POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK : Studi kasus deskriptif pada orang tua penyandang tunanetra dan anaknya yang tunarungu.

(1)

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK

(Studi kasus deskriptif pada orang tua penyandang tunanetra dan anaknya yang tunarungu)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Khusus

Oleh Masliah NIM 1106367

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK

(Studi kasus deskriptif pada orang tua

penyandang tunanetra dan anaknya yang

tunarungu)

Oleh Masliah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Masliah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN MASLIAH

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK (Studi kasus deskriptif pada orang tua penyandang tunanetra dan

anaknya yang tunarungu)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Dr. Permanarian Somad, M.Pd NIP. 19540408 198103 2 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Ehan, M.Pd NIP. 19570712 198403 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK

(Studi kasus deskriptif pada orang tua penyandang tunanetra dan anaknya yang tunarungu)

Oleh : Masliah (1106367)

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang pola komunikasi yang diterapkan antara orang tua penyandang tunanetra dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi dengan pendekatan kualitatif menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya. Dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa ketunanetraan yang dialami oleh ibu diakibatkan oleh rusaknya syaraf pada mata. Ibu hanya bisa berkomunikasi secara verbal dan tidak dapat menerima komunikasi nonverbal karena hilangnya kemampuan melihat yang dimiliki. Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan anaknya. Anaknya merupakan seorang tunarungu ringan yang mengalami ketunarunguan sebelum kemampuan bicara dan bahasa berkembang sehingga ia kesulitan untuk berkomunikasi secara verbal. Sisa pendengaran yang dimiliki oleh anak memungkinkan untuk mendengar ketika ibunya berbicara, namun ia kesulitan ketika akan mengungkapkan sesuatu karena minimnya perbendaharaan serta pemahaman kata yang dimiliki. Selain itu suara yang dihasilkan oleh anaknya terdengar kecil dan tidak jelas. Walaupun adanya hambatan yang dimiliki, komunikasi yang terjadi antara ibu anak ini tetap menggunakan komunikasi verbal yang tidak sempurna. Komunikasi yang berlangsung di antara keduanya hanya sebatas tanya jawab dan tidak berkembang ke arah percakapan yang lebih aktif. Baik ibu maupun anak hanya memberikan respon tanpa memberikan umpan balik ketika ditanya dan berbicara ketika ada yang ingin disampaikan. Komunikasi yang demikian termasuk ke dalam pola komunikasi satu arah di mana proses penyampaian pesan, baik itu dari ibu kepada anak atau sebaliknya, tanpa ada umpan balik yang diberikan.


(5)

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

PATTERNS OF COMMUNICATION PARENTS AND CHILDREN (Descriptive case study on the parents with visual impairment and hearing

impairment children) By Masliah (1106367)

This research was conducted to obtain an overview of applied communication patterns between parents with children with visual impairment who experience hearing impairment. The method employed in this research is a description method with qualitative approach using observation, interview and documentation study as data collection techniques. From the research that has been done, it is known that the visual impairment experienced by the mother caused by nerves damage in the eye. The mother could only communicate verbally and unable to accept non-verbal communication because of the loss of the ability to see who is owned. This condition is very contrary to the child. The child is a mild hearing impairment who experiences hearing impairment before speech and language abilities develop, so the child is difficult to communicate verbally. The rest of the hearing owned by the child enables to hear when the mother talked, but the child had trouble to reveal anything because of the lack of understanding of the word repertory and owned. Besides the sound produced the child sounded small and unclear. Despite the obstacles those are owned, the communication that occurs

between the child’s mothers is still using imperfect verbal communication.

Communication that took place between them was limited to the question and answer, and does not develops toward a more active conversation. Both mother and child just respond without giving feedback when asked and talked there is to be delivered. Such communications are included in the pattern of one-way communication where the process of delivering a message, whether it comes from the mother to the child or vice versa, without any feedback provided.


(6)

iii

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 3

C.Rumusan Masalah ... 3

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

1. Tujuan Penelitian ... 4

2. Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Komunikasi ... 6

1. Pengertian Komunikasi ... 6

2. Proses Komunikasi ... 7

3. Faktor-faktor Keberhasilan Komunikasi ... 8

4. Pola Komunikasi ... 9

5. Pola Komunikasi Keluarga ... 10

6. Aneka Komunikasi Keluarga ... 11

B.Perkembangan Bahasa ... 14

1. Pengertian Perkembangan Bahasa ... 14

2. Tahap Perkembangan Bahasa ... 15

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa ... 18

C.Tunarungu ... 19

1. Pengertian Tunarungu ... 19

2. Klasifikasi Tunarungu ... 19

3. Dampak Ketunarunguan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 24


(7)

iv

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B.Partisipan dan Tempat Penelitian ... 24

C.Instrumen Penelitian ... 24

D.Pengumpulan Data ... 25

1. Observasi ... 25

2. Wawancara ... 25

3. Studi Dokumentasi ... 26

E. Analisis Data ... 27

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A.Temuan ... 28

1. Deskripsi Subjek ... 28

2. Deskripsi Data ... 31

B.Pembahasan ... 39

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan ... 45

B.Rekomendasi ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47 LAMPIRAN


(8)

v

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Komunikasi ... 7 Gambar 4.1 Proses Komunikasi antara KM dan SN ... 42


(9)

1 Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Komunikasi dalam setiap keluarga memiliki suatu pola tersendiri dan akan berbeda dengan pola komunikasi keluarga lainnya. Perbedaan pola komunikasi ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan, status sosial, lingkungan tempat tinggal dan keyakinan serta budaya yang dianut.

Penerapan pola komunikasi dalam keluarga sebagai bentuk interaksi antara orang tua dengan anak maupun antar anggota keluarga lainnya memiliki implikasi terhadap proses perkembangan kognitif, sosial, emosi dan kepribadian. Melalui komunikasi, ada sejumlah norma yang ingin diwariskan orang tua kepada anaknya dengan mengandalkan pendidikan. Djamarah (2004: 37) menyatakan bahwa ada dua fungsi komunikasi dalam keluarga, yaitu fungsi komunikasi sosial dan fungsi komunikasi kultural. Fungsi komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk menghindarkan diri dari tekanan dan ketegangan. Fungsi komunikasi kultural menunjukkan bahwa komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik dan budaya menjadi bagian dari komunikasi.

Keterbatasan pengetahuan dan kekurangan secara fisik yang dimiliki orang tua maupun anak dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan pola komunikasi dalam keluarga. Kesulitan berkomunikasi pada anak tunarungu merupakan dampak sekunder dari ketunarunguan yang dialaminya. Keterbatasannya dalam mendengar membuat seorang tunarungu sulit untuk menerima dan memproses informasi yang bersifat verbal terutama yang berhubungan dengan konsep-konsep yang sifatnya abstrak yaitu konsep-konsep yang memerlukan suatu penjelasan lebih lanjut. Selain itu, hambatan yang dimiliki seorang tunarungu dapat berimbas pada perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa anak, karena kurangnya informasi dan pengalaman


(10)

2 Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang ia dapat melalui indera pendengaran. Wardani et al. (2011 : 5.5) menyatakan bahwa :

Sebagai akibat dari gangguan atau ketidakmampuan pendengarannya, anak tunarungu (terutama yang mengalami ketulian sejak lahir) mengalami hambatan dalam perkembangan bicara dan bahasanya. Hal tersebut terjadi karena ada kaitan yang erat antara pendengaran dengan kemampuan berbicara dan berbahasa.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SLB B-C YPLAB Kota Bandung, peneliti menemukan seorang anak tunarungu yang baru mendapat pendidikan formal di SLB pada usia 15 tahun dan terlambat dalam berbagai aspek perkembangan. Ia memiliki pengetahuan dan pembendaharaan kata yang sangat minim serta kemampuan kognitifnya masih sangat dasar sehingga di sekolah ia diberikan materi dasar, yaitu pengenalan benda-benda di sekitar, bagian tubuh, nama hewan, dan lain-lain. Hal ini dilakukan karena ia tidak mengenal kata-kata tersebut, ia hanya mengetahui fungsinya saja sehingga kursi itu disebut duduk, pintu disebut tutup, tempat tidur disebut bobo, nasi disebut makan, semua hewan yang berkaki empat disebut mbe. Kurangnya pembendaharaan kata yang dimiliki berdampak terhadap kesulitan dalam berkomunikasi. Banyak hal yang ia utarakan kadang tidak dimengerti oleh orang lain, bahkan orang tuanya sendiri sulit untuk mengerti maksud yang diutarakan. Begitu pun sebaliknya apa yang diucapkan orang tua dan orang lain tidak dimengerti olehnya, kadang ia hanya menjawabnya dengan senyuman. Saat berbicara, artikulasinya belum terlalu jelas dan bicaranya pun sangat cepat sehingga sulit dimengerti oleh orang lain, yang jelas terdengar hanya huruf “s” nya saja.

Pada saat anak menginjak usia tiga tahun, ibunya mengalami hambatan penglihatan (tunanetra) sehingga tidak dapat memberikan pengajaran dan pengasuhan yang dapat merangsang perkembangan anak. Hambatan yang dialami oleh ibu dan anak tersebut mengakibatkan sulitnya terjalin komunikasi yang baik karena memiliki karakteristik yang sangat bertolak belakang. Di satu sisi, ibu yang merupakan penyandang tunanetra hanya dapat merespon dengan baik bentuk komunikasi yang bersifat verbal dan tidak bisa mencerna komunikasi yang bersifat nonverbal. Di sisi lain, anak memiliki hambatan


(11)

3 Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam pendengaran atau seorang tunarungu yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal dan memaksimalkan bentuk komunikasi nonverbal yang tentu saja tidak dapat diterima dengan baik oleh ibunya. Hal ini sangat disayangkan, mengingat usia tiga tahun merupakan masa keemasan (golden age) di mana anak mengalami perkembangan pesat dalam aspek komunikasi yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan aspek kognitif, sosial, emosi dan kepribadian pada anak.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mencoba menggali informasi dan menelaah tentang bagaimana pola komunikasi yang diterapkan orang tua penyandang tunanetra terhadap anak yang mengalami ketunarunguan.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:

1. Penerapan pola komunikasi dalam keluarga memiliki implikasi terhadap proses perkembangan kognitif, sosial, emosi dan kepribadian.

2. Keterbatasan pengetahuan dan kekurangan secara fisik yang dimiliki orang tua maupun anak menjadi kendala dalam melakukan komunikasi.

3. Anak tunarungu sulit untuk menerima dan memproses informasi yang bersifat verbal, sehingga mereka memaksimalkan kemampuan visual untuk berkomunikasi.

4. Orang tua yang memiliki hambatan penglihatan tidak dapat mencerna informasi yang bersifat visual sehingga komunikasi dengan anaknya yang tunarungu tidak dapat berjalan dengan optimal.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka masalah yang diangkat dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah pola komunikasi yang diterapkan antara orang tua penyandang tunanetra dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan?”


(12)

4 Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Permasalahan tersebut diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kondisi objektif tentang profil ketunanetraan ibu? 2. Bagaimanakah kondisi objektif anak dalam berkomunikasi?

3. Bagaimanakah pola komunikasi antara orang tua penyandang tunanetra dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan?

4. Bagaimanakah hambatan yang dialami orang tua penyandang tunanetra dalam berkomunikasi dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan? 5. Bagaimanakah upaya orang tua penyandang tunanetra untuk mengatasi

hambatan dalam berkomunikasi dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan?

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk memperoleh gambaran tentang pola komunikasi yang diterapkan antara orang tua penyandang tunanetra dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran tentang:

a. Kondisi objektif tentang profil ketunanetraan ibu. b. Kondisi objektif anak dalam berkomunikasi.

c. Pola komunikasi antara orang tua penyandang tunanetra dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan.

d. Hambatan yang dialami orang tua penyandang tunanetra dalam berkomunikasi dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan.

e. Upaya orang tua penyandang tunanetra untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan.


(13)

5 Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan profesi guru Pendidikan Luar Biasa terhadap upaya orang tua dalam berkomunikasi dengan anak tunarungu.

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan perencanaan pemberian pola komunikasi dalam rangka kegiatan pelayanan pendidikan bagi orang tua yang memiliki anak tunarungu.


(14)

24

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif karena dengan pendekatan ini peneliti dapat memperoleh informasi secara menyeluruh mengenai fenomena yang terjadi di lapangan. Bodgan dan Taylor (Basrowi dan Suwandi, 2008: 1) mengemukakan bahwa “penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati”.

Seperti yang dikatakan Bodgan dan Taylor di atas, penelitian ini menggunakan metode deskripsi dengan pendekatan kualitatif yang bermaksud untuk memahami fenomena yang terjadi di lapangan mengenai pola komunikasi yang diterapkan antara orang tua penyandang tunanetra dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan.

Penelitian kualitatif ini mencoba mengungkapkan yang terjadi di lapangan dan memahami kejadian tersebut serta menghasilkan data yang sesuai dari orang-orang dan perilaku yang diamati mengenai fenomena sosial dan masalah manusia.

B.Partisipan dan Tempat Penelitian

Penelitian ini melibatkan seorang anak tunarungu dan ibunya yang merupakan seorang tunanetra sebagai subjek penelitian.

Penelitian ini akan dilaksanakan di rumah tempat tinggal orang tua penyandang tunanetra yang memiliki seorang anak tunarungu. Anak tersebut bersekolah di SLB B-C YPLAB Kota Bandung.

C.Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Moleong (1989: 133) menyatakan bahwa:


(15)

25

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.

Dari paparan Moleong di atas, peneliti sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya. Oleh karena itu, peneliti membuat pedoman penelitian sehingga penelitian ini lebih terarah.

D.Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah cara peneliti mengumpulkan informasi berupa apa yang dilihat, lisan maupun tulisan sesuai dengan apa yang diteliti. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati dan membuat catatan selektif terhadap pola komunikasi yang diterapkan oleh orang tua penyandang tunanetra terhadap anaknya yang mengalami ketunarunguan dalam kehidupan sehari-harinya di rumah dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan kepada ibu, anak dan ayah. Observasi kepada ibu untuk mengungkap data tentang kondisi objektif mengenai profil ketunanetraan ibu dan pola komunikasi terhadap anaknya. Observasi kepada anak untuk mengungkap data tentang kondisi objektif anak dalam berkomunikasi dan pola komunikasi yang terjalin dengan anggota keluarganya. Observasi kepada ayah dilakukan sebagai pembanding dari pola komunikasi yang terjalin antara ibu yang mengalami ketunanetraan dan anaknya yang tunarungu.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Menurut Moleong (1989: 151-152) wawancara


(16)

26

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, sedangkan wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang tidak menetapkan dahulu pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden.

Wawancara dilakukan sampai data yang didapat cukup jelas. Data hasil wawancara akan direkam dengan menggunakan alat perekam/tape recorder agar data yang didapat dari responden mudah untuk didokumentasikan.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada ibu, ayah, anak dan guru atau wali kelas anak. Wawancara yang dilakukan kepada ibu untuk memperoleh data mengenai profil ketunanetraan ibu, kondisi objektif anak dalam berkomunikasi, pola komunikasi terhadap anaknya, riwayat anak pada saat di kandungan, pada saat proses persalinan dan riwayat pendidikan anak. Wawancara kepada ayah dilakukan untuk mendapatkan data mengenai status ekonomi keluarga, kondisi objektif anak dalam berkomunikasi dan pola komunikasi yang terjalin di lingkungan keluarganya. Wawancara kepada anak bertujuan untuk mendapatkan data mengenai pola komunikasi dengan anggota keluarganya. Wawancara kepada guru dilakukan untuk mendapatkan data mengenai derajat ketunarunguan dan perkembangan yang terjadi pada anak.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan hasil dari perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah anak, pendapatan, luas tanah, jumlah penduduk dan sebagainya. (Basrowi dan Suwandi, 2008: 158)

Metode dokumentasi dalam penelitian digunakan dengan alasan: a. Selalu tersedia di kantor/lembaga.


(17)

27

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Informasi pada dokumen bersifat realita.

d. Sumber data yang kaya berkaitan dengan keadaan subyek penelitian. Dokumentasi tersebut merupakan data yang dapat dimanfaatkan sebagai data pendukung dan pelengkap dari data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Studi dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari dokumentasi tentang rekam medis ibu dan anak. E.Analisis Data

Menurut Riduwan (2003: 5) data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sedangkan perolehan data seyogyanya relevan artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian, mutakhir artinya data yang diperoleh masih hangat dibicarakan, dan diusahakan oleh orang pertama (data primer).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik analisis data adalah pengolahan data yang didapat sehingga data yang diperoleh dapat menghasilkan informasi. Adapun langkah-langkah analisis data pada penelitian ini adalah:

1. Penyusunan data

Data yang didapat disusun sesuai kategori berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan

2. Klasifikasi data

Mengelompokkan data, memilah dan memilih data berdasarkan sub-sub atau kualifikasi sehingga memudahkan memahami apa yang terjadi.

3. Verifikasi data

Verifikasi data adalah proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat, padat dan mudah dipahami, dilakukan secara berulang kali dengan melakukan peninjauan penyimpulan itu sendiri.


(18)

28

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tahap ini dilakukan dari mulai penelitian hingga akhir penelitian sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan makna dari data yang sudah dikumpulkan.


(19)

45

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan

Komunikasi yang terjalin antara KM dan SN berpola komunikasi satu arah di mana proses penyampaian pesan dari KM kepada SN, tanpa ada umpan balik dari SN. Pola yang diterapkan KM dan SN menggambarkan hubungan keluarga mereka yang kurang intim serta memiliki derajat individualitas yang tinggi. Keluarga seperti ini termasuk ke dalam keluarga dengan skema percakapan rendah yaitu keluarga yang tidak banyak menghabiskan waktu bersama untuk mengobrol.

Hilangnya kemampuan melihat pada ibu dan hambatan yang terjadi pada indera pendengaran anak menimbulkan kesulitan dalam menjalin komunikasi yang baik di antara keduanya. Ibu yang mengalami tunanetra tidak dapat memproses komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh anak. Begitu juga sebaliknya, anak yang seorang tunarungu tidak dapat menerima dengan baik bentuk komunikasi verbal dari ibunya. Terbatasnya kemampuan bahasa dan bicara SN sering kali membuat KM tidak dapat memahami apa yang diutarakan SN ketika berkomunikasi secara verbal.

B.Rekomendasi

1. Bagi guru, diharapkan dapat memberikan pemahaman serta melibatkan orang tua dalam memberikan layanan yang tepat terutama pada anak yang mengalami ketunarunguan agar anak dapat berkembang secara optimal dan tidak membuat ketunarunguan yang dialami menghambat perkembangan lainnya.

2. Bagi orang tua, diharapkan dapat mengenali hambatan serta potensi yang dimiliki oleh anak sehingga orang tua dapat memberikan pengajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak.

3. Bagi pemerintah dan para praktisi yang berkecimpung di dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus, diharapkan dapat memberikan sosialisasi agar


(20)

46

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pemahaman para orang tua mengenai pendidikan anak berkebutuhan khusus dapat lebih baik.

4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengkaji bagaimana pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga dengan berbagai latar belakang subjek seperti tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan jenis keluarbiasaan lain sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat dibandingkan.


(21)

47

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, M. (2012). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Lusa. (2009). Proses Komunikasi. [Online]. Diakses dari http://www.lusa.web.id/proses-komunikasi.

Moleong, L. J. (1989). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Remadja Karya.

Morissan. (2014). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Pratiwi, R. P. & Murtiningsih, A. (2013). Kiat Sukses Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Riduwan. (2003). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.

Rusdy, D. H. (2011). Tinjauan Deskriptif Pola Komunikasi Antarbudaya di Desa Gunung Batin Baru PT. Gunung Madu Plantations Research Site A Terusannunyai, Lampung Tengah Tahun 2010/2011. [Online]. Diakses dari http://digilib.unila.ac.id/1353/7/BAB II.pdf.

Sidratullah, I. O. (2014). Proses Komunikasi dan Penjelasannya. [Online]. Diakses dari http://tipsserbaserbi.blogspot.com/2014/12/proses-komunikasi-dan-penjelasannya.html.

Somad, P. & Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(22)

48

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumantri, M. & Syaodih, N. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani, IG. A. K. dkk. (2011). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

27

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu c. Informasi pada dokumen bersifat realita.

d. Sumber data yang kaya berkaitan dengan keadaan subyek penelitian. Dokumentasi tersebut merupakan data yang dapat dimanfaatkan sebagai data pendukung dan pelengkap dari data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Studi dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari dokumentasi tentang rekam medis ibu dan anak. E.Analisis Data

Menurut Riduwan (2003: 5) data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sedangkan perolehan data seyogyanya relevan artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian, mutakhir artinya data yang diperoleh masih hangat dibicarakan, dan diusahakan oleh orang pertama (data primer).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik analisis data adalah pengolahan data yang didapat sehingga data yang diperoleh dapat menghasilkan informasi. Adapun langkah-langkah analisis data pada penelitian ini adalah:

1. Penyusunan data

Data yang didapat disusun sesuai kategori berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan

2. Klasifikasi data

Mengelompokkan data, memilah dan memilih data berdasarkan sub-sub atau kualifikasi sehingga memudahkan memahami apa yang terjadi.

3. Verifikasi data

Verifikasi data adalah proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat, padat dan mudah dipahami, dilakukan secara berulang kali dengan melakukan peninjauan penyimpulan itu sendiri.


(2)

28

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tahap ini dilakukan dari mulai penelitian hingga akhir penelitian sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan makna dari data yang sudah dikumpulkan.


(3)

45

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan

Komunikasi yang terjalin antara KM dan SN berpola komunikasi satu arah di mana proses penyampaian pesan dari KM kepada SN, tanpa ada umpan balik dari SN. Pola yang diterapkan KM dan SN menggambarkan hubungan keluarga mereka yang kurang intim serta memiliki derajat individualitas yang tinggi. Keluarga seperti ini termasuk ke dalam keluarga dengan skema percakapan rendah yaitu keluarga yang tidak banyak menghabiskan waktu bersama untuk mengobrol.

Hilangnya kemampuan melihat pada ibu dan hambatan yang terjadi pada indera pendengaran anak menimbulkan kesulitan dalam menjalin komunikasi yang baik di antara keduanya. Ibu yang mengalami tunanetra tidak dapat memproses komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh anak. Begitu juga sebaliknya, anak yang seorang tunarungu tidak dapat menerima dengan baik bentuk komunikasi verbal dari ibunya. Terbatasnya kemampuan bahasa dan bicara SN sering kali membuat KM tidak dapat memahami apa yang diutarakan SN ketika berkomunikasi secara verbal.

B.Rekomendasi

1. Bagi guru, diharapkan dapat memberikan pemahaman serta melibatkan orang tua dalam memberikan layanan yang tepat terutama pada anak yang mengalami ketunarunguan agar anak dapat berkembang secara optimal dan tidak membuat ketunarunguan yang dialami menghambat perkembangan lainnya.

2. Bagi orang tua, diharapkan dapat mengenali hambatan serta potensi yang dimiliki oleh anak sehingga orang tua dapat memberikan pengajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak.

3. Bagi pemerintah dan para praktisi yang berkecimpung di dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus, diharapkan dapat memberikan sosialisasi agar


(4)

46

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pemahaman para orang tua mengenai pendidikan anak berkebutuhan khusus dapat lebih baik.

4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengkaji bagaimana pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga dengan berbagai latar belakang subjek seperti tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan jenis keluarbiasaan lain sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat dibandingkan.


(5)

47

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Asrori, M. (2012). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Lusa. (2009). Proses Komunikasi. [Online]. Diakses dari http://www.lusa.web.id/proses-komunikasi.

Moleong, L. J. (1989). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Remadja Karya.

Morissan. (2014). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Pratiwi, R. P. & Murtiningsih, A. (2013). Kiat Sukses Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Riduwan. (2003). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.

Rusdy, D. H. (2011). Tinjauan Deskriptif Pola Komunikasi Antarbudaya di Desa Gunung Batin Baru PT. Gunung Madu Plantations Research Site A Terusannunyai, Lampung Tengah Tahun 2010/2011. [Online]. Diakses dari http://digilib.unila.ac.id/1353/7/BAB II.pdf.

Sidratullah, I. O. (2014). Proses Komunikasi dan Penjelasannya. [Online]. Diakses dari http://tipsserbaserbi.blogspot.com/2014/12/proses-komunikasi-dan-penjelasannya.html.

Somad, P. & Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(6)

48

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumantri, M. & Syaodih, N. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani, IG. A. K. dkk. (2011). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.