KECEMASAN DITINJAU DARI KEBUTUHAN DASAR YANG BELUM TERPENUHI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecemasan merupakan suatu emosi yang paling sering di alami oleh
manusia. Kadang-kadang kecemasan sering disebut sebagai bentuk ketakutan
dan perasaan gugup yang dialami seseorang. Setiap orang pasti pernah
mengalami kecemasan pada saat tertentu dalam hidupnya dan dalam
tingkatan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena individu merasa
tidak memiliki kemampuan dalam menghadapi hal yang mungkin terjadi
dalam hidupnya dimasa depan.
Sebagian besar individu akan merasa cemas dan tegang jika
menghadapi situasi tegang, mengancam atau stress. Namun, perasaan itu
adalah suatu reaksi yang normal terhadap stress. Orang-orang yang
mengalami kecemasan maka ia secara samar-samar akan selalu merasa cemas
atau takut pada sebagian besar waktunya. Selain itu individu juga akan
merasa takut akan kemungkinan masalah dan mengalami kesulitan untuk
mengambil keputusan.
Menurut Rose (dalam Swandayani, 2000) berpendapat bahwa
kecemasan merupakan suatu hal yang normal apabila terjadi dalam taraf yang
sedang karena berguna untuk meningkatkan usaha, kewaspadaan, dan

membantu individu mencapai hal-hal yang terbaik dari suatu tingkah laku.
Namun bersifat patologis apabila frekuensi intensitas kecemasan, itu terjadi
setiap waktu sehingga akan mengganggu kehidupan individu yang
bersangkutan. Setiap orang mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri
dalam menghadapi kecemasan yang timbul, antara lain dengan represi,
penyangkalan, kompensasi dan lain-lain.
Kecemasan dapat bersifat normal apabila individu dapat mengatasi
keadaan tersebut, dan hal ini dapat terjadi dalam setiap orang. Kecemasan
normal yang dimiliki seseorang dapat berkembang menjadi suatu hal yang
neurotis apabila individu tidak dapat mengendalikan perasaan-perasaan
cemas yang dialaminya. Kecemasan yang dialami oleh individu dapat
1

menjadi suatu pengalaman yang mengganggu kemampuan kognitif dan
motorik individu.
Kecemasan tidak hanya menimbulkan perubahan psikologis dalam
diri individu tetapi juga akan menimbulkan perubahan fisik dalam dirinya.
Kecemasan dapat berkembang menjadi suatu gangguan yang lebih serius dan
dapat berakibat buruk bagi diri individu, akibat yang ditimbulkan tidak hanya
pada aspek psikologis tetapi juga berakibat pada keadaan fisiologis diri

individu.
Menurut Alopati (dalam Ramaiah, 2003) kecemasan sebenarnya
bukanlah suatu penyakit melainkan hanya suatu gejala. Kebanyakan orang
akan mengalami rasa cemas pada waktu-waktu tertentu dalam kehidupannya.
Biasanya kecemasan muncul sebagai reaksi normal terhadap situasi yang
sangat menekan, dan itu akan berlangsung sebentar saja.
Kecemasan dapat berpengaruh buruk terhadap pekerjaan seseorang
jika frekuensi kemunculannya sering. Penting sekali untuk diingat bahwa
kecemasan itu dapat timbul secara tersendiri atau bergabung dengan gejalagejala lain dari berbagi gangguan emosi. Kecemasan itu selalu ada dan
memang harus ada dalam setiap kehidupan, namun individu tidak perlu
merasa takut dengan munculnya kecemasan tersebut. Yang paling utama dan
harus dilakukan adalah bagaimana cara menyikapi kecemasan yang terjadi.
Dikemukakan oleh Kompas (2008, 28 Juli), menurut hasil penelitian
beberapa ahli yang dilakukan kepada pasien pria menyebutkan bahwa
kecemasan dapat menyebabkan penyakit diabetes pada pria. Para ahli dari
Karolinska Institute Swedia menemukan, pria yang memiliki tingkat stress
psikologis yang tinggi tercatat memiliki risiko dua kali lipat menderita
diabetes tipe dua dibandingkan mereka yang tingkat stress psikologisnya
rendah. Namun hubungan antara tingginya stress psikologis dengan diabetes
tidak ditemukan di antara para wanita. Seperti yang dimuat dalam jurnal

Diabetic Medicine, para ahli melibatkan 2.127 pria dan 3.100 wanita yang
lahir antara 1938 hingga 1957 untuk dijadikan obyek penelitian. Pria, yang
kadar gula darahnya normal, diwawancara untuk mengetahui apakah mereka
mengalami gejala-gejala stress psikologis, termasuk kecemasan, insomnia,
2

depresi, apatis dan kelelahan. Setelah delapan hingga sepuluh tahun
kemudian, para pria wajib melakukan tes darah untuk mendeteksi
kemungkinan diabetes. Pria dengan tingkat stress psikologisnya paling tinggi
tercatat hingga 2,2 kali lipat memiliki kemungkinan atau resiko mengidap
diabetes daripada yang tingkatnya rendah. Analisis lebih mendalam
menunjukkan bahwa hubungan tersebut tidak terpengaruhi oleh faktor lain
seperti usia, indeks masa tubuh, riwayat diabetes dalam keluarga, merokok,
aktivitas fisik dan latar belakang sosial-ekonomi.
Kecemasan yang dimiliki oleh setiap individu dianggap sebagai suatu
kelemahan yang perlu untuk disembunyikan. Dan tanpa disadari, hal ini akan
membuat kecemasan menjadi menetap dalam diri individu tersebut. Individu
akan terbiasa dengan pola kehidupan cemas, dan tanpa disadari menjadi
bagian dari kehidupan individu tersebut. Kecemasan yang dialami oleh
individu awalnya dapat bersifat normal, namun karena pola itu tetap berlanjut

dalam diri individu tersebut tanpa adanya proses penyembuhan atau tanpa
kesadaran dari individu yang mengalaminya. Maka kecemasan itu
berkembang menjadi pola dan dapat berkembang menjadi gangguan yang
lebih serius.
Kecemasan dapat disebabkan banyak hal, seluruh ingatan yang
ditekan selama masa balita dan masa kanak-kanak dapat berdampak pada
kehidupan di masa dewasa, dan akhirnya menjadi kecemasan. Biasanya
merupakan hasil berlebihan terhadap tekanan emosi. Turun naiknya emosi
memang merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Akan tetapi ada
beberapa orang yang merasa lebih tertekan oleh tekanan emosi daripada
orang lain.
Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu panjang dan
sebagian besar tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang.
Peristiwa-peristiwa atau situasi khusus dapat mempercepat munculnya
serangan kecemasan tetapi hanya setelah terbentuk pola dasar yang
menunjukkan reaksi rasa cemas pada pengalaman hidup seseorang.
Ada empat faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pola
dasar yang menunjukkan reaksi rasa cemas. Pertama, lingkungan atau sekitar
3


tempat tinggal mempengaruhi cara berpikir seseorang tentang dirinya sendiri
dan orang lain. Hal ini bisa saja disebabkan pengalaman seseorang dengan
keluarga, sahabat, dan rekan kerja. Kecemasan wajar timbul jika seseorang
merasa tidak aman terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Kedua, emosi
yang ditekan, kecemasan bisa terjadi jika seseorang tidak mampu
menemukan jalan keluar untuk persoalan dalam hubungan personal. Hal ini
benar adanya terutama jika seseorang menekan rasa marah atau frustasi
dalam jangka waktu yang lama sekali. Ketiga, sebab-sebab fisik, pikiran dan
tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya
kecemasan. Ini biasanya terlihat dalam kondisi seperti misalnya kehamilan,
semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama ditimpa
kondisi-kondisi ini, perubahan-perubahan perasaan lazim muncul, dan ini
dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Keempat, keturunan, sekalipun
gangguan emosi ada yang ditemukan dalam keluarga-keluarga tertentu, ini
bukan merupakan penyebab penting dari kecemasan (Ramaiah, 2003).
Menurut pendekatan Homeopathy (dalam Ramaiah, 2003), kurangnya
kasih sayang orang tua, kehilangan seseorang tercinta di usia muda, kurang
perhatian akibat berbagai keadaan serta hambatan-hambatan lainnya dapat
menyebabkan kurang percaya diri dalam diri seseorang. Orang-orang
demikian juga akan sangat mudah menjadi prihatin dan merasa cemas.

Kecemasan dapat berkembang dan disebabkan oleh banyak hal, salah
satunya adalah karena belum terpenuhinya kebutuhan dasar yang dimiliki
oleh seorang individu. Kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi dapat
terkompensasi menjadi suatu kebutuhan neurotik yang akan bersifat reaktif.
Kebutuhan neurotik berkembang dari kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi
dan menimbulkan banyak hal dalam diri seorang individu. Setiap jenjang
kebutuhan dasar memiliki dampak tersendiri jika dalam pemenuhannya
terdapat hambatan. Salah satu dampak yang dapat dirasakan jika kebutuhan
dasar tidak dapat terpenuhi dengan baik adalah kecemasan.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dalam hidupnya, baik kebutuhan
yang bersifat fisiologis maupun yang bersifat psikologis. Dalam rentang
kehidupan yang dijalani, individu akan terus berusaha untuk memenuhi
4

kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki. Dalam setiap pemenuhan kebutuhan
tersebut, ada yang dapat terpenuhi adapula yang tidak dapat terpenuhi.
Pemenuhan kebutuhan dari setiap manusia tidak hanya bersumber dari dalam
diri individu tersebut, tetapi juga di dukung oleh faktor eksternal yang berasal
dari lingkungan luar individu tersebut.
Kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki manusia ini disebut juga

kebutuhan dasar, yang memiliki jenjang pemenuhan, dimulai dari jenjang
yang paling rendah sampai kepada jenjang tertinggi. Sepanjang kehidupan
manusia tersebut, kebutuhan tersebut akan saling berkaitan dalam setiap
pemenuhannya.
Individu

yang

tumbuh

dalam

lingkungan

yang

mendukung

pemenuhan kebutuhannya, akan tumbuh lurus sesuai dengan jenjangnya.
Individu ini akan bergerak menuju tingkat tertinggi dalam pencapaian

kebutuhannya. Individu akan merasa layak dan mampu menjalankan
kehidupan sosialnya sesuai dengan tahap perkembangannya. Sedangkan
individu yang tumbuh dalam kekosongan pemenuhan kebutuhan dasar akan
merasa tidak cukup layak sebagai seorang individu, apalagi seiring dengan
bertambahnya usia dan tugas sosial yang harus dikerjakan. Individu-individu
ini akan merasa tidak aman dengan dirinya.
Orang-orang seperti ini akan mudah merasa cemas ketika berada
dalam suatu lingkungan sosial, karena mereka khawatir dengan kelemahankelemahan yang dimiliki akan diketahui oleh orang banyak. Dan tanpa
disadari mereka akan menggunakan topeng untuk menutupi kecemasan akan
diri mereka yang sebenarnya. Dan pada suatu titik tertentu, orang-orang yang
terus memakai topeng untuk menghadapi dunia dan tidak akan berani untuk
membukanya. Dampak lain dari topeng-topeng yang digunakan terlalu
banyak adalah kegelisahan yang luar biasa.
Menurut Maslow (dalam Feist & Feist, 2009), anak-anak lebih sering
termotivasi oleh kebutuhan akan rasa aman karena mereka hidup dengan
ketakutan akan gelap, binatang, orang asing, dan hukuman dari orang tua.
Selain itu, sebagian orang dewasa akan cenderung tidak aman karena
ketakutan tidak masuk akal dari masa kecil terbawa hingga masa dewasa dan
5


menyebabkan mereka bertindak seolah mereka takut akan hukuman dari
orang tua. Mereka menghabiskan lebih banyak energi daripada energi yang
dibutuhkan orang yang sehat untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman dan
ketika mereka tidak berhasil memenuhi kebutuhan rasa aman tersebut,
mereka mengalami apa yang Maslow sebut sebagai kecemasan dasar.
Untuk itulah mengapa sangat penting untuk memenuhi kebutuhan
dasar yang dimiliki setiap orang pada setiap jenjangnya. Dalam hal ini
kebutuhan yang dimaksudkan adalah tiga jenjang kebutuhan yang dimiliki
oleh individu, yakni rasa aman, cinta dan keberadaan, dan penghargaan.
Karena selain kebutuhan fisiologis yang mutlak terpenuhi, tiga kebutuhan ini
juga menjadi sangat penting dalam kehidupan individu. Kebutuhankebutuhan ini dapat menyebabkan banyak hal jika dalam pemenuhannya
terdapat hambatan. Jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, ia akan terus
terbawa dalam kehidupan seorang individu dan ia akan terus mencari jalan
untuk mencapai pemenuhannya. Ia akan menjadi sebuah hutang dan masalah
yang belum selesai dalam kehidupan yang terus terbawa. Seseorang tidak
mampu mencapai aktualisasi dirinya ketika ia masih memiliki hutang
kebutuhan yang masih belum terpenuhi.
Memang seringkali individu di haruskan berhadapan dengan
kenangan-kenangan masa lalu yang menyakitkan, namun ini merupakan suatu
langkah awal untuk mengenalinya, untuk memahami sampai pada akhirnya

seseorang dapat berdamai dengannya. Ketidaksediaan individu untuk belajar
memahami kembali luka-luka pada masa lalu dan sekarang yang mengganjal
sebenarnya tidak akan membuat hal tersebut hilang, yang sering terjadi
individu akan menekannya kedalam alam bawah sadar. Maka solusinya
adalah bukan lari dari masalah, tapi berusaha menyelesaikan.
Melihat begitu kompleksnya permasalahan mengenai pemenuhan
kebutuhan dasar, maka peneliti berangkat untuk menggali lebih dalam
mengenai bagaimana kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi dapat
menimbulkan kecemasan.

6

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti melihat
adanya suatu permasalahan yang perlu dikaji lebih dalam yaitu:
1. Apa saja kebutuhan dasar yang belum terpenuhi sampai pada saat ini?
2. Bagaimana kebutuhan dasar yang belum terpenuhi dapat menyebabkan
kecemasan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

Mengungkapkan kebutuhan dasar yang belum terpenuhi pada individu.

2.

Mengungkapkan

kebutuhan

dasar

yang

belum

terpenuhi

dapat

menyebabkan kecemasan pada individu.

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teori
Dengan penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemikiran, wacana, dan informasi yang baru dan dapat menambah
pengetahuan terhadap permasalahan yang diangkat mengenai kebutuhan
dasar yang belum terpenuhi dapat menimbulkan kecemasan terhadap diri
seorang individu.
2. Secara Praktis
Dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan suatu informasi dan
wacana baru bagi semua pihak mengenai bagaimana kebutuhan dasar
yang belum terpenuhi dapat menimbulkan kecemasan bagi diri seorang
individu. Serta dapat menjadi suatu masukan bagi para pembaca dan
dapat memetik suatu pelajaran dari penelitian ini mengenai bagaimana
pentingnya pemenuhan kebutuhan bagi setiap individu.

7

KECEMASAN DITINJAU DARI KEBUTUHAN DASAR YANG
BELUM TERPENUHI

SKRIPSI

OLEH :

MAISYARAH
08810189

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KECEMASAN DITINJAU DARI KEBUTUHAN DASAR YANG BELUM
TERPENUHI

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu
persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Maisyarah
08810189

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kecemasan Ditinjau Dari Kebutuhan
Dasar Yang Belum Terpenuhi”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Tak lupa penulis sampaikan salam serta shalawat atas junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan bagi semua umatnya, yang telah
membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, saran, bantuan
serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Zainul Anwar, M.Psi., selaku Pembimbing I
dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan serta arahan yang sangat berguna bagi penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Dra. RR ST Suminarti F, M.Si., selaku dosen wali yang telah banyak
mendukung dan memberikan arahan sejak awal perkuliahan hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh staf dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan banyak ilmu
baru kepada penulis sejak awal perkuliahan sampai saat ini. Serta seluruh staf
tata usaha Fakultas Psikologi yang telah banyak membantu.
5. Kelima subjek penulis yang telah bersedia untuk bekerja sama dan terbuka
sebagai subjek penelitian, terima kasih banyak.
6. Kedua orang tua penulis, bapak H. Abd. Rachman (Alm) dan ibu Hj. Tanang,
atas doa, dukungan serta kasih sayang yang luar biasa, serta menjadi motivasi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. I’m very happy and proud because I
was born as your daughter.

7. My sister (Iffah dan Amy) terima kasih banyak-banyak, penulis sangat
mencintai dan menyayangi kalian, walaupun tidak pernah mengatakannya
dan sangat bangga pada kalian, wonder Mom’s. My big brother, yang telah
menjadi sosok pengganti bapak selama ini, terima kasih. Kakak ipar dan
ponakan penulis, terima kasih banyak untuk kalian semua, penulis sangatsangat bahagia memiliki kalian semua.
8. Seluruh keluarga besar peneliti di Makassar, terima kasih untuk semuanya.
Tante dan Om, saudara-saudara. Terima kasih untuk doanya selama ini.
Keluarga di Malang, yang telah menjadi pengganti keluarga selama ini.
9. Teman seperjuangan dari awal sampai sekarang, Ikha Ndut, Titik, Aikha,
Stefi, Tina, Meyritha, Oneng, Dina, Ayhu, Vivi dan Mega. Terima kasih
untuk persahabatan yang luar biasa yang telah kalian berikan, penulis pasti
akan sangat merindukan saat-saat kita bersama, penulis sangat bahagia
memiliki kalian. Para motivator yang sudah banyak memberikan semangat,
motivasi, dukungan, nasehat dan saran, Fatwa, Fadilah, Ritma, Mba Aya, dan
Mba Yeni. Terima kasih telah menjadi teman cerita yang luar biasa, terima
kasih untuk doa dan support-nya.
10. Teman-teman angkatan 2008 khususnya kelas C, Dhias, Fitri, Puri dan yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Teman-teman antri bimbingan,
terima kasih untuk semuanya.
11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah
banyak memberikan banyak bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan.
Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan pembaca. Amin.

Malang, Maret 2012
Penulis

Maisyarah

DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

i

INTISARI

iii

ABSTRAKSI

iv

DAFTAR ISI

v

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

1

B. Rumusan Masalah

7

C. Tujuan Penelitian

7

D. Manfaat Penelitian

7

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan

8

B. Kebutuhan Dasar

14

C. Dinamika Kebutuhan Dasar Yang Tidak Terpenuhi Menjadi
Pencetus Kecemasan

BAB III

18

D. Kerangka Pemikiran

20

METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian

21

B. Batasan Istilah

21

C. Subyek Penelitian

22

D. Metode Pengumpulan Data

23

E. Instrumen Penelitian

25

BAB IV

BAB V

F. Konteks Penelitian

25

G. Prosedur Penelitian

25

H. Analisa Data

26

I. Keabsahan Data

27

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

29

1. Deskripsi Subyek

29

2. Deskripsi Data

29

B. Analisa Data

58

C. Pembahasan

68

PENUTUP
A. Kesimpulan

72

B. Saran-saran

72

DAFTAR PUSTAKA

74

LAMPIRAN

76

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Halaman

Tabel 3.1 : Kategori TMAS

23

Tabel 4.1 : Deskripsi Subjek

29

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Tabel

Halaman

Tabel 1

: Hasil wawancara kebutuhan dasar subjek MM

88

Tabel 2

: Hasil wawancara kecemasan subjek MM

96

Tabel 3

: Hasil wawancara kebutuhan dasar subjek FL

99

Tabel 4

: Hasil wawancara kecemasan subjek FL

105

Tabel 5

: Hasil wawancara kebutuhan dasar subjek SF

108

Tabel 6

: Hasul wawancara kecemasan subjek SF

117

Tabel 7

: Hasil wawancara kebutuhan dasar subjek RF

119

Tabel 8

: Hasil wawancara kecemasan subjek RF

125

Tabel 9

: Hasil wawancara kebutuhan dasar subjek AR

127

Tabel 10

: Hasil wawancara kecemasan subjek AR

131

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2008). Psikologi kepribadian edisi revisi. Malang : UMM Pres.
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E. & Bem, D.J. (2000). Pengantar
psikologi jilid 2(Edisi sebelas). Batam : Interaksara.
Bramastyo, Wahyu. (2011). Biarkan hujan menyembuhkanmu. Yogyakarta : Tundila
Fakultas Psikologi UMM. (1990). Pedoman penyusunan skripsi. Malang : UMM
Press.
Fakultas Psikologi UMS. (1996). Taylor Manifest Anxiety Scale.
Feist, J & Feist, G.J. (2009). Teori kepribadian buku 1(Edisi tujuh). Jakarta :
Salemba Humanika.
____________________ (2009). Teori kepribadian buku 2(Edisi tujuh). Jakarta :
Salemba Humanika
Friedman, H.S. & Schustack, M.W. (2008). Kepribadian teori klasik & riset modern.
PT Gelora Aksara Pratama.
Kompas.com. (2008). Cemas Bikin Anda Rentan Diabetes. Diakses tanggal 2 Januari
2012 dari http://nasional.kompas.com
Lexy J, Moleong Prof. Dr. (2010). Metode penelitian kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Mappiare, Andi A.T. (2006). Kamus istilah konseling dan terapi. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Maulida, Diah. (2005). Studi kasus tentang kebutuhan psikologis anak yang orang
tua bercerai (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang,
Jawa Timur).
Pranata, Andi. (2006). Upaya mengurangi tingkat kecemasan siswa pada kelas 1
unggulan (studi kasus di MTsN Malang 1) (Skripsi, Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).
Maramis, M.F. (1998). Catatan ilmu kedokteran jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Ramaih, Savitri Dr. (2003). Kecemasan, bagaimana mengatasi penyebabnya. Jakarta
: Pustaka Populer Obor.

Wijaya, Yudi F. (2005). Kecemasan ditinjau dari obesitas & non-obesitas pada
penderita

penyakit

jantung

(Skripsi,

Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

Fakultas

Psikologi

Universitas