Contoh penerapan pendekatan saintifik bagi lingkup Contoh penerapan pendekatan saintifik bagi lingkup

18 Mira, “kasih airnya sedikit saja supaya tidak lembek.” Kemudian mereka bekerja bersama membentuk bulatan. Mereka telah mengatasi masalah, menganalisa dan juga mengevaluasi bahan tepung agar bisa di bentuk bulatan. Dari ilustrasi contoh aktifitas saintifik sederhana di atas, dapat ditarik beberapa manfaat penerapan pendekatan saintifik, yaitu: 1. Lebih mudah diterima oleh anak 2. Lebih bermakna bagi anak 3. Lebih utuh diterima oleh anak 4. Lebih melekat menjadi perilaku anak 5. Mengurangi verbalisme menghindari guru untuk banyak menjelaskan secara lisan 6. Lebih mudah diterapkan oleh anak 7. Anak lebih menghargai kemampuan yang diperolehnya 8. Anak lebih percaya diri 9. Anak lebih bangga terhadap kemampuan yang diperolehnya 10. Kemampuan yang diperoleh lebih permanen Secara lebih khusus, contoh penerapan dalam setiap lingkup perkembangan adalah sebagai berikut:

1. Contoh penerapan pendekatan saintifik bagi lingkup

perkembangan nilai agama dan moral. Pada kegiatan pijakan sebelum bermain, Ita mengatakan “Bu Guru tadi Dito tidak mau mengucapkan salam” Itu kan tidak boleh ya Bunda? Kata mamaku tidak sopan.” Bu Dewi mengatakan “Oh begitu, kenapa Dito tidak mau mengucapkan salam?” 19 Dito menyahut “Pokoknya tidak mau.” Bu Dewi bertanya ”Teman-teman kenapa kita harus mengucap salam?” Sinta menjawab “Biar teman kita banyak Bunda” Fifi mengatakan “Biar teman-teman tahu kalau kita sudah datang Bunda. Kalau kita diam saja, kan teman yang lain tidak tahu kita su dah datang” Bu Dewi mengatakan “Betul semuanya. Kalau kita mengucapkan salam, kita mendoakan teman kita. Jadi teman kita akan semakin banyak. Kalau mempunyai teman yang banyak, rasanya bagaimana?” “Senang Bunda, kemana-mana ada teman bermainnya, seperti aku.” Kata Usman. Tiko mengatakan “Kalau begitu Dito nanti tidak punya banyak teman, Dito mau?” Dito tampak menggelengkan kepala “Aku tidak mau.” Pada kegiatan diskusi tadi, anak-anak telah melakukan kegiatan pengamatan, melakukan proses diskusi untuk menemukan jawaban dan menemukan solusi dari permasalahan yang ada.

2. Contoh penerapan pendekatan saintifik bagi lingkup

perkembangan sosial emosional Pada hari berikutnya, Bu Dewi mengajak anak-anak ke halaman dan memperhatikan semut-semut yang sedang berjalan. “Teman-teman, coba kita perhatikan, apa yang dilakukan semut- semut itu ya.” Kata Bu Dewi “Bu, semutnya banyak ya. Kalau jalan berbaris” kata Ita. 20 Dito menimpali “Eh lihat, itu semutnya mengangguk ke temannya.” Tiko juga menyahut, “Betul Bunda, yang ini semutnya juga mengangguk.” Ternyata semutnya semua mengangguk kalau ketemu temannya.” Bu Dewi mengatakan “Kalau kita bertemu teman, apa yang harus kita lakukan?” “Semut juga seperti kita ya Bun, kalau bertemu temannya menyapa.” Pada kesempatan itu, Dito mempraktekkan menganggukkan kepalanya ke Tiko, keduanya tampak saling mengangguk. “Hi hi hi, seperti semut,” kata Ita. Bu Dewi menambahkan “Kalau kita bertemu teman, apa yang kita lakukan teman- teman?” “Menyapa Bunda, mengucap salam,” jawab Dito. “Berarti semut sayang dengan teman ya Bunda, ” Dito menambahkan. Pada kegiatan ini anak melakukan kegiatan pengamatan, mendapatkan informasi tentang cara semut menyapa temannya, mengasosiasi dan mengomunikasikan pada yang lain.

3. Contoh penerapan pendekatan saintifik bagi lingkup