pita magnetik. Menurut presisi yang digunakan untuk menyatakan titik-titik koodinat pada domain spasial atau bidang dan untuk menyatakan nilai keabuan
atau warna suatu citra, maka secara teoritis citra dapat dikelompokkan ke dalam empat kelas citra yaitu citra kontinu-kontinu, kontinu-diskrit, diskrit-kontinu, dan
diskrit-diskrit. Label pertama menyatakan presisi dari titik-titik koordinat pada bidang
citra dan label kedua menyatakan presisi nilai keabuan atau warna. Kontinu dinyatakan dengan presisi angka tak terhingga sedangkan diskrit dinyatakan
dengan presisi angka terhingga. Komputer digital bekerja dengan angka-angka presisi terhingga, dengan demikian hanya citra dari kelas dikrit-diskrit yang dapat
diolah dengan komputer. Citra dari kelas tersebut lebih dikenal dengan citra digital.
2.1.3 Representasi Citra Digital
Semua citra dalam sistem komputer perlu dikodekan menggunakan sistem simbol diskrit. Sebuah citra digital ax,y yang diuraikan dalam sebuah ruang diskrit dua
dimensi diperoleh dari sebuah citra analog dalam sebuah ruang kontinu melalui proses sampling ataupun digitasi. Sebuah citra digital dapat dianggap suatu
matriks di mana baris dan kolomnya menunjukkan sebuah titik pada citra dan nilai elemen matriks menunjukkan warna pada titik tersebut. Elemen dari array digital
tersebut disebut piksel atau picture elements pixels. Citra analog dibagi dalam N baris dan M kolom sehingga diperoleh citra
digital ax,y dengan memberikan nilai diskrit bagi setiap titik. Pada umumnya, citra digital yang direpresentasikan dengan ax,y merupakan sebuah fungsi dari
banyak variabel yang mencakup kedalaman depth z, warna color λ, dan
waktu time t atau dengan kata lain, representasi citra digital yang sebenarnya dilambangkan dengan ax,y,z,
λ,t.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengubah citra yang bersifat kontinu menjadi citra digital diperlukan proses sampling yaitu proses pembentukan titik-titik gambar digital
dari citra analog secara horizontal dan vertikal, sehingga diperoleh gambar dalam bentuk array dua dimensi. Gambar analog yang discan dengan alat scanner
disebut dengan gambar digital. Scanner itu sendiri adalah merupakan alat sampling.
Pembagian suatu gambar menjadi sejumlah piksel dengan ukuran tertentu ini akan menentukan resolusi spasial yang diperoleh. Semakin tinggi resolusi yang
diperoleh, yang berarti semakin kecil ukuran pikselnya, maka semakin halus gambar yang diperoleh, karena informasi yang hilang akibat pengelompokan,
tingkat keabuan pada proses pembuatan kisi-kisi akan semakin kecil. Proses yang diperlukan selanjutnya dalam konversi tersebut diatas adalah
proses kuantisasi. Dalam proses ini tingkat keabuan setiap piksel dinyatakan dengan suatu harga integer. Batas-batas harga integer atau besarnya daerah tingkat
keabuan yang digunakan untuk menyatakan tingkat keabuan piksel akan menentukan resolusi kecerahan dari gambar yang diperoleh. Kalau digunakan tiga
bit untuk menyimpan harga integer tersebut, maka akan diperoleh sebanyak delapan tingkat keabuan. Makin besar jumlah tingkat keabuan yang digunakan
makin baik gambar yang diperoleh, karena tingkat kontinuitas dari tingkat keabuan akan semakin tinggi sehingga mendekati citra aslinya.
Seluruh tahapan proses konversi diatas dikenal sebagai konversi analog ke digital, yang biasanya akan menyimpan hasil prosesnya pada memori citra.
Sebaliknya sebagai hasil suatu proses pengolahan citra digital, kadang-kadang perlu mengeluarkan gambar dari memori citra ke bentuk peragaan pada monitor,
televisi, atau ke bentuk cetak foto. Proses konversi kebalikan ini dikenal sebagai konversi digital ke analog. Resolusi gambar dikatakan sebagai bilangan piksel
yang terkandung dalam suatu citra digital. Pada resolusi tinggi, keterperincian data lebih nyata dan tajam. Pada citra dengan resolusi rendah, piksel-piksel
individu akan jelas kelihatan.
Universitas Sumatera Utara
Citra hitam putih adalah citra yang menggunakan 1 bit bagi perwakilan hitam putih di mana 0 bagi hitam dan 1 bagi putih bagi satu piksel dikenali
sebagai binary image. Suatu citra hitam putih yang diwakili dengan beberapa nilai kekuatan cahaya berlainan dari hitam hingga putih dikenali sebagai grayscale
image. Salah satu sistem yang digunakan untuk mewakili gambar yaitu sistem
warna RGB Red, Green, Blue. Sistem RGB adalah sistem yang menggabungkan warna primer gabungan additive primary colours untuk memperoleh gabungan-
gabungan warna. Berikut ini adalah tabel warna yang merupakan gabungan warna primer.
Tabel 2.1 Kode Warna Warna
Red Green
Blue Black
Blue 255
Green 255
Red 255
Cyan Green + Blue 255
255 Magenta Red + Blue
255 255
Yellow Red + Green 255
255 White Red + Green + Blue
255 255
255
2.2 Format Citra