Gambar 8. Perbandingan morfologi fetus tikus setelah pemberian kombucha. Keterangan: A. Kontrol, B. Perlakuan dosis 1,4 ml200 gr BB, C.
Perlakuan dosis 2,8 ml200 gr BB, D. Perlakuan dosis 4,2 ml200 gr BB.
E. Efek Kombucha terhadap Sistem Skeleton Fetus Tikus.
Pengamatan skeleton dilakukan pada hari ke-18 kebuntingan. Menurut Rugh 1968 pada umur kehamilan tersebut rangka fetus telah mencapai
perkembangan yang sempurna, sehingga apabila ada kelainan-kelainan dapat segera teramati. Pengamatan dilakukan pada semua sistem skeleton. Rugh 1968
menyatakan bahwa trauma akibat pemberian obat teratogenik pada hari ke-7,5 kebuntingan dapat menyebabkan keterlambatan penulangan. Menurut Anderson
dan Conning 1988 dalam Widiyani dan Sagi 2001, pengamatan pertumbuhan dan perkembangan skeleton dapat menggunakan tolok ukur berupa :
1. Jumlah komponen skeleton dan tingkat ossifikasinya. 2. Ada tidaknya atau sempurna tidaknya ossifikasi, dan
3. Ada tidaknya kelainan dalam pembentukan skeleton. Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa tidak terjadi kelainan pada rangka
fetus tikus, ditinjau dari tingkat ossifikasinya tidak terjadi keterlambatan ossifikasi pada komponen tulang. Keterlambatan ossifikasi dapat diketahui dengan
menghitung jumlah komponen tulang penyusunnya setelah diwarnai Alizarin Red
S dan Alcian Blue. Komponen tulang akan menghasilkan warna merah sedangkan jika masih bersifat kartilago akan menghasilkan warna biru. Penyerapan warna ini
dipengaruhi oleh kalsium tulang. Semakin merah warna yang terserap, berarti proses ossifikasi semakin sempurna Santoso, 2004.
Tabel 6. Prosentase fetus tikus yang mengalami cacat pada skeleton setelah diberi kombucha dengan dosis bervariasi.
No. Perlakuandosis
ml200 g BB Jumlah induk
ekor Jumlah fetus
ekor Prosentase
fetus cacat
1. kontrol
6 59
2. 1,4
6 67
3. 2,8
6 66
4. 4,2
6 50
Jumlah komponen rangka tulang yang diamati meliputi : jumlah komponen rangka aksial dan rangka appendikular. Pengamatan rangka aksial
meliputi cranium, vertebrae, dan sternebrae. Pengamatan rangka appendikular meliputi : ekstremitas anterior dan ekstremitas posterior. Berdasarkan hasil
pengamatan pada jumlah komponen rangka aksial dan appendikular tidak terdapat perbedaan dengan kontrol.