lxiv 5.
Melakukan koreksi, penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan program-program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Tanggung jawab untuk melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dilaksanakan oleh Safety Unit yaitu :
1. Orientasi awal sebelum kerja pada tenaga kerja baru.
2. Mengontrol kegiatan-kegiatan kerja yang menggunakan Safety Permit
yang akan dilakukan pada hari itu. Kegiatan ini dilakukan setiap hari mulai pukul 08.00-08.30 WIB untuk hal-hal yang bersifat insiden dan pukul 16.00-
16.30 WIB untuk hal-hal yang bersifat rutin. 3.
Melakukan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan kerja yang berbahaya untuk memastikan lingkungan kerja dan pekerjanya dalam keadaan aman.
4. Melakukan inspeksi setiap saat terhadap tenaga kerja sebagai upaya
prefentif. 5.
Melakukan investigasi kecelakaan setiap kali terjadi terjadi kecelakaan kerja untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut agar
kecelakaan yang sama tidak terulang lagi. 6.
Membuat catatan kecelakaan kerja setiap terjadi kecelakaan dan laporan kecelakaan kerja 1 bulan sekali tiap akhir bulan.
7. Memeriksa dan mengawasi penggunaan dan pemeliharaan alat-alat
keselamatan kerja atau APD. 8.
Pemasangan tanda–tanda dan poster keselamatan kerja.
C. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
lxv Dalam Permenaker No. PER-04MEN1987 tentang P2K3 serta tata
cara penunjukkan ahli Keselamatan kerja, pasal 1 d dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Panitian Pembina Keselamatan Kerja yang selanjutnya disebut
P2K3 adalah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling
pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan K3. Organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.
Indo Acidatama Tbk, sudah tidak aktif. Sehingga tanggung jawab dalam melaksanakan dan menangani usaha-usaha Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
perusahaan diserahkan pada Safety Unit dan berpedoman pada job description yang diberikan padanya dalam melaksanakan tugas untuk pencapaian norma-
norma dan tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
D. Sistem Keselamatan Kerja
1. Sistem Ijin Kerja
Sistem kerja yang diberlakukan di perusahaan, antara lain sistem kerja panas hot work pemit, dan sistem kerja dingin cold work Permit dan sistem
kerja prosedur listrikelectrica work permit. Hal ini sesuai dengan Permenaker No. 05MEN1996 tentang Sistem Keselamatan dan Kesehatan kerja pada
Lampiran II bagian 6 yang menyebutkan bahwa petugas yang berkompeten mengidentifikasi bahaya yang potensial dan telah menilai resiko – resiko yang
timbul dari suatu proses kerja, disebutkan pula bahwa terdapat prosedur kerja
lxvi yang didokumentasikan dan jika diperlukan diterapkan suatu sistem “ijin kerja”
untuk tugas-tugas yang beresiko tinggi.
2. Inspeksi Keselamatan Kerja
Perusahaan telah melaksanakan inspeksi-inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 yang meliputi inspeksi peralatan keselamatan kerja yang
meliputi fasilitas pemadam kebakaran yang dilakukan setiap saat, inspeksi harian terhadap mesin dan peralatan oleh operator yang dilakukan setiap saat, inspeksi
tempat kerja dan cara kerja setiap hari oleh safety terutama untuk pekerjaan dengan Work Permit dan inspeksi terhadap pemakaian Alat Pelindung Diri
APD. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 05MEN1996 lampiran II bagian 7 tentang standar pemantauan yang menyatakan
bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilakukan secara teratur. 3.
Pengendalian Kebakaran Oleh karena, besarnya potensi bahaya yang dihadapi, maka PT. Indo
Acidatama Tbk, telah melakukan pengendalian-pengendalian untuk menghadapi bahaya tersebut yaitu mengikut sertakan seluruh karyawan untuk mengikuti
pelatihan pemadam kebakaran yang dilakukan sesuai jadwal yang telah disusun dan disosialisasikan kepada semua tenaga kerja. Hal ini telah sesuai dengan
Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja bab III pasal 3 1 tentang Syarat-Syarat Keselamatan Kerja poin b yaitu mencegah, mengurangi,
dan memadamkan kebakaran Syukri Sahab, 1997. Regu pemadam kebakaran
lxvii diambil dari Security, Safety dan semua karyawan yang sudah mendapat pelatihan
atau training tentang cara pemadaman dan penanganan kebakaran yang baik.
4. Sistem Pengamanan
Sebagai upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja, perusahaan telah menerapkan berbagai sistem pengamanan, yaitu dengan memasang
pengamanan pada peralatanmesin, sistem pengamanan listrik, instalasi penangkal petir, dan sistem pengamanan proses produksi.
Semua hal di atas telah sesuai dengan Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja bab III pasal 3 1 tentang syarat-syarat
keselamatan kerja poin a yaitu mencegah dan mengurangi kecelakaan. 5.
Alat Pelindung Diri APD Penyediaan alat pelindung diri yang disediakan oleh bagian K3 atau
Safety Unit PT. Indo Acidatama Tbk telah disesuaikan dan berdasarkan dengan potensi dan faktor bahaya yang ada di masing–masing unit kerja dan telah sesuai
dengan Undang-undang. APD yang disediakan jumlahnya telah mencukupi dan diberikan secara cuma–cuma kepada tenaga kerja.
Hal ini sesuai dengan Undang Undang No. 01 Tahun 1970 Pasal 14 c menyebutkan bahwa, “Pengurus diwajibkan menyediakan secara cuma–cuma
semua unit perlindungan diri yang diwajibkan bagi tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki
lxviii tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja”. Tetapi belum semua tenaga kerja sadar akan pentingnya Alat
Pelindung Diri bagi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dirinya. Karena tenaga kerja cenderung merasa terganggu dengan penggunaan dan pemakaian Alat
Pelindung Diri pada saat melakukan pekerjaannya, hal tersebut mungkin karena tidak terbiasa dalam pemakaiannya. Selain hal tersebut masih ada penyalahgunaan
Alat Pelindung Diri lain yang diberikan, misalnya : dijual, dibawa pulang untuk diberikan kepada anggota keluarga yang lain, dialih fungsikan dan lain–lainnya.
6. Lembar Data Keselamatan Bahan LDKB
PT. Indo Acidatama Tbk mendistribusikan Lembar Data Keselamatan Bahan kepada semua departemen untuk disosialisasikan kepada semua tenaga
kerja dari berbagai unit sehingga tenaga kerja dapat mengetahui tingkat bahaya dan cara penanganan dari bahan-bahan kimia tersebut. Sebagai antisipasi adanya
kecelakaan kerja.
E. Pelayanan Kesehatan Kerja