RESILIENSI PADA REMAJA PENDERITA KANKER PAYUDARA

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zaman sekarang sangat berbeda dengan zaman dahulu, zaman sekarang semakin maju dan berkembang. Akan tetapi, gaya hidup manusia juga ikut berubah. Zaman sekarang tentu sudah berbeda dengan zaman orang tua kita dulu. Dimana semua serba alami, sedang yang ada sekarang ini adalah semua menuntut segalanya menjadi lebih mudah dan praktis. Terutama pada remaja yang suka dengan makanan yang kurang sehat atau junk food. Akibatnya sekarang ini banyak terjadi penyakit-penyakit kronis yang berakibat fatal sampai pada kematian yang salah satunya yaitu penyakit kanker payudara. Kelainan pada payudara wanita lebih banyak daripada kelainan pada payudara pria yang jarang sekali terkena. Kelainan ini umumnya dapat diraba, kadang disertai dengan rasa sakit berbentuk benjolan atau massa.

Dari banyak kasus yang terjadi kebanyakan para wanita takut akan terkena penyakit tersebut karena penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 dan sistem informasi RS tahun 2006, kanker merupakan penyebab kematian kelima di Indonesia. Kanker payudara merupakan kasus terbanyak dari seluruh kasus kanker (Pidato Menkes pada peringatan hari kanker sedunia April 2008). Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700.000 meninggal karenanya (www.hompedin.org).

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia sebanyak 8.277 kasus (16,85%), di susul kanker leher rahim sebanyak 5.876 kasus (11,78%). Kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia


(2)

2

adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 wanita, disusul kanker leher rahim dengan 16 per 100.000 wanita (w w w .dhikat uy.blogdet ik.com)

Sedangkan peneliti dari Cancer Research UK menekankan pentingnya kepedulian wanita untuk lebih memperhatikan kesehatannya dengan mengurangi minum alkohol, olahraga, dan menjaga berat sehat. “Kanker payudara juga dikaitkan dengan riwayat reproduktif wanita,” kata Dr Kat Arney, dari Cancer Research UK. Pembentukan kanker payudara, menurut para peneliti, juga dipicu oleh hormon seks oesterogen, yang menurun selama kehamilan. Karena itu, wanita yang menunda (atau terpaksa tertunda) memiliki anak akan terpapar oestrogen dalam proporsi yang lebih tinggi, & dgn sendirinya akan meningkatkan risiko kanker payudara. Studi yang diadakan oleh World Cancer Research Fund pada 2009 menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen kasus kanker payudara dapat dicegah bila wanita mengubah gaya hidupnya (www.blogspot.com).

Menurut The American Cancer Society (dalam Barbara J. Gruendemann, RN, MS,FAAN: 1995) menganjurkan bahwa wanita berusia 20 tahun atau lebih memeriksa sendiri payudara mereka setiap bulan. Selama masa subur wanita, waktu paling baik untuk memeriksa payudara adalah 7 sampai 10 hari setelah awitan haid, saat pembengkakan dan nyeri payudara telah mereda. Wanita yang telah melewati masa menopause harus melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur sekali sebulan dengan waktu sesuai keinginannya.

Dari banyak kasus yang terjadi di dunia mengenai kanker payudara, dan berita atau kasus semacam ini telah banyak diketahui oleh masyarakat khusunya wanita pada umumnya, dan hal inilah yang menimbulkan ketakutan pada para wanita akan penyakit mematikan ini. Hal ini dikarenakan payudara sangat berarti bagi seorang wanita yakni sebagai simbol kewanitaannya dan sebagai daya tarik. Selain itu payudara juga berfungsi sebagai pemberi ASI (Air Susu Ibu) pada keturunan. Oleh karena itu, kehilangan ataupun kelainan pada payudara sangat memberikan dampak negatif pada psikologi pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Hadjam (2000) terhadap pasien kanker menemukan bahwa pasien yang mengalami kanker memperlihatkan adanya stres yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap


(3)

3

tubuhnya, dan merasa tidak berdaya. Namun, tidak semua remaja merasa setres karena menderita kanker payudara, semua tergantung pada cara pandang individu masing-masing mengenai suatu masalah dan cara mengatasinya. Remaja yang dapat dengan bijak menerima kondisi seperti itu adalah remaja yang mempunyai resiliensi.

Hasil dari beberapa penelitian telah menunjukkan secara meyakinkan bahwa resiliensi merupakan kunci kesuksesan dan kepuasan hidup. Selama puluhan tahun Bernard telah mengumpulkan hasil penelitian tentang resiliensi yang menunjukkan bahwa peran keluarga, sekolah dan masyarakat menjadi kunci pengelolaan dorongan-dorongan biologis seseorang untuk mencapai perkembangan yang normal (“Resiliency : What We Have Learned”. Source :www.wested.org). Orang yang resilien tahu bagaimana harus menghadapi suatu masalah dan dapat menemukan cara penyelesaiannya. Mereka tetap berkembang meskipun lingkungan berubah terus-menerus, karena mereka fleksibel, cerdas, kreatif, cepat beradaptasi serta mau belajar dari pengalaman (‘The Resiliency Center’, www.resiliencycenter.com). Dikutip dari jurnal penelitian (www.//isjd.pdii.go.id/admin/jurnal/371075572.pdf).

Orang yang resilien menunjukkan kemampuan adaptasi yang lebih dari cukup ketika menghadapi kesulitan. Pada wanita yang berkecimpung secara aktif di sektor publik, karena keluasan wawasannya akan lebih mudah menerima kenyataan dibandingkan mereka yang hanya berkutat dalam segi domestik saja. Hal ini yang menyebabkan seseorang sering kali tidak dapat menerima kematian orang yang dicintainya karena ketidaksiapan mental untuk menghadapi kematian itu sendiri, sehingga menimbulkan dampak yang sangat komplek dalam kehidupannya. Kegagalan beresiliensi terhadap kematian pasangan hidup di Jawa Barat. Wanita yang bernama Ipong ini menderita schizophrenia setelah ditinggal mati oleh suaminya. Suami Ipong meninggal ketika ia mengandung anak pertamanya. Sejak ditinggal suaminya, kondisi emosional Ipong tidak stabil dan ia menolak berinteraksi, bahkan dengan keluarganya sendiri (Iskandar, 2009). Lain halnya dengan Trisnawati, janda dengan satu anak ini berhasil mengelola bisnis dan rumah tangganya disaat bersamaan, walaupun harus menjalani sendiri (Laksono, 2008, dalam Insriani : 2011).


(4)

4

Resiliensi pada penderita stroke dapat dikatakan sebagai salah satu faktor penting dalam proses pemulihan secara psikologis. Adanya keinginan untuk bangkit dari kondisi negatif psikologis dan mengatasi perasaan-perasaan yang menghambat proses penyembuhan akan sangat membantu bagi proses penyembuhan penderita stroke, juga bila hal tersebut disertai dengan semangat hidup yang tinggi dan optimis dalam menjalani hidup (dalam Septyanti : 2010).

Wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti pada seorang remaja penderita kanker payudara menunjukkan bahwa, seorang remaja yang berusia 19 tahun. mengetahui bahwa ia menderita kanker payudara itu pada tahun 2010. Saat itu ia merasa ada benjolan pada payudaranya. Kemudian ia langsung memeriksakan ke puskesmas setempat, di puskesmas ia di suruh menunggu sampai bulan berikutnya. Kemudian dari puskesmas di rujuk ke RS setempat. Saat di RS ia diperiksa oleh Dokter dan disuruh melakukan beberapa tes. Kemudian setelah 3 hari, hasil tes keluar dan pasien di diagnosis menderita kanker payudara. Dokter yang menangani pasien itu menyarankan untuk melakukan operasi, dan setelah berunding dengan pihak keluarga dan dengan berbagai masukan dari saudara-saudara akhirnya keluarga subjek memutuskan untuk di operasi. Saat itu kondisi subjek sangat terpukul, ia juga sempat mengalami stres dan sering berpikiran yang negatif akan penyakitnya dan juga ia takut kalau operasinya nanti tidak berhasil. Namun setelah melakukan operasi, dan operasinya berhasil subjek berusaha menjalani hari-harinya sebagaimana individu normal pada umumnya, berusaha untuk mengatasi masalah psikologis yang dialaminya, jarang mengeluh tentang keadaannya. Meskipun menurut pasien, bangkit dari kondisi negatif secara psikologis bukanlah hal yang mudah dan cepat, ia tetap berusaha untuk tetap menjadi seorang individu yang dapat menghargai dirinya sendiri dan kehidupannya.

Menurut Matthews (1995) resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bangkit kembali dari tekanan hidup, belajar dan mencari element positif dari lingkungannya, untuk membantu kesuksesan proses beradaptasi dengan segala keadaan dan mengembangkan seluruh kemampuannya, walau berada dalam kondisi hidup tertekan, baik secara eksternal atau internal. Orang yang resilien menunjukkan kemampuan adaptasi yang lebih dari cukup ketika menghadapi


(5)

5

kesulitan. Sebaliknya, remaja yang putus asa dengan kesulitan atau masalah yang di alaminya adalah remaja yang tidak mempunyai resiliensi.

Prevalensi penderita kanker meningkat dari tahun ke tahun akibat peningkatan angka harapan hidup,sosial ekonomi,serta perubahan pola penyakit (Tjindarbumi dalam Admin,2007). Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992,kanker menduduki urutan ke-9 dari 10 penyakit terbesar penyebab utama kematian di Indonesia. Angka proporsi penyakit kanker di Indonesia cenderung meningkat dari 3,4 (SKRT,1980) menjadi 4,3 (SKRT,1986),4,4 (SKRT,1992),dan 5,0 (SKRT,1995). Data Profil Kesehatan RI 1995 menunjukkan bahwa proporsi kanker yang dirawat inap di rumah sakit di Indonesia mengalami peningkatan dari 4,0% menjadi 4,1%. Selain itu,peningkatan proporsi penderita yang dirawat inap juga terjadi peningkatan di rumah sakit DKI Jakarta pada 1993 dan 1994 dari 4,5% menjadi 4,6% (Admin,2007). Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO,tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700.000 meninggal karenanya (http://www.hompedin.org/download/kanker payudara.pdf.). Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2002,memperkirakan 1,15 juta kasus kanker payudara baru dan kira-kira 411.000 meninggal dunia. Akibat dari kanker payudara dan angka kematian cenderung lebih tinggi di negara-negara dengan GNP tinggi dan lebih rendah di negara-negara dengan GNP rendah. Sebaliknya,angka kematian akibat kanker payudara cenderung lebih tinggi di negara-negara dengan GNP rendah. Kanker payudara pengaruhnya meningkat dari 0,5% menjadi 3% per tahun,dan kasus baru yang didiagnosis pada tahun 2010 akan menjadi 1,4 – 1,5 juta (Smith,dkk,2006). Sementara itu,kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker leher rahim di Indonesia (Tjindarbumi,dalam Admin,2005). Sejak 1988 sampai 1992,keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah. Kanker leher rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat teratas. Selain jumlah kasus yang banyak,lebih dari 70% penderita kanker


(6)

6

payudara ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey,dalam Admin,2005). Data dari Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab sakit menunjukkan peningkatan dari 1992- 1993,yaitu dari 3,9 menjadi 7,8 (Ambarsari,dalam Admin,2005). Kemudian berdasarkan data penelitian laboratorium,perempuan lebih banyak terserang kanker daripada laki-laki (Tjindarbumi,dalam Admin,2005), salah satu jenis kanker yang banyak ditemukan pada remaja adalah kanker payudara (Cancer control first report,dalam Admin,2005). Kanker payudara adalah kanker yang banyak menyerang remaja perempuan setelah kanker leher rahim (Data Hispatologi Kanker di Indonesia,dalam Admin,2005, dalam Putri dewanthi).

Menurut Hurlock (1980 : 209) bahwa tugas perkembangan pada masa remaja di pusatkan pada penananggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Tugas perkembangan masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan perilaku anak. Seperti tugas perkembangan mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial pria dan wanita, menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif, mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya, mempersiapkan karier ekonomi, mempersiapkan perkawinan dan keluarga, memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.

Berbeda dengan kasus yang ditemukan pertama, terdapat subjek lain yang menderita kanker payudara. Sehari-hari subjek tinggal dengan keluarga subjek. Subjek adalah seorang remaja yang berusia 20 tahun dan sedang menempuh pendidikan sarjana di salah satu perguruan tinggi swasta di kotanya. Pada awal subjek mengetahui menderita kanker payudara, subjek merasa ada benjolan pada salah satu payudaranya. Kemudian subjek memeriksakan ke Rumah Sakit. Setelah diperiksa oleh dokter ternyata subjek menderita kanker payudara.

Pada hakikatnya, seorang remaja menginginkan kesempurnaan dalam dirinya. Terutama pada fisiknya, karena dengan fisik yang sempurna remaja


(7)

7

dapat menarik lawan jenis. Namun setelah di diagnosa kanker payudara seorang remaja menjadi sedih sehingga ia tidak percaya diri, dan membuat ia menarik diri sehingga menyebabkan setres. Akan tetapi, semua juga tergantung pada cara pandang individu masing-masing mengenai suatu masalah dan bagaimana cara mengatasinya. tidak semua remaja yang di diagnosis kanker payudara merasakan sedih berkepanjangan atau stres. Mereka dapat menerima kondisi tersebut. Remaja seperti itu adalah remaja yang memiliki resiliensi. Kekhasan pada tahap perkembangan remaja dengan resiliensi yaitu, seorang remaja menginginkan kesempurnaan dalam dirinya akan tetapi setelah didiagnosa menderita kanker payudara seorang remaja menjadi tidak percaya diri, social support dan keinginan dari diri sendiri yang menjadikan seorang remaja itu bisa menerima kondisi tersebut dan bisa menjadi resilien. Seperti salah satu tugas perkembangan remaja yang dikemukakan Havighurst (dalam Hurlock, 1980 : 10) menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. Sedangkan dampak kanker payudara pada remaja yaitu remaja akan lebih hati-hati lagi dalam menjaga kesehatannya. Misalnya, dengan menjaga pola makan, olah raga secara teratur.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul Resiliensi pada remaja penderita kanker payudara.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana resiliensi pada remaja penderita kanker payudara.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika resiliensi pada remaja penderita kanker payudara.

D. Manfaat Penelitian 1) Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan ilmu psikologi sosial, klinis dan perkembangan.


(8)

8

2) Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana faktor pendorong dan bentuk resiliensi pada remaja penderita kanker payudara dalam menjalani hidup dan menatap masa depan.


(9)

RESILIENSI PADA REMAJA PENDERITA KANKER

PAYUDARA

SKRIPSI

Oleh :

Ratih Nuarita Saraswati 07810095

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(10)

ii

RESILIENSI PADA REMAJA PENDERITA KANKER

PAYUDARA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Ratih Nuarita Saraswati 07810095

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(11)

(12)

(13)

(14)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Berbulan-bulan menyusun skripsi ini banyak membawa kenangan baik suka maupun duka bagi penulis. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Cahyaning, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Ibu Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Salis Yuniardi, M. Psi selaku dosen wali yang selalu memberikan masukan dan dukungan kepada penulis

4. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.

5. Kedua orang tua penulis tercinta, Bapak G. Prayitno dan Ibunda Kis Arumi yang tak pernah lelah mendoakan anaknya ini dan tak henti-hentinya memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Adik penulis, Belinda shepina sari dan Rhisma Wahyu Nurhidayati yang selalu memberikan dukungan agar skripsi ini dapat selesai.

7. Rifky ramadhan yang selalu menumbuhkan semangat buat penulis dan memberikan perhatiannya buat penulis selama ini.

8. Sahabat-sahabat terbaik penulis, “GPRS family” yang tak henti-hentinya memberi dukungan dan membantu penulis hingga selesainya skripsi ini, yaitu :


(15)

vii

Nisa yang selalu menemani penulis dalam susah maupun senang, Riris , Ardhy, Nina, Icha, I’am, Gian terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini. 9. Sahabat yang paling baik untukku “Very” yang selalu ada di saat suka maupun

duka semoga kau menjadi orang sukses.

10. Teman-teman kelas B angkatan 2007 seperti Dian,Diah (Bebebhz), Ega, Febri, I’in, Ririf, Firdyan,Ami’, Romo, Ali, Ade, dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Teman-teman penulis yaitu : Awan, Fajar (Ndul) yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

11. Mbak Ana yang selalu memberikan masukan-masukan dan dukungan kepada penulis selama penulis berada di Malang.

12. Sahabat-sahabat penulis Dila, Edi, Fanani yang selalu ada buat penulis dan selalu memberikan semangat.

13. Teman-teman seperjuangan bimbingan, Mbak Ratih, Rara, Mbak Nana, Mbak Icha yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

14. Saudara-saudaraku Om Wawan, Mbak Rina, Mbak Vian, Mbak Iin, Mbak Risty yang telah memberikan masukan dan bantuan pada penulis.

15. Teman-teman KKN IX yang selalu memberikan dukungan kepada penulis yaitu : Izul, Icha, Farah, Yudha (Pakdes), Rizky (Budes), Gita dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Teman-teman alumni SMP 1 Babat yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Sebagai penutup, penulis menyadari bahwa tugas akhir yang sederhana ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kritikan dan saran sangat penulis harapkan guna kesempurnaan karya sederhana ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, 5 Agustus 2012 Penulis,


(16)

viii INTISARI

Nuarita, Ratih (2012). Resiliensi pada Remaja Penderita Kanker Payudara. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (1) Dr. Diah Karmiyati, M.Si. (2) Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si.

Kata Kunci : resiliensi, remaja, kanker payudara

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi permasalahan dalam hidupnya dan mencoba bangkit kembali, dan mereka mampu untuk mengatasi tantangan dan permasalahan hidup dan juga berhasil dalam menjalani kehidupan dengan baik dan melakukan beberapa aktivitas yang memberikannya makna dan tujuan hidup. Tidak semua orang dapat resilien, terlebih lagi pada usia remaja. Hal ini disebabkan karena masa remaja adalah masa peralihan dari usia anak-anak menuju dewasa awal yang ditandai dengan adanya perubahan kognisi, emosi, dan sosial. Pada hakikatnya, seorang remaja menginginkan kesempurnaan dalam dirinya. Terutama pada fisiknya, karena dengan fisik yang sempurna remaja dapat menarik lawan jenis. Namun setelah diagnosa kanker payudara seorang remaja menjadi sedih sehingga ia tidak percaya diri, dan membuat ia menarik diri sehingga menyebabkan setres. Pada kenyataannya, ada pula remaja yang dapat bertahan dengan kondisi sebagai penderita kanker payudara, permasalahan tersebut menarik perhatian peneliti untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dimiliki remaja untuk dapat resilien setelah diagnosa kanker payudara dan bagaimana proses resiliensi pada remaja penderita kanker payudara.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan data-data yang diperoleh baik itu berupa bahasa ataupun tulisan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah dua orang yang dipilih dengan kriteria tertentu. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara. Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik informasi yang didapat dari subjek dengan informan lain yang memiliki hubungan dekat dengan subjek.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa remaja dapat resilien setelah diagnosa kanker payudara. Resiliensi itu dapat muncul karena adanya faktor internal dan eksternal yang dimiliki oleh remaja. Faktor-faktor tersebut yaitu : kekuatan yang berasal dari dalam diri remaja, bantuan dan sumber dari luar yang meningkatkan resiliensi, serta adanya kompetensi sosial dan interpersonal yang dimiliki oleh remaja.Resiliensi yang dicapai remaja melalui beberapa tahapan atau proses. Remaja memunculkan faktor I Have terlebih dahulu kemudian memunculkan faktor I Am dan I Can dalam proses resiliensinya.


(17)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

INTISARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR SKEMA ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Resiliensi 1. Pengertian Resiliensi ... 9

2. Karakteristik Resiliensi ... 10

3. Faktor-faktor Resiliensi ... 11

B. Remaja 1. Pengertian Remaja ... 15

2. Ciri-ciri masa remaja ... 16

3. Tugas-tugas perkembangan remaja ... 18

C. Kanker Payudara 1. Pengertian kanker payudara ... 19


(18)

x

3. Faktor resiko kanker payudara ... 21

D. Dinamika Resiliensi 1. Dinamika Resiliensi Pada Remaja Penderita Kanker Payudara ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Batasan Istilah ... 25

C. Subjek Penelitian ... 26

D. Metode Pengumpulan Data ... 26

E. Prosedur Penelitian ... 27

F. Teknik Analisa Data ... 28

G. Metode Keabsahan ... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

B. Analisa Data ... 32

C. Pembahasan ... 39

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44


(19)

xi

DAFTAR TABEL

Tebel 1. Identitas Subjek ... 30 Tabel 2. Faktor-faktor Resiliensi I Am, I Have, I Can pada Subjek 1... 33 Tabel 3. Faktor-faktor Resiliensi I Am, I Have, I Can pada Subjek 2... 37


(20)

xii

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Tahapan Resiliensi pada subjek VR... 35 Skama 2. Tahapan Resiliensi pada subjek TR ... 38


(21)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat kesediaan menjadi subjek penelitian ... 45

Lampiran 2. Jadwal Penelitian ... 47

Lampiran 3. Guide Interview ... 48


(22)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, S. 2005. Patofisiologi Clinical Concepts of Disease Processes.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Chandra, S. 2008. Resiliensi. Diperoleh dari http://rumahbelajarpsikologi. com/index.php/resiliensi.html

Desmita.2004. Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Erianthe, M. L. 2007. Resiliensi remaja yang orang tuanya bercerai. Surabaya:

Skripsi, fakultas Psikologi. Universitas Airlangga. Tidak diterbitkan. Hurlock, B. E. 1980. Psikologi perkembangan. Jakarta : Erlangga

Henderson, N & M, M. 2003. Resiliency in school. California : Corwin Press Matthews, W. D. 1995. Family resiliency. Article from North Carolina Cooperative

Exstension A & T University

Moleong, L.J. 2006. Metode penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Moleong, L. J. 2010. Metodologi penelitian kualitatif (ed. Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Monks, F.J, K, A.M.P, H, S. 2002. Psikologi perkembangan

pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : UGM Press Plus, Xamthone.2012. Pengertian kanker payudara. Diperoleh dari

http://www.xamthone-plus.net/obat-alami/pengertian-kanker-payudara Rifai, M. 1987. Psikologi perkembangan remaja dari kehidupan sosial. Jakarta:

PT Bina Aksara

Santrock, J. 2002. Life-span development. Jakarta : Erlangga ____________2003. Adolescence. Jakarta : Erlangga

Schoon, I. 2006. Risk and resilience. London : Cambridge University Press Zuriah, N. 2009. Metodologi penelitian sosial dan pendidikan. Teori-aplikasi.


(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

INTISARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR SKEMA ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Resiliensi 1. Pengertian Resiliensi ... 9

2. Karakteristik Resiliensi ... 10


(2)

x

3. Faktor resiko kanker payudara ... 21

D. Dinamika Resiliensi 1. Dinamika Resiliensi Pada Remaja Penderita Kanker Payudara ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Batasan Istilah ... 25

C. Subjek Penelitian ... 26

D. Metode Pengumpulan Data ... 26

E. Prosedur Penelitian ... 27

F. Teknik Analisa Data ... 28

G. Metode Keabsahan ... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

B. Analisa Data ... 32

C. Pembahasan ... 39

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44


(3)

DAFTAR TABEL

Tebel 1. Identitas Subjek ... 30 Tabel 2. Faktor-faktor Resiliensi I Am, I Have, I Can pada Subjek 1... 33 Tabel 3. Faktor-faktor Resiliensi I Am, I Have, I Can pada Subjek 2... 37


(4)

xii

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Tahapan Resiliensi pada subjek VR... 35 Skama 2. Tahapan Resiliensi pada subjek TR ... 38


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat kesediaan menjadi subjek penelitian ... 45

Lampiran 2. Jadwal Penelitian ... 47

Lampiran 3. Guide Interview ... 48


(6)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, S. 2005. Patofisiologi Clinical Concepts of Disease Processes.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Chandra, S. 2008. Resiliensi. Diperoleh dari http://rumahbelajarpsikologi. com/index.php/resiliensi.html

Desmita.2004. Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Erianthe, M. L. 2007. Resiliensi remaja yang orang tuanya bercerai. Surabaya:

Skripsi, fakultas Psikologi. Universitas Airlangga. Tidak diterbitkan. Hurlock, B. E. 1980. Psikologi perkembangan. Jakarta : Erlangga

Henderson, N & M, M. 2003. Resiliency in school. California : Corwin Press Matthews, W. D. 1995. Family resiliency. Article from North Carolina Cooperative

Exstension A & T University

Moleong, L.J. 2006. Metode penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Moleong, L. J. 2010. Metodologi penelitian kualitatif (ed. Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Monks, F.J, K, A.M.P, H, S. 2002. Psikologi perkembangan

pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : UGM Press Plus, Xamthone.2012. Pengertian kanker payudara. Diperoleh dari

http://www.xamthone-plus.net/obat-alami/pengertian-kanker-payudara Rifai, M. 1987. Psikologi perkembangan remaja dari kehidupan sosial. Jakarta:

PT Bina Aksara

Santrock, J. 2002. Life-span development. Jakarta : Erlangga ____________2003. Adolescence. Jakarta : Erlangga

Schoon, I. 2006. Risk and resilience. London : Cambridge University Press Zuriah, N. 2009. Metodologi penelitian sosial dan pendidikan. Teori-aplikasi.