Bab 14: Kesehatan Lingkungan
315
pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, dananu, dan sebagainya. Selanjutnya dapat
menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi Oxidation Ponds. Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang algae, bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam
besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan
apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan
sirkulasi angin dengan baik. Cara kerjanya antara lain sebagai berikut: 1 empat unsur yang berperan dalam
proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir
khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh
dengan subur. 2 pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H
2
O dan CO
2
oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 oksigen. Kemudian
oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air
buangan. Disamping itu terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang
sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan- badan air kali, danau, dan sebagainya.
3. Irigasi. Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui
dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan
ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air
limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat
organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam- tanaman.
14.3.3. Sampah dan Pengelolaannya
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
316
digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah
waste adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil
suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak
digunakan dan dibuang disebut sampah misalnya benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung
meletus, banjir, pohon dihutan yang tumbang akibat angin ribut dan sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung
prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Adanya sesuatu benda atau bahan padat.
2. Adanya hubungan langsung atau tidak langsung dengan
kegiatan manusia. 3. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.
Sumber-sumber Sampah Sampah bersumber dari:
1. Sampah yang berasal dari pemukiman domestic waste.
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang
seperti sisa-sisa makanan, baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus, baik kertas, plastik, daun, dan
sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum. Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar, tempat-
tempat hiburan, terminal bis, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun
dan sebagainya.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran. Sampah ini dari perkantoran, baik perkantoran pendidikan, perdagangan,
departemen, perusahaan dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan sebagainya.
Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar rabbish.
4. Sampah yang berasal dari jalan raya. Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
317
kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan,
plastik dan sebagainya.
5. Sampah yang berasal dari kawasan industri. Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang
berasal dari pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya sampah-sampah
pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng dan sebagainya.
6. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan. Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian
misalnya jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
7. Sampah yang berasal dari pertambangan. Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung
dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu- batuan, tanah cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran arang,
dan sebagainya.
8. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini
berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.
Jenis-jenis Sampah Kalau kita berbicara sampah, sebenarnya meliputi 3 jenis
sampah yakni sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk gas fume, smoke. Tetapi seperti telah dibuatkan
batasan diatas bahwa dalam konteks ini hanya akan dibahas sampah padat. Sampah cair yang berupa antara lain air limbah
akan dibahas dibagian lain. Sedangkan sampah dalam bentuk gas yang menimbulkan polusi udara seperti asap kendaraan,
asap pabrik dan sebagainya tidak dibahas. Sampah padat selanjutnya akan disebut sampah saja dapat dibagi menjadi
berbagai jenis. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibagi menjadi:
1. Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak
dapat membusuk, misalnya logam atau besi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
318
2. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan,
buah-buahan dan sebagainya.
Berdasarkan dapat tidaknya dibakar: 1. Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu,
plastik, kain bekas, dan sebagainya. 2. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng
bekas, besi atau logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya.
Berdasarkan karakteristik sampah: 1. Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau
pembuatan makanan, yang umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.
2. Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan, baik yang mudah terbakar seperti kertas,
karton, plastik dan sebagainya maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas,
dan sebagainya.
3. Ashes abu yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk abu rokok.
4. Sampah jalanan street sweeping yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan yang terdiri dari campuran
bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi, debu dan sebagainya.
5. Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-pabrik.
◄ Gambar 14.7.
Sampah organik setelah
dipilah dapat diolah menjadi
pupuk kompos
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
319
6. Bangkai binatang dead animal yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak kendaraan atau dibuang orang.
7. Bangkai kendaraan abandoned vehicle adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda motor, dan sebagainya.
8. Sampah pembangunan construction waste yaitu sampah dari proses pembangunan gedung, rumah, dan sebagainya,
yang berupa puing-puing, potongan-potongan kayu, besi, beton, bambu, dan sebagainya.
Pengolahan Sampah Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena
sampah merupakan tempat kehidupan berbagai mikroorganisme penyebab penyakit bakteri patogen dan juga serangga sebagai
pemindah dan penyebar penyakit vektor. Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu atau
mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik bukan saja untuk kepentingan kesehatan tetapi juga untuk
keindahan lingkungan. Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pemusnahan atau
pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
Cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut: 1. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah. Pengumpulan
sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh
sebab itu, mereka ini harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari
masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke tempat penampungan sementara TPS sampah,
selanjutnya ke tempat penampungan akhir TPA. Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya untuk
daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah
dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampah rumah tangga
daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
320
2. Pemusnahan dan Pengolahan Sampah. Pemusnahan danatau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan
melalui berbagai cara, antara lain sebagai berikut: 1 ditanam landfill yaitu pemusnahan sampah dengan
membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah. 2 dibakar inceneration yaitu
memusnahkan sampah dengan jalan membakar didalam tungku pembakaran incenerator. 3 dijadikan pupuk
composting yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk kompos, khususnya untuk sampah organik daun-daunan,
sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk. Di daerah pedesaan hal ini sudah biasa sedangkan di daerah
perkotaan hal ini perlu dibudayakan. Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik
dengan anorganik kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman, dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan
sampah anorganik dibuang dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian masalah sampah akan
berkurang.
◄ Gambar 14.8.
Sampah rumah tangga perlu
disapu untuk dikumpulkan
selanjutnya diproses lebih
lanjut
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
321
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis, atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup. Terdapat perbedaan tentang pengelolaan sampah, tergantung
dari jenis sampah itu sendiri. Cara-cara pengelolaan sampah
1. Daur-ulang 2. Pengkomposan
3. Pengurugan
sampah Manfaat pengelolaan sampah
1. Penghematan sumber daya alam 2. Penghematan
energi 3. Penghematan lahan TPA
4. Lingkungan asri bersih, sehat, nyaman Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
1. Longsor tumpukan sampah: Longsor sampah Leuwigajah 2. Sumber
penyakit 3. Pencemaran
lingkungan Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan
anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ± 80, sehingga pengomposan merupakan alternatif
penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan
▲ Gambar 14.9. Pengangkutan sampah dari tempat
penampungan ke tempat pengolahan sampah
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
322
bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan keuntungan.
Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan- bahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic
suhu tinggi dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan
secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan.
▲ Gambar 14.10. Cara pemusnahan sampah dengan dibakar
pada tempat khusus pembakaran sampah
◄ Gambar 14.11. Cara
pemusnahan sampah dengan dibakar bukan
pada tempat khusus pembakaran sampah
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
323
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan.
Bahan tambahan yang biasa digunakan aktivator kompos atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos
vermicompost. Keunggulan dari proses pengomposan antara lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif
rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak tergantung luasan lahan.
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan
kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan
udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara
dalam mendegradasi bahan organik. Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat
dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika
dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah
dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan
kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media
tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang
mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri
pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan.
14.3.4. Kotoran manusia