BAB I manajemen pemasaran.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen Pemasaran ada di mana-mana. Orang dan organisasi terlibat
dalam sejumlah besar aktivitas yang dapat kita sebut pemasaran. Pemasaran
yang baik telah menjadi elemen yang semakin vital untuk kesuksesan bisnis.
Pemasaran sangat mempengaruhi kebutuhan kita setiap hari dan setiap hal
yang kita lakukan, dari pakaian yang kita pakai, situs internet yang kita klik,
sampai iklan yang kita lihat. Sebagai pemasaran yang baik bukan sebuah
kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan yang cermat.
Pemasaran adalah seni sekaligus ilmu. Ada ketegangan yang terus menerus
antara sisi terformulasikan dan sisi kreatif.
Pengertian Manajemen Pemasaran mengalami perkembangan mulai dari
pengertian manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana
melalui marketing saja sampai yang mengutamakan aktivitas memperoleh
dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva dan target.
Khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaan-nya untuk
merealisasikan keuntungan maksimum bagi perusahaan tersebut. Seorang
manajemen Pemasaran harus memahami arus peredaran uang baik eksternal
maupun internal. Namun, Manajemen Pemasaran juga berkepentingan dengan
penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan

pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut. Untuk
memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari dalam

1

maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar
modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan ruang lingkup pemasaran?
2. Apa perkembangan dan sajarah pemikiran tentang pemasaran?
3. Apa fungsi universal dan tantangan pemasaran?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa pengertian dan ruang lingkup pemasaran.
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pemikiran pemasaran.
3. Untuk mengetahui apa fungsi dan tantangan pemasaran.

2


BAB II
PEMBAHASAAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pemasaran
Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan
pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran
dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Istilah pemasaran
berasal dari bahasa Inggris yaitu Marketing yang diartikan dengan istilah
pemasaran dengan asal kata pasar (Market)
1. Pengertian Pemasaran menurut para ahli :
a. Philip Kotler (1997:8) menyatakan bahwa ”Pemasaran adalah suatu
proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain”.
b. Charles F. Philip, Ph.D & Delbert J. Duncan dalam Buku “Marketing
Principles and Methods”: Marketing oleh para pengusaha diartikan sama
dengan distribusi yang dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan
barang-barang ketangan konsumen rumah tangga dan ke konsumen

industri.
c. Maynard & Beckman dalam buku “Principes of marketing”
mendefinisikan bahwa Marketing berarti “segala usaha yang meliputi
penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.
3

d. William J. Stanton menyatakan bahwa “Pemasaran adalah suatu sistem
total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang
yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini
maupun konsumen potensial”.
e. Hermawan Kartajaya mengartikan bahwa “pemasaran sebagai :
Menghubungankan penjual dan pembeli potensial, menjual barang dan
barang tersebut tidak kembali ke orang yang menjualnya, memberikan
standar kehidupan, sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari inisiator kepada
stakeholder.
f. Peter Drucker menyatakan bahwa ”Penjulaan bukan sekedar perluasan
penjualan, pemasaran meliputi keseluruhan bisnis dan harus dilihat dari
sudut


pelanggan.

Hanya

pemasaran

dan

inovasilah

yang

bisa

menghasilkan uang, kegiatan lainnya merupakan pos biaya saja”.
g. The American Marketing Asociation (AMA) : Pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi dan
pendistribusian barang, jasa dan ide dan dapat memuaskan pelanggan
individu atau organisasi secara menguntungkan.

2. Yang Dipasarkan.
Dalam pemasaran ada 10 tipe entitas yaitu barang, jasa, acara,
pengalaman, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.
a). Barang

4

Barang fisik memang memiliki bagian terbesar dalam proses
produksi maupun pemasaran. Perusahaan bisa memasarkan mobil, lemari
es, handphone, laptop, jam tangan, dan lain sebagainya. Peluang pasar
pada komoditas barang sangat besar. Semakin banyak inovasi tentunya
akan semakin menggairahkan pasar.
b). Jasa
Perkembangan jaman memang melahirkan berbagai ide-ide bisnis
tentang apa saja yang bisa dipasarkan. Bisnis pelayanan jasa semakin
menjamur dan memiliki prospek bisnis yang sangat bagus. Dunia bisnis
saling ketergantungan dengan berbagai pihak yang lainnya. Untuk
menjembatani peluang itu, muncullah industri jasa yang memberikan
pelayanan jasa. Contohnya saja industri perbankan, transportasi meliputi
darat, laut, udara, asuransi dll.

c). Acara
Ide bisnis juga bisa diperoleh dari mengadakan berbagai acara atau
event. Memang bisnis di bidang ini sangat tergantung dari regulasi waktu.
Misalnya saja ada event olah raga piala dunia 4 tahunan sekali, acara
pentas seni saat berbagai seniman berkumpul memamerkan karyanya
setiap 6 bulanan, bahkan acara musik yang saat ini sedang populer
diadakan setiap hari.
d). Pengalaman
Saat ini, salah satu aspek penting bagi marketer adalah bagaimana
menciptakan suatu pengalaman yang akan tertanam di dalam benak

5

pelanggan.
pengalaman

Contohnya,
bagi

produk-produk


penggunanya

Apple

tentang

yang

menawarkan

keindahan,

kemudahan,

eksklusivitas.
e). Orang
Sumber daya manusia juga merupakan pasar yang besar. Melihat
perkembangan penduduk secara statistik maupun kompetensi (keahlian),
maka manusia adalah potensi pasar yang menjanjikan. Baik pemasaran

orang dalam jumlah besar untuk menjadi tenaga kerja, maupun pemasaran
orang secara individual. Berkaitan dengan pemasaran orang secara
individual, yang disebut “personal branding”. Saat ini, sudah saatnya Anda
menjual diri Anda sendiri. Tom Peters, pencetus istilah ini menyampaikan
“the brand called you”. Sebenarnya, hal ini sudah diterapkan oleh orangorang yang sudah tak asing lagi bagi kita. Sebut saja, David Beckham,
Oprah Winfrey, bahkan di dalam negeri seperti Mario Teguh, Najwa Sihab,
dan lainnya
f). Tempat
Suatu tempat yang memiliki daya tarik keindahan, unik, bernilai
jual, pasti mendatangkan keuntungan. Marketer harus melihat potensi ini,
dengan mengelola tempat itu sebaik mungkin, membentuk manajemen
yang solid, lalu memasarkannya secara luas. Selain tempat wisata, juga
ada potensi di perkotaan, seperti tempat perkantoran, mall, food court, dan
lainnya.
g). Properti

6

Peluang pasar di bidang properti juga sangat besar. Properti itu
adalah hak kepemilikan tak berwujud atas properti yang sebenarnya (real

estate) maupun properti finansial (dalam bentuk saham dan obligasi).
Properti diperjualbelikan, jadi hal itu membutuhkan pemasaran. Pihak
yang memasarkan biasanya disebut agen properti. Agen ini bekerja untuk
pemilik atau penjual properti, lalu agen bisa memasarkan properti untuk
pemukiman maupun perdagangan. Untuk properti finansial, perusahaan
investasi atau pun bank memasarkan sekuritas dan sejumlah aset kepada
investor

institusional

maupun

individual.

Aset

properti

terbukti


menghasilkan profit yang tinggi asalkan dikelolah dengan baik.
h). Organisasi
Ide bisnis dari kumpulan beberapa orang untuk menawarkan jasa,
sehingga membentuk organisasi, baik profit maupun non-profit, besar
maupun kecil, berlandaskan hukum maupun tidak. Organisasi menawarkan
pada pasar sasarannya beragam pelayanan jasa. Organisasi bisa menjual
keahliannya dan keunikannya. Contohnya, organisasi yang membangun
brand mereka sebagai organisasi non-profit seperti wikipedia. Organisasi
yang menawarkan jasa, seperti agensi pemasaran, event organizer, dan
lainnya
i). Informasi
Era informasi yang begitu pesat berkat dukungan teknologi
informasi saat ini menjadikan bisnis ini peluang pasar yang menggiurkan
saat ini. Informasi-informasi yang ditawarkan juga sangat bermacam-

7

macam. Marketer dapat mengambil peluang ini dengan membangun brand
yang unik, berbeda dari yang lainnya, dan bernilai jual. Era informasi saat
ini sangat dipengaruhi pesatnya perkembangan internet. Contoh peluang

yang bisa diambil seperti websites, toko online, pemasaran online,
maupun blogging yang menawarkan informasi Sip! seperti blog
tugasku4u.com yang saya lakukan ini.
j).Ide
Produk yang paling orisinil dan sangat aman dari penjiplakan
adalah ide. Ide bisa sangat bervariasi dan berbeda-beda setiap orang. Dan
tahu kah Mark?, dia adalah salah satu sebab lahirnya berbagai produk
yang mengesankan adalah dari benih yang disebut ide.
3. Konsep Pemasaran
Ada beberapa konsep dalam pemasaran, yaitu konsep produksi,
konsep produk, konsep

penjualan, konsep pemasaran, dan konsep

kesejahteran.
a. Konsep Produksi :
Pemasar berkonsentrasi pada proses produksi, produsen beramairamai membuat produk dalam jumlah besar untuk di jual ke konsumen.
Model ini hidup pada masa awal industrialisasi. Contoh Ford dengan
mobil model “T‟ yang diproduksi secara masal.
b. Konsep Produk :
Pemasar tidak hanya sekedar melempar produk ke pasar dalam
jumlah besar akan tetapi mulai berkonsentrasi pada kualitas. Kualitas

8

produk menjadi senjata utama untuk bersaing di pasar. Contoh Ford
meluncurkan produk inovasinya yaitu mobil bermesin V.8.
c. Konsep Penjualan :
Orientasi pasar tidak lagi pada jumlah produk yang banyak atau
pengembangan kualitas produk, namun bagaimana cara menjual produk
tersebut. Mulai saat itu para pemasar memperkenalkan

produk ke

konsumenya melalui distribusi, promosi, periklanan, dan public relations.
Contoh: Ford, General Motor, Chysler tidak hanya memproduksi mobil
dalam jumlah banyak dengan berbagai macam tipe dan keunggulannya,
namun berkonsentrasi pada penjualan.
d. Konsep Pemasaran :
Konsep pemasaran lebih luas ketimbang konsep penjualan.
Pemasar tidak hanya sekedar bermain

pada distribusi, promosi,

periklanan, dan public relations. Konsentrasi pemasar diarahkan kepada
konsumen. Membangun kepuasan konsumen menjadi tujuan utama
melalui kualitas, pelayanan, dan nilai. Contoh Ford, General Motor,
Chysler memproduksi mobil dengan kualitas prima ditambah pelayanan
istimewa yang memunculkan istilah baru seperti pelayanan purna jual, 24
jam service, saluran hotline atau gratis spare part yang kesemuanya demi
kepuasan konsumen.
e. Konsep Pemasaran Kesejahteraan :
Konsep ini di ilhami oleh teori perilaku (behavior theory)-nya
Abraham Maslow. Pada tingkat kelima dikenal dengan istilah aktualisasi

9

diri, lalu memunculkan konsep pemasaran kesejahteraan. Pada konsep
pemasaran ini perusahaan mulai memperhatikan masyarakat yang telah
turut membesarkan perusahannya. Perusahaan merasa perlu membalas
jerih payah masyarakat. Contoh Ford meluncurkan program Ford
Foundation yang memberikan bantuan beasiswa bagi para mahasiswa
untuk belajar di negara maju. General Motor dengan progam AIDS, MC
Donald dengan program penggalangan dana olah raga di tanah air, dimana
MC Donald akan menyisihkan Rp.100 dari setiap produk yang disantap
oleh konsumennya, dll.
B. Perkembangan Dan Sejarah Tentang pemikiran Pemasaran.
Sejarah teori dan konsep marketing selalu mengikuti perubahan struktur
sosial dan ekonomi masyarakat. Kemunculan ide-ide baru yang memperkaya
ilmu marketing terus berkembang seiring revolusi besar peradaban manusia.
Peradaban bisnis modern berkembang sejak adanya revolusi industri di tahun
1900. Revolusi ini benar-benar mengubah tatanan struktur dan perilaku
masyarakat pada saat itu. Bisnis yang tadinya berciri merkantilis (berdagang)
kemudian berubah menjadi kapitalis. Kekuatan modal dipergunakan untuk
membangun pabrik dan organisasi perusahaan, memproduksi barang, dan
memperdagangkannya. Pada proses ini munculah pandangan-pandangan baru
tentang bagaimana perilaku pasar terjadi dan bagaimana sebuah lembaga
menjalankan kegiatan operasional untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal-hal
inilah yang kemudian melatarbelakangi munculnya ilmu praktik manajemen
bisnis, termasuk marketing.

10

Ilmu marketing ketika itu memang menjadi jawaban atas berbagai
pertanyaan yang tidak bisa diakomodasi oleh ilmu ekonomi yang telah
berkembang terlebih dahulu. Marketing awalnya tak lebih dari aktivitas bisnis
yang sederhana. Para ekonom pun hanya memasukkannya sebagai salah satu
bentuk aktivitas ekonomi. Namun, pendekatan yang lebih berciri sosiologis
kemudian menunjukkan adanya pengembangan dari institusi (lembaga) yang
disebut sebagai “market” dalam bahasa ekonomi.
Pendekatan sosiologis melihat institusi market bisa dilihat sebagai institusi
sosial dibandingkan ekonomi. Artinya, di market bukan hanya tempat
bertemunya supply and demand. Market merupakan sebuah sistem sosial di
mana kebutuhan setiap pihak akan materi tertentu akan bertemu. Pada waktu
itu, konsumsi dianggap sebagai akhir dari kegiatan produksi di dunia
ekonomi Padahal perilaku konsumsi sendiri sebenarnya merupakan ilmu yang
bisa dieksplorasi lebih dalam. Demikian halnya dengan istilah “value”. Ilmu
ekonomi meletakkan value berhubungan dengan penambahan input dari
faktor-faktor produksi. Padahal di dunia bisnis, value juga mencakup sesuatu
yang

intangible

seperti

pelayanan.

Pendekatan

marketing

juga

mempertanyakan apakah market dipengaruhi hanya oleh purchasing power
(daya beli) masyarakat? Lebih jauh dari itu, para praktisi bisnis melihat
bahwa market bukan sekadar dipengaruhi oleh daya beli, tetapi juga
keinginan membeli yang dipengaruhi oleh iklan dan tenaga penjual.
Advertising muncul lebih dulu kabarnya kelas pertama dari pelajaran
marketing diberikan oleh ED Jones pada tahun 1902 di University of

11

Michigan dan kemudian oleh Simon Litman di University of California pada
tahun yang sama. Saat itu, pemikiran marketing masih berfokus pada masalah
distribusi. Ini sesuai dengan ciri industri tahap awal yang berfokus pada
distribusi massal. Sebenarnya, walaupun belum dimasukkan dalam disiplin
ilmu marketing, pemikiran tentang dunia iklan (advertising) sudah lebih dulu
ada. Buku History of Advertising sudah muncul pada tahun 1875. Demikian
pula halnya dengan selling sudah mendahului pengembangan ilmu marketing
itu sendiri. Selling awalnya hanya sekadar sebuah seni menjual, tetapi
kemudian dijadikan sebuah formula untuk dipelajari dan dianalisis.
Mulanya pendekatan marketing memang menyangkut tiga elemen:
advertising, selling dan distribusi. Namun, banyak pemikiran yang kemudian
menambahkan elemen-elemen dalam marketing. Seperti Ralph Butler dan
Arch Shaw, dua ahli ini menambahkan elemen lain dalam marketing, yakni:
komoditas, institusi, dan fungsional. Artinya marketing menyangkut pula soal
produk, organisasi pemasaran dan juga proses serta kegiatan. Untuk elemen
distribusi, berkembang pula pemikiran baru yang disebut retailing sejak tahun
1914. Nystrom pada waktu itu menulis literatur ritel bukan saja dari sisi
proses distribusi, tapi juga manajemen ritel. Dengan banyaknya tambahan
elemen-elemen baru dalam marketing, maka ilmu marketing kemudian masuk
ke dalam tahapan integrasi. Pada tahap ini para pemikir dan ilmuwan
mencoba menggabungkan berbagai ilmu, literatur serta elemen yang berdiri
sendiri menjadi sebuah konsep yang terintegrasi. Buku Principles of
Marketing pertama muncul lewat tangan Paul Ivey pada tahun 1920-an. Buku

12

ini menggabungkan semua teori dan pemikiran yang berkembang di dunia
marketing. Tetapi, yang lebih mengemuka kemudian adalah buku Principles
of Marketing karangan Maynard, Weidler dan Beckman. Berbeda
dibandingkan Ivey yang berfokus pada sisi pengusaha, buku ini lebih
berfokus pada sudut pandang konsumen. Teori marketing belum berakhir
dengan dimunculkannya buku-buku tadi. Pada dekade-dekade berikutnya
masuklah berbagai unsur yang memperkaya marketing. Ilmu-ilmu psikologi
dan sosial mulai masuk. Demikian pula dengan konsep seperti segmentasi
baru hadir belakangan setelah muncul konsep-konsep lain seperti marketing
mix (4P) Pada tahun 1960-an. Pada tahun 1960-an dan 1970-an ilmu
marketing justru memecahkan diri ke dalam berbagai diferensiasi
(kekhususan) seperti international marketing, social marketing, marketing for
non-profit organization dan lain-lain. Konsep social responsibility juga
menjadi salah satu konsep yang sudah mulai terbentuk pada tahun 1970
1. Peran Kotler
Kejayaan Kotler sebagai “bapak marketing” sendiri dimulai pada
periode 1970-an. Peran Kotler dalam dunia marketing memang pada
kemampuannya menerjemahkan konsep marketing ke terminologi yang
mudah dipahami oleh banyak orang. Kotler-lah yang mengubah konsep
marketing ke bentuk-bentuk aplikasi tertentu seperti marketing untuk health
service, public service, educational service, politik, dan lain-lain. Tahun 1967
misalnya, Kotler sudah memperkenalkan konsep manajemen marketing
modern yang meliputi analisis marketing opportunities, mengorganisasikan

13

aktivitas marketing, kegiatan perencanaan marketing serta kontrol. Bukubuku Kotler kemudian menginspirasi banyak para pengajar dan praktisi di
dunia marketing seluruh dunia. Bahkan, tak ada kuliah marketing yang tak
lepas dari karya-karya Kotler. Buku Principles of Marketing dan Marketing
Management dari Kotler membentuk pemikiran-pemikiran dasar dan
fundamental yang mempengaruhi berbagai pemikiran baru lainnya di dunia
marketing.
Pada dekade 1980-an, pemikiran baru di dunia marketing seperti
positioning yang dipopulerkan oleh Jack Trout dan Al Ries serta brand equity
yang dipopulerkan oleh David Aaker semakin menguat. Era kemajuan bisnis
di banyak negara pada dekade tersebut menciptakan kompetisi bisnis yang
semakin ketat. Karenanya, peran dari sebuah merek dan upaya untuk
mendiferensiasikan diri juga mengemuka. Dekade 1980 dan 1990-an adalah
dekade menguatnya unsur service dan kepuasan pelanggan di dalam
marketing. Konsep seperti Servqual, Service profit chain dan juga services
marketing mulai bermunculan
2. Gelombang Baru
Ketika dunia memasuki gelombang revolusi berikutnya, yakni
revolusi teknologi informasi, maka pemikiran-pemikiran marketing baru pun
bermunculan mengikuti gelombang revolusi tersebut. Salah satunya konsep
experiential marketing. Dengan adanya teknologi informasi, internet dan
multimedia membuat experiential marketing lebih bisa berkembang.
Demikian pula di dunia service, peran IT membuat konsep CRM (Customer

14

Relationship Management) juga ikut berkembang. Belum lagi jargon-jargon
baru seperti buzz marketing, viral marketing dan lain-lain. Revolusi baru juga
berimbas pada perkembangan media periklanan. Semakin berkembang dan
kompleksnya media untuk berpromosi membuat marketer semakin berhatihati menginvestasikan dananya. Oleh karena itu muncul pemikiran-pemikiran
baru yang menggugah. Orang marketing untuk menghitung return on
investment dari aktivitas marketing yang dilakukannya.
Marketing dihadapkan pada kenyataan bahwa kegiatan mereka harus
mampu dijelaskan dengan bahasa- bahasa finansial. Marketing ROI, CLV
(Customer Lifetime Value), dan lain-lain adalah pemikiran-pemikiran yang
kemudian mulai muncul. Dari berbagai pergolakan pemikiran marketing tadi
kita bisa menyimpulkan bahwa pemikiran marketing, mau tidak mau, harus
terus berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan struktural yang
terjadi dalam tatanan sosial ekonomi masyarakat, bentuk dan tingkat
kompetisi yang ada serta perkembangan teknologi. Setelah revolusi industri
dan IT, dunia diramalkan akan masuk ke revolusi bioteknologi.
C. Fungsi Universal dan Tantangan Pemasaran
Fungsi-fungsi pemasaran meliputi penanggungan resiko, pendanaan,
pengendalian informasi

pemasaran pembelian, penjualan, pengiriman,

penyimpanan, standarisasi dan klasifikasi, dan pembungkusan.
1.Tantangan Pemasaran
Informasi memang akan menjadi acuan pemasaran pada abad 21.
Namun informasi tidak berdiri tunggal, informasi akan banyak ditunjang

15

oleh hal-hal lain di luar wilayah kajian informasi. Dengan demikian
pemasaran disamping akan banyak dipengaruhi oleh informasi, dalam diri
pemasaran akan mengalami pergeseran-pergeseran baru yang sifatnya
strategis. Dalam abad 21 ini ada beberapa tantangan bagi profesi pemasaran
2. Tantangan Visi
Sering kali pengambilan keputusan pemasaran lebih didasarkan pada
pemenuhan tuntutan masa sekarang. Dalam konteks global dimana
keunggulan kompetitif produk dan jasa memiliki usia yang semakin pendek,
hal demikian tidak dapat dipertahankan lagi. Tanggung jawab untuk melihat
masa depan menjadi beban para eksekutif pemasaran. Dengan demikian tidak
berlebihan bila dikatakan pemasar dituntut untuk menjadi visionary marketer
yang strategis dan holistik dalam berpikir serta dapat menghidupkan fungsi
marketing

intelligence

dan

corporate

intelligence

secara

nyata.

Pengembangan diri menjadi visionary marketer secara ideal perlu
mengadopsi faham kewirausahaan yang mengutamakan proaktivitas dan
menerima tanggung jawab utama sebagai innovator dan risk taker. Pemasar
harus mempunyai keberanian untuk mendobrak kemapanan dan kreatif dalam
menentukan strategi pemasaran. Orang muda seperti Richard Kartawijaya
(Microsoft Indonesia), Barry G Lesmana (Citibank), Betty Alisyahbana (USI
IBM), Mulia Tambunan (Telkomsel), merupakan pemasar visioner yang akan
banyak mewarnai dunia pemasaran Indonesia abad 21.
3. Tantangan pada Power Marketing

16

Landasan utama power marketing adalah memanusiakan pelanggan
yang terangkum dalam konsep customer centered marketing. Dengan
demikian konsumen merupakan subyek, bukan obyek dari pemasaran. Power
marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci; moving, caring dan inovating.
Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora persaingan dan
dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena ekspektasi pelanggan
yang semakin tinggi. Dalam

perwujudannya, moving musti disertai

kepedulian kepada pelanggan (caring) melalui langkah-langkah inovasi
(inovating) di bidang strategi, manajerial, maupun produk/jasa.
Inovasi merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi
pelanggan. Kepuasan

pelanggan akan menelurkan kepercayaan dan

hubungan jangka panjang yang berkelanjutan, yang artinya tercipta loyalitas
pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan pada dataran
rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi pelanggan.
Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind share, namun
sudah masuk ke wilayah heart share.
4. Tantangan pada Transferable Marketing
Biaya pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan
meningkat pula. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya
adalah dengan memanfaatkan transferable marketing. Artinya adalah
penyusunan pola pemasaran yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa lokasi
atau pasar sasaran dengan derajat universalitas yang ditingkatkan. Contoh
yang bagus adalah konsep pemasaran dari DeBeers berlian. DeBeers dibuat di

17

London dan Hongkong, sedang pemanfaatannya disebar ke berbagai lokasi,
termasuk Indonesia. Penyebaran ini (termasuk manfaat dan modelnya) di
sesuaikan dengan situasi negara setempat
5. Tantangan pada Manajemen Merek
Dalam upaya meningkatkan kiprah di dunia global, para pemasar
ditantang untuk meningkatkan reputasi merek. Peran reputasi merek menjadi
lebih penting untuk konteks abad 21 lantaran banyaknya jumlah merek yang
beredar di pasar. Oleh karena itu di dalam perusahaan perlu ditumbuhkan
adanya iklim kerja yang diwarnai dengan kebanggaan merek (brand minded
culture). Harus pula diperhatikan pelaksanaan analisis realitas merek ke
benak konsumen dalam rangka menentukan strategi peningkatan identitas
merek. Pada abad 2, house brand atau private label akan banyak diproduksi
oleh perusahaan. Di Indonesia house brand banyak dilakukan oleh usaha
eceran seperti; Matahari, Hero dan Makro. Untuk Matahari, house brand
produk pakaiannya diberi merek Stanley Adams dan M-2000. Sementara
Hero pasar swalayan banyak bermain dalam house brand, semisal; Innosence
untuk produk perlengkapan bayi, Hero Selection untuk soft drink, dan Hero
untuk produk-produk industri rumah tangga. Untuk Makro, perusahaan ini
menamai produk house brand-nya dengan sebutan Aro.
6. Tantangan pada Etika Pemasaran
Masyarakat dan konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa
depan, akan peduli terhadap kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas
dan tanggung jawab sosial perusahaan. Termasuk dalam konteks ini adalah

18

tingkat moralitas dari setiap keputusan pemasaran dan dampaknya bagi stake
holder secara keseluruhan. Hal ini semakin dipertajam dengan adanya
berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan pemasaran, seperti rekayasa
produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta predatory pricing. Dalam
situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan reputasi perusahaan
menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan dan keputusan
haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan ditetapkan oleh
perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus
diperhatikan oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses
pemasaran, kode etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi,
kode etik dalam riset pemasaran dan komitmen dalam memajukan peradaban
manusia. Tantangan pemasaran abad 21 seperti disebut diatas merupakan hal
yang tidak bisa dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan
persaingan. Pemasar sejak dini harus mampu mengantisipasi perubahan
substansial dari pemasaran ini. Antisipasinya tidak terlalu sulit. Hanya
dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan bersahabat dengan
perubahan.

19

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pemasaran
adalah sebagai kegiatan yang direncanakan dan di organisasikan yang
meliputi pendistribusian barang, penetapan harga, dan dilakukan pengawasan
terhadap kebijakan-kebijakan yang telah di buat yang tujuannya untuk
mendapatkan tempat di pasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat
tercapai. Dalam pemasaran ada 10 tipe entitas yaitu barang, jasa, acara,
pengalaman, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Dan juga
ada beberapa konsep dalam pemasaran, yaitu konsep produksi, konsep
produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep kesejahteran. Teori
konsep marketing berkembang sejak adanya revolusi industri di tahun 1900.
Pada proses ini muncul pandangan-pandangan baru tentang bagaimana
perilaku pasar terjadi dan bagaimana sebuah lembaga menjalankan kegiatan
operasional untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dalam pemasaran terdapat
juga fungsi universal dan tantangan pemasaran. Fungsi universal yang
meliputi penanggungan resiko pendanaan, pengendalian informasi pemasaran
pembelian, penjualan, pengiriman, penyimpanan, standarisasi, klasifikasi,
dan pembungkusan. Sedangkan tantangan pemasarannya yaitu tantangan visi,
tantangan power marketing, tantangan transferable marketing, tantangan pada
manajemen merek, dan tantangan pada etika pemasaran.
B. Saran

20

Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi
pemasaran sangat penting dan hal ini juga harus ditunjang oleh manajer
pemasar yang professional dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Jadi
tempatkanlah manajemen pemasaran anda sebagai bagian penting dalam
perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas yang tinggi.

21

DAFTAR PUSTAKA

Baso Swasta DH.SE.MBA, Ibnu Sukotco (1988): Pengantar bisnis modern,
Liberty Yogyakarta.
Charles W Lambert dkk (2001): Pemasaran, Jakarta: salemba empat.
Kotler Phillip: “Manajemen Pemasaran” Jilid 1, Edisi 13, Erlangga.
Longenecker, (2001): Kewirausahaan (Manajemen Usaha Kecil) Buku 1, Jakarta:
Salemba Empat.
Meredith, (1996): Kewirausahaan (Teori dan Praktik) Seri Manajemen No. 97,
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
http://www.tugasku4u.com/2014/01/makalah-manajemen-pemasaran.html.

22