Profil Keluarga Dampingan Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Bajera - Kecamatan Selemadeg - Kabupaten Tajera.

memetik buah kelapa dan mengumpulkannya dalam beberapa keranjang, dilakukan sampai pukul 01.00 wita. Beliau adalah seorang pekerja keras dan penuh semangat. Beliau menggarap pekerjaan tersebut seorang diri, karena suami beliau tidak bekerja. Dahulu, suami Ibu Ketut Candrawati yaitu Bapak Wayan Rujani sering melakukan perjudian ketika beliau masih mampu bekerja. Upah yang diperoleh Ibu Candrawati sebagai buruh dan hasil penjualan ladang yang beliau kumpulkan, seringkali diambil oleh suaminya. Sehingga beliau sering kehilangan uang. Kondisi tersebut membuat Ibu Candrawati harus lebih bekerja keras agar beliau mampu bertahan hidup dan membiayai pendidikan anaknya hingga tamat SMA. Beliau memiliki 2 orang anak. Anak pertama sudah menikah di Banjar Dinas Bajera Kaja, sedangkan anak kedua juga sudah menikah ke Kabupaten Gianyar. Kehidupan beliau dahulu sangat sulit, namun beliau bisa mengumpulkan uang hingga beliau mampu membeli tanah seluas 300 � 2 di areal persawahan. Tanah tersebut merupakan lahan pondok yang kini ditempatinya. Beliau dahulunya memiliki 2 lahan tanah. Lahan yang pertama merupakan tanah hasil kerja kerasnya bekerja sebelum mempunyai anak, sedangkan lahan yang kedua merupakan tanah yang beliau beli sesudah mempunyai cucu. Ibu Ketut Candrawati mampu membangun rumah yang berlantai keramik, berdinding tembok dan beratap genteng dari hasil kerja kerasnya sendiri. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa posisi Ibu Ketut Candrawatiadalah sebagai kepala keluarga. Dahulunya Ibu Ketut Candrawati tinggal bersama suami, anak, menantu beserta cucunya di lahan yang pertama. Namun karena Ibu ketut Candrawati kurang mendapat perhatian dari anak dan menantunya, maka beliau dan suaminya memutuskan untuk pindah ke lahan yang kedua dan membangun pondok yang sangat sederhana di lahan tersebut. Karena beliau sudah pindah ke pondok tersebut, maka rumah di lahan pertama kini menjadi hak milik anak pertamanya. Pondok yang dibangun tersebut dibiayai oleh anak keduanya yang biasanya menyempatkan diri untuk mengunjungi orang tuanya. Pada tahun 2014 beliau mendapatkan Bedah Rumah Bali Mandara dari Pemerintah Provinsi Bali. Ibu Ketut Candrawati kini tinggal di pondok tersebut seorang diri dan bertahan hidup hanya dengan menjual hasil kebun yang tidak terlalu banyak. Hasil kebun itu seperti daun pisang, buah nangka dan buah mangga. Uang hasil menjual daun pisang biasanya beliau gunakan untuk membeli beras. Kadang beliau terpaksa berhutang membeli beras di warung dan dibayar apabila sudah memiliki uang. Di pondok tersebut, Ibu Candrawati juga memiliki 3 ekor babi yang ia rawat dengan makanan seadanya. Sehingga, babi yang beliau rawat terlihat kurus. Ibu Ketut Candrawati dapat dikatakan terlantar, karena beliau kurang mendapat perhatian dari anak dan menantunya dalam kondisi beliau yang sudah tua seperti sekarang. Anak pertama beliau jarang mengunjungi beliau di pondok yang beliau tempati sekarang.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Ekonomi merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan dari seseorang. Dalam hal ini pengukuran ekonomi dari keluarga dampingan bertujuan untuk mengidentifikasi sumber pendapatan keluarga dampingan untuk memenuhi pengeluaran keluarga dampingan, seperti kebutuhan sehari-hari. Untuk itu dalam mengukur tingkat kesejahteraan keluarga dampingan Ibu Ketut Candrawati diperlukan dua hal yaitu pendapatan keluarga dampingan dan pengeluaran keluarga dampingan. Untuk lebih jelasnya akan tercantum pada sub-bab berikut ini :

1.2.1 Pendapatan keluarga

Ibu Ketut Candrawati termasuk salah satu keluarga pra-sejahtera di Banjar Dinas Bajera Kaja, Desa Bajera. Pendapatan yang diperoleh beliau setiap harinya tidak tetap, karena beliau sudah tidak mampu bekerja dan hanya menghandalkan uang penjualan hasil kebun.

1.2.1.1 Sumber penghasilan

Pendapatan yang diperoleh oleh Ibu Ketut Candrawati berasal dari hasil penjualan hasil kebun seperti daun pisang, buah nangka dan sebagainya. Hasil kebun tersebut sangat sedikit. Sehingga hasil penjualan tersebut hanya diperoleh sekitar Rp.5.000,00hari sampai Rp.10.000,00hari. Sehingga rata-rata yang diperoleh perbulan adalah sekitar Rp. 300.000,00bulan. Penghasilan tersebut tidak menentu, karena hasil kebun dalam 1 bulan tersebut tidak menentu.

1.2.2 Pengeluaran keluarga

1.2.2.1 Kebutuhan sehari-hari

Pengeluaran sehari-hari Ibu Ketut Candrawati hanya terbatas pada kebutuhan sehari-hari dan kesehatan, karena beliau sudah tidak memiliki anak yang perlu disekolahkan dan beliau kini hanya tinggal sendiri. Untuk kebutuhan sehari-hari beliau mengeluarkan biaya untuk membeli lauk pauk dan beras untuk makan sehari-hari. Dalam sehari, beliau memerlukan biaya untuk membeli beras dan lauk pauk sekitar Rp. 15.000,00. Sehingga per bulan beliau memerlukan uang Rp. 450.000,00.

1.2.2.2 Kesehatan

Dalam hal pengeluaran untuk kesehatan, Ibu Ketut Candrawati sangat memerlukan biaya apabila beliau sakit. Hal itu karena beliau hanya tinggal sendiri dan dapat dikatakan terlantar, sehingga apabila beliau sakit tidak ada yang mengurus. Ibu Ketut Candrawati memiliki penyakit rematik dan tangan kanan beliau pernah sakit karena terjatuh di ladang. Hingga sekarang, tangan beliau masih sakit dan membuat beliau tidak mampu melakukan pekerjaan berat. Dahulu ketika beliau masih mampu bekerja, beliau sering membeli obat penghilang rematik senilai Rp. 100.000,00dan dipakai dalam 1 bulan. Namun karena sekarang beliau sudah tidak memiliki cukup uang, maka beliau sudah tidak membeli obat tersebut.