Jumlah 58
15 73
Sumber: Data Sekunder Berdasarkan data di atas, dengan bantuan program komputer SPSS versi
15, dapat dihitung besarnya X
2
sebesar 15,727 dengan X
2
tabel pada dk=3 dengan taraf signifikansi 95 sebesar 7,815. Besarnya koefisien kontingensi
C=0,421 atau sebesar 42,10, dengan P Value=0,001 dan α=0,05. Keputusan:
nilai X
2
hitung nilai X
2
tabel, sehingga ada hubungan antara umur penderita dengan mioma uteri. Nilai P 0,001 0,05, sehingga hubungan antara umur
penderita dengan mioma uteri di RSUD Dr.Moewardi Surakarta bulan Januari – Juni 2008 signifikan.
BAB V PEMBAHASAN
Mioma uteri adalah tumor jinak uterus yang paling sering ditemukan. Diperkirakan 20 – 50 dari wanita usia reproduksi menderita mioma uteri. Kelainan
ini sulit ditemukan sebelum pubertas, dan pertumbuhan secara wajar hanya terjadi selama masa reproduksi, karena pertumbuhannya dipengaruhi oleh sekresi hormon
estrogen oleh ovarium. Decherney, 2007 Diduga 20 dari wanita usia reproduksi menderita mioma uteri walaupun tidak disertai gejala-gejala. Okolo, 2008
Dari tabel 3 didapatkan gejala tersering dari mioma uteri yang menyebabkan
penderita mondok di rumah sakit adalah perdarahan abnormal, sebanyak 25 kasus 43,10. Dan berdasarkan tabel 2 didapatkan jenis mioma terbanyak adalah mioma
uteri submukosa, sebanyak 21 kasus 36,20. Hal ini sesuai dengan penjelasan Philip Thomason 2008 bahwa gejala tersering dari mioma uteri adalah perdarahan abnormal
menorrhagia yang disebabkan karena erosi mioma uteri submukosa pada endometrium.
Gejala umum yang tersering pada mioma uteri adalah perdarahan abnormal. Apabila mioma terletak pada garis endometrium atau terletak pada pembuluh darah
uterus, mioma dapat menyebabkan perdarahan yang banyak pada saat menstruasi, menstruasi dengan periode yang panjang, dismenorrhoe, dan spotting diantara siklus
menstruasi. Meskipun mioma uteri tidak berpengaruh pada ovulasi, beberapa penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa mioma uteri dapat menyebabkan penurunan hasil
kehamilan mengurangi kelahiran janin viable. Mioma uteri submukosa bersifat merubah lapisan endometrium normal pada uterus, sehingga dihubungkan dengan
kejadian nulliparitas. Stoppler, 2006 Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil bahwa penderita mioma uteri terbanyak
pada kelompok umur 41 – 50 tahun yaitu sebanyak 38 penderita 65,51, tidak ditemukan pada usia di bawah 20 tahun.
Hasil analisis perhitungan dengan menggunakan Chi Kuadrat X
2
dan Koefisien Kontingensi C dengan taraf signifikansi 95 dan derajat kepercayaan dk=3, didapatkan nilai X
2
hitung=15,727, dengan X
2
tabel=7,815. Besarnya P=0,001 α=0,05. Sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara umur penderita dengan mioma uteri di RSUD Dr.Moewardi Surakarta bulan
Januari – Juni 2008. Penderita mioma uteri pada kelompok umur lebih dari 50 tahun sebanyak 9
penderita 15,52, lebih sedikit dari kelompok umur 41 – 50 tahun yaitu sebanyak 38
kasus 65,51. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan mioma uteri dipengaruhi oleh stimulasi hormon estrogen yang disekresikan oleh ovarium. Pada
umumnya mioma uteri jarang timbul sebelum menarche dan sesudah menopause,
tumbuh dengan lambat serta sering dideteksi secara klinis pada kehidupan dekade keempat. Marquard,2008
. Pada usia reproduksi sekresi hormon estrogen oleh ovarium meningkat, berkurang pada usia klimakterium, dan pada usia menopause hormon
estrogen tidak disekresikan lagi oleh ovarium. Ganong, 2008 Wiknjosastro 2005
menyatakan bahwa Frekuensi kejadian mioma uteri paling
tinggi antara usia 35-50 tahun yaitu mendekati angka 40, jarang ditemukan pada usia dibawah 20 tahun. Hal ini disebabkan karena p
ada usia sebelum menarche kadar estrogen rendah, dan meningkat pada usia reproduksi, serta akan turun pada usia
menopause. Menurut Thomason 2008, mioma uteri terjadi pada wanita berusia lebih dari
30 tahun, tetapi bisa juga tumbuh pada wanita usia berapapun. Peningkatan risiko mioma pada usia lebih dari 30 tahun, terkait dengan stimulasi hormon estrogen yang
dihasilkan olah ovarium yang mengalami peningkatan pada usia reproduksi. Mioma uteri pada umumnya tumbuh tanpa gejala, tetapi dapat tumbuh dengan gejala.
Senada dengan pernyataan di atas, Stoppler 2006 menyatakan bahwa mioma uteri tumbuh disebabkan karena stimulasi hormon estrogen. Hormon estrogen
disekresikan oleh ovarium mulai pada saat pubertas berangsur-angsur meningkat dan akan mengalami penurunan bahkan tidak berproduksi lagi setelah usia menopause.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN