Taman kota di Malang Program P2KH dan Program CSR di Kota Malang

1.1.2 Taman kota di Malang

Media Online “SOROTNEWS” pada tanggal 23 Juni 2012 Lampiran 1 pernah membahas tentang ruang terbuka hijau di Kota Malang yang masih belum sesuai standar yaitu 30 dari luas kota sesuai dengan Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Rata-rata ketersediaan ruang terbuka hijau di kota-kota Indonesia berkisar antara 10-11 dari luas kabupatenkota. Mengacu pada Masterplan Ruang Terbuka Hijau RTH Kota Malang 2012, Jumlah RTH di Kota Malang masih 18,14 dari luasan Kota Malang, dari data tersebut dapat dilihat bahwa Kota Malang kekurangan ruang terbuka hijau yang seharusnya 30 dari luasan kota. Walikota Malang bekerjasama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan DKP Kota Malang akhir-akhir ini mulai memperhatikan ruang terbuka hijau di dalam kota. Banyak tanah kosong yang sebelumnya tidak diperhatikan atau berupa ruang terbuka hijau dirubah menjadi taman kota. Selain bertujuan sebagai sarana rekreasi baru di Kota Malang yang dapat dinikmati secara gratis sekaligus penambah luasan ruang terbuka hijau di Malang. Jenis-jenis RTH di Kota Malang antara lain: hutan kota, taman, makam, lapangan, jalur hijau jalan seperti median dan boulevard jalan, sempadan sungai, sempadan REL KA dan sempadan SUTT area di sekitar pengantar listrik jenis SUTET. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor: 05PRTM2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Kondisi eksisting luasan ruang terbuka hijau di Kota Malang menurut data Masterplan Ruang Terbuka Hijau RTH Kota Malang 2012, dari delapan jenis ruang terbuka seperti yang dijelaskan diatas, taman di Kota Malang hanya 175,49 Ha atau 1,82. Hasil rekapitulasi dari jenis dan luasan RTH di Kota Malang dapat dilihat pada lampiran. Lampiran 2.

1.1.3 Program P2KH dan Program CSR di Kota Malang

Dalam menambahmembangun ruang terbuka hijau di Kota Malang, Pemerintah Kota Malang menggunakan dua program pembangunan, yaitu P2KH dan CSR. P2KH merupakan singkatan dari Program Pengembangan Kota Hijau, salah satu program yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum-Direktorat Jenderal Penataan Ruang sebagai dorongan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah KotaKabupaten agar segera merealisasikan Undang-Undang Penataan Ruang tentang RTH Publik dan juga mengambil bagian dalam menyikapi perubahan iklim di Indonesia. Malang juga merupakan salah satu kota yang mengikuti Program Pengembangan Kota Hijau P2KH dimana program ini bertujuan untuk menambah RTH di tiap kota menjadi 30 dari luas kotakabupaten Undang-Undang No.26 Tahun 2007. Sampai saat ini hanya 26 kota yang mengikuti Program dari Kementerian Pekerjaan Umum. Menurut data yang diperoleh dari Masterplan RTH Kota Malang 2012, Kota Malang membutuhkan RTH seluas 3.329,13 Ha. Perhitungan tersebut didapat dari beberapa kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk, kebutuhan oksigen, dan kebutuhan air ditiap-tiap wilayah. Wilayah yang dimaksud antara lain: Malang Barat, Malang Tengah, Malang Timur, Malang Timur Laut, Malang Tenggara, dan Malang Utara. Untuk pengembangan RTH di Kota Malang sendiri, diarahkan pada kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan sosial dan budaya. Upaya tersebut dimaksudkan untuk memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah timbulnya kerusakan lingkungan. Seperti yang telah diterangkan pada Masterplan RTH Kota Malang 2012 BAB IV tentang Rencana Pembangunan RTH Kota Malang, Pemerintah Kota Malang berencana menyediakan dan memanfaatkan RTH di Kawasan Kota Malang seperti berikut: Pengembangan Taman Anggrek di Kedungkandang yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana; Pengembangan Taman Pintar di kawasan perumahan Dieng, Araya, dan Permata Jingga; Pengembangan Taman Teknologi di Alun-alun Merdeka, Alun-alun Tugu, Velodrom yang dilengkapi dengan fasilitas gazebo dan shelter; Rehabilitasi kawasan taman sebagai pendukung monumen kota, dan lain-lain Lampiran 3. Menurut pegawai Bidang Pertamanan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, Wawancarai tanggal 6 April 2015 program yang dibuat untuk membangunan fasilitas umum di Kota Malang bukan hanya dari P2KH, tetapi juga Program CSR. CSR adalah singkatan dari Corporate Social Responsibility, yaitu sebuah program pembangunan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yang peduli terhadap sosial ataupun lingkungan sekitarnya yang bekerjasama dengan pemerintah setempat. Program ini membantu mempercepat pembangunan Kota Malang karena secara ekonomi tidak menggunakan dana APBD. Contoh hasil dari Program CSR adalah Taman Trunojoyo Utara, Taman Kunang-kunang di Jalan Jakarta, dan Alun-alun Merdeka. dimana kedua taman tersebut dibangun oleh PT.Bentoel, sedangkan Alun-alun Merdeka dibangun oleh BRI. Contoh realisasi Program P2KH di Kota Malang adalah dibangunnya Taman Merjosari. Menurut media online “MALANG POST” tanggal 9 Oktober 2012, pembangunan Taman Merjosari tersebut dilakukan secara bertahap dan dimulai tahun 2012 membangun seluas 5000m 2 dari total 29.012m 2 . Lahan tersebut memanfaatkan lahan aset Pemkot Malang di Jalan Mertojoyo Selatan, Kel.Merjosari, Kec.Lowokwaru tepatnya di depan Pasar Dinoyo Lampiran 4. Untuk konsep pengembangan bentuk ruang terbuka hijau berupa taman kota, Kota Malang menggunakan konsep kenyamanan lingkungan kota. Taman kota diharapkan mampu untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk Kota Malang, yang tentu saja harus memiliki nilai kebersihan, keindahan, kenyamanan dan dapat digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga. Sebuah taman kota juga harus memiliki ruang aktif dan ruang pasif. Ruang aktif digunakan sebagai tempat olahraga, bermain dan rekreasi dan ruang pasif digunakan untuk landscape atau tempat penataan tanaman, Seperti contohnya: Taman Merjosari, Taman Merbabu dan Alun-alun Merdeka bisa dikategorikan sebagai taman dengan konsep seperti pada penjelasan di atas. Salah satu indikasi taman dengan konsep kenyamanan lingkungan kota adalah taman tersebut dapatmudah dimanfaatkan oleh semua jenis masyarakat tidak dibatasi oleh usia dan kemampuan, sehingga banyak masyarakat melakukan kegiatanberaktifitas di dalamnya, karena itu pembangunan taman kota haruslah dapat memfasilitasi kebutuhan masyarakat termasuk di dalamnya penyandang disabilitas.

1.1.4 Kota Malang sebagai Kota Inklusif