Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OLI PELUMAS MOTOR PERTAMINA ENDURO 4T PADA

PELANGGAN BENGKEL AHASS 01158 JOHOR SERVICES MEDAN

OLEH

M. ZEIN FAISAL 130521088

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2015 Peneliti

M. Zein Faisal 130521088


(3)

Abstrak

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158

Johor Services Medan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan yang menggunakan Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T, dengan jumlah sampel sebanyak 92 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Probability Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality, dan brand loyalty secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan berdasarkan uji-t, hanya variabel brand assosiation dan brand loyalty yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel brand assosiation dan brand loyalty. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,374 yang berarti 37,4% faktor-faktor keputusan pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T pada pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality, dan brand loyalty sedangkan sisanya sebesar 62,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.


(4)

Abstract

The Effect Brand Equity to Purchasing Decisions Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T in Workshop Customer AHASS 01158

Medan Johor Services

The purpose of this study was to determine the brand awareness, brand assosiation, perceived quality, and brand loyalty purchasing decisions Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T in Workshop Customer AHASS 01158 Medan Johor Services.

This research is associative . The population in this study was Workshop Customer AHASS 01158 Medan Johor Services who uses Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T in AHASS 01158 Medan Johor Services with a total sample of 92 respondents whom were taken using probability sampling technique. The collection of primary data using questionnaires and secondary data collection using literature. Testing this hypothesis using multiple regression analysis with a significance value of α = 5 % ( 0.05 ).

The results showed that based on the F test, the independent variables consisting of the variable brand awareness, brand assosiation, perceived quality, a nd brand loyalty jointly positive and significant impact on purchasing decisions, while based on the t-test, only the variables brand assosiation and brand loyalty are positive and significant impact on purchasing decisions. Dominant variable in this study are variables brand assosiation and brand loyalty. Adjusted R Square value is equal to 0,374 which means that 37,4% factors in the purchase decision Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T at Workshop Customer AHASS 01158 Medan Johor Services can be explained by the independent variable is the variable brand awareness, brand assosiation, perceived quality, and brand loyalty while the remaining 62,6 % is explained by the variables other than this study .


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan Karunia-Nya yang selalu menyertai Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu Peneliti mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari Orangtua tercinta H. Syamsuddin dan Nursiah serta seluruh keluarga yang selama ini mendukung perkuliahan hingga penelitian skripsi ini selesai. Dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Isfenty Sadalia, S.E., M.E. dan Dra. Marhayanie, M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. dan Dra. Friska Sipayung, M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Bebby Karina Fawzeea, S.E., MM. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, dukungan, arahan kepada Peneliti, dan Dr.


(6)

Arlina Nurbaity, S.E., MBA. selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.

6. Sahabat-sahabat penulis Gheby, Emir, Trianita, Dany, Prily, Nazlila, Ojik, Elfina Sari, Ajeng dll yang telah memberikan dukungan, do’a dan semangat kepada penulis.

7. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya kepada teman-teman Jurusan S1- Manajemen Ekstensi 2013 yang telah memberikan semangat, harapan dan motivasi yang besar terhadap peneliti sampai selesainya skripsi ini.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Agustus 2015 Peneliti


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFATR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTARGAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Merek ... 10

2.1.1 Pengertian Merek (Brand) ... 10

2.1.2 Manfaat Merek (Brand) ... 11

2.1.3 Defenisis Ekuitas Merek (Brand Equity) ... 12

2.1.4 Brand Awareness ... 15

2.1.5 Brand Association ... 16

2.1.6 Perceived Quality ... 18

2.1.7 Brand Loyalty ... 20

2.1.8 Pengukuran Brand Equity... 21

2.2 Prilaku Konsumen... 22

2.2.1 Pengertian Prilaku Konsumen ... 22

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen ... 22

2.2.3 Pengertian Keputusan Pembelian ... 26

2.5 Penelitian Terdahulu ... 29

2.7 Kerangka Konseptual ... 32

2.8 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Batasan Operasional ... 36

3.4 Defenisi Operasional ... 36

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 40

3.6 Populasi dan Sampel ... 40

3.6.1 Populasi ... 40


(8)

3.7 Jenis Data Penelitian ... 42

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 43

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

3.9.1 Uji Validitas ... 43

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 45

3.10 Uji Asumsi Klasik ... 46

3.10.1 Uji Normalitas ... 46

3.10.2 Heterokedastisitas ... 47

3.10.3 Multikolinearitas ... 47

3.11 Teknik Analisis Data ... 47

3.11.1 Metode Analisis Deskriptif ... 47

3.11.2 Uji Analisis Linear Berganda ... 48

3.12 Uji Hipotesis ... 48

3.12.1 Menghitung koefisien secara individu (Uji thitung ) ... 48

3.12.2 Menghitung koefisien secara simultan (Uji Fhitung) ... 49

3.12.3 Menguji koefisien determasi (R²) ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 50

4.1.1 Sejarah PT. Pertamina, Tbk ... 50

4.2 Analiis Data ... 52

4.2.1 Analisis Data Deskriptif ... 52

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 52

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 54

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 61

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 61

4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 64

4.2.2.3 Uji Multikolinearitas ... 66

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 67

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 71

4.2.4.1 Uji Signifikan secara Parsial (Uji t) ... 71

4.2.4.2 Uji Signifikan secara Simultan (Uji F) ... 73

4.2.4.3 Identifikasi Koefisien Determinan (R2) ... 74

4.3 Pembahasan ... 76

4.3.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 76

4.3.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden ... 76

4.3.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel ... 77

4.3.2 Hasil Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 83


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman Tabel 1.1 Top Brand Indeks Minyak Pelimas Motor

Tahun 2013 - 2015 ... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 38

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 40

Tabel 3.3 Uji Validitas ... 44

Tabel 3.4 Uji Realibilitas ... 46

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 53

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 53

Tabel 4.4 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Brand Awareness (X1)... 55

Tabel 4.5 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Brand Association (X2) ... 56

Tabel 4.6 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Perceived Quality (X3) ... 57

Tabel 4.7 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Brand Loyalty (X4) ... 58

Tabel 4.8 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Keputusan Pembelian (Y) ... 59

Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 64

Tabel 4.10 Uji Glejser ... 66

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 67

Tabel 4.12 Variabels Entered ... 68

Tabel 4.13 Coefficients ... 68

Tabel 4.14 Hasil Uji t ... 71

Tabel 4.15 Hasil Uji F ... 74


(10)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Koseptual ... 33

Gambar 4.1 Histogram ... 62

Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual... 63


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuisoner Penelitian ... 87

2 Uji Validitas Pertama ... 90

3 Uji Validitas Kedua ... 91

4 Tabulasi Jawaban Responden ... 92


(12)

Abstrak

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158

Johor Services Medan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan yang menggunakan Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T, dengan jumlah sampel sebanyak 92 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Probability Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality, dan brand loyalty secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan berdasarkan uji-t, hanya variabel brand assosiation dan brand loyalty yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel brand assosiation dan brand loyalty. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,374 yang berarti 37,4% faktor-faktor keputusan pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T pada pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality, dan brand loyalty sedangkan sisanya sebesar 62,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.


(13)

Abstract

The Effect Brand Equity to Purchasing Decisions Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T in Workshop Customer AHASS 01158

Medan Johor Services

The purpose of this study was to determine the brand awareness, brand assosiation, perceived quality, and brand loyalty purchasing decisions Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T in Workshop Customer AHASS 01158 Medan Johor Services.

This research is associative . The population in this study was Workshop Customer AHASS 01158 Medan Johor Services who uses Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T in AHASS 01158 Medan Johor Services with a total sample of 92 respondents whom were taken using probability sampling technique. The collection of primary data using questionnaires and secondary data collection using literature. Testing this hypothesis using multiple regression analysis with a significance value of α = 5 % ( 0.05 ).

The results showed that based on the F test, the independent variables consisting of the variable brand awareness, brand assosiation, perceived quality, a nd brand loyalty jointly positive and significant impact on purchasing decisions, while based on the t-test, only the variables brand assosiation and brand loyalty are positive and significant impact on purchasing decisions. Dominant variable in this study are variables brand assosiation and brand loyalty. Adjusted R Square value is equal to 0,374 which means that 37,4% factors in the purchase decision Motor Oil Lubricants Pertamina Enduro 4T at Workshop Customer AHASS 01158 Medan Johor Services can be explained by the independent variable is the variable brand awareness, brand assosiation, perceived quality, and brand loyalty while the remaining 62,6 % is explained by the variables other than this study .


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tercapai. Pada dasarnya, semakin banyak pesaing, maka semakin banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapannya.

Persaingan yang ketat menyebabkan perusahaan semakin sulit untuk meningkatkan jumlah konsumen. Banyaknya pemain dalam pasar dengan segala macam keunggulan produk yang ditawarkan membuat perusahaan semakin sulit merebut pasar pesaing. Persaingan yang ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar, perusahaan harus bekerja keras dalam mempertahankan konsumennya.

Karena hal itulah, upaya menjaga keputusan konsumen dalam membeli produk merupakan hal penting yang harus selalu dilakukan oleh perusahaan. Mempertahankan konsumen yang ada pada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian pelanggan karena biaya untuk menarik


(15)

pelanggan baru bisa lima kali lipat dari biaya mempertahankan seorang pelanggan yang sudah ada.

Keputusan pembelian merupakan proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevalusai dua atau lebih prilaku atau alternatif, dan memilih satu diantaranya. Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan. (Setiadi, 2013 : 341). Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Salah satu jalan untuk meraih keunggulan kompetisi dalam mempertahankan konsumen adalah dengan membentuk brand equity (ekuitas merek) yang baik di mata konsumen.

Merek (brand) akan menjadi sumber daya saing yang bias berlangsung lama dan bisa menjadi penghasil arus kas bagi perusahaan dalam jangka panjang. Produk yang memiliki brand yang kuat akan sulit ditiru karena persepsi konsumen atas nilai suatu brand tertentu tidak akan mudah diciptakan. Dengan ekuitas merek (brand equity) yang kuat, konsumen yang memiliki persepsi akan mendapatkan nilai tambah dari suatu produk yang tak akan didapatkan dari produk-produk lainnya.

Menurut Aaker (dalam Tjiptono : 2011) menyatakan bahwa brand equity adalah serangkaian asset dan kewajiban (liabilities) merek yang terkait dengan sebuah merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang


(16)

diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan/atau pelanggan perusahaan tersebut. Aaker mengklasifikasikan elemen-elemen brand equity kedalam lima katagori, yaitu : kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas (perceived quality), loyalitas merek (brand loyalty) dan aset merek lainnya.

Kesadaran merek (brand awareness) adalah kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu. Asosiasi merek (brand association) adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Asosiasi merupakan pijakan dalam keputusan pembelian dan loyalitas merek. Persepsi kualitas (perceived quality) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas yang diharapkan. Konsumen akan menyukai dan mungkin menjadi loyal terhadap produk dengan persepsi kualitas yang tinggi. Loyalitas merek (brand loyalty) mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain.

Konsumen dalam memilih suatu merek produk akan melalui tahap percobaan terlebih dahulu, pada tahap ini seringkali konsumen akan mencoba berbagai merek yang berbeda. Jika dirasakan merek tersebut cocok dan memenuhi apa yang diharapkan dari produk sejenis, maka konsumen akan terus mencari merek tersebut. Brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.


(17)

Dewasa ini, banyak bermunculan produk oli motor dalam kategori pelumas motor 4 tak. Berbagai merek oli motor, seperti Top 1, Yamalube, Federal, Castrol, Enduro, dan sebagainya telah dikenal oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Tren membanjirnya merek-merek pelumas baru, menjadikan persaingan bisnis di sektor ini semakin menarik meski tidak segemerlap bisnis jenis bahan bakar lain, namun pertumbuhan dan kompetisi di bisnis oli terus meningkat. Jika pada 2005-2006 hanya terdapat puluhan merek oli, kini pasar dibanjiri hampir lebih dari 200 merek oli. Ada yang buatan lokal bahkan tidak sedikit yang diimpor.

Dengan adanya berbagai merek oli, maka berdampak pula pada ketatnya persaingan untuk mendapatkan konsumen. Salah satu jalan untuk meraih keunggulan kompetisi berkelanjutan adalah dengan membentuk brand equity yang baik secara emosional akan membentuk kepuasan dalam diri individu yang menghasilkan kesan kualitas (persepsi nilai yang dirasakan konsumen atas mutu produk) terhadap suatu merek. Hal ini karena dengan memiliki merek yang kuat dan dikenal luas oleh konsumen merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan.


(18)

Tabel 1.1

Top Brand Indeks Minyak Pelumas Motor Tahun 2013 – 2015

Merek

Tahun

2013 2014 2015

TOP 1 29,1% 22,9% 20,8%

Yamalube 12,0% 18,9% 16,6%

Federal 8,6% 12,8% 14,3%

Castrol 19,1% 10,8% 12,5%

Pertamina Enduro 5,0% 6,6% 8,6%

Mesran Super 3,8% 3,1% 4,8%

Repsol % 2,8% 4,3%

Evalube 3,3% % 4,0%

Shell Helix % 4,0% 2,9%

Sumber : www.topbrand-award.com

Pada Tabel 1.1 memperlihatkan urutan merek produk oli yang beredar di Indonesia dan oli Top 1 terpilih menjadi Top Brand, sedangkan oli Pertamina Enduro berada pada peringkat ke-5. Hal ini memperlihatkan bahwa produk nasional masih kurang mendapat tempat di negaranya sendiri walaupun kualitasnya tidak diragukan lagi dikarenakan setiap tahunnya mengalami peningkatan persentase pada Tabel 1.1 Top Brand Indeks. Globalisasi membuat masuknya produk luar negeri tidak dapat dihindari, akan tetapi produk negeri sendiri harus dapat mengatasi persaingan yang ada.


(19)

PT. Pertamina (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi pemasok terbesar pelumas kendaraan roda empat dan roda dua menargetkan penjualan pelumas pada 2014 meningkat 15% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. PT. Pertamina (Persero) menargetkan penjualan pelumas Pertamina tahun 2014 sebesar Rp 900 miliar atau meningkat 15% dibanding realisasi tahun 2013 sebesar Rp 765 miliar. dilihat dari total pasar pelumas di Indonesia, market share pelumas Pertamina mencapai 61%. Sementara target penjualan produk terbaru bisa berkontribusi 20% dari total penjualan pelumas. Berkenaan implementasi pasar bebas 2015, PT. Pertamina (Persero) tidak menjadikan hal itu sebagai kekhawatiran yang dapat menggerus penjualan. Justru sebaliknya, produk dalam negeri akan bersaing secara kompetitif baik dari sisi harga maupun kualitas. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat produk oli nasional Enduro 4T untuk melihat seberapa kuat brand equity oli yang telah dibangun oleh PT. Pertamina (Persero).

Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh brand equity untuk produk oli pelumas Enduro 4T dari PT. Pertamina (Persero) karena PT. Pertamina (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang memiliki produk-produk unggulan, terlebih karena merupakan satu-satunya produk nasional di bisnis ini. Dari hasil pengamatan, Enduro 4T terkenal sebagai merek oli motor 4 tak yang diakui memiliki kualitas dibandingkan oli motor 4 tak merek lainnya. Dapat dilihat bahwa Enduro 4T dalam menghadapi persaingan dengan pesaingnya tidak dengan menawarkan harga yang lebih murah, namun lebih menjual kualitas dengan


(20)

mengedepankan kekuatan merek yang dimilikinya, sehingga memberikan keyakinan pada konsumennya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T dengan judul “Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas peneliti merumuskan permasalahan yaitu mengenai apa yang menjadi penyebab oli pelumas motor Enduro 4T banyak digunakan oleh pelanggan bengkel Ahhas 01158 Johor Services Medan, peneliti menduga apakah hal tersebut disebabkan/ dipengaruhi oleh brand equity. Sehingga peneliti menuliskan pokok permasalahan, yaitu :

1. Apakah Brand Awareness berpengaruh signifkan terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan ?

2. Apakah Brand Association berpengaruh signifkan terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan ?

3. Apakah Perceived Quality berpengaruh signifkan terhadap Keputusan Pembelian Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan ?


(21)

4. Apakah Brand Loyalty Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T berpengaruh signifkan terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan ? 5. Apakah Brand Awarness, Brand Association, Perceived Quality dan Brand

Loyalty berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Association terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Loyalty terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.


(22)

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Awarness, Brand Association, Perceived Quality dan Brand Loyalty secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan, sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi pihak manajemen PT. Pertamina (Persero) untuk mengetahui pengaruh variabel brand equity dalam menciptakan kepuasan konsumen oli pelumas motor Enduro 4T tersebut yang pada akhirnya berguna bagi tujuan jangka panjang perusahaan, serta sebagai informasi yang dapat dijadikan dasar didalam strategi untuk mempengaruhi kepuasan konsumen.

2. Bagi Peneliti, sebagai sarana untuk menambah pengetahuan teoritis dan menambah wawasan mengenai Brand Equity.

3. Bagi Pihak Lain, sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian berkaitan dengan brand equity dan melakukan kepuasan konsumen terhadap produk tersebut.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Merek (Brand)

2.1.1 Pengertian Merek (Brand)

Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi versi American Marketing Association yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiator. Kedua definisi tersebut menjelaskan secara teknis apabila seorang pemasar membuat nama, logo atau simbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek. (Tjiptono, 2005 : 2).

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau kontrak kepercayaan dari produsen kepada konsumen dengan menjamin konsistensi bahwa sebuah produk akan selalu dapat menyampaikan nilai yang diharapkan konsumen dari sebuah produk. (Keller dalam Tjiptono, 2005 : 19)


(24)

2.1.2 Manfaat Merek (Brand)

Merek dapat bermanfaat bagi pelanggan, perantara, produsen, maupun public, alasan merek merupakan hal yang penting bagi konsumen adalah dikarenakan: Merek memberikan pilihan, merek memudahkan keputusan, merek memberi jaminan kualitas, merek memberikan pencegahan resiko, merek memberikan alat untuk mengekspresikan diri.

Menurut Keller dalam Tjiptono (2005 : 20) manfaat merek bagi perusahaan, yaitu :

1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, teruatama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi.

2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual.

3. Signal tingkat kualitas bagi para pelangggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.

4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yng membedakan produk dari para pesaing.

5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan dan citra unik yang terbentuk di benak konsumen.


(25)

6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.

Menurut Keller dalam Tjiptono (2005 : 21), manfaat merek bagi konsumen, yaitu sebagai identifikasi sumber produk; penetapan tanggung jawab pada manufaktur atau distributor tertentu; pengurangan resiko; penekan biaya pencarian (search costs) internal dan eksternal; janji atau ikatan kusus dengan produsen; alat simbolis yang memproyeksikan citra diri; dan signal kualitas.

2.1.3 Defenisi Ekuitas Merek (Brand Equity)

Ekuitas merek (Brand Equity) adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau kepada pelanggan perusahaan. Brand equity adalah kekuatan merek atau kesaktian merek yang memberikan nilai kepada konsumen. (Tjiptono, 2011 : 96).

Menurut Kotler (2009 : 263), ekuitas merek (brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa yang dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang mampu menambah atau


(26)

mengurangi nilaiyang diberikan oleh sebuah produk baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. Dengan demikian ekuitas merek merupakan nilai tambah yang diberikan nama merek atas suatu produk sehingga akhirnya konsumen akan merasa mendapatkan kepuasan yang lebih bila dibanding produk-produk lainnya.

Keller (dalam Tjiptono 2011 : 96) mengidentifikasi tiga aliran dalam studi brand equity, yaitu :

1. Ancangan berbasis Psikologi

Penelitian yang melakukan studi dampak branding berdasarkan perspektif psikologi koognitif kerapkali mengadopsi associative network memory models untuk menyusun teori dan hipotesis.

Aaker (dalam Tjiptono, 2011 : 96) mengkabarkan asset merek yang berkontribusi pada penciptaan brand equity ke dalam empat dimensi sebagai berikut :

a . Brand awareness, Kemampuan konsumen ubtuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari katagori produk tertentu.

b. Perceived quality merupakan penilaian konsumen terhadap keunggulan atau superioritas produk secara keseluruhan.

c. Brand associations, yakni segala sesuatu yang terkait dengan memori terhadap sebuah merek.


(27)

Merupakan dimensi inti dari ekuitas merek. Pelanggan yang loyal akan menjadi hambatan masuk bagi para pesaing, memungkinkan ditetapkannya harga, tersedianya waktu untuk menanggapi inovasi dari pesaing, dan bias menjadi benteng pelindung dari kemungkinan kompetisi harga.

e. Aset-aset merek lainnya, seperti hak paten, rahasia teknologi, rahasia bisnis, akses khusus terhadap pemasok ataupun pasar, dan lain-lain.

2. Ancangan berbasis Ekonomika

Focus utamanya adalah pada penerapan kredibilitas (ditentukan oleh interaksi dinamis antara perusahaan dan pelanggan) sebagai determinan utama consumer-based brand equity.

3. Ancangan berbasis Biologi dan Sosiologi

Aliran riset merek lain adalah studi berbasis perspektif biologis, sosiologi, dan antropologi. McCracken, misalnya berfokus pada kultural merek dan produk. Berdasarkan ancangan antropologis atau cultural, Mc. Cracken mendefinisikan merek sebagai “a bundle or container of meaning” merek memiliki nilai karena merek menambah nilai melalui penambahan makna pada produk.


(28)

2.1.4 Brand Awareness

Menurut Situmorang (2011 : 198), brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat suatu merek sebagai bagian dari suatu produk tertentu.

Peranan brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan pencapaian kesadaran di benak konsumen. Tingkatan yang paling rendah adalah brand recognition (pengenalan merek). Tingkatan berikutnya adalah tingkatan brand recall (pengingatan kembali merek). (Situmorang, 2011 : 198).

Menurut Aaker (1997 : 93-97), Nilai brand awareness terdiri dari : 1. Jangkar yang jadi cantelan asosiasi-asosiasi lain.

Pengakuan merek merupakan langkah dasar pertama dalam tugas komunikasi. Biasanya sia-sia untuk berusaha mengkomunikasikan atribut-atribut merek sebelum sebuah merek mantap dengan atribut-atribut yang diasosiasikan. Sebuah merek bagaikan map dokumen dalam pikiran yang bisa diisi dengan nama yang berkaitan dengan berbagai fakta dan perasaan. Bila arsip ini tidak bisa sewaktu-waktu diakses dalam memori, fakta dan perasaan tersebut mengalami salah arsip, dan tidak bisa sewaktu-waktu diakses ketika dibutuhkan.

2. Keakraban atau rasa suka.

Pengakuan memberi merek suatu kesan akrab. Terutama untuk produk dengan keterlibatan rendah seperti sabun, permen karet, tisu, atau pena, familiaritas kadangkala bisa mengendalikan pembelian. Tanpa perlu untuk mengadakan evaluasi atribut, keakraban saja mungkin saja sudah cukup.


(29)

3. Substansi atau komitmen.

Kesadaran merek bisa jadi suatu sinyal dari kehadiran, komitmen, dan substansi. Ketiganya itu merupakan atribut-atribut yang bisa sangat penting bahkan untuk para pembeli industrial atas item-item bernilai besar dan pembeli barang-barang tahan lama. Logikanya, jika sebuah merek dikenali, pasti ada sebabnya, seperti : perusahaan telah mengiklankan secara luas, perusahaan telah menggeluti bisnis tersebut dalam jangka waktu yang lama, perusahaan mempunyai jangkauan distribusi yang luas, dan merek tersebut berhasil.

4. Mempertimbangkan merek-merek

Langkah pertama dalam proses pembelian biasanya adalah menyeleksi sekumpulan merek untuk dipertimbangkan. Pembeli mungkin tidak akan diperlihatkan pada banyak merek selama proses tersebut, kecuali adanya kejadian secara kebetulan. Karena itu pengingatan merek bisa menjadi penting untuk masuk kedalam kelompok ini. Perusahaan-perusahaan yang pertama terlintas dalam pikiran konsumen akan mendapatkan keuntungan.

2.1.5 Brand Association

Menurut Situmorang (2011 : 200), brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek.


(30)

Menurut Aaker (1997 : 162-166), Nilai brand assosiation terdiri dari :

1. Membantu proses penyusunan informasi

Asosiasi-asosiasi bisa membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang mungkin sulit diproses dan diakses para pelanggan, dan bisa jadi mahal bagi perusahaan untuk mengkomunikasikannya.

2. Perbedaan

Suatu asosiasi bisa memberikan landasan yang penting bagi usaha yang membedakan. Dalam sebagian kelas produk seperti anggur, parfum, dan pakaian, sejumlah merek tidak bisa dibedakan oleh sebagian besar pelanggan. Asosiasi-asosiasi merek bisa memeinkan suatu peran yang amat penting dalam memisahkan suatu merek dari merek lainnya.

3. Alasan untuk membeli

Banyak asosiasi merek membutuhkan berbagai atribut produk atau manfaat pelanggan yang bisa menyodorkan suatu alasan spesifik untuk membeli dan menggunakan merek tersebut.

4. Meciptakan sikap/perasaan positif

Beberapa asosiasi mampu merangsang perasaan psoitif yang pada gilirannya merembet ke merek yang bersangkutan. Asosiasi-asosiasi dan perasaan-perasaan yang mernyertainya kemudian menjadi terkait dengan merek.


(31)

5. Landasan untuk perluasan

Suatu asosiasi bisa menghasilkan landasan bagi suatu perluasan dengan menciptakan rasa kesesuaian antara merek dan sebuah produk baru, atau dengan menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut.

2.1.6 Perceived Quality

Menurut Situmorang (2011 : 201), perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseleruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan.

Menurut Situmorang (2011 : 201), Dimensi-dimensi dalam perceived quality, yaitu :

1. Kinerja, melibatkan berbagai karakteristik operasional utama.

2. Pelayanan, mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut.

3. Ketahanan, mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut.

4. Keandalan, konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari suatu pembelian ke pembelian berikutnya.

5. Karakteristik produk, bagian-bagian tambahan dari produk.

6. Kesesuaian dengan spesifikasi, pandangan mengenai spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji.


(32)

Menurut Aaker (1997 : 126-129), Nilai perceived quality terdiri dari : 1. Alasan untuk membeli

Dalam banyak konteks, kesan kualitas sebuah merek memberikan alasan yang penting untuk membeli, mempengaruhi merek-merek mana yang mesti dipertimbangkan, dan pada gilirannya akan memengaruhi merek apa yang bakal dipilih.

2. Differensiasi/posisi

Suatu karaktersitik penting dari merek adalah posisinya didalam dimensi kesan kualitas. Apakah merek itu merupakan super optimum, optimum, bernilai atau ekonomis? Lebih jauh berkenaan dengan kesan kualitas, apakah merek tersebut terbaik atau hanya sekedar kompetitif terhadap merek-merek lain.

3. Harga Optimum

Keuntungan kesan kualitas memberikan pilihan-pilihan dalam menetapkan harga optimum. Harga optimum bisa meningkatkan laba, dan atau memberikan sumber daya untuk re-investasi pada merek tersebut. harga optimum tidak hanya memberikan sumber daya, melainkan juga menguatkan kesan kualitas.

4. Kepentingan Berbagai Pos Saluran

Kesan kualitas juga punya arti penting bagi para pengecer, distributor, dan berbagai pos saluran lainnya. Pencitraan sebuah pos saluran dipengaruhi produk atau layanan yang masuk dalam jalur ditribusinya. Sehingga menyimpan “kualitas produk” bisa menjadi faktor penting.


(33)

5. Perluasan merek

Kesan kualitas bisa dieksploitasi dengan cara mengenalkan berbagai perluasan merek, yaitu dengan menggunakan merek tertentu untuk masuk ke kategori produk baru.

2.1.7 Brand Loyalty

Loyalitas merek adalah seberapa kuat preferensi seorang konsumen terhadap sebuah merek bila dibandingkan dengan merek lainnya. Loyalitas merek seringkali diukur dari seberapa banyak pembelian ulang (repeat purchase) dilakukan atau dari sensitivitas merek.

Menurut Aaker (1997 : 58), tingkatan loyalitas terdiri dari :

1. Tingkatan loyalitas yang paling dasar adalah pembeli yang tidak loyal sama sekali tidak tertarik pada merek tersebut. Merek apapun dianggap memadai.

2. Tingkat kedua adalah para pembeli yang puas dengan produk, atau setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan.

3. Tingkat ketiga juga berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul biaya peralihan yaitu biaya dalam waktu, uang, atau resiko kinerja berkenaan dengan tindakan beralih merek.


(34)

2.1.8 Pengukuran Brand Equity

Pengukuran brand equity sangat tergantung pada konseptualisasinya. Feldwick, dalam Tjiptono (2005 : 47) mengelompokkan berbagai makna brand equity ke dalam tiga kategori berikut :

1. Brand value

Yaitu nilai total sebuah merek sebagai aset terpisah. Kebutuhan akan penilaian merek dalam konteks ini biasanya dipicu oleh dua sistem utama:

a. Penentuan harga saat sebuah merek dijual.

b. Penentuan nilai merek sebagai aset intangible dalam laporan neraca perusahaan.

2. Brand strength

Yaitu ukuran menyangkut seberapa kuat konsumen “terikat” dengan merek tertentu. Ukuran ini sekaligus merefleksikan permintaan relatif konsumen terhadap sebuah merek. Fokus utamanya lebih pada kemampuan merek kuat untuk membebankan harga lebih mahal (harga premium) dan mewujudkan sensitivitas lebih rendah terhadap kenaikan harga dibandingkan pesaing.

3. Brand Image

Yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu dan bagaimana konsumen memandang merek dengan sangat positif.


(35)

Menurut Feldwick, dalam Tjiptono (2005 : 49), brand value lebih mencerminkan situasi transaksi bisnis aktual atau dugaan / rekaan, sementara brand strength berfokus pada konsumen. Dalam praktik, brand strength dan brand image kerapkali disebut pula costumer brand equity. Srivastava dan Shocker, (dalam Tjiptono, 2005 : 49) berpendapat bahwa konsep brand equity mencakup dua konstruk multi-dimensional yang saling terkait: brand strength dan brand value. Dalam hal ini, brand value merupakan ukuran finansial yang tergantung pada kekuatan saat ini dan prospek merek di masa datang, serta kesesuaian merek (sinerji atau joint effidiency) dengan portofolio produk dan tujuan perusahaan.

2.2Prilaku Konsumen

2.2.1 Pengertian Prilaku Konsumen

Perilaku pembelian tidak pernah sederhana tetapi memahaminya merupakan tugas yang sangat penting bagi manajemen pemasaran. Perilaku pembelian konsumen mengacu pada perilaku pembelian akhir-perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi (Kotler dan Amstrong, 2008 : 158).

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) oleh perusahaan, tetapi harus benar-benar


(36)

diperhitungkan untuk mengkaji pengaruh-pengaruhnya terhadap perilaku pembelian (Kotler dan Amstrong, 2008 : 159).

1. Faktor Kebudayaan

Faktor-faktor budaya memiliki pengaruh yang paling luas dalam perilaku konsumen. Kebudayaan sendiri memiliki pengertian seperangkat nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga-lembaga kemasyarakatan penting lainnya. Kebudayaan merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Perilaku manusia akan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia bertempat tinggal dan pengaruh tersebut akan terus ada dan terus berubah mengikuti perkembangan zaman.

2. Faktor Sosial

Faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen diantaranya : kelompok acuan, keluarga, peran dan status dalam masyarakat.

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri atas semua kelompok di sekitar individu yang mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku individu tersebut. Kelompok acuan mempengaruhi pendirian dan konsep pribadi seseorang karena individu biasanya berhasrat untuk berperilaku sama dengan kelompok acuan tersebut.

b. Keluarga

Keluarga sendiri biasanya menjadi sumber orientasi dalam perilaku. Anak akan cenderung berperilaku sama dengan orang tua saat mereka melihat perilaku orang tua mereka mendatangkan manfaat atau keuntungan.


(37)

c. Peran dan status dalam masyarakat

Peranan adalah kegiatan yang diharapkan untuk dilakukan mengacu pada orang-orang disekelilingnya. Sedang status adalah pengakuan umum masyarakat sesuai dengan peran yang dijalankan. Setiap individu dan status yang disandangnya akan mempengaruhi perilakunya.

3. Faktor Pribadi

Keputusan individu dalam melakukan pembelian bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Faktor-faktor tersebut diantaranya :

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Individu dalam membeli barang atau jasa biasanya disesuaikan dengan perubahan usia mereka. Pola konsumsi yang terbentuk juga berbeda antara individu-individu yang usianya berbeda.

b. Pekerjaan

Pekerjaan individu tentunya ikut mempengaruhi perilaku pembelian individu. Penghasilan yang mereka peroleh dari pekerjaannya itulah yang menjadi determinan penting dalam perilaku pembelian mereka. c. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola kehidupan seseorang sebagaimana tercermin dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup akan sangat mempengaruhi pola tindakan dan perilaku individu.


(38)

d. Kepribadian

Kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya.

4. Faktor Psikologi a. Motivasi

Motivasi adalah kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang bertindak. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan yang lain bersifat psikogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.

b. Persepsi

Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan. Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk.

c. Sikap

Selain persepsi akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu obyek yang akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap sebagai evaluasi


(39)

yang menyeluruh dan memungkinkn seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai.

2.2.3 Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi (2013 : 14), ada empat tahap untuk sampai pada keputusan pembelian, yaitu :

1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembelian menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang (rasa lapar, haus, seks) naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal. Contohnya, suatu iklan atau diskusi dengan teman bisa membuat anda berpikir untuk membeli mobil baru.

2. Pencarian informasi

Tahap dimana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada didekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika tidak, konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi.

Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber. Sumber-sumber ini meliputi Sumber-sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan), Sumber-sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs web, kemasan, tampilan), sumber publik (media


(40)

massa, organisasi pemeringkat konsumen, pencarian internet), dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk). Pengaruh relatif sumber-sumber informasi ini bervariasi sesuai produk dan pembelinya.

3. Evaluasi Alternatif

Tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Sayangnya, konsumen tidak menggunakan proses evaluasi yang sederhana dan tunggal dalam setiap pembelian. Sebagai gantinya, beberapa proses evaluasi yang digunakan.

Konsumen sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui beberapa prosedur evaluasi. Bagaimana cara konsumen mengevaluasi alternatif bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pemikiran yang logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit melakukan evaluasi atau bahkan tidak mengevaluasi, sebagai gantinya mereka membeli berdasarkan dorongan dan bergantung pada intuisi. kadang-kadang kansumen membuat keputusan sendiri, kadang-kadang mereka meminta nasihat pembelian dari teman, pemandu konsumen, atau wiraniaga.

4. Keputusan Pembelian

Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Jika seseorang yang mempunyai arti penting bagi anda berrpikir bahwa anda seharusnya membeli


(41)

mobil yang paling murah, maka peluang anda untuk membeli mobil mahal berkurang.

Faktor kedua adalah faktor situasional yang diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, kejadian tak terduga bisa mengubah niat pembelian. Contoh, seorang teman mungkin memberitahu anda bahwa ia pernah kecewa dengan mobil yang anda sukai. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian yang aktual.

5. Perilaku Pascapembelian

Pekerjaan pemasar tidak hanya berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan terlibat dalam perilaku pascapembelian yang harus diperhatikan oleh pemasar. Dan yang menetukan kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terletak pada hubungan antara ekspetasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi ekspetasi, konsumen kecewa; jika produk memenuhi ekspetasi, konsumen puas; jika produk melebihi ekspetasi, konsumen sangat puas.


(42)

2.3Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama (Tahun) Judul Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Sinaga (2011) Analisis Brand Equity Kalkulator Karce Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan koefisien

determinan (R2)

diketahui bahwa

variabel brand equity

yang terdiri dari

variabel kesadaran

merek, variabel

asosiasi merek,

variabel persepsi

kualitas, dan variabel

loyalitas merek

mempengaruhi

keputusan pembelian

dengan hubungan

antara variabel yang erat dan model dinilai baik karena standar deviasinya yang cukup kecil.

Variabel loyalitas

merek merupakan

variabel yang dominan mempengaruhi

keputusan pembelian Kalkulator Karce pada mahasiswa

Manajemen Ekstensi

Fakultas Ekonomi

USU, dari variabel

kesadaran merek,

variabel asosiasi

merek, dan variabel persepsi kualitas.


(43)

(Lanjutan) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama (Tahun) Judul Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Subianti (2013) Pengaruh Elemen Ekuitas Merek Terhadap Rasa Percaya Diri Pelanggan Di Semarang Atas Keputusan Pembelian Ponsel Sony Ericsson

Analisis Regresi Berganda

Variabel Ekuitas Merek (X) yang terdiri dari Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas,

Asosiasi Merek dan Loyalitas Merek dengan variabel

Keputusan Pembelian (Y) Ponsel Sony Ericsson

dinyatakan positif dan signifikan. Irwanti (2013) Analisis Pengaruh Brand Equity Terhadap Proses Keputusan Pembelian Pada Konsumen Pond’s Di Kota Surabaya Analisis Regresi Berganda Variabel Brand Equity (X) yang terdiri dari Brand Awa reness,

Perceived Quality, Brand Associations dan Brand Loyalty dengan variabel Keputusan Pembelian (Y) POND’S di Kota Surabaya dinyatakan positif dan sinifikan.


(44)

(Lanjutan) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama (Tahun) Judul Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Lukman (2014) Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Produk Teh Botol Sosro Kemasan Kotak Analisis Jalur hubungan antara ekuitas merek dengan keputusan pembelian dan kepuasan konsumen serta hubungan keputusan pembelian dengan kepuasan konsumen signifikan. dampak positif terlihat dari tingkat signifikansi yang terjadi pada model dimana pada model sebelumnya hubungan antara keputusan pembelian dengan kepuasan konsumen tidak signifikan, akan tetapi setelah dilakukan modifikasi maka hubungan antara keputusan pembelian dan kepuasan konsumen menjadi signifikan.


(45)

2.4Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Keputusan pembelian dapat terjadi karena dipengaruhi oleh brand equity. Keputusan pembelian konsumen adalah keputusan pembeli tentang merek yang paling disukai. Merek yang prestisius memiliki ekuitas merek yang kuat. (Kotler dan Amstrong, 2008 : 181).

Brand awareness berpengaruh terhadap keputusan pembelian dikarenakan calon pembeli mengenal, mengingat dan sadar merek tersebut mampu memenuhi kebutuhannya. Brand association berpengaruh terhadap keputusan pembelian karena kesan yang muncul dari konsumen terhadap produk adalah harga yang terjangkau dan bermanfaat dan juga dapat bersaing dengan merek-merek lain. Perceived quality berpengaruh terhadap keputusan pembelian dikarenakan persepsi konsumen terhadap keseleruhan kualitas atau keunggulan suatu produk berkaitan dengan apa yang diharapkan konsumen. Dan brand loyalty berpengaruh terhadap keputusan pembelian karena kuatnya preferensi seorang konsumen terhadap sebuah merek bila dibandingkan dengan merek lainnya. Brand loyalty ditunjukkan dengan kesediana konsumen untuk memberikan rekomendasi kepada orang lain.

Berdasarkan uraian diatas, berikut adalah kerangka konseptual dalam penelitian ini :


(46)

Sumber : Aaker (dalam Tjiptono, 2011 : 96 ), Setiadi (2013 : 17)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.5Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2012 : 93) adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis sementara sebagai berikut :

Brand Awareness (X1)

Brand Loyalty (X4)

Brand Association (X2)

Perceived Quality (X3)

Keputusan Pembelian (Y)


(47)

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Brand Association terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Brand Loyalty terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, dan Brand Loyalty secara bersama-sama terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat asosiatif dengan analisa kuantitatif, yaitu dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. (Sugiyono, 2012 : 55). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Equity Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Terhadap Keputusan Pembelian Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

Sifat penelitian ini adalah explanatory, Explanatory adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan varibel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. (Sugiyono, 2012 : 5)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan memperoleh data-data yang berasal dari responden yang peneliti teliti. Dalam hal ini, lokasi penelitian yang diteliti adalah pada Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Juni 2015 hingga Juli 2015.


(49)

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen (X), yaitu : Brand Equity yang terdiri dari Brand Awareness (X1), Brand Associations (X2), Perceived Quality (X3) dan Brand Loyalty (X4).

2. Variabel Dependent (Y), yaitu : Keputusan Pembelian (Y).

3.4 Defenisi Operasional

Defenisi operasional variabel diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudah di identifikasikan sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Defenisi variabel yang diteliti sebagai berikut :

1. Brand Awareness (X1)

Brand Awareness adalah menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa oli pelumas motor PT. Pertamina (Persero) Enduro 4T merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

1) Ingatan merek 2) Pengenalan merek 2. Brand Associations (X2)

Brand Associations adalah kesan yang muncul dibenak konsumen setelah melakukan penilaian terhadap merek oli pelumas motor PT. Pertamina (Persero) Enduro 4T.


(50)

1) Manfaat produk 2) Pesaing

3) Citra produk 3. Perceived Quality (X3)

Perceived Quality adalah persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas/ keunggulan merek oli pelumas motor PT. Pertamina (Persero) Enduro 4T.

1) Karateristik produk

2) Kandungan Produk (bahan yang digunakan) 3) Kualitas produk

4. Brand Loyalty (X4)

Brand Loyalty adalah mencerminkan tingkat ketertarikan konsumen dengan oli pelumas motor PT. Pertamina (Persero) Enduro 4T dan menganggap merek tersebut penting baginya.

1) Rasa suka 2) Merek prioritas 3) Setia kepada produk 5. Kepuasan Konsumen (Y)

Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja produk yang ia rasakan dengan harapannya.


(51)

2) Pencarian informasi 3) Evaluasi alternatif 4) Keputusan pembelian 5) Proses pascapembelian

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi

Operasional

Indikator Skala Pengukuran

1 Brand

Awareness (X1)

Menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa oli pelumas motor Pertamina Enduro 4T merupakan bagian dari kategori produk tertentu. 1. Ingatan merek 2. Pengenalan merek Skala Likert

2 Brand

Associations (X2)

Kesan yang muncul dibenak konsumen setelah melakukan penilaian

terhadap merek oli pelumas motor Pertamina Enduro 4T. 1. Manfaat produk 2. Pesaing 3. Citra produk Skala Likert


(52)

(Lanjutan)

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi

Operasional

Indikator Skala Pengukuran 3 Perceived

Quality (X3)

Persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas/ keunggulan merek oli pelumas motor Pertamina Enduro 4T. 1.Kinerja produk 2.Kandungan Produk (bahan yang digunakan) 3.Kualitas produk Skala Likert

4 Brand

Loyalty (X4)

Mencerminkan tingkat

ketertarikan konsumen dengan oli pelumas motor Pertamina

Enduro 4T dan menganggap merek tersebut penting baginya.

1. Rasa suka 2. Merek prioritas 3. Setia kepada produk Skala Likert

5 Keputusan Pembelian

(Y)

Keputusan yang

dilakukan konsumen

untuk membeli oli

pelumas motor Pertamina Enduro 4T. 1. Pengenalan masalah 2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan pembelian 5. Proses pascapembelian Skala Likert


(53)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukuran untuk variabel x adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Skala Likert Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2012 : 132)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2012


(54)

: 115). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services yang sudah pernah melakukan pembelian oli pelumas motor Pertamina Enduro 4T sebanyak lebih dari dua kali.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2012 : 116), alternatif formula yang digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified) adalah sebagai berikut :

n = (Zα)2 (p) (q) d2 Keterangan:

n : Jumlah sampel

Zα : Nilai standar normal yang besarnya tergantung α, bila α = 0,05 maka Z = 1,67

bila α = 0,01 maka Z = 1,96

p : Estimasi proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel (1-q) q : Proporsi sampel yang tidak sesuai kriteria sampel (1-p)

d : Penyimpangan yang ditolerir, yang digunakan dalam penelitian ini 10%

Berdasarkan prasurvei yang dilakukan secara acak pada 30 orang pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan pada tanggal 13 dan 14 April 2015, ditemukan 18 orang (60%) menggunakan oli pelumas motor PT. Pertamina (Persero) Enduro 4T sebanyak lebih dari dua kali, maka p = 0,6 dan 12 orang (40%) lainnya tidak menggunakan oli pelumas motor PT. Pertamina


(55)

(Persero) Enduro 4T, maka q = 0,4. Dengan memakai rumus tersebut menghasilkan sejumlah sampel sebagai berikut :

n = (1,96)2 (0,6) (0,4) = 92,198 = 92 orang (0,1)2

Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 92 orang.

3.7 Jenis Data Penelitian a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel penelitian.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, jurnal, majalah, informasi perusahaan maupun internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Dalam kegiatan penelitian ini, data dan informasi dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik, pengumpulan data, yaitu :


(56)

1. Wawancara (interview)

Wawancara dilakukan kepada Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan yang berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan yang dibutuhkan oleh penelitian ini.

2. Angket (Kuisioner)

Angket adalah pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirim daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Dalam penelitian ini, angket ataupun kuesioner diberikan kepada pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan.

3. Studi Dokumentasi

Dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet, dan literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3.9Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian, yang merupakan data yang telah valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu : Kuesioner. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala yang tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan yang berjumlah 30 orang pelanggan diluar sampel. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Dengan kriteria dalam pengukuran kuisioner, sebagai berikut :


(57)

Jika thitung> ttabel maka pertanyaan tersebut valid

Jika thitung< ttabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Nilai r tabel dengan ketentuan N = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0,361 (rtabel).

Tabel 3.3 Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pernyataan1 60,6333 96,930 ,608 ,956

Pernyataan2 60,0000 103,379 ,624 ,954

Pernyataan4 59,8667 101,154 ,785 ,952

Pernyataan5 59,7000 102,562 ,514 ,956

Pernyataan6 59,7000 98,079 ,729 ,953

Pernyataan7 60,1333 104,671 ,667 ,954

Pernyataan8 59,9333 103,099 ,631 ,954

Pernyataan9 59,9667 100,792 ,632 ,954

Pernyataan10 60,3000 99,528 ,768 ,952

Pernyataan11 60,5000 96,259 ,862 ,950

Pernyataan12 60,4333 96,461 ,837 ,951

Pernyataan13 59,9667 96,171 ,896 ,950

Pernyataan14 60,0667 95,306 ,864 ,950

Pernyataan15 60,1000 99,610 ,628 ,955

Pernyataan16 59,7667 94,599 ,858 ,950

Pernyataan17 60,2000 96,648 ,753 ,952

Pernyataan18 60,0667 94,685 ,902 ,949

Dari 18 pernyataan yang diperoleh, ada satu pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan nomor 3, kemudian pernyataan tersebut dibuang. Sehingga sisa 17 pernyataan, lalu diuji kembali dan hasilnya semua pernyataan dinyatakan valid


(58)

karena r Hitung > r Tabel sebesar 0,361. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian realibilitas.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. (Situmorang dan Lutfi, 2014 : 89). Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabelitas (Keandalan) merupakan ukuran suatu kesetabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk -konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variable dikatakan baik jika memiliki nilai cronbach’s Alpha > dari 0.60. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diujimerupakan pertanyaan yang sudah valid. Adapun kriteria dalam pengujian reliabilitas yang dilakukan adalah :

Jika talfa> ttabel maka kuesioner reliable

Jika talfa< ttabel maka kuesioner tidak reliable

Untuk melakukan pengujian reliabilitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows.


(59)

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

,955 17

Dari tabel diatas nilai Cronbach Alpha sebesar 0,955 maka dapat disimpulkan bahwa pada semua peryataan pada penelitian ini mempunyai reabilitas yang tinggi.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). (Situmorang dan Lutfi, 2014 : 114). Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

3.10.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal., yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2014 : 114).


(60)

b. Pendekatan Grafik

c. Pendekata Kolmogorov-Smirnov

3.10.2 Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan apabila varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

3.10.3 Multikolinearitas

Istilah kolniearitas ganda berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah kolinearitas sendiri berarti hubungan linear tunggal, sedangkan kolinearitas ganda menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti, 2014 : 147), di mana :

a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 5 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5 = tidak terjadi multikolinearitas

3.11 Teknik Analisis Data


(61)

Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden.

3.10.2 Uji Analisis Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari Brand Awareness (X1), Brand Association (X2), Perceived Quality (X3), dan Brand Loyalty (X4) terhadap variabel terikat (Y) yaitu Kepuasan Pelanggan.

Persamaan regresi linear berganda yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Keterangan :

Y : Keputusan Pembelian

a : Konstanta

b1,b2,b3,b4 : Koefisien regresi berganda

X1 : Kesadaran Merek (Brand Awereness) X2 : Asosiasi Merek (Brand Association) X3 : Persepsi Kualitas (Perceived Quality) X4 : Loyalitas Merek (Brand Loyalty) e : Standar error


(62)

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Menghitung koefisien secara individu (Uji thitung)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji t). Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3.12.2 Menghitung koefisien secara simultan (Uji Fhitung )

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji F). Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3.12.3 Menguji koefisien determasi (R²)

Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R²), yaitu untuk melihat besranya pengaruh variabel bebas. R-square atau nilai determinan (R²) mendekati satu berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat kuat. Identifikasi determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikansi variabel maka harus dicari koefisien determinasi (R²). Koefisien determinan menunujukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. Jika determinasi (R²) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini


(63)

berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT. Pertamina, Tbk

Sebagai lokomotif perekonomian bangsa Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan.Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat berdaya saing yang tinggi di dalam era globalisasi.

Pada 1950an, ketika penyelenggaraan negara mulai berjalan normal seusai perang mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia mulai menginventarisasi sumber-sumber pendapatan negara, di antaranya dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak peninggalan Belanda terlihat tidak terkendali dan penuh dengan sengketa. Di Sumatera Utara misalnya, banyak perusahaan-perusahaan kecil saling berebut untuk menguasai ladang-ladang tersebut.


(1)

p13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1,00 4 4,3 4,3 4,3

2,00 4 4,3 4,3 8,7

3,00 13 14,1 14,1 22,8

4,00 59 64,1 64,1 87,0

5,00 12 13,0 13,0 100,0

Total 92 100,0 100,0

p14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1,00 4 4,3 4,3 4,3

2,00 1 1,1 1,1 5,4

3,00 30 32,6 32,6 38,0

4,00 49 53,3 53,3 91,3

5,00 8 8,7 8,7 100,0

Total 92 100,0 100,0

p15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1,00 4 4,3 4,3 4,3

2,00 1 1,1 1,1 5,4

3,00 11 12,0 12,0 17,4

4,00 34 37,0 37,0 54,3

5,00 42 45,7 45,7 100,0

Total 92 100,0 100,0


(2)

p16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1,00 4 4,3 4,3 4,3

2,00 4 4,3 4,3 8,7

3,00 38 41,3 41,3 50,0

4,00 34 37,0 37,0 87,0

5,00 12 13,0 13,0 100,0

Total 92 100,0 100,0

p17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1,00 4 4,3 4,3 4,3

2,00 4 4,3 4,3 8,7

3,00 25 27,2 27,2 35,9

4,00 47 51,1 51,1 87,0

5,00 12 13,0 13,0 100,0


(3)

5. Tabulasi Jawaban Responden

No. X1 Total X2 Total X3 Total X4 Total Y Total

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P18

1 2 4 6 4 5 5 14 4 4 4 12 5 3 5 13 4 4 3 5 3 3 22

2 3 3 6 4 4 4 12 5 4 4 13 3 3 5 11 4 4 4 4 4 4 24

3 4 3 7 5 4 4 13 4 4 5 13 5 4 5 14 4 3 4 4 4 4 23

4 5 4 9 3 1 1 5 5 5 5 15 3 3 4 10 2 2 3 5 2 2 16

5 3 4 7 3 1 3 7 3 5 2 10 5 4 4 13 4 3 3 5 3 3 21

6 5 4 9 4 5 5 14 4 3 4 11 5 5 4 14 4 4 3 5 3 3 22

7 2 3 5 4 4 4 12 4 4 4 12 5 5 5 15 4 4 4 4 4 4 24

8 3 3 6 4 2 5 11 4 5 5 14 4 5 5 14 4 4 4 5 3 4 24

9 5 4 9 4 3 4 11 5 4 4 13 3 5 4 12 4 4 4 4 4 4 24

10 5 4 9 5 5 5 15 4 4 5 13 1 4 5 10 5 5 4 5 5 5 29

11 3 4 7 4 3 2 9 4 4 4 12 4 3 5 12 4 4 5 4 4 4 25

12 4 4 8 4 4 3 11 5 5 3 13 4 4 3 11 4 4 4 5 3 4 24

13 4 4 8 4 3 4 11 4 3 2 9 4 4 5 13 4 4 4 4 4 4 24

14 1 3 4 4 4 4 12 5 4 1 10 5 4 5 14 4 5 4 5 5 5 28

15 3 3 6 3 5 3 11 3 5 3 11 4 5 4 13 4 3 3 3 3 3 19

16 2 4 6 4 5 5 14 4 4 4 12 3 4 4 11 4 4 3 5 3 3 22

17 4 4 8 5 5 1 11 4 4 5 13 2 5 5 12 5 5 4 5 5 5 29

18 4 5 9 4 4 4 12 5 2 4 11 3 3 5 11 4 4 4 4 4 4 24

19 3 4 7 4 5 5 14 4 4 4 12 4 3 3 10 4 4 3 5 3 3 22

20 5 4 9 2 4 5 11 4 5 4 13 4 2 2 8 4 4 4 5 3 4 24


(4)

21 3 4 7 2 5 5 12 4 4 5 13 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 24

22 2 5 7 3 3 3 9 5 5 3 13 2 1 1 4 1 1 1 1 1 1 6

23 3 4 7 3 5 5 13 4 5 4 13 3 3 4 10 4 3 3 3 3 3 19

24 1 4 5 4 5 5 14 4 4 4 12 5 4 3 12 4 4 3 5 3 3 22

25 3 3 6 4 5 5 14 4 4 4 12 5 5 3 13 4 4 3 5 3 3 22

26 2 4 6 3 5 3 11 3 5 4 12 4 4 3 11 4 3 3 3 3 3 19

27 3 4 7 4 4 4 12 5 4 3 12 4 3 3 10 4 4 5 4 4 4 25

28 4 5 9 5 5 5 15 4 4 5 13 1 4 5 10 5 5 4 5 5 5 29

29 3 3 6 3 4 4 11 4 4 1 9 3 5 3 11 4 4 4 4 4 4 24

30 5 4 9 4 4 5 13 4 5 2 11 4 3 4 11 4 4 4 5 3 4 24

31 3 4 7 4 5 1 10 5 4 5 14 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 24

32 5 4 9 3 3 3 9 3 4 3 10 2 1 1 4 1 1 1 1 1 1 6

33 3 4 7 3 5 3 11 5 5 5 15 4 3 3 10 4 3 3 3 3 3 19

34 5 4 9 4 5 5 14 4 4 4 12 5 4 3 12 4 4 3 5 3 3 22

35 2 3 5 4 5 5 14 4 5 4 13 4 4 3 11 4 4 3 5 3 3 22

36 3 3 6 1 2 4 7 5 4 4 13 4 5 3 12 4 4 3 5 3 3 22

37 5 4 9 4 4 5 13 4 5 5 14 4 4 4 12 4 4 4 5 3 4 24

38 5 4 9 3 5 3 11 5 5 3 13 3 5 3 11 4 3 3 3 3 3 19

39 3 4 7 3 1 1 5 5 5 3 13 4 5 3 12 2 2 3 3 2 2 14

40 4 4 8 4 5 5 14 4 4 4 12 5 3 3 11 4 4 3 5 3 3 22

41 4 4 8 4 4 4 12 5 5 3 13 4 5 3 12 4 4 5 4 4 4 25

42 1 3 4 4 4 3 11 5 4 4 13 5 5 4 14 4 4 3 4 4 4 23

43 5 3 8 5 2 4 11 4 5 5 14 4 4 4 12 4 3 4 4 4 4 23

44 2 4 6 4 4 4 12 4 4 4 12 4 5 3 12 4 4 4 4 4 4 24


(5)

46 4 5 9 3 1 1 5 4 3 5 12 5 5 3 13 2 2 3 3 2 2 14

47 3 4 7 3 4 4 11 5 4 5 14 4 4 2 10 2 2 2 2 2 2 12

48 1 4 5 5 5 5 15 5 4 4 13 4 5 5 14 5 5 4 5 5 5 29

49 3 3 6 5 3 5 13 4 5 5 14 5 5 5 15 5 5 4 5 5 5 29

50 5 4 9 3 4 4 11 4 5 4 13 3 5 3 11 4 4 4 4 4 4 24

51 3 4 7 4 4 5 13 5 5 4 14 4 4 4 12 4 4 4 5 3 4 24

52 4 5 9 4 5 5 14 4 4 5 13 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 24

53 3 3 6 3 3 2 8 5 3 3 11 4 4 1 9 1 1 1 1 1 1 6

54 1 4 5 3 5 3 11 4 5 4 13 3 4 3 10 4 3 3 3 3 3 19

55 3 4 7 4 5 5 14 4 4 4 12 4 5 3 12 4 4 3 5 3 3 22

56 5 4 9 4 5 5 14 5 3 4 12 4 5 3 12 4 4 3 5 3 3 22

57 3 4 7 1 4 5 10 4 4 5 13 4 4 4 12 4 4 4 5 3 4 24

58 5 4 9 2 4 4 10 4 4 4 12 4 5 3 12 4 4 4 4 4 4 24

59 2 3 5 5 5 5 15 4 2 5 11 5 4 5 14 5 5 4 5 5 5 29

60 3 3 6 4 4 4 12 5 4 4 13 5 4 3 12 4 4 5 4 4 4 25

61 5 4 9 3 4 5 12 5 5 3 13 4 4 4 12 4 4 4 5 3 4 24

62 5 4 9 4 4 4 12 5 4 4 13 5 5 3 13 4 4 4 4 4 4 24

63 3 4 7 4 4 4 12 4 4 4 12 5 5 3 13 4 5 4 5 5 5 28

64 4 4 8 3 5 3 11 5 3 3 11 2 5 3 10 4 3 3 3 3 3 19

65 4 4 8 4 5 5 14 4 2 4 10 1 5 3 9 4 4 3 5 3 3 22

66 4 4 8 2 4 4 10 4 4 4 12 5 3 3 11 4 4 4 4 4 4 24

67 1 3 4 2 4 5 11 4 5 5 14 3 4 4 11 4 4 4 5 3 4 24

68 3 3 6 4 5 4 13 2 4 5 11 2 4 3 9 4 4 5 4 4 4 25

69 2 4 6 4 4 5 13 3 4 4 11 5 4 4 13 4 4 3 4 4 4 23

70 3 4 7 4 4 4 12 4 5 4 13 4 5 3 12 4 4 5 4 4 4 25


(6)

71 4 5 9 5 5 5 15 5 4 5 14 5 5 5 15 5 5 4 5 5 5 29

72 2 4 6 3 4 4 11 4 4 4 12 3 3 3 9 4 4 4 4 4 4 24

73 3 3 6 4 4 5 13 5 5 4 14 4 4 4 12 4 4 4 5 3 4 24

74 2 3 5 4 5 5 14 4 4 5 13 4 5 4 13 4 4 4 4 4 4 24

75 3 3 6 3 3 5 11 3 5 5 13 5 5 1 11 1 1 1 1 1 1 6

76 5 4 9 3 5 3 11 3 5 3 11 5 3 3 11 4 3 3 3 3 3 19

77 5 2 7 4 5 5 14 4 4 4 12 3 4 3 10 4 4 3 5 3 3 22

78 3 1 4 1 1 4 6 4 4 4 12 4 3 3 10 4 4 4 4 4 4 24

79 4 4 8 4 4 5 13 5 5 5 15 4 4 4 12 4 4 4 5 3 4 24

80 4 4 8 4 4 4 12 4 4 4 12 3 4 3 10 4 4 4 4 4 4 24

81 1 3 4 5 5 5 15 5 4 5 14 5 5 5 15 5 5 4 5 5 5 29

82 2 4 6 4 4 4 12 4 4 4 12 4 3 3 10 4 4 5 4 4 4 25

83 3 3 6 4 5 5 14 4 5 4 13 5 4 4 13 4 4 4 5 3 4 24

84 3 4 7 4 4 4 12 5 4 4 13 4 3 3 10 4 4 4 4 4 4 24

85 5 4 9 4 2 4 10 4 4 4 12 2 3 3 8 4 5 4 5 5 5 28

86 3 1 4 3 5 4 12 4 4 3 11 4 1 3 8 4 3 3 3 3 3 19

87 5 4 9 5 5 5 15 4 5 4 13 4 3 3 10 4 4 3 5 3 3 22

88 2 4 6 4 4 4 12 5 4 4 13 4 3 3 10 4 4 4 4 4 4 24

89 2 3 5 5 4 5 14 5 5 5 15 4 4 4 12 4 4 4 5 3 4 24

90 2 3 5 4 4 4 12 4 4 4 12 5 3 3 11 4 4 4 4 4 4 24

91 5 4 9 5 5 5 15 4 4 5 13 5 5 5 15 5 5 4 5 5 5 29


Dokumen yang terkait

ANALISIS ATRIBUT ATRIBUT BRAND EQUITY PRODUK MINYAK PELUMAS MOTOR ENDURO 4T (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Jember)

0 12 12

ANALISIS ATRIBUT ATRIBUT BRAND EQUITY PRODUK MINYAK PELUMAS MOTOR ENDURO 4T (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Jember)

0 33 12

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JASA PADA BENGKEL MOTOR “AHASS TEKNIK KITA” KABUPATEN SEMARANG

0 3 137

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PELUMAS SEPEDA MOTOR ENDURO 4T. (STUDI PADA PELUMAS SEPEDA MOTOR ENDURO 4T PERTAMINA JAWA BAGIAN TENGAH).

0 3 24

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan

0 0 11

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan

0 0 2

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan

0 0 9

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan

0 0 25

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan

0 0 2

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Oli Pelumas Motor Pertamina Enduro 4T Pada Pelanggan Bengkel Ahass 01158 Johor Services Medan

0 0 15