Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Varietas Detam 1 terhadap pemberian Vermikompos dan Pupuk P

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI VARIETAS DETAM 1 TERHADAP PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN PUPUK P SKRIPSI OLEH: NOVITA SARI SIHALOHO/100301199 AGRROEKOTEKNOLOGI-BPP
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI VARIETAS DETAM 1 TERHADAP PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN PUPUK P
SKRIPSI OLEH: NOVITA SARI SIHALOHO/100301199 AGRROEKOTEKNOLOGI-BPP Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

Judul Penelitian
Nama NIM Program Studi

: Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Varietas Detam 1 terhadap pemberian Vermikompos dan Pupuk P : Novita Sari Sihaloho : 100301199 : Agroekoteknologi

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Dr. Nini Rahmawati, SP. MSi Ketua

Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi. Anggota

Mengetahui,

Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc. Ketua Program Studi Agroekoteknologi

ABSTRAK
Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Varietas Detam 1 Terhadap Pemberian Vermikompos dan Pupuk P, di bawah bimbingan Dr. Nini Rahmawati, SP. MSi. dan Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vermikompos dan pupuk P terhadap pertumbuhan tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara-Medan (± 25 m dpl) pada Maret – Juni 2015 menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah pemberian vermikompos dengan 4 taraf yaitu V0 (kontrol), V1 (0,25 kg/polibag), V2 (0,5 kg/polibag), dan V3 (0,75 kg/polibag). Faktor kedua adalah pemberian pupuk P dengan 4 taraf yaitu P0(kontrol), P1(0,625 g/polibag), P2 (1,25 g/polibag) dan P3 (1,825 g/polibag). Parameter yang diamati antara lain tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), umur berbunga (hari), bobot basah akar (g), bobot kering akar (g), bobot basah tajuk (g), bobot kering tajuk (g), volume akar (ml), jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi, bobot 100 biji kering (g) dan umur panen (hari).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian vermikompos dan pupuk P berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 3 – 5 MST, diameter batang umur 3 – 5 MST, umur berbunga, bobot basah akar, bobot kering akar, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, volume akar, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman dan jumlah polong berisi. Interaksi antara vermikompos dan pupuk P berpengaruh nyata terhadap umur berbunga tanaman kedelai.
Kata kunci : vermikompos, Pupuk P, kedelai

ABSTRACT
The Growth and Yield Response of Soybean Var. Detam 1 with The Aplication of Vermicompost and Phosphate Fertilizer, supervised by Dr. Nini Rahmawati, SP. MSi. dan Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi.
The objectives of the experiment were to determine the effect of vermicompost and phospate fertilizer aplication on the growth of soybean. This research was carried out at the field of Agriculture Faculty University of Sumatera Utara on March – June 2015 and was arranged in a randomized block design with two factors. The first factor was the application of vermicompost in 4 level: V0 (control), V1 (0,25 kg/polybag), V2 (0,5 kg/polybag), and V3 (0,75 kg/polybag). The second factor was the application of phosphate fertilizer in 4 level: P0 (control), P1 (0,625 g/polybag), P2 (1,25 g/polybag) and P3 (1,825 g/polybag). Parameters observed were height of plant, diameter of stem, flowering age, fresh weight of root, dry weight of root, fresh weight of crown, dry weight of crown, volume of root, number of productive branches, number of pods per plant, number of content pods, dry weight of 100 seeds, and harvesting age.
The result of research showed that application of vermicompost and phospate fertilizer significantly affected on height of plant 3 - 5 week after planting, diameter of stem age 3 – 5 week after planting, flowering age, fresh weight of root, dry weight of root, fresh weight of crown, dry weight of crown, root volume, number of productive branches, number of pods per plant, and number of content pods. The interaction of aplication of vermicompost and phospate fertilizer were significant to flowering age of plant.
Key words : vermicompost, phosphate fertilizer, Soybean

RIWAYAT HIDUP NOVITA SARI SIHALOHO, lahir di Sionggang, 12 Mei 1992, anak dari Bapak H. Sihaloho dan Ibu N. br. Manurung yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Pematang Siantar pada tahun 2010 dan pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai Mahasiswa di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan memilih Program Studi Agroekoteknologi, minat Budidaya Pertanian Perkebunan. Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK). Penulis juga aktif di kegiatan UKM KMK USU UP Fakultas Pertanian selama masa perkuliahan. Pengalaman di bidang kemasyarakatan, penulis peroleh saat mengikuti Praktek Kerja Lapang (PKL) di PTPN II Kebun Kuala Sawit kabupaten Langkat pada bulan Juli – Agustus 2013.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena


atas segala rahmat dan karunia–Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

Judul dari skripsi ini adalah Respons Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Kedelai varietas Detam 1 terhadap Pemberian Vermikompos dan

Pupuk P yang merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program

Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

orangtua penulis Ayahanda H. Sihaloho dan Ibunda N. br. Manurung yang telah

membesarkan, mendidik dan mendukung penulis dengan kasih sayang selama ini.

Penulis


mengucapkan

terima

kasih

kepada

Ibu Dr. Nini Rahmawati, SP. MSi dan Ibu Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi

selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberikan saran

dan arahan kepada penulis selama pengerjaan penelitian dan membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Khusus untuk adik – adik saya Irma Suryani

Sihaloho, Ruly Fitrah Sihaloho dan Enjelina Sihaloho yang telah banyak

mendukung dan memotivasi dalam mengerjakan studi. Dan kepada teman-teman


2010 dan adik – adik 2013 yang telah banyak terlibat mengerjakan penelitian ini

baik di lahan dan dalam mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini serta

kepada koordinasi KMK Pertanian yang telah banyak mendukung penelitian ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Agustus 2015

Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

ABSTRACT.................................................................................................... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iii


KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................. v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ................................................................................................. Tujuan Penelitian ............................................................................................. Hipotesis Penelitian ......................................................................................... Kegunaan Penelitian ........................................................................................

1 3 4 4

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ............................................................................................... 5 Syarat Tumbuh................................................................................................. 7
Iklim..................................................................................................... 7 Tanah.................................................................................................... 9 Vermikompos................................................................................................... 11 Pupuk P ............................................................................................................ 14

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................... Bahan dan Alat................................................................................................. Metode Penelitian ............................................................................................

16 16 16


PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ............................................................................................... Persiapan Media Tanam................................................................................... Aplikasi Vermikompos .................................................................................... Aplikasi Pupuk P.............................................................................................. Penanaman Benih............................................................................................. Pemeliharaan Tanaman ....................................................................................
Penyiraman .......................................................................................... Pemupukan .......................................................................................... Penjarangan .......................................................................................... Penyiangan ...........................................................................................

19 19 19 19 20 20 20 20 20 20

Pengendalian Hama dan Penyakit........................................................ 21 Panen .............................................................................................................. 21 Pengamatan Parameter..................................................................................... 21
Tinggi Tanaman (cm)............................................................................. 21 Diameter Batang (mm)......................................................................... 21 Umur Berbunga (hari) .......................................................................... 21 Bobot Basah Akar (g)........................................................................... 22 Bobot Kering Akar (g) ......................................................................... 22 Bobot Basah Tajuk (g)............................................................................. 22 Bobot Kering Tajuk (g) ........................................................................ 22 Jumlah Cabang Produktif ..................................................................... 22 Jumlah Polong Per Tanaman................................................................ 22 Jumlah Polong Berisi ........................................................................... 23 Bobot 100 Biji Kering (g) .................................................................... 23 Umur Panen (hari)................................................................................ 23
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil .............................................................................................................. .. 24
Tinggi Tanaman (cm)............................................................................. 25 Diameter Batang (mm)......................................................................... 26 Umur Berbunga (hari) .......................................................................... 29 Bobot Basah Akar (g)........................................................................... 30 Bobot Kering Akar (g) ......................................................................... 31 Bobot Basah Tajuk (g)............................................................................. 33 Bobot Kering Tajuk (g) ........................................................................ 35 Volume Akar (ml) ................................................................................ 36 Jumlah Cabang Produktif ..................................................................... 37 Jumlah Polong Per Tanaman................................................................ 39 Jumlah Polong Berisi ........................................................................... 41 Bobot 100 Biji Kering (g) .................................................................... 42 Umur Panen (hari)................................................................................ 43 Pembahasan...................................................................................................... 44 Respon Pertumbuhan dan Produksi Kedelai terhadap Pemberian Vermikompos....................................................................................... 44 Respon Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Terhadap Pemberian Pupuk P ....................................................................................... ...... 47 Respon Pertumbuhan dan Produksi Jagung terhadap Interaksi Pemberian Vermikompos dan Pupuk P... ............................................ 50
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .......................................................................................... 51 Saran....... ............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Tinggi tanaman kedelai pada umur 2, 3, 4, dan 5 MST pada 4 taraf pemberian vermikompos dan pupuk P......................................................... 25
2. Diameter batang kedelai pada umur 2, 3, 4 dan 5 MST pada 4 taraf pemberian vermikompos dan pupuk P......................................................... 27
3. Umur berbunga tanaman kedelai akibat pemberian vermikompos dan pupuk P.................................................................................................. 29
4. Bobot basah akar tanaman kedelai akibat pemberian vermikompos dan pupuk P.................................................................................................. 30

5. Bobot kering akar tanaman kedelai akibat pemberian vermikompos dan pupuk P.................................................................................................. 32
6. Bobot basah tajuk tanaman kedelai akibat pemberian vermikompos dan pupuk P.................................................................................................. 33
7. Bobot kering tajuk tanaman kedelai akibat pemberian vermikompos dan pupuk P.................................................................................................. 35
8. Volume akar tanaman kedelai akibat pemberian vermikompos dan pupuk P ........................................................................................................ 36
9. Jumlah cabang produktif tanaman kedelai akibat pemberian vermikompos dan pupuk P.................................................................................................. 38
10. Jumlah polong per Tanaman kedelai akibat pemberian vermikompos dan pupuk P.................................................................................................. 39
11. Jumlah polong berisi tanaman kedelai akibat pemberian vermikompos dan pupuk P.................................................................................................. 41
12. Bobot 100 biji kering tanaman kedelai akibat pemberian vermikompos dan pupuk P.................................................................................................. 43
13. Umur panen tanaman kedelai akibat pemberian vermikompos dan pupuk P ....................................................................................................... 45

DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Hubungan tinggi tanaman umur 5 MST dengan vermikompos .................. 26 2. Hubungan tinggi tanaman umur 5 MST dengan pupuk P ........................... 26 3. Hubungan diameter batang umur 5 MST dengan vermikompos ................ 28 4. Hubungan diameter batang umur 5 MST dengan pupuk P ......................... 28 5. Hubungan umur berbunga kedelai dengan interaksi vermikompos
dan pupuk P ................................................................................................. 29 6. Hubungan bobot basah akar tanaman dengan vermikompos....................... 31 7. Hubungan bobot basah akar tanaman dengan pupuk P ............................... 31 8. Hubungan bobot kering akar tanaman kedelai dengan vermikompos ........ 32 9. Hubungan bobot kering akar tanaman kedelai dengan pupuk P................. 33 10. Hubungan bobot basah tajuk tanaman kedelai dengan vermikompos ....... 34 11. Hubungan bobot basah tajuk tanaman kedelai dengan pupuk P................ 34 12. Hubungan bobot kering tajuk tanaman kedelai dengan vermikompos ...... 35 13. Hubungan bobot kering tajuk tanaman kedelai dengan pupuk P............... 36 14. Hubungan volume akar tanaman dengan pemberian vermikompos .......... 37 15. Hubungan volume akar tanaman dengan pemberian pupuk P................... 37 16. Hubungan jumlah cabang produktif tanaman kedelai vermikompos......... 38 17. Hubungan jumlah cabang produktif tanaman kedelai pupuk P ................. 39 18. Hubungan jumlah polong per tanaman kedelai dengan vermikompos ...... 40 19. Hubungan jumlah polong per tanaman kedelai dengan pupuk P............... 40 20. Hubungan jumlah polong berisi tanaman kedelai dengan vermikompos .. 42 21. Hubungan jumlah polong berisi tanaman kedelai dengan vermikompos .. 42

DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Data Pengamatan tinggi tanaman (cm) pada 2 MST .................................. 55 2. Daftar sidik ragam tinggi tanaman pada 2 MST .......................................... 55 3. Data pengamatan tinggi tanaman (cm) pada 3 MST ................................. 56 4. Daftar sidik ragam tinggi tanaman pada 3 MST .......................................... 56 5. Data pengamatan tinggi tanaman (cm) pada 4 MST .................................. 57 6. Daftar sidik ragam tinggi tanaman pada 4 MST .......................................... 57 7. Data pengamatan tinggi tanaman (cm) pada 5 MST .................................. 58 8. Daftar sidik ragam tinggi tanaman pada 5 MST .......................................... 58 9. Data Pengamatan diameter batang (cm) pada 2 MST ................................ 59 10. Daftar sidik ragam diameter batang pada 2 MST ...................................... 59 11. Data pengamatan diameter batang (cm) pada 3 MST .............................. 60 12. Daftar sidik ragam diameter batang pada 3 MST ...................................... 60 13. Data pengamatan diameter batang (cm) pada 4 MST............................... 61 14. Daftar sidik ragam diameter batang pada 4 MST ...................................... 61 15. Data pengamatan diameter batang (cm) pada 5 MST............................... 62 16. Daftar sidik ragam diameter batang pada 5 MST ...................................... 62 17. Data Pengamatan umur berbunga (hari) .................................................... 63 18. Daftar sidik ragam umur berbunga (hari) .................................................. 63 19. Data pengamatan bobot basah akar (g) ...................................................... 64 20. Daftar sidik ragam bobot basah akar (g).................................................... 64 21. Data pengamatan bobot kering akar (g)..................................................... 65 22. Daftar sidik ragam bobot kering akar (g)................................................... 65

23. Data Pengamatan bobot basah tajuk (g)..................................................... 66 24. Daftar sidik ragam bobot basah tajuk (g)................................................... 66 25. Data pengamatan bobot kering tajuk (g).................................................... 67 26. Daftar sidik ragam bobot kering tajuk (g).................................................. 67 27. Data pengamatan volume akar (ml) ........................................................... 68 28. Daftar sidik ragam volume akar (ml)......................................................... 68 29. Data Pengamatan jumlah cabang produktif ............................................... 69 30. Daftar sidik ragam jumlah cabang produktif ............................................. 69 31. Data pengamatan jumlah polong per tanaman........................................... 70 32. Daftar sidik ragam jumlah polong per tanaman......................................... 70 33. Data pengamatan jumlah polong berisi...................................................... 71 34. Daftar sidik ragam jumlah polong berisi ................................................... 71 35. Data Pengamatan bobot 100 biji kering (g) ............................................... 72 36. Daftar sidik ragam bobot 100 biji kering (g) ............................................. 72 37. Data pengamatan umur panen (hari).......................................................... 73 38. Daftar sidik ragam umur panen (hari)........................................................ 73 39. Bagan penelitian......................................................................................... 73 40. Jadwal penelitian........................................................................................ 74 41. Deskripsi Kedelai Varietas Detam 1.......................................................... 75 42. Perhitungan kebutuhan pupuk.................................................................... 76 41. Hasil analis tanah ....................................................................................... 77 42. Dokumentasi foto penelitian ...................................................................... 78

ABSTRAK
Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Varietas Detam 1 Terhadap Pemberian Vermikompos dan Pupuk P, di bawah bimbingan Dr. Nini Rahmawati, SP. MSi. dan Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vermikompos dan pupuk P terhadap pertumbuhan tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara-Medan (± 25 m dpl) pada Maret – Juni 2015 menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah pemberian vermikompos dengan 4 taraf yaitu V0 (kontrol), V1 (0,25 kg/polibag), V2 (0,5 kg/polibag), dan V3 (0,75 kg/polibag). Faktor kedua adalah pemberian pupuk P dengan 4 taraf yaitu P0(kontrol), P1(0,625 g/polibag), P2 (1,25 g/polibag) dan P3 (1,825 g/polibag). Parameter yang diamati antara lain tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), umur berbunga (hari), bobot basah akar (g), bobot kering akar (g), bobot basah tajuk (g), bobot kering tajuk (g), volume akar (ml), jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi, bobot 100 biji kering (g) dan umur panen (hari).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian vermikompos dan pupuk P berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 3 – 5 MST, diameter batang umur 3 – 5 MST, umur berbunga, bobot basah akar, bobot kering akar, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, volume akar, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman dan jumlah polong berisi. Interaksi antara vermikompos dan pupuk P berpengaruh nyata terhadap umur berbunga tanaman kedelai.
Kata kunci : vermikompos, Pupuk P, kedelai

ABSTRACT
The Growth and Yield Response of Soybean Var. Detam 1 with The Aplication of Vermicompost and Phosphate Fertilizer, supervised by Dr. Nini Rahmawati, SP. MSi. dan Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi.
The objectives of the experiment were to determine the effect of vermicompost and phospate fertilizer aplication on the growth of soybean. This research was carried out at the field of Agriculture Faculty University of Sumatera Utara on March – June 2015 and was arranged in a randomized block design with two factors. The first factor was the application of vermicompost in 4 level: V0 (control), V1 (0,25 kg/polybag), V2 (0,5 kg/polybag), and V3 (0,75 kg/polybag). The second factor was the application of phosphate fertilizer in 4 level: P0 (control), P1 (0,625 g/polybag), P2 (1,25 g/polybag) and P3 (1,825 g/polybag). Parameters observed were height of plant, diameter of stem, flowering age, fresh weight of root, dry weight of root, fresh weight of crown, dry weight of crown, volume of root, number of productive branches, number of pods per plant, number of content pods, dry weight of 100 seeds, and harvesting age.
The result of research showed that application of vermicompost and phospate fertilizer significantly affected on height of plant 3 - 5 week after planting, diameter of stem age 3 – 5 week after planting, flowering age, fresh weight of root, dry weight of root, fresh weight of crown, dry weight of crown, root volume, number of productive branches, number of pods per plant, and number of content pods. The interaction of aplication of vermicompost and phospate fertilizer were significant to flowering age of plant.
Key words : vermicompost, phosphate fertilizer, Soybean

PENDAHULUAN Latar Belakang
Kedelai merupakan bahan pangan sumber protein nabati utama bagi masyarakat. Menurut data Badan Pusat Statistik (2015) produksi kedelai pada tahun 2012 sebesar 843.153 ton biji kering atau mengalami penurunan sebesar 8.130 ton (0,96%) dibandingkan tahun 2011 sedangkan produksi kedelai tahun 2013 sebesar 779.992 ton biji kering, menurun sebanyak 63.161 ton (7,49%) dibandingkan tahun 2012. Penurunan produksi kedelai diperkirakan terjadi karena turunnya luas panen seluas 13,49 ribu ha (2,38 %) dan produktivitas sebesar 0,28 kuintal/ha (1,89%), diperkirakan penurunan yang relatif besar terjadi di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara. Sehingga di butuhkan budidaya tanaman kedelai yang efektif, salah satu kendala dalam peningkatan produksi kedelai adalah kurangnya lahan produktif, sehingga peningkatan produksi kedelai akan diarahkan ke lahan kering masam ultisol yang arealnya cukup luas.
Beberapa tahun terakhir, permintaan kedelai hitam memperlihatkan peningkatan. Peruntukan utama kedelai hitam adalah untuk bahan baku kecap, selain mempunyai aroma dan rasa kecap yang enak juga memiliki kandungan protein dan nutrisi yang lebih baik dibanding dengan kecap kedelai kuning. Varietas kedelai hitam Detam-1 dan Detam-2 berdaya hasil tinggi dan memiliki keunggulan berkandungan protein sangat tinggi, memiliki adaptasi luas (Adie, et al., 2009).
Strategi penanaman kedelai di Indonesia menurut Atman (2009) dengan intensifikasi pertanaman untuk mendukung peningkatan produksi kedelai antara
1

lain dapat dilakukan melalui perluasan areal tanam. Perluasan areal tanam tidak hanya dilakukan pada daerah-daerah yang sebelumnya menjadi sentra produksi kedelai tetapi juga membuka daerah-daerah pertumbuhan baru. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan Indonesia. Sebaran terluas terdapat di Kalimantan (21.938.000 ha), diikuti di Sumatera (9.469.000 ha), Maluku dan Papua (8.859.000 ha), Sulawesi (4.303.000 ha), Jawa (1.172.000 ha), dan Nusa Tenggara (53.000 ha) (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). Sedangkan Risnawati (2010) mengatakan bahwa tanah ini kurang sesuai untuk perkembangan kedelai karena kandungan Al, Fe dan Mn tinggi. Pada lahan masam terjadi defisiensi hara N, P, Ca, Mg, Mo yang dibutuhkan tanaman.
Fosfor dapat merangsang perkembangan akar sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan mempercepat pekembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah selain itu juga dapat menambah nilai gizi (lemak dan protein). dari hasil penelitian Hadirah (2011) menunjukkan bahwa pemupukan fosfat sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan produksi biji kedelai yaitu berat biji kering.
Indonesia beriklim tropik basah dengan curah hujan yang tinggi, basa – basa tercuci dari komplek koloid tanah sehingga menyebabkan tanah-tanah di Indonesia pada umumnya reaksinya masam, pH rendah 2,0 ton/ha) (Irwan, 2006).
Kedelai memerlukan tanah yang memiliki airasi, drainase, dan kemampuan menahan air cukup baik, dan tanah yang cukup lembab. Jenis tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelai misalnya: tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol, dan andosol. Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 kedelai juga dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terhambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik (Risnawati, 2010). Tanaman kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asal drainase dan aerase tanahnya cukup baik. Tanaman kedelai dapat tumbuh pada pH 5,8 – 7,6. Untuk pertumbuhan yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan unsur hara yang cukup dan seimbang dengan sifat fisik tanah yang baik (Zahrah, 2011).
Pada jenis tanah yang bertekstur remah dengan kedalaman olah lebih dari 50 cm, akar tanaman kedelai dapat tumbuh mencapai kedalaman 5 m. Sementara pada jenis tanah dengan kadar liat yang tinggi, pertumbuhan akar hanya mencapai kedalaman sekitar 3 m. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi pada tanah kurang subur seperti tanah ultisol maka diperlukan tindakan budidaya yang tepat, salah satunya adalah dengan cara pemupukan. Pupuk hayati merupakan pupuk yang


kandungan utamanya adalah mahluk hidup (mikroorganisme) yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme tersebut dapat meningkatkan aktivitas mikroba indogenous, juga keberagaman mikroorganisme. Selain itu dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman seperti pembentukan tunas, pembungaan dan pembuahan serta proses pematangan buah (Soverda dan Hermawati, 2009). Vermikompos
Vermikompos mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, AI. Na, Cu. Zn, Bo dan Mo tergantung pada bahan yang digunakan. Vermikompos berperan memperbaiki kemampuan menahan air, membantu menyediakan nutrisi bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah dan menetralkan pH tanah. Vermikompos banyak mengandung humus yang berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah (IPPTP, 2001).
Kelompok organisme perombak bahan organik tidak hanya mikrofauna tetapi ada juga makrofauna (cacing tanah). Pembuatan vermikompos melibatkan cacing tanah untuk merombak berbagai limbah seperti limbah pertanian, limbah dapur, limbah pasar, limbah ternak, dan limbah industri yang berbasis pertanian. Kelompok organisme perombak ini dikelompokkan sebagai bioaktivator perombak bahan organik (Simanungkalit, et al., 2006).
Pemberian vermikompos ke dalam tanah dapat menetralisir aluminium dan besi tanah, sehingga dapat menurunkan fiksasi P tanah dan meningkatkan Ptersedia tanah. Dari hasil penelitian Rohim et al. (2011) menunjukkan bahwa pemberian vermikompos dengan dosis yang semakin meningkat dapat meningkatkan P-tersedia tanah. Pemberian vermikompos dari dosis 7 ton/ha

menjadi 14 ton/ha dapat meningkatkan P-tersedia tanah sebesar 1,25 ppm, dosis 7 ton/ha menjadi 21 ton/ha sebesar 23,00 ppm. Pemberian vermikompos dengan dosis yang meningkat juga berpengaruh terhadap peningkatan pH tanah yaitu pemberian dari dosis 7 ton /ha menjadi 14 ton/ha dapat meningkatkan pH tanah meningkat dari 5,32 menjadi 5,39, dosis 7 ton/ha menjadi 21 ton/ha meningkat dari 5,32 menjadi 5,40. Pemberian vermikompos ke dalam tanah diduga dapat menetralisir aluminium dan besi tanah, sehingga dapat menurunkan potensial kemasaman tanah. Vermikompos yang diberikan ke dalam tanah akan mengalami proses dekomposisi lebih lanjut dan akan dihasilkan asam-asam organik, seperti asam humat dan asam fulvat. Asam organik ini bereaksi dengan logam aluminium membentuk khelat. Pada hasil penelitian Siswanto, et al. (2004) menunjukkan bahwa respon tanaman tempuyung berbeda nyata terhadap respon tanaman tempuyung terhadap takaran vermikompos. Dimana diantara takaran 0,25 kg/polybag, 0,5 kg/polybag, 0,75 kg/polybag memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimal pada bobot basah daun, bobot kering daun dan panjang akar tanaman.
Vermikompos mengandung banyak mikroba tanah yang berguna, seperti aktinomisetes 2,8 x 106 sel/gr BK, bakteri 1,8 x 108 sel/gr BK dan fungi 2,6 x 105 sel/gr BK. Dengan adanya mikroorganisme tersebut berarti vermikompos mengandung senyawa yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kesuburan tanah atau untuk pertumbuhan tanaman antara lain Azotobacter sp yang merupakan bakteri penambat N2 non simbiotik yang akan membantu memperkaya N di dalam vermikompos. Di samping itu Azotobacter sp juga mengandung vitamin dan asam pantotenat. Kandungan N vermikompos berasal dari

perombakan bahan organik yang kaya N dan ekskresi mikroba yang bercampur dengan tanah dalam sistem pencernaan cacing tanah. Peningkatan kandungan N dalam bentuk vermikompos selain disebabkan adanya proses mineralisasi bahan organik dari cacing tanah yang telah mati, juga oleh urin yang dihasilkan dan ekskresi mukus dari tubuhnya yang kaya N. Vermikompos mempunyai struktur remah, sehingga dapat mempertahankan kestabilan dan aerasi tanah. Vermikompos mengandung enzim protease, amilase, lipase dan selulase yang berfungsi dalam perombakan bahan organik. Vermikompos juga dapat mencegah kehilangan tanah akibat aliran permukaan. Pada saat tanah masuk ke dalam saluran pencernaan cacing. Maka cacing akan mensekresikan suatu senyawa yaitu Ca-humat. Dengan adanya senyawa tersebut partikel-partikel tanah diikat menjadi suatu kesatuan (agregat) yang akan dieksresikan dalam bentuk casting. Agregat- agregat itulah yang mempunyai kemampuan untuk mengikat air dan unsur hara tanah (IPPTP, 2001).
Vermikompos adalah kompos yang dihasilkan oleh aktivitas cacing tanah, yang bekerja sama dengan mikrobiota tanah lain, sehingga mengandung banyak hormon petumbuhan tanaman, berbagai mikrobiota bermanfaat bagi tanaman, enzim-enzim tanah, dan kaya hara yang bersifat lepas lambat. Pemberian vermikompos akan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, memperbaiki pertumbuhan berbagai jenis tanaman hortikultura, tanaman pangan, pembibitan tanaman kehutanan, serta memperbaiki kualitas hasil pertanian. Vermikompos seperti halnya jenis pupuk organik yang lain, pada umumnya berbentuk serbuk kompos, sehingga aplikasinya secara tabur dan perlu dalam volume banyak (bulky). Oleh karena itu perlu dilakukan inovasi teknologi produksi vermikompos

dalam bentuk granul, sehingga lebih mudah dalam pengangkutan dan aplikasinya (Dewi, et al., 2012). Pupuk P
Unsur hara fosfor adalah unsur hara makro, dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan esensi bagi pertumbuhan tanaman. Fosfor sering disebut sebagai kunci kehidupan karena terlibat langsung hampir pada seluruh proses kehidupan. Ia merupakan komponen setiap sel hidup dan cenderung di temui pada biji dan titik tumbuh. Permasalahan yang penting yang harus diketahui dari fosfor adalah sebagai fosfor di dalam tanah umumnya tidak tersedia untuk tanaman, meskipun jumlah totalnya lebih besar daripada nitrogen (Damanik, et al., 2011).
Pengelolaan tanah-tanah ultisol memerlukan masukan dalam bentuk masukan organik dan pupuk fosfor agar mampu meneyediskan kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman kedelai. Pemberian kompos hasil dekomposisi dan pemberian pupuk fosfat secara terpisah maupun secara bersamaan dapat meningkatkan komponen pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai pada ultisol. Pemberian kompos (pupuk organik) dan pemberian P secara bersamaan meningkatkan bobot kering akar, bobot kering bagian atas tanaman, jumlah polong total, bobot biji tanaman dan serapan P biji (Bertham, 2002).
Pada umumnya fosfor didalam tanah kebanyakan terdapat dalam bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman. Tanaman menyerap hara fosfor dalam bentuk ion orthofosfat yakni: H2PO4-, HPO42-, dan PO43- dimana jumlah dari masingmasing bentuk sangat tergantung pada pH tanah. Pada tanah-tanah yang bereaksi masam lebih banyak di jumpai bentuk H2PO4- dan pada tanah alkalis adalah

bentuk PO43-. Hidroksi iksida dari Al, Fe dan Mn dapat berekasi dengan ion-ion

fosfat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:


Al (OH)3 + H2PO4-

Al (OH)2 H2PO4 + OH-

(Damanik, et al., 2011).

Dari hasil penelitian Nuraini (2008) menunjukkan bahwa pemberian

pupuk P dapat meningkatkan serapan hara K oleh tanaman dan berat umbi

kentang dan pada hasil penelitian Sutrisno (2002) menunjukkan bahwa pupuk SP-

36 dapat meningkatkan tinggi tanaman pada pertumbuhan vegetatif dan pada

pertumbuhan generatif dapat meningkatkan produksi polong kering maupun biji

kering dan bobot 100 biji kacang tanah. Frekuensi pemberian pupuk N dan P

berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang tanaman, umur berbunga,


umur panen, berat biji kering dan bobot 100 biji tanaman kedelai tertinggi pada

pengaplikasian P sebanyak 3 kali (Amri, 2001).

Di dalam tubuh tanaman fosfor memberikan peranan yang penting dalam

hal beberapa kegiatan, yaitu : pembelahan sel dan pembentukan lemak dan

albumin, pembentukan bunga, buah dan biji, kematangan tanaman melawan efek

nitrogen, merangsang perkembangan akar, meningkatkan kualitas hasil tanaman

dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Di dalam metabolisme tanaman

fosfor memegang peranan langsung sebagai pembawa energi

(Damanik, et al., 2011).

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 25 meter di atas permukan laut pada

bulan Maret 2015 sampai dengan Juni 2015.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih kedelai Varietas Detam 1 sebagai

objek tanaman yang akan diuji, tanah ultisol sebagai media tumbuh tanaman,

vermikompos siap pakai dan pupuk P (SP-36) sebagai bahan pengamatan, polibag

ukuran 19,5 cm x 50 cm x 37 cm sebagai wadah tanaman, pupuk Urea dan KCl

digunakan sebagai pupuk dasar dan pestisida sebagai bahan