Digital Elevation Modelling DEM Orthophoto Digitasi

2.5 Digital Surface Modelling DSM

Digital Surface Modelling DSM adalah sebuah model permukaan pantulan gelombang pertama yang memuat fitur-fitur elevasi terrain alami sebagai tambahan dari fitur- fitur vegetasi alami dan buatan, seperti bangunan.Atau secara sederhana, DSM Digital Surface Model dapat diartikan sebagai data ketinggian permukaan objek yang ada di muka bumi seperti pepohonan dan bangunan. Aronoff, 1991. Sumber data DSM meliputi : FU stereo, Citra satelit stereo, Data pengukuran lapangan: GPS, Theodolith, EDM, Total Station, Echosounder, Peta Topografi , Linier array image,Data hasil DTM atau DEM, Pengukuran langsung di lapangan,Data bersumber dari Teknologi Pemetaan dengan Airborne IFSAR,Data bersumber dari informasi tematik satu lembar peta dapat diturunkan dari Citra SAR. Gambar 2.9 Digital Surface Modelling DSM

2.6 Digital Elevation Modelling DEM

DEM adalah data digital yang menggambarkan geometri dari bentuk permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik-titik koordinat hasil sampling dari permukaan dengan algoritma yang mendefinisikan permukaan tersebut menggunakan himpunan koordinat Tempfli, 1991. DEM merupakan suatu sistem, model, metode, dan alat dalam mengumpulkan, prosessing, dan penyajian informasi medan. Susunan nilai-nilai 12 digital yang mewakili distribusi spasial dari karakteristik medan, distribusi spasial di wakili oleh nilai-nilai pada sistem koordinat horisontal X Y dan karakteristik medan diwakili oleh ketinggian medan dalam sistem koordinat Z Frederic J. Doyle, 1991. DEM khususnya digunakan untuk menggambarkan relief medan. Gambaran model relief rupabumi tiga dimensi 3-Dimensi yang menyerupai keadaan sebenarnya di dunia nyata real world divisualisaikan dengan bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi virtual reality Mogal, 1993. Gambar 2.10 Foto DEM

2.7 Mosaik Foto

Secara sederhana dapat dikatakan sebagai proses penyambungan foto, sehingga diperoleh format ukuran yang lebih luas. Dalam rangkaian pekerjaan pemetaan fotogrametri, yang dibuat mosik adalah foto terektifikasi atau orthophoto, dan dikontrol dengan adanya titik ikat. Istilah yang lebih tepat sering disebut mosaik terkontrol. 13 Gambar 2.11 Mosaik Foto generalgeomorfology.2014 Mosaik foto ialah serangkaian foto daerah tertentu yang disusun menjadi satu lembar foto. Ini dimaksudkan untuk menggambarkan daerah penelitian secara utuh. Mosaik dapat memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang lokasi yangdiamati. Secara detil Wolf 1983 menyatakan mosaik foto udara merupakan gabungan dari dua atau lebih foto udara yang saling bertampalan sehingga terbentuk paduan citra image yang berkesinambungan dan menampilkan daerah yang lebih luas.

2.7.1 Uncontrolled Mosaic Mosaik Tanpa Kontrol

Mosaik-mosaik yang tidak terkontrol dibuat dari kombinasi foto uadara tanpa perubahan skala dan hanya memakai gambar dari fotografi untuk penyesuaian. Pergeseran relief akan menimbulkan perubahan bentuk deformasi pada mosaik dan bahkan menimbulkan ketidaksinambungan pada beberapa tempat. Walaupun pergeseran relief dapat dikurangi dengan memakai kamera- kamera yang berjarak fokus panjang, kita ketahui bahwa hampir untuk semua survei sumber-sumber alam, kamera-kamera dengan sudut-sudut besar mempunyai keuntungan-keuntungan. Tinggi terbang yang yang lebih rendah dan rasio tinggi basis yang lebih baik, yang memungkinkan pembedaan yang lebih tepat dari perbedaan-perbedaan ketinggian, semuanya merupakan keuntungan-keuntungan yang mengimbangi kesulitan-kesulitan yang diakibatkan oleh ketidak serasian mosaik-mosaik.

2.7.2 Semicontrolled Mosaic Mosaik Dengan Sebagian Kontrol

Mosaik semi kontrol dilakukan rektifikasi foto yang digabungkan tanpa titik kontrol, dimana titik kontrol digunakan untuk membatasi foto yang direktifikasi. Ini berarti bahwa dalam satu dan hal lain posisi relatif dari titk utama dari tiap-tiap foto udara terhadap foto-foto di sisinya harus diketahui. Dalam hal dimana permukaan tidak datar, diharapkan beberapa metode triangulasi radial, terutama template slot slotted template, bahkan jika tidak ada titik kontrol permukaan yang diketahui. Hasilnya adalah bahwa dalam sembarang sistem koordinat yang dipakai untuk bagan templet slot dan pada 14 skala foto yang diperkirakan, koordinat-koordinat dari semua titik utama dan enam titik yang lain pada tiap foto diketahui. Dengan memakai posisi-posisi ini perpindahan relief akan menghasilkan ketidak cocokan akan tetapi hal ini lebih baik daripada memakai kecocokan sebagai petunjuk untuk merangkaikan mosaik tersebut. Dapat menguntungkan bahkan posisi relatif, misal saja penyimpangan-penyimpangan geologis dari suatu sifat yang terbatas dengan orang spesialis, sementara mencatat ciri-cirinya dapat denagn mudah menilai dengan jalan memasukkan nilai perkiraan dari pergeseran relief.

2.7.3 Controlled Mosaic Mosaik Dengan Kontrol

Mosaik-mosaik yang terkontrol sepenuhnya. Diperoleh jika mendapat kemungkinan untuk membuat bagan slotted templet normal dengan foto- foto udara dari permukaan yang datar, bagan mana disesuaikan antara titik-titik dan kontrol permukaan. Dengan menggantikan lembaran tersebut dengan emulsi foto pada bahan yang tidak menyusut, akan diperoleh sebuah gambar positif yang merupakan proyeksi vertikal yang murni dari permukaan dengan skala mosaik. Dengan cara ini pengaruh perbedaan skala antara gambar-gambar negatif dan pengaruh ujung tip dan kemirinagn dari sumbu optik dari kamera fotografik dapat dihilangkan dnagn positif-positif yang diluruskan ini terbentuklah mosaik tadi. Pada lembaran dasar koordinat-koordinat yang sama dipetakan, yang mana digunkan untuk prosedur pelurusan. Hasilnya ialah bahwa masing-masing foto udara terbentuk tepat dalam posisinya. Pada foto mosaik yang demikian suatu sistem koordinat grid benar- benar memenuhi syarat. Dalam hal ini kita memperoleh peta foto photo map. Grid pada peta foto ini dengan sendirinya merupakan grid yang sama digunakan untuk memetakan titik-titik kontrol. Jelas bahwa dengan sistem yang demikian sekalipun, tidak ada mosaik terkontrol yang baik dengan keserasian yang baik pula antara gambar-gambarnya, yang dapat dibuat dari foto-foto udara dari permukaan yang bergunung-gunung atau berbukit-bukit. Perbaikan kecil dapat diperoleh dengan memakai bagian tengah saja daripada tiap-tiap gambar, dimana 15 untuk permukaan datar penegakan pelurusan hanya dapat diterima untuk foto udara kedua. 16

2.8 Orthophoto

Orthophoto adalah penyajian ortogafik tanah dalam bentuk foto yang di jabarkan dari foto udara dengan proses yang disebut rektifikasi diferensial. Proses orthopoto akan menjadikan foto dalam proyeksi orthogonal seperti peta, foto ortho hanya mempunyai satu skala. Orthopoto dilakukan apabila permukaan tanah yang di potret itu bergunung dengan asumsi bahwa beda tinggi setiap titik pengamatan 0,5 x tinggi terbang terhadap tinggi rata-rata pada foto yang bersangkutan. Akan tetapi , meskipun pergeseran letak oleh medan yang berbdea telah dikoreksi, masih ada satu keterbatasan orthopoto yang berupa pergeseran letak oleh relif bagi permukaan tegak seperti tembok bangunan yang tidak dapat di tiadakan. Gambar 2.12 Orthophoto 17

2.9 Digitasi

Digitasi merupakan usaha untuk menggambarkan kondisi bumi kedalam sebuah bidang menggunakan komputer. Atau dapat disebut sebagai pengubahan data peta hardcopy menjadi softcopy. Sumber data peta untuk digitasi di bagai menjadi beberapa bagian antara lain : a. Peta analog b. Image remote sencing c. Image Scaning Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital. Obyek-obyek tertentu seperti jalan,rumah,sawah,dan lain-lain yang sebelumnya dalam format raster pada seuah citra satelit resolusi tinggi dapat diubah kedalam format digital dengan proses digitasi. Metode dan proses digitasi secara umum dibagi dalam dua maacam : 1. Digitasi menggunakan digitizer. Dalam proses ini digitasi memerlukan sebuah meja digitasi atau digitizer. 2. Digitasi onscreen di layar monitor. Digitasi onscreen paling sering dilakukan,tidak memerlukan tambabahan peralatan lainya, dan lebih mudah untuk dikoreksi apabila terjadi kesalahan. Gambar 2.13. Digitasi Peta 18

2.10 Layout Peta