Bagaimana Sikap Orang Tua Terhadap Anaknya yang Tunarungu
Bagaimana Sikap Orang Tua Terhadap Anaknya yang Tunarungu
Khusus bagi orang tua yang memiliki anak tunarungu (/2011/06/tunarungu.html). (Tips untuk memaksimalkan perkembangan fisik,
mental dan intelegensi anak ....)
Bagaimana Sikap Orang Tua Terhadap Anaknya yang Tunarungu
1. Jadilah Orang Tua yang Kompak
Peran orang tua sangat penting, tidak dipungkiri bahwa sebagai individu yang berbeda antara suami dan seorang ibu kadang
kadang berbeda pendapat atau sudut pandang. Mungkin itulah sebabnya ada yang mengatakan : Man from Mars and Women
from Venus. Dalam pengasuhan anak, segala perbedaanperbedaan itu harus dihilangkan jika memungkinkan, jika tidak mungkin
dihilangkan, maka harus diminalkan. Sebagai parents haruslah kompak, meskipun sebagai individu yang berbeda (suami dan
istri) mempunyai perbedaan pendapat. Anakanak menanggapi parents sebagai leaders atau pemimpinnya, dan sebagai peminpin
kita harus kompak.
2. Teliti Pendapat Para Ahli
Usahakan untuk "memadukan" setiap pendapat dari para ahli, psikolog, therapist, guru di sekolah, guru les, pengasuh, bahkan
temanteman nya. Teliti segala bentuk opini tersebut, jangan terlalu dini untuk membuat justifikasi ataupun kesimpulan (do not
make a primary judgment).
3. Intervensi Secara Wajar
Bedakan intervensi dan eksploitasi. Intervensi dalah batas tertentu cenderung memiliki konotasi positif. Intervensi mempunyai
makna membantu anak untuk tumbuh kembang dengan baik sesuai dengan bakat, minat dan kecerdasan yang dimiliki tanpa
paksaan. Di lain pihak "eksploitasi" berkonotasi negatif karena cenderung untuk "memaksa" anak harus bisa, harus pandai dan
harus juara. Kecerdasan tumbuh, karena simulator faktorfaktor eksternal yang perlahan dan dalam jangkan waktu yang panjang.
4. Sebagai Ibu, Jadilah seorang pengamat yang baik
Sebagai ibu, berusahalah menjadi seorang "observer", mengamati perkembangan putra dan puteri secara simultan, mengamati
perkembangan perilaku dan emosionalnya.
5. Menganjurkan anak menggunakan alat bantu dengar (Use Hearing Aid)
Hampir tidak mungkin bagi seorang tunarungu berat (profound) untuk tidak menggunakan Alat Bantu Dengar (ABD), carilah
seribu satu cara agar dia termotivasi untuk menggunakannya. Contohnya (a) memberi reward, setelah full day dia bersedia secara
sukarela menggunakan ABD, berikan hadiahhadiah kecil yang dia inginkan. Untuk anakanak usia balita, ini umumnya berhasil,
tetapi jika si anak main besar harus dicarikan caracara yang lebih kreatif, (b) Tradeoff, buatlah penawaran, semacam ifthen,
dalam hal ini kita lebih condong kearah membujuk. Contoh jika pakai alat bantu, baru dapat coklat. Jika pakai alat bantu, baru
beli mobilmobilan dll. Kesannya memang rumit, tetapi percayalah bahwa, lama kelamaan seiring dengan berlalunya waktu
hilangkan lah kebiasaan memberi reward secara bertahap. Pada rentang waktu tertentu, anakanak tunarungu akan nyaman
dengan ABD nya, Dia akan merasa memiliki ketergantungan ABD karena dia dapat mendengarkan suarasuara lebih baik,
menonton film kartun favoritnya, berbicara dengan temannya, dll.
6. Buatlah Kartu Bahasa (Language Card)
Pembuatan kartu ini merupakan pekerjaan yang wajib dikerjakan, tanpa mengenal lelah. Secara umum, kartukartu ini terbagi
menjadi lima golongan besar :
Kartu Huruf;
Kartu Kata Benda
Kartu Kata Kerja;
Kartu Kata Sifat;
Kartu Angka
Pada prinsipnya setiap kata yang akan diajarkan ditunjukkan bendanya/dipraktekan/dll.
7. Melatih Membaca, Menulis, Berhitung
Latihan membaca, menulis dan berhitung dilakukan dengan menggunakan kartu secara rutin.
Secara umum, anak pada usia 2 5 tahun belum memiliki konsentrasi yang penuh.
Anak belum memahami pengertian belajar, untuk apa belajar, apa manfaat belajar dll. Oleh karena itu lah harus pintar
membuat jam belajar menjadi jam yang menyenangkan dengan kata lain belajar sambil bermain.
Cepat bosan.
Kartukartu secara periodik harus diganti, sehingga tidak membosankan.
8. Menghindari kesan terpaksa atau beban bagi anak, kegiatan belajar harus dilakukan sambil bermain. Contohnya menghitung
berapa jumlah telur di kulkas, berapa jumlah apel, berapa jumlah permen susu yang ada disakunya, berapa jumlah jari tangannya,
menonton film kartu bahasa inggris dengan subtittle bahasa indonesia, dll.
9. Memperbanyak support (dukungan)
Mencegah anak putus asa agar tidak berhenti untuk mengeluarkan suara (berbicara), Berikanlah dia selalu dukungan penuh (fully
support). Bagaimanapun juga style pola asuh orang tua akan mempengaruhi perkembangan anak baik fisi, intelektual, dan emosi
mereka. Kita tidak perlu otoriter, sebagai orang tua harus berusaha lapang dada untuk menerima kesalahankesalahan yang
terkadang dilakukan oleh anakanak. Part of Leranging is making mistake, justru dari kesalahankesalahan itu anakanak belajar.
10. Mengenalkan Jenisjenis suara
Kenalkan berbagai macammacam suara. seperti suara burung berkicau, suara sirine, klakson mobil, peluit, musi dll. Idealnya jika
suara ini tidak cukup keras maka harus direkam kemudian didengarkan bersama dengan volume suara yang lebih keras.
Mendampingi dan mendukung anakanak tunarungu ini dimaksudkan untuk meningkatkan tiga keterampilan sebagai berikut :
Kemampuan mendengar, Menirukan Bunyi (bicara), dan Berbahasa atau berkomunikasi.
11. Berbicara dengan bahasa verbal
Melatih anak berbicara/berbahasa verbal. dengan membiasakan berbicara kepada anak dengan menggunakan bahasa verbal tanpa
menggunakan isyarat. Anak dapat membaca bibir, dengan bantuan ABD kita melatih anak untuk mengucapkan katakata,
meskipun anak berbicara tidak karuan/tidak jelas lambat laun dengan terbiasa anak menjadi bisa (dari berbicara tidak jelas
menjadi jelas)
Read !×
Sukai Halaman×
Mohon dukungannya dengan Like facebook, Google +, Twitter. Terima Kasih Atas Support Anda
Info Kmoe
Disukai
462 suka
Follow
0
Khusus bagi orang tua yang memiliki anak tunarungu (/2011/06/tunarungu.html). (Tips untuk memaksimalkan perkembangan fisik,
mental dan intelegensi anak ....)
Bagaimana Sikap Orang Tua Terhadap Anaknya yang Tunarungu
1. Jadilah Orang Tua yang Kompak
Peran orang tua sangat penting, tidak dipungkiri bahwa sebagai individu yang berbeda antara suami dan seorang ibu kadang
kadang berbeda pendapat atau sudut pandang. Mungkin itulah sebabnya ada yang mengatakan : Man from Mars and Women
from Venus. Dalam pengasuhan anak, segala perbedaanperbedaan itu harus dihilangkan jika memungkinkan, jika tidak mungkin
dihilangkan, maka harus diminalkan. Sebagai parents haruslah kompak, meskipun sebagai individu yang berbeda (suami dan
istri) mempunyai perbedaan pendapat. Anakanak menanggapi parents sebagai leaders atau pemimpinnya, dan sebagai peminpin
kita harus kompak.
2. Teliti Pendapat Para Ahli
Usahakan untuk "memadukan" setiap pendapat dari para ahli, psikolog, therapist, guru di sekolah, guru les, pengasuh, bahkan
temanteman nya. Teliti segala bentuk opini tersebut, jangan terlalu dini untuk membuat justifikasi ataupun kesimpulan (do not
make a primary judgment).
3. Intervensi Secara Wajar
Bedakan intervensi dan eksploitasi. Intervensi dalah batas tertentu cenderung memiliki konotasi positif. Intervensi mempunyai
makna membantu anak untuk tumbuh kembang dengan baik sesuai dengan bakat, minat dan kecerdasan yang dimiliki tanpa
paksaan. Di lain pihak "eksploitasi" berkonotasi negatif karena cenderung untuk "memaksa" anak harus bisa, harus pandai dan
harus juara. Kecerdasan tumbuh, karena simulator faktorfaktor eksternal yang perlahan dan dalam jangkan waktu yang panjang.
4. Sebagai Ibu, Jadilah seorang pengamat yang baik
Sebagai ibu, berusahalah menjadi seorang "observer", mengamati perkembangan putra dan puteri secara simultan, mengamati
perkembangan perilaku dan emosionalnya.
5. Menganjurkan anak menggunakan alat bantu dengar (Use Hearing Aid)
Hampir tidak mungkin bagi seorang tunarungu berat (profound) untuk tidak menggunakan Alat Bantu Dengar (ABD), carilah
seribu satu cara agar dia termotivasi untuk menggunakannya. Contohnya (a) memberi reward, setelah full day dia bersedia secara
sukarela menggunakan ABD, berikan hadiahhadiah kecil yang dia inginkan. Untuk anakanak usia balita, ini umumnya berhasil,
tetapi jika si anak main besar harus dicarikan caracara yang lebih kreatif, (b) Tradeoff, buatlah penawaran, semacam ifthen,
dalam hal ini kita lebih condong kearah membujuk. Contoh jika pakai alat bantu, baru dapat coklat. Jika pakai alat bantu, baru
beli mobilmobilan dll. Kesannya memang rumit, tetapi percayalah bahwa, lama kelamaan seiring dengan berlalunya waktu
hilangkan lah kebiasaan memberi reward secara bertahap. Pada rentang waktu tertentu, anakanak tunarungu akan nyaman
dengan ABD nya, Dia akan merasa memiliki ketergantungan ABD karena dia dapat mendengarkan suarasuara lebih baik,
menonton film kartun favoritnya, berbicara dengan temannya, dll.
6. Buatlah Kartu Bahasa (Language Card)
Pembuatan kartu ini merupakan pekerjaan yang wajib dikerjakan, tanpa mengenal lelah. Secara umum, kartukartu ini terbagi
menjadi lima golongan besar :
Kartu Huruf;
Kartu Kata Benda
Kartu Kata Kerja;
Kartu Kata Sifat;
Kartu Angka
Pada prinsipnya setiap kata yang akan diajarkan ditunjukkan bendanya/dipraktekan/dll.
7. Melatih Membaca, Menulis, Berhitung
Latihan membaca, menulis dan berhitung dilakukan dengan menggunakan kartu secara rutin.
Secara umum, anak pada usia 2 5 tahun belum memiliki konsentrasi yang penuh.
Anak belum memahami pengertian belajar, untuk apa belajar, apa manfaat belajar dll. Oleh karena itu lah harus pintar
membuat jam belajar menjadi jam yang menyenangkan dengan kata lain belajar sambil bermain.
Cepat bosan.
Kartukartu secara periodik harus diganti, sehingga tidak membosankan.
8. Menghindari kesan terpaksa atau beban bagi anak, kegiatan belajar harus dilakukan sambil bermain. Contohnya menghitung
berapa jumlah telur di kulkas, berapa jumlah apel, berapa jumlah permen susu yang ada disakunya, berapa jumlah jari tangannya,
menonton film kartu bahasa inggris dengan subtittle bahasa indonesia, dll.
9. Memperbanyak support (dukungan)
Mencegah anak putus asa agar tidak berhenti untuk mengeluarkan suara (berbicara), Berikanlah dia selalu dukungan penuh (fully
support). Bagaimanapun juga style pola asuh orang tua akan mempengaruhi perkembangan anak baik fisi, intelektual, dan emosi
mereka. Kita tidak perlu otoriter, sebagai orang tua harus berusaha lapang dada untuk menerima kesalahankesalahan yang
terkadang dilakukan oleh anakanak. Part of Leranging is making mistake, justru dari kesalahankesalahan itu anakanak belajar.
10. Mengenalkan Jenisjenis suara
Kenalkan berbagai macammacam suara. seperti suara burung berkicau, suara sirine, klakson mobil, peluit, musi dll. Idealnya jika
suara ini tidak cukup keras maka harus direkam kemudian didengarkan bersama dengan volume suara yang lebih keras.
Mendampingi dan mendukung anakanak tunarungu ini dimaksudkan untuk meningkatkan tiga keterampilan sebagai berikut :
Kemampuan mendengar, Menirukan Bunyi (bicara), dan Berbahasa atau berkomunikasi.
11. Berbicara dengan bahasa verbal
Melatih anak berbicara/berbahasa verbal. dengan membiasakan berbicara kepada anak dengan menggunakan bahasa verbal tanpa
menggunakan isyarat. Anak dapat membaca bibir, dengan bantuan ABD kita melatih anak untuk mengucapkan katakata,
meskipun anak berbicara tidak karuan/tidak jelas lambat laun dengan terbiasa anak menjadi bisa (dari berbicara tidak jelas
menjadi jelas)
Read !×
Sukai Halaman×
Mohon dukungannya dengan Like facebook, Google +, Twitter. Terima Kasih Atas Support Anda
Info Kmoe
Disukai
462 suka
Follow
0