d. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa e.
Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian
f. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian
dalam rangka pencegahan g.
Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian h.
Mengambil sidik jari dan identitas lainnya sertamemotret seseorang i.
Mencari keterangan dan barang bukti j.
Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional k.
Mengeluarkan surat izin danatau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat
l. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan
pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat m.
Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.
16
C. Upaya Penanggulangan Kejahatan
Kebijakan atau upaya penanggulangan kejahatan pada hakikatnya merupakan
bagian integral dari upaya perlindungan masyarakat social defence dan upaya mencapai kesejahteraan masyarakat social welfare. Oleh karena itu dapat
dikatakan, bahwa tujuan akhir atau tujuan utama dari politik kriminal ialah ”perlindungan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat”
17
. Upaya
16
Anton Tabah, Op.Cit, hlm 38
17
Barda Nawawi Arief Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana,Op.Cit hlm 2
penanggulangan kejahatan perlu di tempuh dengan pendekatan kebijakan, dalam arti:
a. Ada keterpaduan integralitas antara politik kriminal dan politik sosial.
b. Ada keterpaduan integralitas antara upaya penanggulangan kejahatan dengan
penal dan nonpenal.
18
Upaya penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat di bagi dua, yaitu lewat jalur
“nonpenal” bukandi luar hukum pidana dan lewat jalur “penal” hukum pidana. Secara kasar dapatlah dibedakan, bahwa upaya penanggulangan
kejahatan lewat jalur “penal” lebih menitikberatkan pada sifat Represif penindasanpemberantasan, penumpasan sesudah kejahatan terjadi, sedangkan
jalur “nonpenal” lebih menitikberatkan pada sifat preventif pencegahan,
penangkalanpengendalian sebelum kejahatan terjadi. Dikatakan sebagai perbedaan secara kasar, karena tindakan represif pada hakikatnya juga dapat
dilihat sebagai tindakan preventif dalam arti luas.
Mengingat upaya penanggulangan kejahatan lewat jalur “nonpenal” lebih bersifat tindakan pencegahan untuk terjadinya kejahatan, maka sasaran utamanya adalah
menangani faktor-faktor kondusif penyebab terjadinya kejahatan. Faktor-faktor kondusif itu antara lain, berpusat pada masalah-masalah atau kondisi-kondisi
sosial yang secara langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan atau menumbuh suburkan kejahatan. Dengan demikian, dilihat dari sudut politik
kriminal secara makro dan global, maka upaya-upaya nonpenal menduduki posisi kunci dan strategis dari keseluruhan upaya politik kriminal.
19
18
Ibid,hlm 4
19
Ibid.,hlm 40