainnya.
• Penyajian
1. Beban pembentukan penyisihan kerugian kredit disajikan setelah Beban Bunga pada pos Beban Penyisihan Kerugian
Kredit.
2. Saldo Penyisihan Kerugian Kredit disajikan sebagai pos pengurang dari kredit.
3. Piutang dari ganti rugi asuransi dan akumulasi kerugian penurunan nilai tidak dapat disajikan secara neto saling
hapus dalam neraca.
4. Pendapatan ganti rugi dan beban penghapusan kredit dapat disajikan secara neto saling hapus dalam laporan laba rugi.
5. Penerimaan setoran kredit yang dihapus bukuhapus tagih disajikan secara terpisah dalam Pendapatan Operasional
Lainnya.
• Pengungkapan 1. Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian dan
penghapusbukuan kredit dalam tahun bersangkutan: a saldo awal tahun a
b pembentukanpembalikan penyisihan selama tahun
berjalan b c penghapusbukuan kredit tahun bersangkutan c
d saldo akhir tahun a + b - c
2. Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan, penghapusan dan pengelolaan kredit bermasalah.
3. Besaran dan tarif dari masing-masing jenis penyisihan.
Jurnal Penyisihan
104
Keterangan Jurnal
Pembentukan penyisihan kerugian
Db. Beban penyisihan kerugian kredit Kr. Penyisihan kerugian kredit
Penghapusbukuan kredit dilakukan setelah
memperhitungkan hasil penjualan agunan jika
ada Penghapusbukuan
tagihan bunga dilakukan pada saat kredit menjadi
non-performing Db. Penyisihan kerugian kredit
Kr. Kredit yg diberikan – baki debet Off BS kewajiban debitur
Db. Memorial kredit yg dihapus buku Kr. Rek lawan – Memorial kredit yg
dihapus buku
105
Keterangan Jurnal
Penerimaan setoran atas kredit yang telah
dihapusbuku
Reversal Off BS kewajiban debitur
Db. Kasrekening Kr. Pendapatan operasional lainnya
Db. Rek lawan – Memorial kredit yg dihapus buku
Kr. Memorial kredit yg dihapus buku Hapus tagih atas kredit
Reversal Off BS kewajiban debitur Pokok :
Db. Rek lawan – Memorial kredit yg dihapus buku
Kr. Memorial kredit yg dihapus buku Bunga: Kr. Rek lawan – Tghn kontinjensi pdptn bng
kredit DP Db. Tagihan kontinjensi – pdptn bunga kredit
DP
• Pada 1 Januari diberikan kredit modal kerja kepada Debitur dengan
maksium kredit 15.000.000. jangka waktu 12 bulan, bunga 15 per tahun atau 1,25 perbulan, provisi 1. Biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung 100.000. Total dana yang dikeluarkan bank sebesar 14.950.000
106
Jurnal
31 Januari 2010, pembentukan penyisihan
kerugian umum 0.5 dari kredit kategori lancar
Beban penyisihan kerugian kredit Penyisihan kreugian kredit
75.000 75.000
Amoritisasi atas biaya transaksi dan provisi Kredit yang diberikan – provisi
Kredit yang diberikan – biaya transaksi Pendapatan bunga
12.500 8.333
4.167
Kredit yang diberikan – pokok 15.000.000
Kredit yang diberikan – provisi 137.500
Kredit yang diberikan – b. transaksi 91.667
Total kredit 14.954.167
Penyisihan kerugian kredit 75.000
Kredit netto 14.879.167
penyisihan kurang lancar
• Pada 31 Maret kredit dinyatakan kurang lancar, nilai agunan 20.000.000 dengan
coverage 80
• Amortisasi biaya transaksi dan provisi terus dilakukan tidak tergantung
kolektibiltas
• Diasumsikan, penyisihan kerugian untuk kredit kurang lancar adalah 10 dari
kredit setelah dikurangi agunan. Mengingat agunan Rp20.000.000 x 80 = Rp16.000.000 masih memenuhi jumlah kredit, tidak ada pengakuan penyisihan
kerugian yang perlu dibentuk.
• Pendapatan bunga yang akan diterima dikoreksi dan dikategorikan sebagai
tagihan kontijensi.
107
Jurnal
31 Maret 2010, koreksi pengakuan bunga akrual
bunga 3 bulan 187.500 x 3 = 562.500 Pendapatan bunga
Pendapatan bunga yang akan diterima 562.500
562.500 Pengakuan sebagai tagihan kontijen
Tagihan kontijensi Rekenng lawan – tagihan kontijensi
562.500 562.500
Amoritisasi atas biaya transaksi dan provisi Kredit yang diberikan – provisi
Kredit yang diberikan – biaya transaksi Pendapatan bunga
12.500 8.333
4.167
• Sampai 30 Nopember Debitur tidak memenuhi kewajibannya dan dinyatakan macet
• Agunan diserahkan dengan nilai awal Rp 20.000.000 dan
coverage 80. Namun pada 30 November 2010, nilai pasar agunan menurun menjadi Rp 15.000.000.
• Penyisihan kerugian atas kredit
non-performing dibentuk penuh setelah memperhitungkan agunan.
108
Jurnal
Amoritisasi atas biaya transaksi dan provisi
Kredit yang diberikan – provisi Kredit yang diberikan – biaya
transaksi Pendapatan bunga
12.500 8.333
4.167
Pengakuan sebagai tagihan kontijen Tagihan kontijensi
Rekening lawan – tagihan kontijensi 187.500
187.500
31 Januari 2010, pembentukan
penyisihan kerugian umum Beban penyisihan kerugian kredit
Penyisihan kreugian kredit 2.925.000
2.925.000
Nilai agunan menjadi 80 x 15.000.000 = 12.000.000 akibat
penurunan nilai. Penurunan nilai 15.000.000 – 12.000.000 =
3.000.000, penyisihan sebelumnya 75.000 sehingga
perlu tambahan 2.925.000 Kredit yang diberikan
15.000.000 Provisi
12.500 Biaya transaksi
8.333 Total kredit
14.995.000 Penyisihan kerugian
3.000.000 Kredit netto
11.995.883
• 31 Desember 2010, Mengingat terdapat permasalahan agunan dan tidakbelum
dapat diambilalih, namun BPR memutuskan untuk memperbaiki portofolio kredit, diasumsikan untuk menghapusbukukan kredit tanpa penyelesaian
melalui pengambilalihan maupun penjualan agunan:
109
Jurnal
Amortisasi provisi dan biaya transaksi Kredit yang diberikan – provisi
Kredit yang diberikan biaya transaksi Rekening lawan – tagihan kontijensi
12.500 8.333
4.167 Pengakuan sebagai tagihan kontijen
Tagihan kontijensi Rekenng lawan – tagihan kontijensi
187.500 187.500
Pembentukan kekurangan penyisihan kerugian untuk pencadangan 100 tanpa memperhitungkan agunan
Beban penyisihan kerugian kredit Penyisihan kerugian kredit
12.000.000 12.000.000
Penghapusan kredit Penyisihan kerugian kredit
Kredit yang diberikan – pokok kredit Memo kredit dihapuskan
Rekening lawan – memorial kredit dihapuskan 15.000.000
15.000.000 15.000.000
15.000.000
penghapusan
• Pada 30 Juni 2011 Debitur menyelesaikan kreditnya dengan membayar
sejumlah Rp18.000.000, dan ditetapkan bahwa kredit telah diselesaikan. Pada Rekening memorial terdapat Memorial kredit yang dihapusbuku sebesar
Rp15.000.000 dan Tagihan kontinjensi atas bunga Rp 375.000. asumsi: bunga kontinjensi tetap dihitung s.d. 30 Juni 2010
110
Jurnal
Penerimaan setoran Debitur KasRekening
Pendapatan operasional lain 18.000.000
18.000.000 Penghapusan catatan
extracomptable Rekening lawan – memorial kredit dihapus bukukan
Memorial kredit yang dihapusbuku Rekening lawan – tagihan kontijensi
Tagihan kontijensi 15.000.000
15.000.000 3.000.000
3.000.000 Menghapuskan sisa tagihan kontijensi 375.000
Rekening lawan – tagihan kontijensi Tagihan kontijensi
375.000 375.000
• Dari contoh sebelumnya misalnya kredit tidak dilunasi setelah dilakukan upaya
penagihan dan upaya penyelesaian namun tidak mendapatkan hasil, dan pada 31 Desember 2011 kredit diputuskan untuk dihapustagih
111
Jurnal
Penghapusan kredit Rekening lawan – memorial kredit dihapuskan
Memo kredit dihapuskan 15.000.000
15.000.000
Penghapusan tagihan kontiijensi Rekening lawan – tagihan kontijensi
Tagihan kontijensi 4.500.000
4.500.000
• Restrukturisasi Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan BPR dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur
yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.
• Berdasarkan pertimbangan ekonomi atau hukum, BPR memberikan konsesi khusus kepada debitur, yaitu konsesi
yang tidak akan diberikan apabila tidak terdapat kesulitan keuangan di pihak debitur.
• Restrukturisasi kredit dilakukan apabila BPR mempunyai keyakinan bahwa debitur masih memiliki prospek usaha
yang baik dan mampu memenuhi kewajibannya setelah kreditnya direstrukturisasi.
• Pengakuan dan pengukuran
Nilai Tunai Penerimaan Kas Masa Depan adalah nilai tunai perkiraan arus kas masa depan dari total kewajiban debitur
sesuai dengan perjanjian restrukturisasi kredit berdasarkan tingkat diskonto tertentu suku bunga kontraktual awal.
• Cara Restrukturisasi
– Modifikasi persyaratan kredit: penurunan suku bunga, perpanjangan, pengurangan tunggakan
– Penambahan fasilitas kredit: fresh money atau konversi tunggakan bunga
1. Modifkasi persyaratan
– Pembayaran yang akan diterima di masa depan berdasarkan persyaratan yang baru diukur sebesar nilai tunai.
– Arus kas masa depan diukur sebesar nilai tunai menggunakan suku bunga kontraktual awal kredit.
– Jika nilai tunai lebih rendah selisihnya diakui sebagai kerugian restrukturisasi
2. Penambahan fasilitas - konversi tunggakan bunga
– Penambahan nilai tercatat diakui sebagai pendapatan bunga yg ditangguhkan.
– Pendapatan bunga yg ditangguhkan diamortisasi dan diakui sebagai
• pendapatan bunga sepanjang kredit termasuk kategori
performing
, • tidak diamortisasi dan tidak diakui jika termasuk
non performing
.
• Penyajian
1. Kerugian restrukturisasi kredit disajikan sebelum beban operasional pada pos Beban Kerugian
Restrukturisasi Kredit.
2. Penyisihan restrukturisasi kredit, yang merupakan selisih antara nilai tercatat kredit dengan nilai tunai
penerimaan kas masa depan, disajikan sebagai pos pengurang dari kredit yang direstrukturisasi.
3. Pendapatan bunga yang ditangguhkan, yang merupakan hasil konversi tunggakan bunga,
disajikan sebagai pos pengurang dari kredit yang direstrukturisasi.
• Pengungkapan
1. Jumlah kredit yang direstrukturisasi, jenis restrukturisasi yang dilakukan, dan alasan restrukturisasi.
2. Data komparatif mengenai:
a jumlah kredit bermasalah; b jumlah pendapatan yang diakui dengan basis kas selama
periode timbulnya kredit bermasalah; c jumlah fasilitas kredit tambahan yang diberikan kepada debitur
yang direstrukturisasi; d d kerugian restrukturisasi kredit; dan informasi lain atas kredit
yang direstrukturisasi.
117
Keterangan Jurnal
Modifikasi persyaratan kredit Apabila nilai tunai lebih rendah
dibandingkan nilai tercatat Db. Kredit yang diberikan baru
Kr. Kredit yang diberikan lama Db. Beban kerugian restrukturisasi kredit
Kr. Penyisihan kerugian kredit Konversi tunggakan tagihan bunga
a Pada saat restrukturisasi Db. Kredit yang diberikan
Kr. Pendapatan bunga yang ditangguhkan Amortisasi pendapatan bunga yang
ditangguhkan pada saat kredit yang direstrukturisasi
termasuk kategori performing Db. Pendapatan bunga yang ditangguhkan
Kr. Pendapatan bunga
Pada saat kredit yang direstrukturisasi termasuk kategori
nonperforming
Tidak ada amortisasi pendapatan bunga yang ditangguhkan
• Pada tanggal 1 Januari 2010, kredit yang diberikan BPR XYZ kepada Debitur A perjanjian
kredit modal kerja: : •
Maksimum kredit Rp. 240.000.000, Jangka waktu 2 tahun, Jenis kredit Modal Kerja, Bunga 16tahun atau 1,33bulan, Provisi 1 atau Rp. 2.400.000, Tidak ada biaya transaksi
BPR yang dapat diatribusikan secara langsung. Cicilan bunga kredit dilakukan setiap bulan, pembayaran pokok dilakukan pada akhir masa kredit
bullet-payment. Berdasarkan data di atas, total dana yang dikeluarkan bank sebesar Rp237.600.000 = Rp 240.000.000 –
Rp2.400.000. •
Asumsi: Agunan diserahkan dengan nilai awal Rp 300.000.000 dan coverage 60.,
Penyisihan kerugian atas kredit non-lancar dibentuk penuh setelah memperhitungkan agunan.
118
Jurnal
Penarikan kredit Kredit yang diberikan – baki debet
Kredit yang diberikan – provisi
KasRekening 240.000.000
2.400.000 237.600.000
Pembentukan penyisihan kerugian kredit, 0.5 dari kredit kategori lancar
Beban penyisihan kerugian kredit
Penyisihan kerugian kredit 1.200.000
1.200.000 Amortisasi atas provisi
Kredit yang diberikan – Provisi Pendapatan bunga
100.000 100.000
119
Ilustrasi Kredit - Penarikan
Pendapatan bunga
No Periode
PKK Predit Provisi Saldo
kredit Pokok
Bunga Am
Provisi Total
1 0101201
240.000.00 2.400.00
237.600.00
2 3101201
240.000.00 2.300.00
237.700.00 3.200.000
100.000 3.300.000
3 2802201
240.000.00 2.200.00
237.800.00 3.200.000
100.000 3.300.000
4 3103201
240.000.00 2.100.00
237.900.00 3.200.000
100.000 3.300.000
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
.
22 3009201
240.000.00 300.000
239.700.00 3.200.000
100.000 3.300.000
23 3110201
240.000.00 200.000
239.800.00 3.200.000
100.000 3.300.000
24 3011201
240.000.00 100.000
239.900.00 3.200.000
100.000 3.300.000
25 3112201
240.000.0 00
76.800.00 2.400.00
79.200.00
penyisihan kurang lancar
• Pada 31 Maret kredit dinyatakan kurang lancar
• Amortisasi biaya transaksi dan provisi terus dilakukan tidak tergantung
kolektibiltas
• Diasumsikan, penyisihan kerugian untuk kredit kurang lancar adalah 10 dari
kredit setelah dikurangi agunan. Mengingat agunan hanya memenuhi sebagian kredit yaitu Rp180.000.000 Rp300.000.000 x 60 sehingga dengan saldo
penyisihan kerugian sebesar Rp1.200.000, kekurangan pembentukan penyisihan kerugian sebesar Rp4.800.000 R60.000.000x10 - Rp1.200.000
120
Jurnal
31 Maret 2010, koreksi pengakuan bunga akrual Terakumulasi Jan-Mar 240jtx16x312=9.600.000
Pendapatan bunga Pendapatan bunga yang akan diterima
9.600.000 9.600.000
Pengakuan sebagai tagihan kontijensi Tagihan kontijensi
Rekenng lawan – tagihan kontijensi 9.600.000
9.600.000 Amoritisasi atas biaya transaksi dan provisi
Kredit yang diberikan – provisi Pendapatan bunga
100.000 100.000
Pembentukan penyisihan kerugian umum kredit kurang lancar
Beban penyisihan kerugian kredit
Penyisihan kerugian kredit 4.800.000
4.800.000
•
Restrukturisasi dengan perpanjangan jangka waktu dan perubahan suku bunga
• Pada tanggal 30 April 2010, debitur mengalami penurunan omset penjualan dan
mengajukan restrukturisasi, dengan kondisi sebagai berikut:
– Memperpanjang jangka waktu kredit menjadi 3 tahun terhitung sejak tanggal 30 April 2010.
– Penurunan suku bunga menjadi 14. Tagihan bunga s.d. 30 April 2010 sebesar Rp12.800.000 dilunasi.
– Tidak ada penambahan agunan – Proyeksi rekening debitur dengan arus kas baru sebagai berikut: Proyeksi
restrukturisasi kredit dengan modifikasi persyaratan, perpanjangan jangka waktu dan penurunan suku bunga
• Bunga Januari s.d. April 2010 terakumulasi sebesar Rp240.000.000 x 16 x 412
bulan = Rp12.800.000
• Perhitungan nilai tunai dari arus kas masa depan jadwal hasil restrukturisasi
dengan tingkat diskonto tingkat bunga kontraktual awal sebelum restrukturisasi. Proyeksi arus kas hasil restrukturisasi, nilai tunai dari arus kas
pokok dan bunga hasil restrukturisasi adalah sebesar Rp228.622.476.
• Kerugian restrukturisasi timbul jika nilai tunai lebih rendah dibanding nilai
tercatat kredit pada saat restrukturisasi. Dengan nilai tunai Rp228.622.476 lebih rendah dibanding dengan okok kredit Rp240.000.000, terdapat kerugian
restrukturisasi kredit:
– Pokok kredit Rp 240.000.000
– Nilai tunai arus kas dikonto 16 Rp 228.622.476
– Total Kerugian restrukturisasi kredit Rp 11.377.524
• PV 240.000.000 dg bunga 16, 3 tahun = 148.979.805
• PV Annuitas pembayaran bunga 14 2.800.000 bunga 1612 selama 36 bulan =
79.712.812
121
122
Pendapatan bunga
No Periode
PKK Predit Kerugian Saldo kredit Pokok Bunga
Am Provisi Total
1 3004201
240.000.00 2.400.00
237.600.00
2 3105201
240.000.00 2.151.70
237.848.30 2.800.000
3.048.300 248.300
2.800.000
3 3006201
240.000.00 1.900.09
238.099.91 2.800.000
3.051.610 251.610
2.800.000 .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
22 3009201
240.000.00 300.000
239.700.00 2.800.000
3.184.417 384.417
2.800.000
23 3110201
240.000.00 89.543
240.089.54 3
2.800.000 3.189.543
389.543 2.800.000
24 3011201
240.000.00 484.280
240.484.28 2.800.000
3.194.737 394.737
242.800.00
25 3112201
240.000.00 100.000.00
112.177.52 4
11.377.52 4
340.800.00
Pokok Bunga
Total Pokok Kredit
240.000.000 Nilai tunai
16
148.979.805 79.712.812
228.622.476 Kerugian restrukturisasi
11.377.524
123
Jurnal
Penerimaan kas atas pelunasan tunggakan bunga dan denda:
Kas Pendapatan bunga operasional lain – tunggakan
12.800.000 12.800.000
Pengurangan rekening memorial tunggakan bunga krn dilunasi
Rekening lawan – tagihan kontijensi Tagihan kontijensi
12.800.000 12.800.000
Pencatatan hasil restrukturisasi dan pembebanan kerugian restrukturisasi kredit:
Kredit yang diberikan – Baki debet baru Kredit yang diberikan – Baki debet baru
Beban kerugian restrukturisasi kredit Penyisihan kerugian restrukturisasi
240.000.000 240.000.000
11.377.524 11.377.524
Amortisasi atas biaya transaksi dan provisi Kredit yang diberikan – provisi
Pendapatan bunga 2.100.000
2.100.000
• Kredit hasil restrukturisasi setelah kerugian restrukturisasi tercatat
sebesar Rp228.622.476.
• Dengan asumsi kolektibilitas tidak berubah Kurang Lancar, maka BPR
perlu membentuk penyisihan kerugian kredit sebesar Rp4.862.248 Rp228.622.476 – Rp180.000.000 x 10, saldo penyisihan kerugian
kredit tercatat sebesar Rp6.000.000 maka terdapat kelebihan penyisihan kerugian kredit sebesar Rp1.137.752.
• Diasumsikan kelebihan ini dapat diakui langsung pada saat
restrukturisasi:
124
Jurnal
Penyisihan kerugian kredit Pendapatan operasi lainnya
1.137.752 1.137.752
• Kerugian restrukturisasi kredit disajikan sebagai pos pengurang dari
kredit yang direstrukturisasi. Pada tanggal 30 April 2010 kredit disajikan sbb:
– Kredit yg diberikan – Baki debet Rp 240.000.000
– Penyisihan kerugian restrukturisasi -- Rp 11.377.524
– Kredit yang diberikan Rp 228.622.476
– Penyisihan kerugian kredit --
Rp 4.862.248 – Kredit yang diberikan neto
Rp 223.760.228
• Pada 31 Mei 2010, selain pelunasan bunga juga dilakukan amortisasi
kerugian restrukturisasi dari kenaikan nilai tercatat.
125
Jurnal
Kas Penyisihan kerugian kredit
Pendapatan bunga 2.800.000
316.042 3.116.042
• Dengan kenaikan nilai tercatat kredit sebesar Rp316.042, penyisihan kerugian
restrukturisasi menjadi Rp11.061.482. Dengan demikian kredit tercatat menjadi Rp228.938.518.
• Diasumsikan kualitas kredit tetap Kurang Lancar maka BPR perlu membentuk
penyisihan kerugian kredit sebesar Rp228.938.518 – Rp180.000.000 x 10 = 4.893.852. Dengan saldo penyisihan kerugian kredit sebesar Rp4.862.248 maka
BPR perlu membentuk kekurangan penyisihan kerugian kredit sebesar Rp 31.604.
Jurnal
Beban penyisihan kerugian kredit
Penyisihan kerugian kredit 31.604
31.604
Pada tanggal 31 Mei 2010 kredit disajikan sbb: •
Kredit yg diberikan – Baki debet Rp
240.000.000 •
Penyisihan kerugian restrukturisasi -- Rp
11.061.482 •
Kredit yang diberikan Rp 228.938.518
• Penyisihan kerugian kredit --
Rp 4.893.518
• Kredit yang diberikan neto
Rp 224.044.667
• Pada 30 April 2013, nasabah melunasi pinjamannya dengan membayar
pokok dan bunga:
126
Jurnal
Kas Penyisihan kerugian kredit
Kredit yang diberikan – baki debit Pendapatan bunga
242.800.000 316.042
248.000.000 3.116.042
• Penghapusan penyisihan kerugian kredit yang dibentuk: Diasumsikan debitur
membayar semua kewajibannya sehingga kualitas kredit membaik menjadi Lancar. Dengan asumsi kualitas kredit Lancar maka saldo penyisihan kerugian
kredit yang telah dibentuk s.d. 31 Maret 2013 adalah sebesar Rp 1.198.026 Rp239.605.263 x 0,5:kerugian kredit sebesar Rp4.862.248 maka BPR perlu
membentuk kekurangan penyisihan kerugian kredit sebesar Rp24.830.
Jurnal
Penyisihan kerugian kredit Pendapatan operasional lainnya
1.198.026 1.198.026
• AYDA adalah aset yang diperoleh BPR, baik
melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh
pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam
hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada BPR.
• Biaya untuk menjual adalah biaya yang dapat
diatribusikan kepada pelepasan aset.
127
1. AYDA adalah aset yang diperoleh BPR, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan
penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari
pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada BPR.
2. AYDA yang dapat dicatat pada neraca, hanya aset tetap dan atau bergerak yang berasal dari penyelesaian kredit
yang diberikan
3. Urutan pos penyajian AYDA dalam neraca adalah pada urutan pos setelah nilai bersih Kredit Yang Diberikan, dan
sebelum Aset Tetap – Inventaris
3. Penyajian AYDA pada saat pengakuan awal adalah sebesar nilai pasar wajarnya setelah dikurangi dengan biaya-biaya
untuk menjualnya kembali, dan maksimal sebesar baki debet outstanding kredit yang diberikan
4. Bank tidak
boleh mengakui
laba pada
saat pengambilalihan aset
128
5. Penyajian AYDA setelah pengakuan awal, disajikan berdasarkan nilai terendah antara nilai tercatat dengan
nilai pasar wajarnya setelah diperhitungkan biaya untuk menjualnya
6. Selisih lebih antara nilai tercatat dengan nilai pasar wajar AYDA setelah dikurangi biaya untuk menjualnya, diakui
sebagai kerugian atas Beban Penurunan Nilai AYDA dalam Laporan Rugi-Laba
7. Agunan yang diambil alih tidak disusutkan 8. Beban-beban perolehan AYDA dan pemeliharaannya
dibebankan pada saat terjadinya transaksi 9. Selisih antara nilai tercatat dengan hasil penjualan AYDA
diakui sebagai Laba atau Rugi Penjulan AYDA dalam pos Pendapatan atau Beban Non Operasional
•
129
• Pada tanggal 1 Januari 2010, kredit yang diberikan BPR ABC kepada Debitur X
dengan data sesuai perjanjian kredit modal kerja sebagai berikut:
• Maksimum kredit Rp. 15.000.000. Jangka waktu 1 tahun, Bunga 15tahun
atau 1,25bulan, Provisi 1 atau Rp. 150.000, Biaya transaksi BPR yang dapat diatribusikan secara langsung Rp.100.000.
• Pelunasan kredit dilakukan di akhir periode kredit. Berdasarkan data di atas,
total dana yang dikeluarka sebesar Rp. 14.950.000 = Rp. 15.000.000 - Rp.150.000 + Rp.100.000.n bank
• Asumsi:
– Sampai dengan 31 Desember 2010, debitur tidak memenuhi seluruh kewajibannya dan dinyatakan memiliki kolektibilitas Macet.
– Agunan diserahkan dengan nilai awal Rp 20.000.000 dan coverage 50. Penyisihan kerugian pada kolektibilitas macet harus dibentuk sebesar
Rp5.0000.000, namun pada 31 Desember 2010, nilai pasar agunan menurun menjadi Rp 10.500.000 dan biaya penjualan sebesar Rp 500.000.
– Penyisihan kerugian dibentuk penuh setelah memperhitungkan agunan.
130
• Pada tanggal 31 Maret 2010 diasumsikan kredit dinyatakan kurang lancar
• Koreksi pengakuan bunga akrual: Akumulasi pendapatan bunga yang telah
diakui sebagai pendapatan s.d. Maret 2010 sebesar Rp562.500.
• Pembentukan penyisihan kerugian, asumsi 0.5 dari kredit lancar dan 10 dari
porsi kredit kurang lancar yang tidak tercover nilai agunan: Nilai kredit sebesar Rp15.000.000, nilai agunan Rp10.000.000 50 dari Rp20.000.000 sehingga
nilai kredit yang tidak tercover jaminan adalah Rp5.000.000. Penyisihan = 10 x 5.000.000 = 500.000
• Penyisihan kerugian kredit yang telah dibentuk Rp75.000, sehingga kekurangan
pembentukan penyisihan kerugian kredit sebesar Rp425.000. 500.000-75.000
131
Jurnal
31 Maret 2010, koreksi Akumulasi pendapatan bunga yang telah diakui sebagai pendapatan s.d. Maret 2010 sebesar
Rp562.500 Pendapatan bunga
Pendapatan bunga yang akan diterima 562.500
562.500 Pengakuan sebagai tagihan kontijensi
Tagihan kontijensi Rekenng lawan – tagihan kontijensi
562.500 562.500
Pembentukan penyisihan kerugian umum kredit kurang lancar Beban penyisihan kerugian kredit
Penyisihan kerugian kredit 425.000
425.000
• Tanggal 31 Desember 2010, diasumsikan diputuskan sebagai kategori
kredit macet dan akan diselesaikan dengan penjualan agunan.
• Tidak ada penjurnalan khusus, agunan yang akan digunakan sebagai
proses penyelesaian kredit dicatat pada rekening administratif.
• Diasumsikan penyisihan kerugian kredit untuk kolektibilitas Diragukan
telah dibentuk sebesar Rp2.500.000 50 x Rp5.000.000, sehingga kekurangan pembentukan penyisihan kerugian kredit untuk kolektibilitas
macet adalah sebesar Rp2.500.000.
132
Jurnal
Pencatatan agunan yang akan digunakan Agunan untuk penyelesaian kredit
Memorial : Agunan untuk penyelesaian kredit 10.500.000
10.500.000
Pembentukan penyisihan kerugian umum kredit Beban penyisihan kerugian kredit
Penyisihan kerugian kredit 2.500.000
2.500.000
• Tanggal 31 Januari 2011 diasumsikan bersama dengan Debitur agunan dijual
untuk menyelesaian kreditnya: Hasil penjualan agunan Rp 10.500.000 Biaya penjualan agunan Rp 500.000, Penerimaan kas dari debitur atas kekurangan
pelunasan kewajiban Rp 7.000.000
• Pada saat penjualan agunan: Hasil penjualan agunan diterima secara tunai.
Biaya penjualan dibayarkan tunai sebesar Rp500.000, diperhitungkan langsung dengan harga jual sehingga diperoleh hasil penjualan bersih sebesar
Rp10.000.000.
133
Jurnal
KasRekening Penyisihan kerugian kredit
Kredit yang diberikan – baki debit 10.000.000
5.000.000 15.000.000
Pembentukan saldo memorial kredit yang dihapusbuku
Memorial kredit yang dihapusbuku
Rekening lawan: memorial kredit yang dihapusbuku
5.000.000 5.000.000
Debitur membayar sisa kewajibannya. KasRekening
Pendapatan operasional lain 7.000.000
7.000.000 Pengurangan rekening memorial kontinjensi
dan agunan Rekening lawan – Tagihan kontinjensi
Memorial: Agunan untuk penyelesaian kredit
Tagihan kontijensi Agunan untuk penyelesaian kredit
2.000.000 10.500.000
2.000.000 10.500.000
• Penyisihan kerugian yang telah dibentuk adalah
Rp5.000.000 100 dari nilai kredit yang tidak
tercover agunan, hasil penjualan lebih kecil dari
nilai kewajiban debitur.
• Sisa tagihan kontinjensi pada 31 Januari 2011
sebesar Rp250.000 Rp2.250.000 –
Rp2.000.000
• Dari kasus 1.b, diasumsikan pada 31 Desember 2010 diputuskan sebagai kategori
kredit macet dan akan diselesaikan dengan pengambilalihan agunan yang diambil alih.
• Pada 31 Januari 2011 diasumsikan pelaksanaan pengambilalihan agunan sebagai
penyelesaian kredit.
• Pada saat pengambilalihan agunan: Agunan Yang Diambil Alih dinilai dengan nilai
wajar atau nilai jual bersih yaitu Rp10.000.000, sama dengan nilai tercatat kredit sebesar Rp10.000.000 Penyisihan kerugian yang telah dibentuk Rp5.000.000
sebagaimana perhitungan di kasus 1 b..
134
Jurnal
Pencatatan agunan yang akan digunakan Agunan untuk penyelesaian kredit
Penyisihan kerugian kredit Kredit yagn diberkan – baki debit
Memorial : Agunan untuk penyelesaian kredit 10.000.000
5.000.000 15.000.000
Penghapusan kontijensi Rekening lawan – tagihan kontijensi
Tagihan kontijensi 2.250.000
2.250.000 Penjualan agunan
KasRekening Agunan yang diambil alih
10.000.000 10.000.000
1. Aset tetap disajikandinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan
2. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus straight-line method, berdasarkan masa mafaat ekonomis aset tetap
tersebut
3. Pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan rutin Aset Tetap dan Inventaris dibebankan sebagai beban operasi pada laporan rugi-laba
pada saat terjadinya
4. Pengeluaran yang memperpanjang umur ekonomis Aset Tetap dan Inventaris ditambahkan pada jumlah tercatat asset yang bersangkutan
dikapitalisasi
5. Apabila Aset Tetap dan Inventaris tidak digunakan lagi dan atau dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari neraca
sebagai asset tetap
6. Keuntungan dan kerugian yang terjadi akibat dikeluarkannya asset tetap dan iventaris dari pencatatan, diakui sebagai laba atau rugi pada
tahun buku terkait
135
• Aset Tidak Berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik.
• Dapat diperoleh secara eksternal melalui atau dihasilkan secara internal
• Aset Tidak Berwujud hanya dapat diakui apabila berasal dari eksternal.
• Umur manfaat berdasarkan hak kontraktual hukum atau 10 tahun jika tidak dapat diestimasi,
• Nilai residu 0 kecuali ada komitmen pihak ketiga untuk membeli
• Indikasi penurunan nilai. • Biaya pendirian tidak memenuhi definisi aset tidak
berwujud beban
136
1. Aset dinyatakan sebesar nilai buku aset lain-lain terkait 2. Yang tergolong kepada aset lain-lain di BPR adalah seluruh
aset yang tidak bisa di kelompokan kepada komponen di atas komponen: kas dan setara kas, penempatan pada
bank lain, kredit diberikan, aset tetap serta good will, yaitu berupa, antara lain:
– Uang muka pajak badan – Perlengkapan kantor
– Pajak dibayar dimuka – Biaya dibayar dimuka – premi penjaminan simpanan, Persediaan
alat tulis, Piutang intern operasi, Sewa dibayar dimuka , Asuransi dibayar dimuka., panjar-panjar , Asuransi karyawan
– Biaya tangguhan: Software system BPR – Piutang dari perusahaan asuransi
– Mata uang kertas dan logam yan ditarik dari peredaran – dsb
137
1. Kewajiban Segera dinyatakan sebesar nilai bukunya. 2. Kewajiban Segera adalah kewajiban yang telah jatuh
tempo dan atau yang segera dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayar.
3. Kewajiban Segera adalah segala kewajiban yang harus segera dibayarkan, selambatnya dalam kurun 1 satu
bulan ke depan harus diselesaikan
4. Penyajian : disajikan jumlah yang harus diselesaikan 5. Pengungkapan : rincian
6. Yang tergolong kepada Kewajiban Segera di BPR berupa:
• Titipan pajak - Titipan DPLK
• Titipan Jamsostek - Titipan Askes
• Titipan Dana pihak ketiga - Titipan Realisasi kredit
• dsb
138
V
1. Utang Bunga diakui sebesar jumlah bunga kontraktual, baik untuk akrual bunga maupun yang telah jatuh tempo.
2. Utang Bunga merupakan pos yang dimaksudkan untuk menampung kewajiban BPR yang timbul dari pengakuan biaya bunga dari aktivitas
yang terkait dengan fungsi BPR.
3. Kewajiban bunga adalah kewajiban bunga yang telah jatuh tempo dan atau yang segera dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera
dibayar.
4. Utang Bunga disajikan sebesar jumlah yang harus diselesaikan. 5. Pengungkapan : rincian akrual bunga dan bunga jatuh tempo, utang
pihak pada pihak yang memiliki hubungan istimewa 6. Komponen Hutang Bunga di BPR pada umumnya berupa:
– Kewajiban bunga yang telah menjadi beban BPR tetapi belum dibayar akrual bunga.
– Bunga deposito yang sudah jatuh tempo namun belum diambil oleh nasabah. – Bunga dari transaksi lainnya yang sudah jatuh tempo namun belum diambil.
139
1. Utang Pajak adalah kewajiban pajak penghasilan badan yang terutang atas penghasilan BPR.
2. Utang pajak merupakan selisih kurang atas kewajiban pajak penghasilan BPR setelah memperhitungkan angsuran pajak
atau pajak dibayar dimuka.
3. Utang Pajak diakui sebesar jumlah yang harus disetorkan ke Kas Negara.
4. Penyajian Utang Pajak disajikan sebesar jumlah yang harus