Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
| 41
No Syukur atas Kemerdekaan
Hal yang Dilakukan
2 Mempertahankan
Kemerdekaan 1 .....................................................................................
2 ..................................................................................... 3 .....................................................................................
4 ..................................................................................... 5 .....................................................................................
B. Isi dan Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1. Isi Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pada hakikatnya Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas 4 empat alinea, yang
masing-masing alinea berisi hal- hal berikut.
a. Alinea Pertama
“Bahwa sesungguhnya kemer- dekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan” Hak akan kemerdekaan yang
dimaksud di atas adalah hak dari segala bangsa untuk memperoleh
kemerdekaan, karena ada dan berlakunya hak kemerdekaan
adalah sejalan dengan tuntutan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Penanaman Kesadaran Berkonstitusi
Setiap bangsa mempunyai hak untuk merdeka dan hak ini sifatnya yang mutlak.
Indonesia sudah merdeka dan kalian sebagai warga negara yang baik hendaknya selalu
menampilan perilaku yang mencerminkan bangsa yang merdeka dan sadar berkonstitusi
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan mematuhi dan menjalankan semua
ketentuan konstitusiundang-undang dasar dalam kehidupan sehari-hari dengan
menampilkan perilaku sebagai berikut. 1. Selalu bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas kemerdekaan sebagai anugerah.
2. Menjaga dan memelihara lingkungan hidup.
3. Tidak merusak bangunan pemerintah atau fasilitas umum tempat peribadatan,
rumah penduduk, sekolah, kantor pemerintahan, dan sebagainya.
4. Tidak merusak kelestarian alam, misalnya melakukan pembakaran hutan, menangkap
ikan di sungai dengan menggunakan setrum atau potas, membunuh bitang-
binatang langka, merusak terumbu karang, dan sebagainya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
42 |
Kelas X SMAMASMKMAK Semester 1
Kata “sesungguhnya” dalam hal ini tidak hanya dalam arti keadaan realitasnya yang memang demikian, akan tetapi lebih bersifat imperatif, yaitu mutlak
memang harus demikian. Bilamana tidak maka akan bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, kedua unsur tersebut merupakan unsur mutlak
bagi terjaminnya nilai-nilai tertinggi kehidupan manusia dan kemanusiaan. Jadi, kata “sesungguhnya” merupakan satu rangkaian pengertian dengan kata
perikemanusiaan dan perikeadilan. Dengan demikian, berarti bahwa setiap bangsa mempunyai hak untuk merdeka
dan hak ini sifatnya yang mutlak. Hak untuk merdeka merupakan hak kodrat dan hak moril dari setiap bangsa. Pengingkaran terhadap hak kodrat ini bagaimanapun
bentuk dan manifestasinya harus lenyap dari atas bumi, seperti halnya suatu penjajahan oleh negara terhadap negara lain. Pemberian hak kemerdekaan ini
ditekankan kepada segala bangsa dalam wujud kebulatannya, bukan kepada individu-individu. Tidaklah berarti, bahwa hak kebebasan individu-individu tidak
mempunyai tempat sama sekali, namun hak kebebasan individu dilekatkan dalam hubungannya dengan bangsa sebagai satu pokok kebulatan. Jadi, kebebasan
individu ditempatkan dalam hubungannya sebagai species terhadap genusnya. Kata-kata perikeadilan dan perikemanusiaan menjadi ukuran penentunya, yaitu
bahwa dalam batas-batas keadilan dan kemanusiaan, manusia sebagai individu diakui kemandiriannya sehingga diakui pula hak-hak kebebasannya.
Pengertian hak kemerdekaan sebagai hak kodrat segala bangsa tidak secara langsung sebagai hak yuridis, tetapi lebih merupakan hak moril dan hak kodrat.
Sebagai imbalannya, segala bangsa harus memiliki kewajiban moril dan kewajiban kodrat untuk menghormatinya. Bila ada bangsa yang tidak merdeka maka hal ini
bertentangan dengan hakikat kodrat manusia. Dengan demikian, ada wajib kodrat dan wajib moril bagi penjajah khususnya untuk memerdekakan bangsa tersebut.
b. Alinea Kedua