Kadar LDL kolesterol pada penderita Penyakit Jantung Koroner setelah pemakaian simvastatin selama satu bulan

(1)

KADAR LDL KOLESTEROL PADA PENDERITA JANTUNG

KORONER SETELAH PEMAKAIAN SIMVASTATIN

SELAMA SATU BULAN

TESIS

ROSMADEWI

097111015 / PK

PROGRAM MAGISTER KLINIK - SPESIALIS ILMU PATOLOGI

KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA / RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

2014


(2)

KADAR LDL KOLESTEROL PADA PENDERITA JANTUNG

KORONER SETELAH PEMAKAIAN SIMVASTATIN

SELAMA SATU BULAN

T E S I S

Untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik di Bidang

Ilmu Patologi Klinik / M. Ked (Clin.Path) pada Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

ROSMADEWI

097111015 / PK

PROGRAM MAGISTER KLINIK - SPESIALIS ILMU PATOLOGI

KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


(3)

Judul Tesis : Kadar LDL kolesterol pada penderita

: penderita Penyakit Jantung Koroner setelah : pemakaian simvastatin selama satu bulan

Nama Mahasiswa Rosmadewi

Nomor Induk Mahasiswa : 097111015

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Patologi Klinik

Menyetujui Komisi Pembimbing

Pembimbing I Dr. Zulfikar Lubis SpPK-K

Pembimbing II

Dr. Isfanuddin NyakKaoy., SpJP-( K )

Disahkan oleh :

Ketua Departemen Patologi Klinik Ketua Program Studi Departemen FK-USU/RSUP H. Adam Malik Patologi Klinik FK-USU/

Medan RSUP H. Adam Malik Medan

Prof. dr. Adi Koesoema Aman, Sp.PK-KH

NIP. 19491011 1979 01 1 001 NIP. 1948711 1979 03 2 001

Prof.DR.dr.Ratna Akbari Gani, Sp.PK-KH


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 12 Desember 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Adi Koesoema Aman, Sp. PK-KH ...

Anggota : 1. Prof. DR. dr. Ratna Akbari Ganie, Sp.PK-KH ...

2. Prof. Herman Hariman, Ph.D, Sp. PK-KH ...

3. Prof.dr.Burhanuddin Nasution, SpPK-KN ……….…………..

4. dr. Ricke Loesnihari, MKed (ClinPath), Sp.PK-K ...

5. dr. Zulfikar Lubis, SpPK-K ……….

6. dr. Isfanuddin NyakKaoy., SpJP-( K ) ……….


(5)

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah SWT pemilik seluruh alam semesta, Maha pemberi kemudahan dan kelapangan, dan dengan pertolongan Allah jua tesis saya berjudul :

Gambaran kadar LDL kolesterol pada penderita Penyakit Jantung Koroner setelah pemakaian simvastatin selama satu bulan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan magister di bidang Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dapat dirampungkan.

Terima kasih, rasa hormat dan penghargaan yang sangat tinggi saya sampaikan kepada :

1. Yth, Prof. dr. Adi Koesoema Aman, SpPK-KH, FISH, sebagai Ketua Departemen Patologi Klinik FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan, yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada saya sebagai peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan banyak memberikan bimbingan dan pengarahan selama saya mengikuti pendidikan.

2. Yth, Prof. DR. dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK-KH, FISH, sebagai Ketua Program Studi Departemen Patologi Klinik FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan, yang banyak memberikan bantuan, bimbingan, serta motivasi selama saya mengikuti pendidikan.

3. Yth, Prof. dr. Herman Hariman, Ph.D, SpPK-KH, FISH, yang banyak memberikan bimbingan, petunjuk, pengarahan, bantuan, nasehat dan yang senantiasa dengan tulus memberikan motivasi selama saya menjalani pendidikan, mencurahkan perhatian dan pikirannya untuk kebaikan penyelesaian tesis ini.


(6)

4. Yth, dr. Zulfikar Lubis, SpPK-K, sebagai dosen dan pembimbing, sekaligus pembimbing pertama dalam penulisan tesis ini, yang banyak memberikan bimbingan, petunjuk, pengarahan, bantuan, nasehat dan yang senantiasa dengan tulus memberikan motivasi selama saya menjalani pendidikan, mencurahkan perhatian dan pikirannya untuk kebaikan penyelesaian tesis ini.

5. Yth, dr. Isfanuddin Nyak Kaoy , SpJP-K sebagai pembimbing kedua dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, yang banyak memberikan bimbingan, dukungan dan bantuan sejak awal hingga selesainya tesis ini

6. Yth, dr.Ricke Loesnihari, M.Ked(Clin.Path), SpPK-K, sebagai sekretaris Program Studi Departemen Patologi Klinik FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan, yang banyak memberikan bimbingan dan petunjuk selama saya mengikuti pendidikan.

7. Yth, Prof. dr. Burhanuddin Nasution, SpPK-KN, FISH, yang banyak memberikan bimbingan, arahan dan nasehat selama saya menjalani pendidikan.

8. Yth, guru-guru saya dr. Muzahar, DMM, SpPK-K, dr..dr.Ozar Sanuddin, SpPK-K, dr.Tapisari Tambunan, SpPK-KH, dr. Nelly Elfrida S, SpPK, yang banyak memberikan bimbingan, arahan selama saya mengikuti pendidikan. Begitu juga kepada guru-guru yang telah mendahului kita yaitu Alm. Prof. dr. Iman Sukiman, SpPK-KH, Alm. dr. R. Ardjuna Burhan, DMM, SpPK-K, saya tidak melupakan semua jasanya dalam pendidikan ini.

9. Yth, Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes, yang banyak memberikan bimbingan dan bantuan dibidang statistik sejak awal penyusunan


(7)

10. Yth, seluruh teman sejawat PPDS Patologi Klinik FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan, para analis dan pegawai, serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dan kerjasama yang baik selama saya mengikuti pendidikan. Kepada dr. Lindayanti dan dr. Dian Effrida , terima kasih atas bantuan nya dan saran-sarannya dan terimakasih atas dukungannya 11. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Rektor Universitas Sumatera Utara, Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik.

12. Doa senantiasa saya mohonkan kepada Yang Maha Pencipta tertuju

kepada Ayahanda . H. Syaiful Manan dan Alm Ibunda Chatir Aro,

yang selama kehidupan nya mencurahkan segenap kasih sayang dan berjuang menyekolahkan saya, perkenankanlah ananda mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga. Semoga Allah SWT membalas semua budi baik dan kasih sayangnya

13. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda mertua yang senantiasa memberikan do’a dan dukungannya kepada saya untuk menyelesaikan pendidikan ini.

14. Terima kasih dan penghormatan yang tinggi kepada suami saya tercinta Sunan Tumenggung SSI, yang mendampingi saya dengan penuh kesetiaan, pengertian, perhatian, memberikan dorongan dan pengorbanan selama saya mengikuti pendidikan sampai saya dapat

menyelesaikan pendidikan ini, Juga kepada anak-anakku yang

sangat ku sayangi Sunan Arya Wienggoro Syamagi, Ratu Allya Wideasyahrah yang telah banyak kehilangan perhatian dan kasih


(8)

sayang dari saya selama saya mengikuti pendidikan, semoga apa yang diraih bermanfaat menambah Ridho Allah SWT, kebaikan dan kebahagiaan keluarga di dunia dan akhirat .

Sebagai manusia hamba Allah SWT, saya menyadari akan keterbatasan dan kekurangan serta tidak terlepas dari tutur kata dan tingkah laku yang kurang berkenan di hati, maka pada kesempatan ini saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya.

Akhir kata semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2014 Penulis,

dr. Rosmadewi


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan Tesis ………... i

Lembar Penetapan Panitia Ujian ………. ii

Ucapan Terima Kasih ……… iii

Daftar Isi ……….. vii

Daftar Tabel ………...………... x

Daftar Gambar ………... xi

Daftar Lampiran …. ..……….... xii

Daftar Singkatan …...………. xiii

Abstrak ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ……… 1

1.2. Perumusan Masalah ……….. 5

1.3. Hipotesa Penelitian ………. 5

1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umun ………. 6

1.4.2. Tujuan Khusus ……….. 6

1.5. Manfaat Penelitian ………...………. 6

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Lipid ……… 7


(10)

2.1.2. Jalur Metabolisme Eksogen ... 10

2.1.3. Jalur Metabolisme Eedogen ... 10

2.1.4. Jalur Reverse Cholestar Transfort ... 11

2.2. Penyakit Jantung Koroner (PJK) ……….. 11

2.3. Patogenesis Aterosklerosis…… ……….. 13

2.3.1. Tahapan Ateroskelosis ………. 14

2.3.2. Faktor Resiko Arterosklerosis………….…….……….. 16

2.4. Dislipidemia ……….……….. 18

2.5. Pemeriksaan Stenosis .……….. 20

2.6. Simvastatin …….….……….. 22

2.7. Kerangka Konsep ………..26

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ………..……. 27

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 27

3.3. Populasi dan Subyek Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian ……….. 28

3.3.2. Subyek Penelitian ………. 28

3.3.3. Kriteria Inklusi ……… 28

3.3.4. Kriteria Eksklusi ………. 29

3.3.5. Batasan Operasional ………. 29

3.4. Perkiraan Besar Sampel ……….. 30

3.5. Analisa Data ...……….. 31 3.6. Bahan dan Cara Kerja


(11)

3.6.1. Bahan yang diperlukan ……….. 31

3.6.2. Anamnese dan Pemeriksaan Fisik ……….. 31

3.6.3. Pengukuran Antropometri ………..…………. 32

3.6.4. Pengambilan dan Pengolahan sampel ………. 32

3.6.5. Pemeriksaan Laboratorium ………. 33

3.6.5.1. Pemeriksaan HDL ... 33

3.6.5.2. Trigliserida ………... 34

3.6.5.3. Pemeriksaan Total Kolesterol ... 36

3.6.5.4. Pemeriksaan LDL ... 37

3.7. Pemantapan Mutu ……… 40

3.7.1. Kalibrasi Pemeriksaan Laboratorium ………. 40

3.7.2. Kontrol Kualitas Pemeriksaan Laboratorium ………. 42

3.8. Ethical Clearance and Informed Concent ………. 43

3.9. Alur Kerja ...……….… 44

BAB 4 HASIL PENELITIAN ……….. 45

BAB 5 PEMBAHASAN ……….. 48

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ……….. 50

6.2. Saran ………...50

BAB 7 RINGKASAN ...51

DAFTAR PUSTAKA ……… 55


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah ... ………...…… 17

Tabel 2.2 Klasifikasi Kolesterol Tital, LDL, HDL dan TG

Menurut NCEP ATP III ...… 20

Tabel 3.1. Kontrol LDL Kolesterol ……….……….. 43

Tabel 4.1. Karakteristik Peserta Penelitian ... ………..….. 45 Tabel 4.2. Gambaran Kadar Profil Lipid pada penderita PJK

Sebelum dan sesudah pemakaian simvastatin


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Lipoprotein ...……… .8 Gambar 2.2 Pembentukan Aterosklerosis………...15 Gambar 2.3 Stenosis arteri koronaria dengan angiografi

Koroner ...22 Gambar 2.4 Cholesterol biosyntesa pathway ...24 Gambar 3.1 Grafik Kalibrasi LDL kolesterol Laboratorium...40


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Lembar Penjelasan kepada

Calon Subjek Penelitian ………. 62

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan ……... 63

Lampiran 3 Status Pasien ……… 64

Lampiran 4 Health Research Ethical Committee ………. 65

Lampiran 5 Persetujuan Rumah Sakit ………....…… 66


(15)

DAFTAR SINGKATAN

PJK : Penyakit Jantung Koroner

LDL : Low Density Lipoprotein

Ox-LDL : Oksidasi Low Density Lipoprotein

SKRT : Survei Kesehatan Rumah Tangga

NCEP : National Cholesterol Education Program

LRCCPPT : Lipid Research Clinics Caronary Primary Prevention Trial

TG : Trigliserida

TC : Total Cholesterol

LDL-C : Low Density Lipoprotein Cholesterol

HDL-C : High Density Lipoprotein Cholesterol

IDL : Intermediate Density Lipoprotein

VLDL : Very Low Density Lipoprotein

Apo : Apoliporotein

LPL : Lipoprotein Lipase

IPP : Isopentenyl Pyrophosphate

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

MOPS : Morpholino propane sulfonic

HSDA : Hydroxy sulfopropyl dimethoxyaniline


(16)

Ag-Ab : Antigen antibodi

DM : Diabetes Melitus


(17)

KADAR LDL KOLESTEROL PADA PENDERITA JANTUNG KORONER SETELAH PEMAKAIAN SIMVASTATIN SELAMA SATU BULAN

Rosmadewi1, Zulfikar Lubis 1 , Isfanuddin Nyak Kaoy 2.

1Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP.HAM Medan 2Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP. HAM

Medan

ABSTRAK

Latar Belakang: Kolesterol LDL adalah lipoprotein berdensitas rendah yang mengandung apolipoprotein (apo) B 100. Peningkatan kadar LDL kolesterol yang disebabkan adanya dislipidemia dapat menyebabkan disfungsi endotel dan aterosklerosis pembuluh darah terutama pada pembuluh darah jantung yang mengakibatkan dan penyumbatan pada pembuluh darah jantung dan apabila terjadi terus menerus dapat mengakibatkankan jantung iskemia dan infark yang dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner. Simvastatin adalah obat yang dapat digunakan menurunkan kadar lipid dalam darah terutama kolesterol LDL.

Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol LDL pada penderita PJK sebelum dan setelah pengobatan dengan Simvastatin 20 mg selama 1 bulan.

Metode: Periode Januari-Maret 2014 telah dilakukan penelitian kuasi-eksperimen di Departemen Patologi Klinik dan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas kedokteran Universitas Sumatra Utara / RSUPHAM Medan kelompok kasus adalah penderita PJK yang telah

menjalani tindakan angiografi dengan stenosis ≥70% yang telah

ditentukan oleh dokter spesialis kardiologi. Setelah memenuhi kriteria inklusi kemudian diberikan pengobatan simvastatin 20 mg selama satu bulan dan diamati.

Hasil : kadar kolesterol LDL menunjukan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p < 0.05), sebelum dan sesudah pemakaian simvastatin 20 mg selama satu bulan

Kesimpulan : Kadar kolesterol LDLberbeda signifikan setelah pemberian simvastatin 20 mg selama 1 bulan


(18)

LDL CHOLESTEROL LEVELS IN PATIENTS AFTER CORONARY HEART FOR ONE MONTH TO USE SIMVASTATIN

Rosmadewi1, Zulfikar Lubis 1 , Isfanuddin Nyak Kaoy 2.

1Department of Clinical Pathology, Faculty of Medicine University of Sumatera Utara / H. Adam Malik Central Hospital Medan

2Department of Cardiology, Faculty of Medicine University of Sumatera Utara / H. Adam Malik Central Hospital Medan

ABSTRACT

Background: LDL cholesterol is low density lipoproteins containing apolipoprotein (apo) B 100. Increased levels of LDL cholesterol caused by dyslipidemia can cause endothelial dysfunction and atherosclerotic blood vessels, especially in the blood vessels that lead to heart and blood vessel blockages in the heart and in the event continuously can cause cardiac ischemia and infarction can lead to coronary heart disease. Simvastatin is a drug that can be used to lower blood lipid levels, especially LDL cholesterol.

Objective : To determine differences in LDL cholesterol levels in CHD patients before and after treatment with simvastatin 20 mg for 1 month

Methods : Period from January March 2014 was conducted quasi-experimental research in the Department of Clinical Pathology and Department of Cardiology and Vascular Medicine of the Medical School University of North Sumatra / RSUPHAM Medan is the case group CHD patients who had undergone angiography action with ≥70% stenosis who have been determined by cardiology specialist. After fulfilling the inclusion criteria were then given 20 mg simvastatin treatment for a month and observed.

Results : LDL cholesterol levels showed significant difference was significant (p <0.05), before and after the use of simvastatin 20 mg for a month

Conclusion : LDL cholesterol levels significantly difference after the use of simvastatin 20 mg for 1 month.


(19)

KADAR LDL KOLESTEROL PADA PENDERITA JANTUNG KORONER SETELAH PEMAKAIAN SIMVASTATIN SELAMA SATU BULAN

Rosmadewi1, Zulfikar Lubis 1 , Isfanuddin Nyak Kaoy 2.

1Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP.HAM Medan 2Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP. HAM

Medan

ABSTRAK

Latar Belakang: Kolesterol LDL adalah lipoprotein berdensitas rendah yang mengandung apolipoprotein (apo) B 100. Peningkatan kadar LDL kolesterol yang disebabkan adanya dislipidemia dapat menyebabkan disfungsi endotel dan aterosklerosis pembuluh darah terutama pada pembuluh darah jantung yang mengakibatkan dan penyumbatan pada pembuluh darah jantung dan apabila terjadi terus menerus dapat mengakibatkankan jantung iskemia dan infark yang dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner. Simvastatin adalah obat yang dapat digunakan menurunkan kadar lipid dalam darah terutama kolesterol LDL.

Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol LDL pada penderita PJK sebelum dan setelah pengobatan dengan Simvastatin 20 mg selama 1 bulan.

Metode: Periode Januari-Maret 2014 telah dilakukan penelitian kuasi-eksperimen di Departemen Patologi Klinik dan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas kedokteran Universitas Sumatra Utara / RSUPHAM Medan kelompok kasus adalah penderita PJK yang telah

menjalani tindakan angiografi dengan stenosis ≥70% yang telah

ditentukan oleh dokter spesialis kardiologi. Setelah memenuhi kriteria inklusi kemudian diberikan pengobatan simvastatin 20 mg selama satu bulan dan diamati.

Hasil : kadar kolesterol LDL menunjukan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p < 0.05), sebelum dan sesudah pemakaian simvastatin 20 mg selama satu bulan

Kesimpulan : Kadar kolesterol LDLberbeda signifikan setelah pemberian simvastatin 20 mg selama 1 bulan


(20)

LDL CHOLESTEROL LEVELS IN PATIENTS AFTER CORONARY HEART FOR ONE MONTH TO USE SIMVASTATIN

Rosmadewi1, Zulfikar Lubis 1 , Isfanuddin Nyak Kaoy 2.

1Department of Clinical Pathology, Faculty of Medicine University of Sumatera Utara / H. Adam Malik Central Hospital Medan

2Department of Cardiology, Faculty of Medicine University of Sumatera Utara / H. Adam Malik Central Hospital Medan

ABSTRACT

Background: LDL cholesterol is low density lipoproteins containing apolipoprotein (apo) B 100. Increased levels of LDL cholesterol caused by dyslipidemia can cause endothelial dysfunction and atherosclerotic blood vessels, especially in the blood vessels that lead to heart and blood vessel blockages in the heart and in the event continuously can cause cardiac ischemia and infarction can lead to coronary heart disease. Simvastatin is a drug that can be used to lower blood lipid levels, especially LDL cholesterol.

Objective : To determine differences in LDL cholesterol levels in CHD patients before and after treatment with simvastatin 20 mg for 1 month

Methods : Period from January March 2014 was conducted quasi-experimental research in the Department of Clinical Pathology and Department of Cardiology and Vascular Medicine of the Medical School University of North Sumatra / RSUPHAM Medan is the case group CHD patients who had undergone angiography action with ≥70% stenosis who have been determined by cardiology specialist. After fulfilling the inclusion criteria were then given 20 mg simvastatin treatment for a month and observed.

Results : LDL cholesterol levels showed significant difference was significant (p <0.05), before and after the use of simvastatin 20 mg for a month

Conclusion : LDL cholesterol levels significantly difference after the use of simvastatin 20 mg for 1 month.


(21)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aterosklerosis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di masyarakat yang sedang berkembang, karena adanya perubahan pola hidup dan pola makan yang tidak sehat, sebagai dampak dari kemajuan perekonomian, seperti hal nya di negara-negara yang sudah maju.(1) Aterosklerosis berkaitan erat dengan munculnya penyakit Jantung Koroner (PJK) yang merupakan

penyebab kematian utama dan yang paling ditakuti.(2,3)

Aterosklerosis ditandai dengan adanya penimbunan endapan lemak (terutama kadar LDL kolesterol yang tinggi), trombosit, neutrofil, monosit, dan makrofag diseluruh kedalaman tunika intima dan ke tunika media.(4)

Kolesterol LDL adalah lipoprotein utama pengangkut kolestrol dalam darah dimana Oksidasi LDL (ox-LDL) bersifat sitotoksik yang memainkan peranan penting pada patogenesis aterosklerosis. Oksidasi-LDL dapat di tangkap oleh makrofag melalui reseptor scavenger pada makrofag menyebabkan terbentuknya sel busa (foam cell). Penimbunan sel busa ini di ruang subendotel pembuluh darah merupakan bukti paling awal adanya pertumbuhan plak aterosklerotik yang dikenal sebagai fatty streak di dalam pembuluh


(22)

darah arteri(5,6), baik pada arteri besar maupun pada arteri kecil, sehingga menghambat pasokan darah ke sel-sel otot jantung. Keadaan ini mengakibatkan jantung tidak dapat lagi melakukan fungsinya dengan baik tanpa aliran darah yang adekuat. Penyumbatan pada arteri koroner ini, dapat terjadi sebagian maupun total dari satu atau lebih arteri koroner atau cabang-cabang nya (7,8,9) mengakibatkan dinding otot jantung mengalami iskemia dan infark. (10,11,12)

Menurut Asean Congress on Cardiology 1997 dikemukakan bahwa angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Indonesia adalah 67,8 per 100.000 penduduk penyebab nya 99% aterosklerosi.(13). Di Indonesia dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilakukan secara berkala oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskuler memberikan kontribusi sebesar 19,8% dari seluruh penyebab kematian pada tahun 1993 dan menjadi 24,4% pada tahun 1998.(14). Di Amerika Serikat, penyakit jantung koroner merupakan 1/3 – 1/2 penyebab dari seluruh kematian dan 50 – 75% kematian seluruh penyakit jantung. (15,16). Penyakit Jantung Koroner tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena PJKditemukan 20 % pada laki-laki dan

12 % pada wanita. berumur 65 tahun ke atas(.9). Insiden dan

keparahan aterosklerosis sangat ditingkatkan oleh Faktor risiko lain seperti merokok, hipertensi, dan diabetes.(17). Beberapa studi tentang


(23)

faktor risiko PJK dengan lesi aterosklerosis telah dilakukan. Pada tahun 2010, studi konsekutif dilakukan pada 200 pasien oleh Trianti M, dkk yang berhubungan antara faktor risiko penyakit kardiovaskular dengan lokasi lesi aterosklerosis pada arteri koronaria (18)

Manifestasi klinis nya pada PJK dapat berupa penyakit jantung iskemik yang asimptomatis, angina pektoris stabil, sindroma koroner akut (angina pektoris tidak stabil, infark miokard akut non ST elevasi dan infark miokard akut ST elevasi) dan kematian mendadak karena jantung(19,20)

Untuk pencegahan terbentuknya penyakit Jantung Koroner adalah dengan merubah atau modifikasi gaya hidup seperti menghindari makanan yang tinggi kolesterol , olah raga, penurunan berat badan, dan menganjurkan makanan yang banyak mengandung sayur dan buah-buahan, dan pelarangan merokok(1), namun pada sebagian orang diperlukan strategi farmakologis menggunakan obat untuk dapat menurun kan kadar kolesterol dalam darah, antara lain golongan statin salah satunya simvastatin (HMG-CoA reduktase inhibitor), hal ini dapat mencegah terjadinya Penyakit Jantung Koroner. Bila kadar kolesterol LDL < 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar total kolesterol plasma < 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu dipertimbangkan pengurangan dosis obat simvastatin.(21,22,23,24),


(24)

National Cholesterol Education Program (NCEP) merekomendasikan kadar kolesterol <200mg% dapat menghindarkan penyakit jantung koroner.

Penelitian dari Lipid Research Clinics Coronary Primary Prevention Trial (LRCCPPT) di Amerika memperlihatkan hubungan antara penurunan kolesterol dan pengurangan resiko penyakit jantung koroner, yaitu setiap penurunan 1% kolesterol darah akan mengurangi 2% resiko penyakit jantung koroner.(24.25). Ada beberapa penelitian simvastatin yang telah di lakukan antara lain:

1. Adriana Branchi, MD,dkk University of Milan, Maggiore Hospital

IRCCS Milanese, Italy melakukan penelitian

Hypercholesterolemia terhadap seratus pasien (48 laki-laki dan 52 perempuan) menerima atorvastatin 10 mg/d, dan seratus pasien (42 laki-laki dan 58 perempuan;) menerima simvastatin 20 mg/d. Setelah 2 bulan terapi, ditemukan perbedaan yang signifikan (p<0.01). Pada kedua kelompok perlakuan dibandingkan dengan nilai-nilai dasar.perubahan Total kolesterol, Trigliserida, dan LDL kolesterol yang sama, sedangkan persentase peningkatan tingkat HDL kolesterol lebih besar pada kelompok simvastatin dari pada di kelompok atorvastatin.(26)

2. Hiroshi Yoshida dkk, di University School of Medicine, Kashiwa, Jepang.melakukan penelitian terhadap dua puluh dua pasien 16 wanita (pramonopous), 6 laki-laki, umur 18 - 70 tahun ;


(25)

Hyperlipidemic dengan pemberian simvastatin 20mg selama 4 minggu,menunjukan perbedaan yang bermakna pada Total kolesterol, Trigliserida, HDL, dan LDL kolesterol (p < 0,001), dan Tidak ada efek samping serius yang diamati, berdasarkan efek yang dimiliki oleh statin tersebut diatas (27)

Dengan dasar teori diatas menimbulkan keinginan peneliti untuk melakukan penelitian tentang hubungan LDL kolesterol pada penderita penyakit jantung koroner (stenosis ≥ 70%) dengan

pemakaian simvastatin 20 mg selama 1 bulan

.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana kadar LDL kolestrol pada penderita PJK setelah pengobatan simvastatin 20 mg selama 1 bulan, dimana selama ini di Departemen Kardiologi di pakai simvastatin 40 mg.

1.3. Hipotesa Penelitian

Ada perbedaan kadar LDL kolestrol pada penderita PJK sebelum dan sesudah pengobatan simvastatin 20 mg selama 1 bulan


(26)

1.4 . Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kadar LDL kolestrol pada penderita PJK setelah pengobatan simvastatin 20 mg selama 1 bulan

1.4.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efektifitas pemberian simvastatin 20 mg selama 1 buian pada penderita PJK

1.5. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam penanganan dislipidemia pada penderita penyakit Jantung Koroner.

2. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai landasan bagi penelitian selanjut.


(27)

BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2 .1. LIPID

Lipid adalah sturktural pembentuk sel, yang berfungsi sebagai komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh sekitar 80% dari kolesterol diproduksi oleh liver dan selebihnya didapat dari makanan yang kaya akan kandungan kolesterol seperti daging, telur dan produk berbahan dasar susu. bila jumlahnya berlebihan, dapat menumpuk dan mengendap pada dinding pembuluh darah dan mengeras menjadi plak.(28)

Di dalam tubuh kita ditemukan tiga jenis lipid yaitu kolestrol, trigliserida, dan fosfolipid oleh karena itu sifat lipid yang susah larut dalam air, maka perlu dibuat bentuk yang terlarut , untuk itu dibutuhkan suatu zat terlarut yaitu suatu protein yang dikenal dengan nama apolipoprptein atau apoprotein. Senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal dengan nama lipoprotein.(29)

Lipoprotein plasma yang mengandung apolipoprotein (apo) B 100 telah diidentifikasi sebagai kenderaan yang menstransport kolestrol ke dalam dinding arteri. lipoprotein berdensitas rendah (LDL), berdensitas menenggah (IDL), berdensitas sangat rendah (VLDL) dan lipoprotein Lp (a) ( 29 ). Setiap jenis lipoprotein memiliki Apo tersendiri. Sebagai contoh untuk VLDL, IDL, dan LDL


(28)

mengandung Apo B 100, sedangkan Apo B 48 di temukan pada kilomikron, .Apo A1, Apo A2, dan Apo A3 Lditemukan terutama pada lipoprotein HDL dan kilomikron dan lipo protein ini terdiri atas kolestrol (bebas atau ester), trigliserida, fosfolipid dan apoprotein. Apoprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein (30) )

Gambar 2.1. Lipoprotein (31)

Dengan mengunakan ultrasentrifugasi, pada manusia dapat dibedakan enam jenis lipoprotein yaitu high-density lipoprotein (HDL), Low density lipoprotein (LDL), Intermediate –density lipoprotein (IDL), Very low density lipoprotein (VLDL), lipoprotein lp (a) , kilomikron.(32 ), LDL adalah lipoprotein utama pengangkut kolestrol dalam darah yang terlibat dalam proses terjadinya penyakit jantung koroner. Oksidasi LDL ( ox-LDL ) memainkan peranan penting pada patogenesis aterosklerosis. Ox-LDL dapat di tangkap oleh makrofag


(29)

melalui reseptor scavenger pada makrofag menyebabkan terbentuknya sel busa ( foam cell ). Penimbunan sel busa ini di ruang subendotel pembuluh darah merupakan bukti paling awal adanya pertumbuhan plak aterosklerotik yang dikenal sebagai fatty steak.(5,6,33) Pada penelitian Framingham mendapatkan bahwa LDL kolestrol merupakan suatu komponen yang aterogenik mempunyai dampak klinis pada penyakit kardiovaskuler. (3,34 )

Proses yang menyebabkan oksidasi LDL melibatkan radikal superoksida, oksida nitrat, hidrogen peroksida, dan oksidan lain. Anti oksidan misal nya Vitamin E, asam askorbat ( Vitamin C ), karotenoid, dan mungkin berperan melindungi LDL dari oksidasi. (35)Setiap partikel LDL mengandung sekitar 1500 melekul kolestrol ester dalam inti berminyak. Inti ini di kelilingi oleh mantel mengandung kolestrol 500 melekul, 800 melekul fosfolipid, dan satu melekul apoprotein B 100. (36)

2.1.1. Metabolisme Lipoprotein

Metabolisme lipoprotein terdiri tiga jalur yaitu jalur metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reverse cholesterol transport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan metabolisme LDL dan trigliserid, sedang jalur reverse cholesterol transport khusus mengenai metabolisme HDL (37)


(30)

2.1.2. Jalur Metabolisme Eksogen

Yaitu Lemak yang terdapat didalam makanan yang kita makan dan juga lemak yang dihasilkan dihati. Lemak yang terdapat dalam makanan terdiri atas trigliserida dan kolesterol. Lemak yang terdapat dari hati yang diekskresikan bersama empedu ke usus halus. (38)

2.1.3. Jalur Metabolisme Endogen

Di hati mensintesis Trigliserida dan kolesterol dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi,trigliserid dalam VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubh menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk LDL. Sebagian lagi dari LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL (37,39).


(31)

2.1.4. Jalur Reverse Cholester Transfort

Suatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali ke hepar. HDL merupakan lipoprotein yang berperan pada jalur ini.(38)

2 .2. Penyakit Jantung Koroner ( PJK )

Penyakit jantung koroner ( stenosis ≥ 70%) adalah penyakit jantung yang disebabkan kan oleh ada nya aterosklerosis pada pembuluh darah jantung sehingga mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan pada pembuluh darah jantung, hal ini dapat mengakibatkan terganggu nya aliran darah menuju jantung, dan bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan kan jantung mengalami iskemia dan sampai infark, (10,11,40.) kejadian inilah yang disebut dengan serangan jantung, yang ditandai dengan ada nya rasa nyeri pada dada, seperti tertekan benda berat , rasa tercekik, atau rasa terbakar didada, rasa nyeri dirasakan dibelakang tulang dada di sebelah kiri, dan menyebar keseluruh dada. Sebagian kasus disertai mual. muntah sesak nafas dan berkeringat.(41)

Penyakit Jantung Koroner tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga beresiko terkena Penyakit Jantung Koroner meskipun kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang yang berumur 65 tahun ke atas, ditemukan 20 % PJK pada laki-laki dan 12 % pada wanita.(10)..


(32)

Di Indonesia penyakit jantung juga cenderung meningkat sebagai penyebab kematian. Data survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1996 menunjukkan bahwa proporsi penyakit ini meningkat dari tahun ke tahun sebagai penyebab kematian.(1). menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), 60 % dari seluruh penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit Jantung Koroner (PJK), dengan manifestasi klinik terdiri dari penyakit jantung iskemik yang asimptomatis , angina pektoris stabil, sindroma koroner akut ( angina pektoris tidak stabil, infark miokard non ST elevasi dan infark miokard akut ST elevasi) dan kematian mendadak karena jantung (19,20)

Faktor resiko yang berhubungan erat dengan terjadinya PJK adalah Diabetes melitus, hipertensi dan merokok, kurang berolah raga, stres, diet, tinggi lemak jenuh, diet rendah antioksidan dan obesitas.(43). Framingham Heart Study Prediction Score Sheets dengan mengukur faktor risiko PJK pada laki-laki dan wanita (42), berdasarkan usia, kadar kolesterol darah ( HDL dan LDL ), tekanan darah kebiasaan merokok dan adanya penyakit diabetes mellitus.

Untuk mendiagnosa PJK ditegakkan dengan serangkaian pemeriksaan fisik, pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) dan

pemeriksaan laboratorium petanda jantung, treadmill serta

pemeriksaan dengan kateterisasi jantung (angiografi), Kateterisasi jantung (angiografi) merupakan teknik yang diakui dunia


(33)

internasional sebagai teknik terbaik dan terakurat untuk mendeteksi adanya sumbatan di pembuluh darah jantung. Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi tentang lokasi lesi, derajat obstruksi ada tidaknya sirkulasi kolateral serta derajat penyempitan atau oklusi arteri koroner pada penderita PJK..(43,44). Ada nya stenosis pada PJK bila di jumpai derajad stenosis sama atau lebih dari 70 % ,minimal pada satu ateri koroner pada pemeriksaan Angiografi jantung ( kateterisasi jantung ) . Pada studi konsekutif yang dilakukan oleh Trianti M, dkk, tahun 2010. Didapatkan hubungan antara faktor risiko penyakit kardiovaskular dengan lokasi lesi aterosklerosis pada arteri koronaria. (18)

2.3. PATOGENESIS ATEROSKLEROSIS.

Aterosklerosis penyebab utama morbiditas dan mortalitas di masyarakat yang sedang berkembang oleh karena adanya perubahan gaya hidup dan diet yang tidak sehat ( asupan lemak jenuh yang meningkat ), sehingga terjadi nya dislipidemia. Secara normal LDL kolesterol dapat masuk dan keluar dari intima , bila Kadar LDL tinggi didalam darah dia akan teperangkap menembus endotel masuk ke tunika intima, hal ini terjadi saat jumlah anti oksidan terbatas dan akan mengakibatkan terjadi oksidasi LDL yang dapat ditangkap oleh makrofag melalui reseptor scavenger pada makrofag menyebabkan terbentuk nya sel busa (foam cell), dan


(34)

penimbunan sel busa diruang subendotel pembuluh darah yang merupakan awal terbentuk nya aterosklerosis (5,45,46)

2.3.1. TAHAPAN ATEROSKLEROSIS

Aterosklerosis terjadi melalui sejumlah tahapan, masing-masing tahap memerlukan waktu untuk mencapai tahapan berikutnya.

A. Tahap awal (dini )

Pada tahap paling awal ini, secara makroskopik, belum terlihat perubahan pada dinding sel arteri, tetapi secara mikroskopik pada sub intima ditemukan sekelompok sel yang dalam sitoplasmanya terlihat gelembung-gelembung mirip busa sabun, karenanya disebut sel busa (foam cell). Sel busa ini berasal dari makrofag dan gelombang mirip busa tersebut berisi ester kolesterol.(33 )

B. Tahap pembentukan fatty streak

Pembentukan fatty streak terjadi karna ada nya penumpukan sel-sel busa sehingga mendesak endothelium. (33 )


(35)

C. Tahap pembentukan ateroma.

Secara makroskopis terlihat yang menonjol ke dalam lumen.

(33). Di sini dijumpai ada nya sel busa,tumpukan lemak ekstra

sel dan didalam sub intima juga dijumpai limfosit, sel-sel otot polos dan serat plaque (bercak berserat). Walaupun dalam keadaan terdesak, sel-sel endothelium masih terlihat utuh.

D. Tahap lesi lanjut.

Pada tahap ini terjadi nekrosis endothelium yang memicu terjadinya thrombus.(33 ).

Gambar 2.2. Pembentukan Aterosklerosis (33,73)

 1,2. LDL masuk ke sub-endotelium dan dioksidasi oleh makrofag dan sel otot polos

 3,4. Pengeluaran growth factor dan sitokin untuk menarik monosit tambahan


(36)

 6,7,8. Penumpukan sel dan proliferasi sel otot polos menghasilkan pertumbuhan plak

2.3.2. Faktor resiko Aterosklerosis

Terbentuk nya aterosklerosis dapat di pengaruhi beberapa faktor antara lain: Yang tidak dapat di modifikasi ( umur.riwayat keluarga,jenis kelamin ) dan ada yang dapat dimodifikasi antara lain :(47)

1. Tekanan darah

Tekanan darah yang tinggi ( Hipertensi ) merupakan faktor resiko yang penting pada usia diatas 45 tahun. Penyakit jantung iskemik 5 kali lebih sering pada individu di mana tekanan darah > 160/95 mmHg dari pada normo tensi (< 140 / 90 mmhg )(30,31,32) .Penyebab kerusakan vaskular dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ atau karena efek tidak langsung antara lain adanya angiotensin dua, stres oksidatif (48)


(37)

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Klasifikasi

Tekanan Darah

Tekanan Darah Sistolik

Tekanan Darah Diastolik

Normal < 120 < 80

Prahipertensi 120-139 80-89

Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100

Sumber : The Sevent Report of the Commite on Prevention Evaluation and Treatment of high Blood Pressure (48)

2. Merokok

Orang yang merokok > 10 batang / hari mempunyai resiko 3 kali l ebih besar. Hubungan rokok dan aterosklerosis dikaitkan dengan adanya faktor karbon monooksida yang menyebabkan injuri sel endotel (51,52,51)

3. Diabetes melitus

Semua penderita diabetes melitus > 10 tahun mempunyai aterosklerosis signifikan. ( 51,52)

4. HDL yang rendah

Nilai HDL kolestrol < 35 mg / dl . HDL yang rendah umumnya terjadi pada perokok , DM , orang inaktif yang tidak teratur olah raga , dan penderita dengan Trigliserida yang tinggi. (51,52)


(38)

2.4. DISLIPIDEMIA

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma yaitu kenaikan kdar kolestrol total, kolestrol LDL, trigliserida, serta penurunan kadar kolestrol HDL (37.54,55,56)

1. Kolesterol

Kolestrol merupakan komponen penting dalam dinding sel dan sebagai precursor asam empedu dan hormon steroid. Keberadaan dalam pembuluh darah pada kadar tinggi akan cenderung membuat endapan / kristal / lempengan yang akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah

2.Trigliserida

Merupakan senyawa yang terdiri dari 3 melekul asam lemak yang teresasi menyadi gliserol, disintesis dari karbohidrat dan disimpan dalam bentuk lemak hewani. Dalam serum dibawa oleh lipoprotein, merupakan penyebab utama penyakit arteri .Peningkatan Trigliserida biasanya diikuti oleh peningkatan VLDL (very low density lipoprotein ). Pada peristiwa hidrolisis lemak-lemak ini akan masuk dalam pembuluh darah dalam bentuk lemak bebas


(39)

3. HDL ( High Density Lipoprotein )

Merupakan salah satu dari tiga komponen lipoprotein ,kombinasi lemak dan protein, mengandung kadar protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan terdapat pada plasma darah, disebut juga lemak baik yang membantu mengurangi penimbunan plak pada pembuluh darah. Kolestrol HDL berperan dalam transport balik kolestrol dari jaringan menuju hepar untuk diekskresi. Lingkaran kejadian ini menegaskan bahwa peningkatan kolestrol HDL berhubungan dengan pengurangan resiko penyakit Jantung Koroner pada manusia.sebagai faktor protektif fisiologis atau faktor anti aterogenik (37.54,55,56)

4.LDL ( Low Density Lipoprotein )

Adalah Lipoprotein dalam plasma yang mengandung sedikit trigliserida , fosfolipid sedang , protein sedang dan kolestrol tinggi. Secara lansung kadar kolestrol LDL plasma berhubungan dengan resiko penyakit ateri koroner ,potensi aterogenik sangat tinggi


(40)

Tabel 2.2. Klasifikasi total kolesterol, LDL kolesterol, HDL kolesterol dan trigliserida menurut NCEP ATP III (mg/dl)(37)

Profil Lipid mg/dl

Total kolesterol Optimal Diinginkan Tinggi <200 200-239 ≥240 LDL kolesterol Optimal Mendekati optimal Diinginkan Tinggi Sangat tinggi <100 100-129 130-159 160-189 ≥190 Trigliserida Optimal Diinginkan Tinggi Sangat tinggi <150 150-199 200-499 ≥500

HDL kolesterol Rendah

Tinggi

<40

≥60

Keterangan : LDL ( Low Density Lipoprotein ), HDL ( High Density Lipoprotein )

2.5. Pemeriksaan Stenosis

Untuk melihat ada stenosis pada penderita PJK di lakukanlah pemeriksaan dengan angiografi koroner (kateterisasi jantung) yang dapat memberikan informasi tentang lokasi lesi, ada atau tidaknya sirkulasi kolateral serta derajat penyempitan atau oklusi arteri koroner pada penderita PJK.(57,58) Kateterisasi jantung (angiografi) ini merupakan teknik yang diakui dunia internasional sebagai teknik terbaik dan terakurat untuk mendeteksi adanya sumbatan di pembuluh darah jantung. Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi tentang lokasi lesi, derajat obstruksi ada tidaknya sirkulasi kolateral serta


(41)

derajat penyempitan atau oklusi arteri koroner pada penderita PJK..(43,) . Ada nya stenosis pada PJK bila di jumpai derajad stenosis sama atau lebih dari 70 % ,minimal pada satu ateri koroner (57).Saat ini tindakan Revaskularisasi di RS. H. Adam Malik ,sejak tahun 2003 sampai sekarang telah melakukan tindakan anggiografi kroner dan tindakan PCI , pemasangan stent. sudah rutin dikerjakan.

Kateter dimasukkan ke ventrikel kiri dan arteri koronaria kiri dan kanan, kemudian dimasukkan zat kontras media. Zat kontras yang terlihat melalui sinar X diinjeksikan melalui ujung kateter pada aliran darah. Zat kontras itu memungkinkan dokter dapat mempelajari aliran darah yang melewati pembuluh darah dan jantung. Penderita diminta berpuasa 6 hingga 8 jam sebelum prosedur dijalankan. Lesi yang sering tampak pada angiogram koroner adalah stenosis atau qoklusi oleh ateroma yang bervariasi derajat luas dan beratnya, dengan kemungkinan adanya sirkulasi kolateral. Lokasi, morfologi dan beratnya lesi stenosis dapat dianalisis dengan lebih rinci, dan dapat

memberikan informasi penting untuk rencana tindakan

selanjutnya.(58,59)

Jika ditemukan sumbatan, tindakan lain yang dinamakan angioplasty dapat dilakukan untuk memulihkan aliran darah pada arteri tersebut. Kadang-kadang akan ditempatkan stent (pipa kecil yang berpori) dalam arteri untuk menjaga agar arteri tetap terbuka.(60)Derajat stenosis diukur denga evaluasi visual dari


(42)

persentasi pengurangan diameter relatif terhadap segmen normal yang berdekatan. (61,62)

Gb.2.3. Stenosis arteri koronaria dengan angiografi koroner (dikutip sesuai asli, Dokumentasi Catlab

RSUP H.Adam Malik Medan) (63

2.6. Simvastatin

Banyak cara menurunkan kadar kolesterol darah, antara lain mengunakan obat-obatan seperti simvastatin dan turunannya yang cukup efektif menurunkan kadar kolesterol total dan LDL,(64), dengan cara menghambat 3-hydroxy-3-methylglutaryl koenzim A (HMG-CoA) reduktase Obat golongan ini memblok secara parsial reaksi konversi 3‐hidroksi3metilglutaril koenzim A menjadi asam mevalonat. Reaksi ini merupakan salah satu tahap yang penting pada proses pembentukan kolesterol dalam sel di hati. Penghambatan proses ini mengakibatkan kadar kolesterol turun dengan cepat, yaitu ketika pasien mulai dan tetap kontinyu menggunakan ,sehingga dapat mengurangi kemungkinan serangan jantung atau orang yang memiliki


(43)

penyakit jantung, dan prosedur revaskularisasi dan dapat diberikan pada pasien wanita ,pasien lanjut usia dan pasien diabetes. Secara umum durasi kerja simvastatin singkat disarankan digunakan pada malam hari sesuai dengan kerja hati yang juga maksimal saat itu memproduksi kolesterol. (65,66,67)

Sebagai standar minimum, statin diresepkan untuk pasien jantung dengan kolesterol > 5mmol/L atau LDL>3mmol/L.. Menurut NCEP (2001) menyatakan bahwa pasien yang memiliki lebih dari 2 faktor resiko penyakit jantung koroner (PJK) seperti: umur (pria ≥ 45tahun, wanita ≥ 55 tahun), merokok, HDL < 40 mg//dl, hipertensi (TD ≥ 140/90 atau dalam terapi antihipertensi) dan mempunyai riwayat penyakit jantung koroner dini dalam keluarga, dapat memulai terapi farmakologi untuk dislipidemia bila kadar LDL ≥ 160 mg/dl dengan target kadar LDL yang akan dicapai sebesar < 130 mg/dl(68), mayoritas data mendukung pemberian simvastatin dapat diberikan 20 mg/ hari .Pemantauan penggunaan statin, yaitu pada 1‐bulan, 3 bulan dan 6 bulan setelah terapi statin dimulai dan di lakukan pengukuran profil lipid, kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida(TG) (65,66,67)

Bila kadar kolesterol LDL < 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar total kolesterol plasma < 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu dipertimbangkan pengurangan dosis obat simvastatin.(21,22,23,24). . Efek samping dari simvastatin dapat terjadi tergantung pada dosis obat yang digunakan efek yang dapat ditimbulkan seperti adanya: nyeri


(44)

otot, atau kelemahan, kekurangan energi, demam, nyeri di bagian kanan atas perut, mual, hal ini jarang terjadi dan akan normal kembali jika dosis statin dapat diturunkan atau dihentikan. (65,66,67)

Gambar 2.4.Cholesterol biosyntesa pathway (67)

Pada Gambar 2.4. Proses sintesis kolesterol terdiri dari antara lain : 1. Merubah Asetil CoA menjadi 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA

(HMG-CoA).

2. Merubah HMG-CoA menjadi mevalonate

3. Mevalonate diubah menjadi molekul dasar isoprene,isopentenyl pyrophosphate (IPP), bersamaan dengan hilangnya CO2.

4. IPP diubah menjadi squalene

5. Squalene diubah menjadi kolesterol.

Pada penelitian yang lain HMG – CoA reduktase Inhibitor atau statin yang mempunyai efek pleotrofik yaitu dapat menurunkan proses


(45)

peradangan atau inflamasi, memperbaiki fungsi endotel , koagulasi dan trombosis serta berperan dalam stabilisasi plak aterosklerosis. (71)


(46)

2.7. KERANGKA KONSEP.

Pasien PJK yg telah di lakukan Angiografi ( stenosis >70% )

Anamnese dan pemeriksaan fisik

Kriteria Inklusi

LDL Kolesterol

Simvastatin 20 mg selama 1 bulan


(47)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3 .1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian adalah kuasi-eksperimen (Quasi Experiment ),pada penelitian ini tidak dilakukan random terhadap unit-unit sampling nya. Salah satu bentuk kuansi eksperimental adalah rancangan perlakuan ulang yaitu rancangan penelitian yang hanya mengunakan satu kelompok subjek serta melakukan pengukuran sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) pemberian perlakuan untuk jangka waktu tertentu. Perbedaan kedua hasil ini pengukuran tersebut dianggap sebagai perlakuan. (68)

. 3 .2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP Haji Adam Malik Medan, bekerja sama dengan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / SUP H. Adam Malik Medan, Penelitian ini dimulai pada bulan januari 2014 sampai maret 2014. Penelitian dihentikan bila jumlah sampel minimal tercukupi atau bila waktu pengambilan sampel telah mencapai 3 bulan.


(48)

3.3. Populasi dan Subjek Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah pasien penyakit Jantung Koroner yang telah menyalani kateterisasi jantung ( Angiografi ) oleh dokter spesialis kardiologi di RSUP H Adam Malik Medan. Setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.3.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pasien penyakit Jantung Koroner yang telah didiagnosa dan telah dilakukan angiografi koroner di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FK USU / SMF Kardiologi RSUP. H. Adam Malik Medan dengan stenosis ≥ 70 % pada arteri koroner utama,kelompok ini dilakukan pemeriksaan laboratorium sebelum dan sesudah pengobatan dengan simvastatin 20 mg selama 1 bulan

3.3.3. Kriteria Inklusi

1. Bersedia ikut dalam penelitian.

2 .Penderita PJK yang telah dilakukan Angiografi (stenosis ≥ 70 %) pada arteri koroner di RSUP H.Adam Malik Medan 3. Teratur minum obat simvastatin 20mg selama satu bulan 4. Berpuasa ±10-12 jam sebelum pemeriksaan laboratorium’


(49)

3.3.4. Kriteria Eksklusi

1. Tidak mendapat pengobatan dengan simvastatin 20mg 2. Tidak teratur minum obat simvastatin 20mg selama satu bulan

3. Pasien PJK dengan stenosis < 70%

3.3.5. Batasan Operasional

3.3.5.1. Penyakit Jantung Koroner

PJK adalah penyakit jantung akibat ada nya penyempitan dan penyumbatan pada arteri koroner yang dapat terjadi sebagian maupun total dari satu atau lebih arteri koroner atau cabang-cabang nya. (7,8,9) mengakibatkan dinding otot jantung mengalami iskemia dan infark,(10,11,12 ).

3.3.5.2. Dislipidemia

Dislipidemia merupakan faktor yang kuat terjadinya aterosklerosis pada penderita > 45 tahun . Di jumpai total kolestrol serum > 240 mg/dl, HDL < 35mg/dl, LDL > 160 mg/dl, Trigliserida > 250 mg.dl (37.54,55,56)

3.3.5.3. Simvastatin

Statin khusus nya simvastatin obat yang sering di gunakan


(50)

Mekanisme kerja dari simvastatin dengan cara menghambat kerja 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG Co-A reduktase), dimana enzim ini mengkatalisa perubahan HMG Co-A menjadi asam mevalonat yang merupakan

langkah awal dari (64,65,66,67)

3.4. Perkiraan besar sampel : (69)

Penelitian ini merupakan uji banding dua mean dalam satu populasi sehingga perkiraan besar sampel mengunakan rumus t berpasangan sebelum dan sesudah , Tehnik sampling non random dengan tehnik porposive sampling.( kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti inklusi dan ekslusi)

Dengan rumus :

2 1 0 ) 1 ( ) 2 / 1 ( ) (       − + ≥ − − µ µ β

α Z Sd

Z n

Keterangan :

n = Besar sampel

Z (1 – α /2) = deviat baku alpha, untuk α = 0.05 nilai baku tabel z normal tabel z adalah : 1.96 → Z (1 – α /2) 1,95 Z (1 - β) = deviat baku beta, untuk ß = 0.10 maka nilai baku

normal = 1.282 → Z (1 - β) = 1.282 α = Standar deviasi LDL kolestrol 32,2

→ jurnal Hamidreza Goodarzynejad,et al (Islamic Republic of Iran )


(51)

µ0 - µ1 = Beda rerata yang bermakna, ditetapkansebesar = 8

n

(1.96+1.282 )15.34

4

2

n > 14

n = jumlah sampel minimal diambil sebanyak = 14

3.5. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan mengunakan perhitungan statistik komputerisasi dengan perhitungan hasil pengukuran kadar LDL kolesterol mengunakan uji t berpasangan ,apabila data tidak berdistribusi secara normal maka diuji dengan nonparametrik Wilcoxon dengan derajat kemaknaan (p<0.05) (70)

3.6. Bahan dan Cara kerja

3.6.1.Bahan yang di perlukan

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah darah tanpa antikoagulan

3.6.2. Anamnese dan Pemeriksaan Fisik

Anamnesa dilakukan dengan wawancara berpedoman pada daftar pertanyaan pada status yang telah disiapkan dan


(52)

keterangan yang ada pada medical record. Seluruh data dan hasil pemeriksaan dicatat dalam status penelitian.

3.6.3. Pengukuran Antropometrik

Pengukuran tinggi badan (m) dilakukan dengan alat pengukur tinggi badan microtoise dengan kapasitas ukur 2 meter dengan ketelitian 0,1 cm. Subjek dengan berdiri tegak tanpa memakai alas kaki dan topi. Pengukuran berat badan (kg) dilakukan dengan timbangan berat badan merk camry, dimana pasien berpakaian minimal tanpa memakai alas kaki

3.6.4. Pengambilan dan Pengolahan Sampel

Subjek yang akan diambil darahnya telah berpuasa ( tidak makan dan minum) selama 10 - 12 jam. Sampel darah diambil melalui vena punksi dari vena mediana cubiti tanpa statis vena yang berlebihan. Tempat vena punksi terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70% dan dibiarkan kering. Darah diambil dengan menggunakan spuit Disposible syringe sebanyak 5 cc darah, kemudian dimasukkan kedalam tabung plastik tanpa anti koagulan. Sampel darah dibiarkan membeku selama 20 menit pada suhu ruangan, kemudian dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit, kemudian serum dipisahkan dan dimasukkan kedalam


(53)

tabung plastik (microtube), dan di simpan dalam freezer – 200 C sampai 3 bulan (72).

3.6.5. Pemeriksaan Laboratorium.

Untuk pengukuran profil Lipid (HDL kolesterol, Trigliserida, Total kolesterol, LDL kolesterol), dilakukan serentak setelah sampel terkumpul, dengan metode enzimatik kolorimetrik dengan memakai alat Cobas C 501 automatic analyzer.

3.6.5.1. Pemeriksaan HDL Kolesterol (HighDensity Lipoprotein)

Pemeriksaan metode: enzimatik kolorimetrik dengan aoutomatic cobass C501. Analyzer

Bahan sampel : serum Prinsip

detergen cholesterol esterase

HDLesters+H2O---HDLcholesterol+RCOOH

cholesterol oxidase

HDL-cholesterol+O---Δ4cholestenone+H 2O2

Peroxidase


(54)

2H2O2 +4-aminoantipyrine+HSDA+H+H2O---purple blue pigment+5H2O

(abs. max = 583 nm)

Intensitas warna zat biru-ungu ini terbentuk secara langsung sebanding dengan konsentrasi kolesterol yang diukur dengan photometer.

Reagen-working solution :

R1 MOPS (3-morpholino-propane sulfonic acid buffer) : 19,1 mmol/L.

pH 7 ; HSDA : 0,96 mmol/L ; ascorbate oxidase ; 50

kat/L, Peroxidase (horseradish) : 167kat/L

preservative

SR : Peroxidase (horseradish) : 334 kat/L , pH : 7, 4-aminoantipyrine : 2,46 mmol/L,PIPES : 9,9 mmol/L, detergent; preservative

Cara Kerja : Alat dan Program ready

Kadar HDL kolesterol diukur secara automatisasi pada panjang gelombang 583nm . Hasil pemeriksaan dilaporkan dalam mg/dl

Kalkulasi nalit dengan faktor konversi :Mmol/L x 38,66 = mg/dl atau mg/dl x 0,0259 = mmol/L


(55)

3.6.5.2. Pemeriksaan Trigliserida

Pemeriksaan metode : enzimatik kolorimetrik dengan aoutomatic cobass C501 Analizer

Bahan sampel : serum

Prinsip : Lipoprotein lipase

Triglycerides Gycerol + fatty acids

Gliserolkinase

Glycerol + ATP Glycerol -3-phosphate + ADP

Gliserol pospat Oxidase

Glycerol -3-phosphate+O2 Dihyroxya cetone phosphate + H2O2

2 H2O2 + 4-aminophenazone + 4-chlorophenol

Peroxidase

quinoneimine + 4 H2O (abs. max = 512 nm)

Intensitas warna zat merah terbentuk secara langsung sebanding dengan konsentrasi kolesterol yang diukur dengan photometer


(56)

Reagen-working solution :

R Pipes : 50 mmol/L. pH 6,8 ; HSDA : 0,96 mmol/L ,Peroxidase (horseradish) : 1,6 kat/L ; preservative; 4- Chloropenol :4,2 mmol/L ;aminophenazone : 0,13mmol/L, 4-chlorophenol : 0,13 ; Sodium cholate : 0,2 ; Mg ++ : 40 mmol/L.

Cara Kerja : Alat dan Program ready

Kadar Trigliserida diukur secara automatisasi pada panjang gelombang 512 nm. Hasil pemeriksaan dilaporkan dalam mg/dl/ Kalkulasi nalit dengan faktor konversi : Mmol/L x 88,5 = mg/dl

3.6.5.3. Pemeriksaan Total Kolesterol

Pemeriksaan metode : enzimatik kolorimetrik CHOD-PAP (Cholestrol oxidase-phenazone anti peroxidase) dengan aoutomatic cobas C 501. Analyzer

Bahan sampel : serum Prinsip : CE

Cholesterol esters+H2O+cholesterol fatty acids CHOD

Cholesterol + O2 cholest-4-ene-3-one + H2O2 POD


(57)

2 H2O2 + 4-AAP + phenol quinoneimine dye + 4 H2

(abs. max = 520 nm)

Intensitas warna merah ini terbentuk secara langsung sebanding dengan konsentrasi kolesterol yang diukur dengan photometer.

Reagen-working solution :

R Phoshate 70 mmol/L, pH 6,8 , 4 aminoantipyrine : 1,7 mmol/L, Sodium cholate : 13 mmol/L Peroxidase mmol/L (horseradish) : 50 kat/L ; detergent; preservative

Cara Kerja : Alat dan Program ready

Kadar kolesterol Total diukur secara automatisasi pada panjang gelombang 520 nm. Hasil pemeriksaan dilaporkan dalam mg/dl/ Kalkulasi nalit dengan faktor konversi : Mmol/L x 38,66 = mg/dl

3.6.5.4. Pemeriksaan LDL kolesterol

Pemeriksaan ini dilakukan dengan metode enzimatik kolorimetrik mengunakan alat Cobas C 501.

Sampel : Serum Prinsip :


(58)

Kolesterol esterase

LDL Kolesterol ester Kolesterol + asam lemak bebas

Kolesterol oxidase

LDL Kolesterol + O2 Δ4 – Kolestenone + H2O

peroxidase

2H2O2 + 4-aminoantipyrine + HSDA +H2O + H pigmen Biru ungu + 5H2O2

(abs. max = 585 nm)

HSDA = Sodium N- ( 2-hydroxy-3-sulfopropyl ) -3,5-dimethoxyaniline

Intensitas warna zat biru-ungu ini terbentuk secara langsung Sebanding dengan konsentrasi kolesterol yang diukur dengan photometer.

Reagen-working solution :

R1 MOPS (3-morpholinopropane sulfonic acid buffer) : 20,1 mmol/ L.

pH 6,5 ; HSDA : 0,96 mmol/L; ascorbate oxidase ; ≥ 50 µkat / L, Peroxidase (horseradish) : 167 µkat/L ; preservative


(59)

R2 MOPS ( 3-morpholinopropane sulfonic acid buffer) : 20,1 mmol/L.

pH 6,8 ; MgSO4.7H2O : 8,11 mmol/L

;4-aminoantipyrine: 2,46 mmol/ L, Cholesterol esterase : ≥ 50 µkat / L, cholesterol oxidase : 33,3 µkat / L Peroxidase (horseradish) : 334 µkat/ L ; detergent; preservative

Cara Kerja : Alat dan Program ready

Kadar LDL kolesterol diukur secara automatisasi pada panjang gelombang 600 nm. Hasil pemeriksaan dilaporkan dalam mg/dl

Kalkulasi analit dengan faktor konversi : Mmol/L x 38,66 = mg/dl atau mg/dl x 0,0259 = mmol/L

Penyimpanan dan stabilitas

Reagen LDL kolesterol disimpan pada temperatur 2 – 80C, stabil hingga batas waktu di pack label ( yang ditentukan ). Pada temperatur ruangan stabil selama 12 minggu

Sampel : Serum

Kaliberator : Kalibrasi menggunakan larutan Calibrator for Automated system (c,f.a.s. )


(60)

Kontrol : Larutan konrol menggunakan Precinom PCCI 29

Cara kerja :

Sampel yang beku diencerkan selama 30 menit pada suhu ruangan.kemudian di homogenkan .Larutan konrol juga di samakan dengan suhu ruangan

3.7. Pemantapan Mutu

Pemantapan mutu dilakukan pada setiap pada saat awal dilakukan pemeriksaan untuk menjamin ketepatan hasil pemeriksaan yang dikerjakan. Sebelum dilakukan pemeriksaan harus dilakukan kalibrasi dan kontrol terhadap alat-alat yang digunakan,agar penentuan konsentrasi zat yang belum diketahui dapat dipercaya (valid)

3.7.1. Kalibrasi Pemeriksaan Labolatorium

Kalibrasi pengukuran konsentrasi kadar LDL kolesterol digunakan C.f.a.s. Lipid Lot no 17085900, kalibrator dalam bentuk serbuk kemudian diencerkan dengan 3 mL aquadest,larutan dihomogenkan dengan membolak-balikkan botol 5-10 kali secara hati-hati agar tidak terbentuk gelembung.

kemudian dibiarkan selam 30 menit , kemudian dilakukan kalibrasi. Kalibrasi ini berguna untuk menilai protein-protein kalibrator. Untuk menentukan kosentrasi standard pada kurva


(61)

kalibrasi sehingga didapat kurva kalibrasi yang bersifat linier Untuk titik nol digunakan aquadest sebagai zero calibrator. Kalibrasi pada pemeriksaan lipid terdapat lima titik. Selama penelitian kalibrasi dilakukan 1 kali pada waktu membuka reagen baru.

Gambar 3.1 Grafik kalibrasi LDL kolesterol.

Kalibrasi pengukuran koonsentrasi untuk pemeriksaan HDL kolesterol digunakan C.f.a.s lipid lot No. 668383, kalibrator dalam bentuk serbuk kemudian diencerkan dengan 3 mL aquadest, larutan dihomogenkan dengan membolak-balikkan botol 5-10 kali secara hati-hati agar tidak terbentuk gelembung,kemudian dibiarkan selama 30 menit,kemudian dilakukan kalibrasi. kalibrasi dilakukan 1 kali pada waktu membuka reagen baru Untuk titik nol digunakan aquadest sebagai zero calibrator. Selama penelitian kalibrasi dilakukan 1 kali pada waktu membuka Reagen baru.


(62)

Trigliserida digunakan C.f.a.s Lot No. 671262. kalibrator dalam bentuk serbuk kemudian diencerkan dengan 3 mL aquadest, larutan dihomogenkan dengan membolak-balikkan botol 5-10 kali secara hati-hati agar tidak terbentuk gelembung, kemudian dibiarkan selam 30 menit kemudian dilakukan kalibrasi.

Kalibrasi pengukuran koonsentrasi untuk pemeriksaan Total kolesterol digunakan C.f.a.s lipid lot No. 667583, kalibrator dalam bentuk serbuk kemudian diencerkan dengan 3 mL aquadest, larutan dihomogenkan dengan membolak-balikkan botol 5-10 kali secara hati-hati agar tidak terbentuk gelembung,kemudian dibiarkan selama 30 menit,kemudian dilakukan kalibrasi.kalibrasi dilakukan 1 kali pada waktu membuka reagen baru Untuk titik nol digunakan aquadest sebagai zero calibrator. Selama penelitian kalibrasi dilakukan 1 kali pada waktu membuka Reagen baru.

3.7.2. Kontrol kualitas pemeriksaan labolatorium

Untuk pemeriksaan LDL kolesterol, digunakan kontrol precinom protein Lot No. 16177400 ini dilakukan setiap hari atau selama penelitian, sampel penelitian bersama-sama dengan kontrol. Bila hasil pemeriksaan control masuk dalam nilai target ,maka sample penelitian dianggap


(63)

terkonrol,kemudian dilakukan pemeriksaan LDL kolesterol pada sampel penderita dan sampel terkontrol. setelah itu dilakukan pemeriksaan LDL kolesterol pada sampel penderita dan sampel kontrol dengan nilai target 84.8- 93.8 mg/dl.

Tabel 3.1. Kontrol LDL kolesterol lot. No. 16177400

No Tanggal Jumlah

sampel

Hasil (mg/dl)

Nilai target (mg/l)

1 11-1-2014 N = 7 89.3 84.8 – 93.8

2 18-1-2014 N=6 89..2 84.8 – 93.8

3 25-1-2014 N=4 90..5 84.8 – 93.8

4 1-2-2014 N=4 90.6 84.8 – 93.8

5 11-2-2014 N=7 91.3 84.8 – 93.8

6 18-2-2014 N=6 90.3 84.8 – 93.8

7 25-2-2014 N=4 90.8 84.8 – 93.8

8 1-3-2014 N=4 93.3 84.8 – 93.8

3.8. Ethical Clearance dan Informed Consent

Ethical clearance diperoleh dari Komite Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Dengan Nomor 392/KOMET/FKUSU/2013.dan Izin penelitian Nomor LB.02.03.II.4.7853. dari Kepala Instalasi Litbang RSU H Adam Malik


(64)

Medan . Inform consent diminta secara tertulis dari subjek penelitian yang menyatakan bersedia ikut dalam penelitian setelah mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan dari penelitian ini.

3.9. Alur Kerja

.

Pasien PJK

(Anggiografi Stenosis

≥ 70 %

)

Kriteria Inklusi

1. Bersedia ikut dalam penelitian .

2 .Penderita PJK yang telah dilakukan Angiografi (stenosis ≥ 70 %) pada arteri koroner dan dengan

pemakaian obat simvastatin 20mg

selama satu bulan. 3. Berpuasa ±1 0-12 jam

Kadar LDL kolesterol

Kriteria Eksklusi

1. Tidak mendapat pengobatan dengan

simvastatin 20mg

2. Tidak teratur minium obat Simvastatin selama 1 bulan 3. Pasien PJK dengan stenosis ≤ 70%

Simvastatin 20 mg

Selama 1 bulan


(65)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian berlangsung dari bulan Januari - Maret 2014 di peroleh jumlah penderita penyakit Jantung Koroner 21 orang yang telah dilakukan tindakan anggiografi dengan stenosis ≥ 70%, yang terdiri 19 orang (90.47%) laki-laki, dan 2 orang (9.52 %) perempuan, dengan umur rata-rata 55.81 ± 9.38. Riwayat merokok 20 orang ( 95.23%), riwayat DM 11 orang ( 52.38%) dan riwayat hiperensi 21 orang (100%).

Tabel 4.1.Karateristik peserta penelitian

No Karateristik Jumlah Persentase

(%) 1 Umur (Tahun ) 41-50 51-60 > 60 6 10 5 28.57 47.61 23.80

Total 21 100

2 Jenis

Kelamin

Perempuan Laki – laki

2 19

9.52 90.47

Kadar LDL kolesterol (kolesterol LDL 75 mg/dl NCEP-ATP III )


(66)

Total 21 100

3 Merokok 21 20 95.23%

4 DM 21 11 52.38%

5 HT 21 21 100 %

Keterangan : Diabetes Melitus (DM), Hipertensi (HT)

Pada tabel 4.1. terlihat bahwa laki-laki menderita penyakit jantung koroner dengan dislipidemia 19 orang (90.47%) lebih tinggi dibandingkan perempuan 2 orang (9.52 %). Penyebaran usia terbanyak pada kelompok usia 51-60 tahun berjumlah 10 orang (47.61%).

Tabel 4.2. Gambaran kadar Profil Lipid pada penderita PJK sebelum dan sesudah pemakaian simvastatin 20 mg selama satu bulan

Profil Lipid

Sebelum pemakaian obat

( Mean ± SD)

Setelah simvastatin 20mg

selama 1 bulan ( Mean ± SD)

P. Value

Total Kolesterol

161.29 ± 34.280 135.57± 21.858 0.012*

Trigliserida 148.24 ± 82.561 135.67 ± 59.169 0.524

HDL Kolesterol

33.95 ± 10.200 32.62 ±10.679 0.657

LDL Kolesterol

97.19 ± 28.275 60.57± 14.706 0.0001 *

Keterangan : Uji t berpasangan bermakna jika p < 0.05 (*signifikan)

Trigliserida(TG),High Density Lipoprotein cholesterol (HDL-C),Low Density Lipoprotein cholesterol(LDL-C),


(67)

Telah dilakukan uji t berpasangan untuk menilai perbandingkan antara masing masing komponen profil lipid sebelum dan sesudah pemakaian simvastatin 20mg selama satu bulan.

Rata-rata kadar Profil Lipid pada penderita PJK sebelum pemakaian simvastatin 20mg selama satu bulan Total kolesterol 161.29 ± 34.280, Trigliserida 148.24 ± 82.561, HDL kolesterol 33.95. ± 10.200, dan LDL kolesterol 97.19 ± 28.275. Setelah pengobatan simvastatin 20mg selama 30 hari diperoleh hasil rata-rata Total kolesterol 135.57 ± 21.858, Trigliserida 135.67 ± 59.169, HDL kolesterol 32.62 ± 10.679, dan LDL kolesterol 60.57 ± 14.708. Pada penelitian ini dijumpai perbedaan yang signifikan pada LDL kolesterol dan Total Kolesterol (p< 0.05) sedangkan Trigliserida dan HDL kolesterol tidak dijumpai perbedaan yang signifikan (p > 0.05)


(68)

BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian simvastatin 20 mg selama satu bulan pada Penyakit Jantung Koroner. Pada penelitian ini pemeriksaan kadar LDL kolesterol dilakukan pada penderita Jantung koroner sebanyak 21 (100 %) orang, terdiri dari laki-laki 19 orang (90.47%) dan perempuan 2 orang (9.52 %), umur rata-rata 55.81 ± 9.38, dengan penyebaran terbanyak pada kelompok usia 51-60 tahun berjumlah 10 orang (47.61%) terdiri dari laki-laki 9 orang dan 1 orang perempuan.

Pada penelitian ini dijumpai perbedaan yang signifikan pada kadar LDL kolesterol dan Total kolesterol esudah pemakaian simvastatin 20 mg selama satu bulan (p< 0.05). Hal ini sesuai dengan penelitian Hiroshi Yoshida dkk, dan Adriana Branchi dkk.(27,28), sedangkan Trigliserida dan


(69)

HDL kolesterol tidak dijumpai perbedaan yang bermakna (p > 0.05 ) hal ini tidak sesuai pada penelitian sebelumnya.

Pada penelitian Hiroshi Yoshida dkk di Jepang, pemberian simvastatin 20 mg dilakukan pada dua puluh dua sampel, 16 sampel wanita (pramonopous), 6 sampel laki-laki, dijumpai kadar LDL kolesterol, Total kolesterol, Trigliserida, HDL kolesterol, menunjukan perbedaan yang signifikan (p<0,05)

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kadar lipid dalam darah salah satunya adalah peran hormon estrogen pada perempuan dan progesteron pada laki-laki. Pada wanita mempunyai faktor protektif terhadap kejadian Penyakit Jantung Koroner. Friday mengatakan bahwa estrogen akan meningkatkan clearance kolesterol VLDL sehingga akan menurunkan kadar kolesterol VLDL dan kolesterol LDL, sementara kadar kolesterol HDL akan meningkat. Selain itu dikatakan bahwa terapi

estrogen bisa memperbaiki lipoproteinemia pada wanita

postmenopause.(74).

Dari penelitian Cooper, pada 200 laki-laki sehat didapatkan peningkatan kadar kolesterol total dengan bertambah nya umur, dan pada HDL kolesterol akan tetap konstan, sedangkan pada kadar LDL kolesterol cenderung meningkat. Pada 589 perempuan kadar LDL kolesterol cenderung meningkat lebih cepat, dan kadar HDL kolesterol juga meningkat sehingga rasio kadar kolesterol total / HDL menjadi rendah ,rasio rendah tersebut mencegah penebalan dinding arteri, sehingga


(70)

perempuan cenderung lebih sedikit terjadi resiko penyakit Jantung Koroner.(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa simvastatin 20 mg dapat menurunkan kadar LDL kolesterol .

6.2. Saran

1. Perlunya pengenalan dan sosialisasi berbagai tentang faktor risiko penyakit Jantung Koroner pada masyarakat

2. Menjaga pola hidup yang sehat dengan menyarankan agar

mengurangi makanan yang aterogenik ,menganjurkan olahraga yang teratur selama 30 menit tiap hari dan menjaga berat badan tubuh yang ideal dan pelarangan merokok.


(71)

3. Perlu dilakukan pemeriksaan kolesterol LDL, kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL secara dini

4. Perlu dilakukan penelitian dengan penambahan jumlah sampel yang lebih banyak lagi dan lebih bervariasi untuk melihat hubungan masing – masing profil lipid pada penyakit jantung koroner.

BAB 7

RINGKASAN

Kolesterol LDL adalah lipoprotein berdensitas rendah( 29 ) yaitu Lipoprotein plasma yang mengandung apolipoprotein (apo) B 100 telah diidentifikasi sebagai kenderaan yang menstransport kolestrol ke dalam dinding arteri. Peningkatan kadar LDL kolerterol yang di sebabkan ada nya Dislipidemia, LDL kolerterol dapat lewat masuk dan keluar dari intima dan apa bila dijumpai jumlah nya berlebih, cenderung terperangkap dalam pembuluh darah, yang dapat menyebabkan terbentuknya aterosklerosis pada pembuluh darah, Dimana LDL ini mengalami Oksidasi (ox-LDL), bersifat sitotoksik dapat di tangkap oleh makrofag melalui reseptor scavenger pada makrofag menyebabkan terbentuknya sel busa (foam cell). Penimbunan sel busa ini di ruang subendotel pembuluh darah


(72)

merupakan bukti paling awal adanya pertumbuhan plak aterosklerotik yang dikenal sebagai fatty streak di dalam pembuluh

Penyakit jantung koroner (stenosis ≥ 70%) adalah penyakit jantung yang disebabkan kan oleh ada nya aterosklerosis pada pembuluh darah jantung sehingga mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan pada pembuluh darah jantung, hal ini dapat mengakibatkan terganggu nya aliran darah menuju jantung, dan bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan kan jantung mengalami iskemia dan infark, (10,11,40.)

Simvastatin adalah obat yang dapat menurunkan kadar LDL kolesterol dalam darah dengan cara menghambat 3-hydroxy-3-methylglutaryl koenzim A (HMG-CoA) reduktase Obat golongan ini memblok secara parsial reaksi konversi 3‐hidroksi‐3‐metilglutaril koenzim A menjadi asam mevalonat. Reaksi ini merupakan salah satu tahap yang penting pada proses pembentukan kolesterol dalam sel di hati. Penghambatan proses ini mengakibatkan kadar kolesterol turun dengan cepat, yaitu ketika pasien mulai dan tetap kontinyu menggunakan ,sehingga dapat mengurangi kemungkinan serangan jantung atau orang yang memiliki penyakit jantung.

Penelitian ini adalah merupakan kuasi-eksperimen (Quasi Experiment ), pada penelitian ini tidak dilakukan random terhadap unit-unit sampling nya. Salah satu bentuk kuansi eksperimental adalah rancangan perlakuan ulang yaitu rancangan penelitian yang hanya mengunakan satu


(73)

kelompok subjek serta melakukan pengukuran sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) pemberian perlakuan untuk jangka waktu tertentu. Perbedaan kedua hasil ini pengukuran tersebut dianggap sebagai perlakuan. (68). Dilakukan di Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP Haji Adam Malik Medan, bekerja sama dengan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / SUP H. Adam Malik Medan, Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2014 sampai Maret 2014.

Subjek penelitian adalah adalah pasien penyakit Jantung Koroner yang telah didiagnosa dan telah dilakukan angiografi koroner di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FK USU / SMF Kardiologi RSUP. H. Adam Malik Medan dengan stenosis ≥ 70 % pada arteri koroner utama,kelompok ini dilakukan pemeriksaan laboratorium sebelum dan sesudah pengobatan dengan simvastatin 20 mg selama 1 bulan.

Jumlah penderita penyakit Jantung Koroner 21 orang yang telah dilakukan tindakan anggiografi dengan stenosis ≥ 70%, yang terdiri 19 orang (90.47%) laki-laki, dan 2 orang (9.52 %) perempuan, dengan umur rata-rata 55.81 ± 9.38. Riwayat merokok 20 orang ( 95.23%), riwayat DM 11 orang ( 52.38%) dan riwayat hiperensi 21 orang (100%).


(74)

Kriteria Inklusi, Bersedia ikut dalam penelitian, Penderita PJK yang telah dilakukan Angiografi (stenosis ≥ 70 %) pada arteri kor oner di RSUP H.Adam Malik Medan, Teratur minum obat simvastatin 20mg selama satu bulan, Berpuasa ±10-12 jam sebelum pemeriksaan laboratorium, ’ Kriteria Eksklusi, Tidak mendapat pengobatan dengan simvastatin 20mg, Tidak teratur minum obat simvastatin 20mg selama satu bulan,

Subjek yang akan diambil darahnya telah berpuasa ( tidak makan dan minum) selama 10 - 12 jam, Sampel darah diambil melalui vena punksi dari vena mediana cubiti tanpa statis vena yang berlebihan. Tempat vena punksi terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70% dan dibiarkan kering. Darah diambil dengan menggunakan spuit Disposible syringe sebanyak 5 cc darah, kemudian dimasukkan kedalam tabung plastik tanpa anti koagulan. Sampel darah dibiarkan membeku selama 20 menit pada suhu ruangan, kemudian dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit, kemudian serum dipisahkan dan dimasukkan kedalam tabung plastik (microtube), Pemeriksaan LDL kolesterol,Total kolesterol, Trigliserida, dan HDL kolesterol dengan metode: enzimatik kolorimetrik dengan aoutomatic cobass C501 Analyzer.

Dari penelitian ini didapatkan Pada penelitian ini dijumpai perbedaan yang signifikan pada LDL kolesterol dan Total Kolesterol (p<


(75)

0.05) sedangkan Trigliserida dan HDL kolesterol tidak dijumpai perbedaanyang signifikan( p> 0.05)


(76)

DAFTAR PUSTAKA

1. Libby P. Prevention and Treatment of Atherosclerosis in Harrison’s Principles of Internal Medicine, 16th Ed, Vol. II editor by:Kasper DL, et al, The McGraw-Hill Companies US ; 2005 : 1430 – 34

2. Boedhi-Darmojo. Epidemiology of atherosclerotic disease: special focus on cardiovascular disease. Dalam: Tanuwidjojo S, Rifqi S. Atherosclerosis from to clinical practice, Naskah lengkap Cardiology-Update Semarang, 2003 :p1-12.

3. Genest J, Libby P. Clinical trials of drugs affecting lipid metabolism. In:Libby, Bonow, Mann, Zipes. Braunwald’s heart disease. Saunders Elsevier.2007

4. Corwin Elizabeth J.Buku saku patofisiologi:Sistim Kardiovaskuler, Edisi 1.Jakarta: EGC,2009.h.477.

5. Marks Dawn B , Marks Afian D, Smith Collen M. Biokimia Kedokteran dasar : sebuah pendekatan klinis , Edisi 1,Jakarta : EGC , 2000h. 513-30.

6. Gajra B, Candlish JK, Saha N, Heng CK, Soemantri AG, Tay JSH. Influ enceofpolymorphism for apolipoprotein B (ins/del, Xbal, EcoRI) and apolipoprotein E on serum lipids and apolipoproteins in a javanese population Genetic Epi demiology 1994; 11:p19-27.


(77)

7. Katzung BG. Basic and clinical pharmacology. 10th ed. McGraw Hill Lange. 2007; p. 566-8

8. Wagstaff LR, Mitton MW, Arvik BM, Doraiswamy PM. Statin-associatedmemory loss: analysis of 60 case reports and review of the literature. Pharmacotherapy. 2003 Jul. 23(7):871 80.PMID:12885101 9. Anna Ulfa, Gejala awal dan deteksi dini penyakit jantung koroner,

Artikel Ilmiah Pd- PERSI, Jakarta, 2000.

10. Navas-Necher EL, Colangelo L, Beam C, Greenland P, Risk factors for coronary heart disease in men 18 to 39 years of age, Ann Intern Med, 2001;134:433-439.

11. Jalowiec DA, Hill JA, Myocardial infarction in the young and in woman, Cardiovasc Clin, 1989; 20: 197-206 (Medline)

12. Hills L.D. and Braundwald; E : Coronary-artery spasm. N. Engl. J. Med.2001;299:695

13. Deitcher SR, Rodgers GM (2004). Thrombosis and antithrombotic therapy. In : Greer JP, Foerster J, Lukens JN, et al. Wintrobe`s Clinical Hematology. 11th ed. Lippincott Williams and Wilkins. USA 1714-18. 14. Rilan tono LI dkk.Buku ajar kardiologi.FKUI.Jakarta,2003: hal,159-165. 15. Hopkins PN, Wu LL, Hunt SC, James BC, Vincent M, WilliamsR.

Lipoprotein (a) interaction with lipid and nonlipid risk factors in earlyfamilial coronary artery diasease. AteriosclerosiThrombosis and Vascular Biology Journal 1997; 17:p2783-92.


(78)

16. Cheitlin MD, Sokolow M, McIlroy MB. Coronary Heart Disease. Dalam: Clinical Cardiology. ed-6. San Fransisco: a Lange medical book, 1993: p147 – 57

17. Neal Michael J At aglance farmakologi medis : obat penurun lipid, edisi kelima.Jakarta : EMS ,2005 h,47.

18. Trianti M, Xanthos T, Iacovidou N, et al. Relationship between individual cardiovascular risk factors and localization of coronary atherosclerotic lesions. Heart and Lung: The journal of acute and critical care [Internet]. 2010. [cited: 2012 Feb 20]. Available from: http://www.heartandlung.org/article/S0147-9563(10)00278-5/abstract

19. Robert W.Disorders of Lipids Metebolism.In : Larsen et

al,(Eds).WilliamTexbookof Endocrinolog TenthEdition. Saunders,New York, 2003 : 1642-91

20. Applegate WB ,Basile JN ,Carey R, Dzau P,Egan BM,Falkner B et all.The Sevant Report of The Join Commite on Prevention, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure . US Departemen t of Healt and Human Service . 2003 : 3 – 15.

21. Frank M. Sacks, M.D; Marc A Pfeffer, M.D, PhD, Lemuel A. Moye, M.D, PhD;Group, The effect of pravastatin on coronary events after myocardial

22. Jhon ME Adam. Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 4 editor oleh: Aru W.Sudoyo dkk. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta ; 2006 : 1948- 54


(79)

23. National Cholesterol Education Program. 2002. Third report of the national cholesterol education program (NCEP) expert panel on detection, evaluation, and treatment of high blood cholesterol

24. Fodor JG, Frohlich JJ, Genest JG, McPherson PR. Recommendations for the management and treatment of dyslipidemia. Medicine Journal 2000.

25. Sargowo D.Proses aterosklerosis sebagai penyebab penyakit jantung koroner: ditinjau dari konsep patologi molekular sebagai landasan teori.Majalah Kedokteran Indonesia1995; 45(5):311-15

26. Adriana Branchi, Anna Maria Fiorenza, Effects Atorvastatin 10 mg and Simvastatin 20 mg , Patients Hypercholesterolemia, Italy , Internasional Journal of Internasional Medicine ,VOL. 62,p,408-415 27. Hiroshi Yoshida, MD, dkk ,Effects of Simvastatin 20 mg/d on Serum

Lipid pada populasi Hyperlipidemic Dalam The Internasional Journal of Internasional Medicine, Japanese,2005

28. Answar BT.Dislipidemia sebagai factor resiko penyakit jantung koroner . FK USU.2004.1-10.

29. Answar Bahri T . Faktor resiko Penyakit Jantung Koroner , FK USU , 2004. h,9

30. Jennings PE. The mechanism of diabetic macroangiopathy. Diabetographia. nternational Medical Publication 2003; 11: 4-6


(80)

31. Malloy Mary J, Kane John P.Agen yang digunakan dalam hiperlipidemia. Dalam : Katzung Bertram . Farmakologi dasar dan Klinik . Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika , 2002 .h.421 – 2

32. Hibert Timothy, Lifshitz MS. Lipids and Dyslipoproteinemia in In; Heny’s Clinical Diagnosa and Management by Laboratory Methods. 21 th ed. Sauders Elsevier , 2007: 201-17.

33. Suryonhudoyo Purnomo.DasarMolekuler Penyakit Aterosklerosis dalam Kapita selekta Ilmu Kedokteran Molekuler,Sagung Seto , Cetakan II , Jakarta ,2007:58 64

34. Ma J, Sehgal NL, Ayanian JZ, Stafford RS (2005) National Trends in Statin Use by Coronary Heart Disease Risk Category. PLoS Med 2(5): e123. doi:10.1371/journal.pmed.0020123

35. Anis,Waspada Ancaman penyakit tidak menular, Solusi Pencegahan dari Aspek Perilaku & Lingkungan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006, 53-65

36. Newburger JW. Dislipidemia pada masa anak-anak dan remaja. Dalam:Fyler DC (ed) Nadas Pediatric cardiology. ed-4 (terjemahan). Boston: Hanley & Belfus Inc, 1992 :p 332 – 41

37. Adam John MF .Dislipidemia .Dalam : Sudoyo Aru W, Setiyohadi Bambang ,Alwi Idrus dkk ,Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi IV , Jakarta : FK – UI ,2006h 19926-28.


(1)

LAMPIRAN 3

STATUS PASIEN Nama :

Tanggal / Lahir : Jenis Kelamin : Suku / Bangsa : Alamat Sekarang :

Keluhan Umum :

Anamnese :

RPO : RPT :

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

LIPID PROFILE

No PEMERIKSAAN HASIL

1

Total Cholestrol


(2)

3

HDL

4

LDL

LAMPIRAN 4 Etical Clearance


(3)

LAMPIRAN 5


(4)

LAMPIRAN 6

Data Hasil Penelitian

No

NAMA

Jenis Kelamin

Usia

(Th)

Riwayat

TB

BB

Perempuan

Laki-laki

HT Merokok

DM

1

A

P

-

57

+

+

157

65

2

B

-

L

43

+

+

173

76

3

C

-

L

56

+

+

165

60

4

D

-

L

68

+

+

+

170

70

5

E

-

L

57

+

+

172

80

6

F

-

L

51

+

+

+

167

60

7

G

-

L

51

+

+

173

75

8

H

-

L

49

+

+

173

70

9

I

-

L

53

+

+

176

73

10

J

-

L

57

+

+

+

167

65

11

K

-

L

74

+

+

+

173

70

12

L

-

L

66

+

+

`172 70

13

M

-

L

49

+

+

+

168

75

14

N

-

L

57

+

+

+

168

65

15

O

-

L

47

+

+

+

175

65

16

P

-

L

47

+

+

+

170

70

17

Q

-

L

46

+

+

175

75

18

R

P

65

+

+

-

157

73

19

S

-

L

77

+

+

167

74

20

T

-

L

47

+

+

+

171

70


(5)

LAMPIRAN

Data Hasil Penelitian

No NAMA

Sebelum

Sesudah (obat 1 bulan )

T.kolesterol Trigliserida HDL LDL T.kolesterol Trigliserida HDL LDL

1 A 167 100 44 96 139 141 31 63

2 B 139 185 37 75 104 145 23 45

3 C 189 301 33 112 135 280 30 58

4 D 169 190 29 104 124 120 36 47

5 E 197 83 56 116 163 117 42 70

6 F 141 121 31 88 171 116 57 71

7 G 132 171 23 74 133 55 38 65

8 H 134 137 29 84 168 124 40 65

9 I 144 105 29 88 167 72 32 96

10 J 161 80 36 107 140 148 23 71

11 K 231 174 48 138 151 195 45 72

12 L 195 114 31 136 86 82 19 38

13 M 163 83 28 112 123 87 45 55

14 N 96 79 27 53 128 101 13 58

15 O 174 128 53 97 150 108 40 81

16 P 213 123 28 166 111 102 37 28

17 Q 158 407 17 72 133 120 36 50

18 R 138 237 21 72 112 185 20 59

19 S 103 126 30 49 142 105 28 63

20 T 197 82 43 111 132 166 20 59


(6)

Dokumen yang terkait

Perbandingan Gangguan Perilaku pada Penderita Penyakit Jantung Bawaan dan Saudara Kandung yang Normal

0 74 76

Karakteristik Distribusi Penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 1999-2000

0 41 99

PERBEDAAN KADAR LDL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN TANPA Perbedaan Kadar LDL Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner Di RSUD Dr. Moewardi.

1 8 15

PERBEDAAN KADAR LDL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN TANPA Perbedaan Kadar LDL Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner Di RSUD Dr. Moewardi.

0 4 15

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kadar LDL Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner Di RSUD Dr. Moewardi.

0 2 5

PERBEDAAN INTAKE KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, DAN KOLESTEROL ANTARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN PENYAKIT Perbedaan Intake Karbohidrat, Protein, Lemak, Dan Kolesterol Antara Penderita Penyakit Jantung Koroner Dan Penyakit Jantung Non Koroner Pa

0 1 12

PENGARUH DIET MAKROBIOTIK TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER

0 0 14

Kadar LDL kolesterol pada penderita Penyakit Jantung Koroner setelah pemakaian simvastatin selama satu bulan

0 2 10

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN - Kadar LDL kolesterol pada penderita Penyakit Jantung Koroner setelah pemakaian simvastatin selama satu bulan

1 5 20

Kadar LDL kolesterol pada penderita Penyakit Jantung Koroner setelah pemakaian simvastatin selama satu bulan

0 1 18