Daerah Tertinggal LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan algoritma hierarchical clustering dan k-means untuk pengelompokan desa tertinggal.

2.1. Daerah Tertinggal

Ketertinggalan underdevelopment bukan merupakan sebuah kondisi dimana tidak terdapat perkembangan absence of development, karena pada dasarnya setiap manusia atau kelompok manusia akan berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya walaupun itu hanya sedikit. Ketertinggalan adalah sebuah kondisi suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Kondisi ini terjadi ketika perkembangan sosial manusia yang tidak sama dan bila dilihat dari sudut pandang ekonomi, sekelompok orang telah lebih maju dibandingkan kelompok orang lainnya Rodney, 1997. Ketertinggalan biasanya digambarkan dengan adanya eksploitasi, misalnya eksploitasi suatu negara oleh negara lainnya. Eropa merupakan negara yang mengeksploitasi negara-negara tertinggal di dunia. Ketertinggalan negara-negara tersebut adalah hasil dari kolonialisme, imperialisme, dan kapitalisme yang pernah terjadi di masa lalu. Keuntungan sumber daya yang terdapat di negara-negara tertinggal dihilangkan oleh Eksploitasi, baik itu sember daya alam, maupun sumber daya manusia. Ketertinggalan juga berkaitan dengan ketergantungan, yang mana ketergantungan yang terdapat pada negara atau daerah lain menyebabkan suatu daerah atau negara tidak dapat disebut mengalami pembangunan yang baik. Digunakan beberapa indikator untuk membandingkan perkembangan suatu negara dengan negara lainnya atau wilayah dengan wilayah lainya, antara lain adalah indikator ekonomi, yang ditandai dengan pendapatan perkapita penduduknya, jumlah produksi dan konsumsi barang, jumlah dan kualitas pelayanan sosial yang dapat dilihat dari kondisi sosial penduduk di dalamnya, seperti jumlah kematian bayi, jumlah buta huruf, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Pada umumnya di daerah tertinggal, tidak terdapat sektor ekonomi yang bisa membawa pertumbuhan secara besar, atau yang memiliki multiplier effect yang tinggi yang dapat memicu pertumbuhan Edy, 2009. Menurut Kepmen PDT nomor 1 tahun 2005 tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal, daerah tertinggal didefinisikan sebagai daerah kabupaten yang masyarakat dan wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Sesuai dengan pengertian tersebut maka penetapan daerah tertinggal merupakan hal yang sangat relative karena merupakan hasil perbandingan dengan daerah lainnya. Untuk itu dalam penetapan daerah tertinggal digunakan data agregat tingkat kabupaten.

2.2. Penambangan Data Data Mining