PENDAHULUAN STRUKTUR SERAT NITILEKSANA MODEL TODOROV

1

BAB I PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang memiliki keindahan dan keunikan. Karya sastra berbeda dengan karangan-karangan yang lain karena karya sastra memiliki dunia tersendiri dan juga merupakan penggambaran kehidupan dari hasil pengamatan pengarang atas kehidupan yang ada di sekitarnya. Masyarakat Jawa memiliki hasil karya sastra yang cukup banyak, salah satu di antaranya yaitu Serat Nitileksana karya R. Ng. Pujahardja. Serat Nitileksana dikategorikan ke dalam prosa Jawa Modern, dilihat dari bentuk Serat Nitileksana ini berbentuk seperti cerita cekak cerkak awal. Hal ini barang kali merupakan cikal bakal kelahiran genre sastra cerkak cerita cekak pada masa- masa awal lahirnya sastra modern, sehingga menjadikan Serat Nitileksana menarik untuk diteliti unsur pembangunnya. Serat Nitileksana ditulis menggunakan huruf Jawa di Batavia pada tahun 1913 oleh R. Ng. Pujahardja. Pada tahun 1980 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan edisi yang menggunakan huruf latin, diterjemahkan oleh Dra. Ratnawati Rachmat. R. Ng. Pujahardja adalah salah satu penulis naskah yang cukup produktif di zamannya. Adapun karya-karya yang sudah beliau tulis antara lain sebagai berikut : Panithikan Surakarta, 1911, Serat Jantra Entra 1913, Serat Jampi Susah Surakarta, 1918, Serat Sangu Gesang Kediri, 1924, Serat Kapracayan Kediri, 1926, Daya Prabawa Kediri, 1926, Serat Datarasa Surakarta, 1927, Kembar Mayang Surakarta, 1927. Karya-karya R. Ng. Pujahardja sangat terkenal dan beberapa di antaranya telah menjadi bahan kajian atau penelitian seperti, Panithikan dan Serat Jantra Entra yang dilakukan oleh Dimas Aenurriza Dwi Zenanta, FIB, UI, 2009. Aspek yang dikaji adalah nilai moral yang terkandung dalam karya sastra lama tersebut. Salah satu karya R. Ng. Pudjaharja yang belum diteliti adalah Serat Nitileksana yang terdapat di dalam Serat Nitikarsa. Adapun alasan pemilihan Serat Nitileksana karya R. Ng. Pujahardja sebagai bahan penelitian adalah karena Serat Nitileksana berbentuk prosa dan mendekati cerita cekak cerkak, sedangkan pada zaman dahulu umumnya karya sastra lama berbentuk tembang macapatan, sehingga menjadikan teks Serat Nitileksana karya R. Ng. Pudjaharja menarik untuk dianalisis berdasarkan strukturnya. Penelitian tantang berbagai prosa dari para pujangga ternama baik secara individu maupun kelompok merupakan salah satu bukti bahwa sebenarnya prosa Jawa sangat digemari dan dilestarikan masyarakat dan hal tersebut patut disyukuri serta ditindaklanjuti. Bentuk karya sastra yang ditulis oleh R. Ng. Pujahardja menyesuaikan dengan selera para penikmat sastra pada waktu itu, sehingga minat baca masyarakat yang berupa karya sastra lama semakin meningkat, karena secara tidak langsung sastra dikatakan sebagai alat komunikasi. Komunikasi yang digunakan dalam dunia sastra merupakan komunkasi yang dituliskan dalam bentuk simbol-simbol dimana simbol itu dapat mengahasilkan makna. Berbagai ide yang dituangkan pengarang dalam menuliskan karya sastra ini berawal dari gambaran kehidupan perjalanan seseorang, kemudian kisah perjalanan itu dikembangkan sesuai dengan jalan pikirannya. Melalui karya yang diciptakannya, pengarang dapat menyampaikan masalah-masalah yang terjadi pada masa itu. Penyampaian gagasannya dapat berupa kritik maupun dukungan. Sebuah karya sastra terlebih prosa Jawa dibuat sebagai sarana komunikasi dari pengarang atau pujangga kepada penikmat karya sastra. Karya sastra bukanlah komunikasi yang biasa bahkan memiliki banyak segi yang aneh dan tidak biasa kalau dibandingkan dengan tindak komunikasi lain, tetapi pemahaman tentang gejala ini yang sesuai dan tepat tidak mungkin tanpa dengan memperhatikan aspek komunikatifnya atau bisa dikatakan dengan istilah lain tanpa mendekati sastra sebagai suatu tanda, sign atau yang sekarang dikenal sebagai gejala semiotik Teeuw 1988:43. Ini menunjukkan bahwa sastra merupakan sebuah aktivitas bahasa yang di dalamnya membicarakan tentang sebuah hal, akan tetapi justru mempunyai maksud yang lain. Sastra bukanlah suatu sistem lambang primer seperti seni lukis, misalnya, dapat menjadi sistem lambang primer atau bahasa, tetapi sistem lambang sekunder karena sebagai materi dasar sastra mempergunakan sistem yang sudah ada, yaitu bahasa. Perbedaan sistem linguistik dan sistem sastra tidak tampak sama dalam semua jenis sastra. Perbedaan yang minimal tampak dalam karya- karya jenis lirik atau sapiensial bacaan keagamaan, papatah, petitih yang kalimatnya-kalimatnya mempunyai kaitan langsung satu dengan yang lain. Sebaliknya, perbedaan yang maksimal terdapat dalam teks fiksi karena peristiwa dan tokoh-tokoh yang diungkapkannya membentuk suatu konfigurasi, yang secara relatif bebas dari kalimat-kalimat konkret yang mengungkapkannya Todorov 1968:12. Ini menandakan banyak tujuan-tujuan yang dimaksudkan oleh pengarang melalui karya sastra yang dihasilkan. Serat Nitileksana karya R. Ng. Pujahardja yang termasuk dalam karya sastra lama mempunyai maksud yang hendak disampaikan. Karena setiap karya sastra mempunyai maksud yang berbeda dan untuk mengetahui hal yang ingin disampaikan tersebut, maka dibutuhkan sebuah teori yang benar. Serat Nitileksana karya R. Ng. Pujahardja berbentuk prosa sehingga bagiannya perlu dianalisis untuk mengetahui isi Serat Nitileksana karya R. Ng. Pujahardja. Teori yang digunakan untuk mengungkap struktur dalam Serat Nitileksana karya R. Ng. Pujahardja ini adalah teori strukturalisme model Todorov. Teori strukturalisme model Todorov ini merupakan salah satu teori yang digunakan untuk mengkaji karya sastra dalam bentuk prosa, karena teori ini mengelompokkan kajiannya kedalam tiga aspek yaitu aspek sintaksis, aspek semantik, dan aspek verbal, sehingga unsur pembangun Serat nitileksana dapat lebih mudah dipahami. Para pakar sastra mengatakan, semua karya sastra itu mempunyai struktur, akan tetapi tidak semua karya sastra dapat dikaji strukturnya kecuali kalau kita hanya ingin mengetahui esensinya saja. Begitu pula teori strukturalis. Teori strukturalisme kajiannya tidak sama antara pakar sastra yang satu dengan pakar sastra yang lainnya. Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori strukturalisme menurut pandangan Todorov. Teori ini dikelompokkan menjadi tiga aspek, yakni aspek sintaksis, aspek semantil teks dan aspek verbal. Setelah dipelajari isi dari Serat Nitileksana karya R. Ng. Pujahardja, karya sastra lama ini dapat mewakili dari tiga aspek tersebut, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai kajian struktural menurut pandangan Todorov yang terkandung dalam Serat Nitileksana karya R. Ng. Pujahardja. Penelitian tentang Serat Nitileksana ini diharapkan dapat menggali keistimewaan yang ada di dalamnya dan dapat menuai manfaat bagi kemaslahatan umum dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu niat penelitian dilakukan secara mendalam untuk mengupas unsur pembangun karya sastra pada Serat Nitileksana karya R. Ng. Pujahardja. Sekaligus sebagai bukti diri mencintai karya sastra pujangga R. Ng. Pujahardja, bukan hanya sekedar mempunyai, mengoleksi karya- karyanya saja. Serat Nitileksana karya R. Ng. Pujahardja merupakan karya sastra yang bukan hanya untuk diketahui keberadaannya saja melainkan lebih dari itu, yaitu Serat Nitileksana dapat memberi pengetahuan dan contoh suri tauladan bagi para pembaca. Hasil karya sastra tersebut dapat menambah pengetahuan mengenai karya sastra lama yang sudah ada kepada para pembacanya dan pembaca akan lebih memahami ciri khas dari karya sastra lama itu sendiri jika dibandingkan karya sastra pada zaman sekarang.

1.2 Rumusan Masalah

Pengkajian suatu hasil karya sastra dapat dilakukan melalui beberapa aspek apapun. Misalnya mengkaji struktur yang terkandung dalam suatu hasil karya sastra tersebut. Pengkajian tersebut dilakukan dengan cara menganalisis ataupun membedah strukturnya. Pada hakikatnya suatu hasil karya sastra adalah suatu kepaduan, kesatuan, keutuhan, yang memiliki makna tersendiri. Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah yang ada di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana struktur teks pada Serat Nitileksana yang mencakup aspek sintaksis, aspek semantik dan aspek verbal.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang dan permasalahan yang akan dikaji, tujuan penelitian ini adalah mengungkap unsur pembangun teks Serat Nitileksana dari aspek sintaksis, semantik, dan verbal.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian Struktur Model Todorov Pada Serat Nitileksana karya R. Ng. Pujahardja diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk memahami teori strukturalisme menurut tata sastra model Todorov dan sebagai alternatif bahan pertimbangan dalam memperluas wawasan tentang studi kebudayaan, sedangkan secara praktis penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi para mahasiswa dalam melakukan penelitian dibidang sastra. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS