Terpaan Tayangan Jejak Petualangan di Trans 7 Terhadap Kunjungan Kelokasi Wisata Alam. (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012).

(1)

i

TERPAAN TAYANGAN JEJAK PETUALANG DI TRANS 7 TERHADAP KUNJUNGAN KE LOKASI WISATA ALAM

(Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012)

Oleh:

ERVAN KURNIAWAN 08220412

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Strata Satu (S-1)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi ABSTRAK ERVAN KURNIAWAN, 08220412

Terpaan Tayangan Jejak Petualangan di Trans 7 Terhadap Kunjungan Kelokasi Wisata Alam. (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012).

Pembimbing: Dr. H. Muslimin M, M.Si. dan Frida Kusumastuti, M.Si. Kata Kunci : Tayangan Jejak Petualangan dan Kunjungan Kelokasi Wisata

Alam

Salah satu acara unggulan pada stasiun televisi Trans 7 dan merupakan salah satu program acara terlama, jejak petualang hadir sebagai tayangan dokumenter untuk memberikan nuansa dan pengalaman baru bagi pemirsa yang gemar melakukan kegiatan petualangan ke alam bebas. Tujuan penelitian yaitu 1) Untuk mengetahui terpaan tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap kunjungan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 ke lokasi wisata alam. 2) Untuk mengukur seberapa besar terpaan tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap kunjungan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 ke lokasi wisata alam.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu merupakan suatu pendekatan penelitian yang menekankan pada analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan menggunakan metode statistika. Tipe penelitian ini adalah penelitian eksplanatif. Peneliti menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variable) yang akan diteliti. Populasinya adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 yang menonton acara Jejak Petualang di Trans 7. Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dengan sampel ditentukan sebanyak 80 responden. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan uji F.

Kesimpulan hasil penelitian yaitu melalui penghitungan Uji F, maka diperoleh Fhitung (165,574) > Ftabel (3,96) dengan taraf signifikansi (α) 5%, hal ini berarti Ho ditolak dan Hi diterima. Maka dapat dikatakan bahwa terdapat terpaan signifikan antara tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap minat mengunjungi lokasi wisata alam. Berdasarkan perhitungan koefisiensi determinasi dapat disimpulkan bahwa variabel X (Tayangan Jejak Petualang Di Trans 7) memberikan kontribusi terhadap variabel Y (Kunjungan Ke Lokasi Wisata Alam) sebesar 68%, sedangkan sisanya sebesar 32% disebabkan oleh variabel lain di luar variabel penelitian.


(7)

(8)

viii ABSTRACT ERVAN KURNIAWAN, 08220412

The Exposure of TV Show Jejak Petualang on Trans 7, Against Trip To Natural Attraction. (Research on Communication Scholar of Muhammadiyah Malang University Class of 2012).

Adviser: Dr. H. Muslimin M, M.Si. and Frida Kusumastuti, M.Si. Key Words : TV Show Jejak Petualangan, Trip To Natural Attraction

One of the featured Trans 7 TV Show and one of the eldest television programme, Jejak Petualang present as documenter television programme to give new color and experience for audience whom conducting adventure into the wild. The purpose of this research are 1) To determine the effects of Jejak Petualang TV Show on Trans 7 against trip Communication Scholar of Muhammadiyah Malang University class of 2012 to natural attraction. 2) To measure how much influence Jejak Petualang TV Show on Trans 7 to trip of Communication Scholar of Muhammadiyah Malang University class of 2012 to natural attraction.

This research uses a quantitative approach to the survey, the approach that emphasize to data analysis which is numerical treated with statistic method. The type of this research is explanative research. Researcher connect or search for the cause and effect between two or more concepts (variable) which will be observed. The population is Communication Scholar of Muhammadiyah Malang University class of 2012 whom watching Jejak Petualang TV Show on Trans 7. In this research, sampling technique use random sampling technique with determined sample by as much 80 respondents. Data analysis technique use simple linear regression analysis which use F-test.

The conclusion of this research through the result of F-test obtained on the Fcount (165.574)> Ftable 3.960 with significance level(α) in the amount of 5%. So that from the calculation above can be seen that Ho rejected and Hi accepted. So we can end up on conclution that Jejak Petualang TV Show on Trans 7 had a significant influence to natural attraction trip. Magnitude of exposure shown by coefficient regression variabel value that X variable (Jejak Petualang TV Show on Trans 7) contribute against Y variable (interest to visit natural attraction) in the amount of 68%, whereas the rest is in the amount of 32% caused by the other variable outside the research's variable. With simple linear regression equation, found Y = 12.886 + 0.508X. If X (Jejak Petualang TV Show on Trans 7) plus by 1 then Y (interest to visit natural attraction) will increase by 0.508. Otherwise, if X (Jejak Petualang TV Show on Trans 7) minus by 1, then Y (interest to visit natural attraction) will decrease by 0.508.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirabbil‘aalamin,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, Setelah melalui proses yang panjang antara pencarian waktu, inspirasi, semangat, dan kesabaran hingga akhirnya penulis dapat menuliskan kata pengantar dan penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul TERPAAN TAYANGAN JEJAK PETUALANG DI TRANS 7 TERHADAP KUNJUNGAN KE LOKASI WISATA ALAM ( Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 ). Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa begitu banyak pihak yang berpartisipasi dan membantu dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini. Untuk itu, iringan doa dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis sampaikan, terutama kepada:

1. Bapak Dr. Muslimin M, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I, penulis ucapkan terima kasih telah memberikan bimbingan dan masukan bagi penulis.

2. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II, penulis ucapkan terima kasih atas diskusi, masukan dan bimbingan bagi penulis.

3. Seluruh jajaran Dosen jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UMM yang dengan ikhlas mengamalkan dan membagi ilmunya.

4. Kedua Orang Tua-ku dan kedua kakak-ku yang telah memberikan bantuan baik moril dan spirituil, serta bimbingan jalan masa depan ku atas segala dukungan dan

kasih sayangnya, dan do’a yang tiada hentinya.

5. Teman-teman PH.BoyRain yang sediakala memberikan semangat juang bersama untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 yang sudah memberikan partisipasinya untuk menjadi responden dan mengisi kuisioner penelitian.

7. Doni amir yang telah berkenan memberikan pinjaman komputer untuk pengerjaan skripsi ini.


(10)

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

ABSTRAKSI ... vi

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Media Massa ... 7

2. Efek Media Massa ... 9

3. Televisi Sebagai Media Massa Elektronik ... 13

4. Teori Efek Media Massa ... 17

5. Teori Informasi ... 18

F. Hipotesis ... 19

G. Definisi Konsep & Operasional ... 21

H. Metode Penelitian... 24

1. Pendekatan Penelitian ... 25

2. Tipe dan Dasar Penelitian ... 25

3. Populasi dan Sampel ... 26

4. Sumber Data ... 27

5. Teknik Pengumpulan Data ... 27

6. Teknik Pengukuran Data ... 28

7. Uji Validitas ... 29

8. Uji Reabilitas ... 30

9. Teknik Analisis Data ... 30

BAB II. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Universitas Muhammadiyah Malang ... 33

1. Sejarah Singkat Universitas Muhammadiyah Malang ... 33

2. Arti dan Lambang Universitas Muhammadiyah Malang ... 35


(12)

xii

4. Dasar dan Tujuan Universitas Muhammadiyah Malang ... 36

B. Gambaran Umum Jurusan Ilmu Komunikasi ... 38

1. Visi dan Misi Jurusan Ilmu Komunikasi ... 38

2. Tujuan Jurusan Ilmu Komunikasi ... 39

C. Profil Mahasiswa Komunikasi Angkatan 2012 ... 39

D. Gambaran Umum TRANS CORPORATION ... 40

1. Profil Perusahaan TRANS TV ... 40

2. Profil Perusahaan TRANS7 ... 41

3.Alamat TRANS7 ... 43

4.Management TRANS7 ... 43

E. Gambaran Umum Jejak Petualang ... 43

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Karakteristik Responden ... 45

1. Jenis Kelamin ... 45

2. Frekuensi Menonton ... 46

B. Hasil Analisis Diskripsi Jawaban Responden ... 46

C. Hasil Analisis Data ... 68

1. Uji Instrumen Penelitian ... 68

a. Uji Validitas ... 69

b. Uji Reliabilitas ... 71

c. Uji Hipotesis ... 72

d. Koefisien Determinasi ... 73

e. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 74

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA


(13)

xiii DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Logo Universitas Muhammadiyah Malang ... 35 Gambar 4.2 Logo Trans 7 ... 42 Gambar 4.4 Logo Jejak Petualang ... 44


(14)

xiv DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45 Tabel 3.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Frekuensi Menonotn Program

Jejak Petualang Di Trans 7 ... 46 Tabel 3.3 Tanggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode taman nasional... 47 Tabel 3.4 Tanggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode keindahan air terjun ... 47 Tabel 3.5 Tanggapan responden tentang sering menonton menonton Tayangan

Jejak Petualang episode tentang wisata gunung ... 48 Tabel 3.6 Tanggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode keindahan laut ... 49 Tabel 3.7 Tanggapan responden tantang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode teluk ... 49 Tabel 3.8 Tanggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode yang menampilkan keindahan sungai ... 50 Tabel 3.9 Tanggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode keindahan pantai ... 51 Tabel 3.10 Tanggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode hutan tropis ... 51 Tabel 3.11 Tanggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode rawa ... 52 Tabel 3.12 Tanggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode kawah gunung berapi ... 53 Tabel 3.13 Tanggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode padang pasir ... 53 Tabel 3.14 Tanggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode danau ... 54 Tabel 3.9 anggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode keindahan bawah laut/ biota laut ... 55 Tabel 3.10 Tanggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode goa ... 55 Tabel 3.11 Tanggapan responden tentang sering menonton Tayangan Jejak

Petualang episode arum jeram ... 56 Tabel 3.12 Tanggapan responden tentang mendapatkan pengetahuan yang

maksimal tentang wisata alam yang ditayangkan Jejak Petualang di Trans7 ... 57 Tabel 3.13 Tanggapan responden tentang mendapatkan manfaat yang maksimal

tentang wisata alam yang ditayangkan Jejak Petualang di Trans7 ... 58 Tabel 3.14 Tanggapan responden tentang mendapatkan informasi yang lengkap

mengenai lokasi wisata alam yang ditayangkan Jejak Petualang di Trans7 ... 58 Tabel 3.15 Tanggapan responden tentang serius dalam menonton tayangan


(15)

xv

Tabel 3.16 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata

alam taman nasional ... 60

Tabel 3.17 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata alam keindahan air terjun ... 60

Tabel 3.18 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata alam gunung ... 61

Tabel 3.19 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata keindahan laut ... 61

Tabel 3.20 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata teluk ... 62

Tabel 3.21 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata keindahan sungai ... 62

Tabel 3.22 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata keindahan pantai ... 63

Tabel 3.23 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata hutan tropis ... 64

Tabel 3.24 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata rawa-rawa ... 64

Tabel 3.25 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata kawah gunung berapi ... 65

Tabel 3.26 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata padang pasir ... 65

Tabel 3.27 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata danau ... 66

Tabel 3.28 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata bawah laut/ biota laut ... 66

Tabel 3.29 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata goa ... 67

Tabel 3.10 Tanggapan responden tentang sering mengunjungi tempat wisata arung jeram ... 68

Tabel 3.31 Hasil Uji Validitas Variabel X (tayangan Jejak Petualang di Trans 7) ... 69

Tabel 3.32 Hasil Uji Validitas Variabel Y (kunjungan ke lokasi wisata alam) ... 70

Tabel 3.33 Tabel Uji Reliabilitas Variabel X dan Y ... 71

Tabel 3.34 Tabel Uji Hipotesis menggunakan SPSS ... 72

Tabel 3.35 Uji Koefisien Determinasi Menggunakan SPSS ... 74


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami kemajuan, kondisi tersebut juga menyebabkan terjadinya globalisasi media massa, baik itu media massa cetak maupun media massa elektronik, sehingga arus informasi mampu meluas ke seluruh penjuru dunia. Teknologi komunikasi sangat berperan penting di dalam kehidupan modern seperti sekarang ini. Salah satu wujud dari perkembangan teknologi komunikasi yang sangat populer di kalangan masyarakat adalah televisi, karena dengan penetrasinya yang begitu kuat, televisi mampu melahirkan suatu peradaban baru dalam kehidupan sosial masyarakat.

Jika dibandingkan dengan media massa lainnya, seperti radio, televisi mempunyai daya tarik yang lebih kuat. Kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka televisi selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar. Selain itu gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Daya tarik televisi ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman. Berbagai menu yang dihidangkan juga bermacam-macam, selain film juga program menarik lainnya. (Effendy, 2000 : 177). Melalui televisi pemirsa televisi dapat


(17)

2 mengetahui peristiwa atau kejadian yang aktual, dimana peristiwa atau kejadiannya terjadi bersamaan waktunya dengan saat menonton, disamping itu para penonton di seluruh belahan bumi secara bersamaan mendapat informasi yang sama.

Stasiun pertelevisian di Indonesia menunjukkan perkembangan yang semakin berkembang dengan pesat terbukti dengan bermunculannya stasiun televisi swasta di Indonesia seperti TRANS TV, SCTV, MNCTV, ANTV, TV One, Global TV, Trans 7 dan masih banyak lagi program televisi swasta yang lain serta siran televisi lokal yang terdapat disetiap daerah. Pada akhir tahun 1980 dan 1990an. Stasiun televisi di Indonesia menampakkan suasana cerah, hal ini pemerintah memberikan kebebasan dalam bidang pertelevisian di Indonesia. Dengan adanya kebebasan dalam bidang pertelevisian atau dengan kata lain terjadinya swastanisasi pertelevisian di Indonesia, maka munculah badan televisi swasta pertama di Indonesia, yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang beroperasi sejak bulan April 1989.

Berbagai acara ditayangkan pada pertelevisian yaitu salah satunya yaitu mengenai program acara televisi dokumentasi features, dimana acara tersebut berbentuk dokumenter berita yang menyuguhkan suatu tema atau topik tertentu dengan mengadakan wawancara dilengkapi dengan komentar atau narasi. Acara tersebut juga yang menyajikan nuansa serta orientasi yang luas dari mulai sebab sampai akibat serta proses kejadian atau peristiwa dari suatu tema sepertinya halnya dengan film dokumenter, yang menampilkan suatu peristiwa seperti halnya dalam bentuk dengan reportase. Keunggulan


(18)

3 pada dokumentasi features ini yaitu acara tersebut menampilkan bentuk riil yang kondisi obyek secara langsung yang disertai dengan narasi dan wawancara sesuai dengan kondisi nyata yang terdapat di obyek. Selain itu program dokumentasi features juga memberikan informasi atau pesan lebih dari sebuah informasi, dimana program tersebut memberikan banyak pengetahuan yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas terkait obyek yang diangkat pada sebuah acara.

Salah satu acara unggulan pada stasiun televisi Trans 7 dan merupakan salah satu segmen acara terlama, jejak petualang hadir sebagai tayangan dokumenter untuk memberikan nuansa dan pengalaman baru bagi pemirsa yang gemar melakukan kegiatan petualangan ke alam bebas. Tak terhitung lagi berapa lokasi di wilayah Indonesia ini yang sudah "dijamah" oleh tim Jejak Petualang, mulai dari pantai, pegunungan, kawasan pedalaman, dan perut bumi (gua) sekali pun serta berbagai tempat wisata yang terdapat diseluruh wilayah kepulauan Indonesia. Acara Jejak Petualang tersebut selain menawarkan berbagai tempat wisata juga banyak memberikan informasi yang lengkap terkait dengan keberadaan tempat wisata tersebut, salah satunya yaitu Jejak Petualang di Trans 7.

Pada acara Jejak Petualang juga menceritakan kisah-kisah seru dan menegangkan, tapi karena cerita yang ditampilkan hampir semuanya adalah nyata dengan latar belakang pemandangan alam yang terdapat di Indonesia. Tayangan Jejak Petualang disiarkan setiap hari Senin-Kamis pukul 15.15 WIB menjadi alternatif pilihan huburan bagi keluarga di rumah sambil


(19)

4 menunggu waktu sore hari tiba. Melalui tayangan Jejak Petualang dapat dikatahui betapa kaya dan indahnya alam Indonesia yang ditunjukkan dengan banyaknya tempat wisata yang indah yang tersebar diseluruh kawasan Indonesia. Jejak Petualang juga menggambarkan informasi wisata alam secara lebih subyektif menurut pandangan dari masing-masing penontonnya, lebih ekspresif dalam aktivitas obyek yang diangkat, lebih staylistik dalam visualnya, contohnya: dalam penempatan angle pada saat pengambilan gambar atau set lokasi pada saat wawancara dan lebih mendalam serta lebih kuat menampilkan penggambarannya.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka persaingan acara yang menawarkan petualangan wisata alam tidak dapat dihindarkan. Acara yang memiliki kemasan yang terbaik akan mampu memberikan kepuasan kepada pemirsa sehingga acara tersebut tetap menjadi pilihan untuk selalu diikuti. Demikain pula untuk acara Jejak Petualang, dengan semakin bervariasi acara dan lokasi yang digunakan secara langsung akan memberikan informasi yang lengkap atas keberadaan tempat wisata dan mampu menjadi pertimbangan bagi permirsa televisi untuk tetap mengikuti acara tersebut. Semakin banyaknya informasi yang diberikan secara langsung akan menjadikan acara tersebut menjadi salah satu pilihan bagi pemirsa yang menyukai petualangan atau mengunjungi tempat wisata.

Dalam penelitian ini menggunakan obyek penelitian yaitu Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 dengan pertimbangan bahwa kelompok mahasiswa tersebut memiliki


(20)

5 kepekaan yang lebih tinggi terhadap suatu dampak suatu tayangan acara televisi yang sangat mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan. Selain itu pada mahasiswa angkatan 2012 mampu melakukan kajian-kajian secara teori terkait dengan proses pemyusunan tugas akhir yang akan dilakukan sehingga dapat membantu atau mendukung kegiatan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Terpaan Tayangan Jejak Petualang di Trans 7 Terhadap Kunjungan Ke Wisata Alam (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012)”

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Adakah terpaan tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap kunjungan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 ke wisata alam?

2. Seberapa besar terpaan tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap kunjungan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 ke wisata alam?


(21)

6 C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui terpaan tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap kunjungan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 ke wisata alam.

2. Untuk mengukur seberapa besar terpaan tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap kunjungan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 ke wisata alam.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan kontribusi dan sebagai sumber pengetahuan yang dapat dikembangkan bagi mahasiswa di jurusan Ilmu Komunikasi.

2. Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang sejenis di bidang ilmu komunikasi dalam hal mengenai tayangan suatu acara di TV dan dampak setelah menonton acara yang ditayangkan.

E. Tinjauan Pustaka 1. Media Massa

Sejak berabad-abad dahulu, kegiatan berkomunikasi sudah dimulai. Kegiatan ini awalnya hanya bermula dari percakapan biasa secara tatap muka,


(22)

7 hingga kini berenovasi menjadi satu kegiatan yang sangat penting dalam bersosialisasi di masyarakat. Bahkan ini kegiatan berkomunikasi telah didukung dengan adanya peralatan modern seperti surat kabar, film, radio, televisi, hingga media-media elektronik baru seperti komputer, faximile, videoteks, videodisk dan lain-lain.

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita). (Nurudin, 2009:12 )

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV. (Cangara, 2002)

Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi. (Rakhmat, 2001)

Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media


(23)

8 massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual vokal. (Liliweri, 2001)

Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi. (Effendy, 2009)

Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. (Nurudin, 2007)

Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang


(24)

9 menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah. Peran utama yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan minat dalam proses adopsi inovasi. (Fauziahardiyani, 2009)

2. Efek Media Massa

Efek media massa sangat besar, apalagi di era sekarang ini. Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekauatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi massa dilaksanakan melalui berbagai media massa.

Menurut Steven M. Chaffe ( Ardianto dkk, 2004) efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan, yaitu:

1. Efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. 2. Melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi

massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, behavioral.


(25)

10 a) Efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu

sendiri 1) Efek Ekonomi

Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. Keberadaan televisi baik televisi pemerintah maupun televisi swasta dapat memberi lapangan pekerjaan kepada sarjana ilmu komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru rias dan profesi lainnya.

2) Efek Sosial

Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh misalnya kehadiran televisi dapat meningatkan status dari pemiliknya.

3) Efek Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari

Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor masyarakat kota akan lebih dahulu melihat siaran berita di televisi.

4) Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman

Orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan menghilangkan perassan tidak nyaman, misalnya untuk menhilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya. 5) Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu

Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perassan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif


(26)

11 terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut.

b) Melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak 1) Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi. Televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh lainnya.

2) Efek Proposional Kognitif

Efek proposional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek proposional kognitif.

3) Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa.


(27)

12 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan dari media massa adalah sebagai berikut:

1. Suasana Emosional, Respon individu terhadap sebuah film atau sinetron televisi akan dipengaruhi oleh situasi emosioanl individu.

2. Skema kognitif, Skema kognitif merupakan naskah yang ada di dalam pikiran individu yang menjelaskan alur peristiwa.

3. Suasana Terpaan, Suasana terpaan adalah perasaan individu setelah menerima terpaan informasi dari media massa.

4. Predisposisi Individual, Predisposisi Individual mengacu kepada karakteristik individu. Individu yang melankolis cenderung menghadapi tragedi lebih emosional daripada orang yang periang. Orang yang periang dan mempunyai sifat terbuka cenderung akan lebih senang bila melihat adegan-adegan lucu daripada orang yang melankolis.

5. Faktor Identifikasi, Menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, pendengar akan menempatkan dirinya di posisi tokoh. 4) Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk tindakan atau kegiatan.

3. Televisi Sebagai Media Massa Elektronik

Televisi merupakan salah satu bentuk media dalam komunikasi masaa. Dewasa ini seringkali para pemasar menggunakan siaran televisi sebagai media utama untuk memasarkan produknya. Televisi merupakan


(28)

13 paduan audio dari segi penyiarannya (broadcast) dan video dari segi gambar bergeraknya (moving images). Dari paduan dua prinsip televisi inilah maka pemirsa dapat melihat dan mendengar semua yang disajikan di televisi.

Televisi sebagai media massa elektronik dimaksudkan adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa sebagaimana diuraikan dimuka yakni; berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimulkan keserempakan dan komunikannya heterogen. (Efendy, 2000:21) 4. Televisi

Salah satu media komunikasi massa modern adalah media televisi, yang merupakan media termuda setelah perang dunia kedua. Televisi adalah salah satu media massa yang memancarkan “suara” dan “gambar” yang berarti sebagai reproduksi daripada kenyataan yang disiarkannnya, melalui gelombang-gelombang elektronik,sehingga dapat diterima oleh pesawat penerima dirumah. (Sunarjo, 1995: 316)

Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (bahasa latin) yang berarti penglihatan. Dengan demikain televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi disuatu tempat (studio televisi) dapat dilihat ditempat lain melalui sebuah perangkat penerima (televisi set). JB Wahyudi, dalam bukunya Komunikasi Jurnalistik (1991) menjelaskan bahwa komunikasi massa media televisi adalah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sarana, yaitu televisi,


(29)

14 komunikasi massa media televisi bersifat periodik. Dalam komunikasi massa media tersebut lembaga penyelenggara komunikasi bukan secara perorangan. 5. Kelebihan dan Kekurangan media televisi

Kelebihan media televisi di bandingkan dengan media lain adalah sebagai berikut :

a. Menguasai jarak dan ruang karena teknologi televise telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang di pancarkan (transmisi) melalui satelit.

b. Sasaran yang di capai untukmenjangkau massa cukup besar.

c. Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangat cepat. d. Daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini

disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya begerak (ekspresif). e. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas,

sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menagkap siaran televisi. (Kuswandi,1996:23)

Sedangkan kekurangan media televisi adalah sebagai berikut :

a. Karena bersifat “transitory” maka isi pesannya tidak dapat di memori oleh pemirsa (lain halnya dengan media cetak, informasi dapat di simpan dalam bentuk kliping koran).

b. Media televisi terikat oleh waktu tontonan, sedangkan media cetak dapat di baca kapan saja dan di mana saja.

c. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar seperti halnya media cetak. Hal ini terjadi karena


(30)

15 faktor penyebaran siaran televisi yang begitu luas kepada massa yang heterogen (status sosial ekonominya), juga karena kepentingan politik dan stabilitas keamanan negara.

d. Pengaruh televisi lebih cender ung menyentuh aspek psikologis massa, sedangakan media cetak lebih mengandalkan efek rasionalitas. (Kuswandi,1996:23)

6. Terpaan Media Televisi

Televisi dengan cirikhasnya yang bisa dilihat dan didengar akan dapat membantu seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya seperti informasi, hiburan dan lain-lain. Hal ini bisa digambarkan dari definisi yang dijelaskan oleh Effendy (2000:62) bahwa ada kecenderungan orang akan sangat perlu terhadap suatu hubungannya dengan kepentingan maupun kebutuhan sendiri. Adanya prilaku yang bersumber pada hubungan pribadi (personality Need) yang berhubungan dengan media massa yang dipilihnya. Dalam hal ini menunjukkan bahwa masyarakat atau khalayak memilih selection attention yaitu memilih acara musik yang sesuai dengan kepentingannya untuk mengetahui lagu-;agu dari kelompok musik yang disukai.

Mengacu pada teori Uses and Gratification bahwa khalayak dianggap aktif maka terpaan yang terjadi pada khalayak tersebut adalah terpaan yang menegaskan pendapat, sikap dan nilai-nilai diri sendiri. Terpaan selektif hanya dapat terjadi bila khalayak televisi bertindak selektif terhadap program acara yang ditayangkan media massa tersebut.


(31)

16 Komunikasi massa yang menggunakan media televisi menyajikan berbagai hal yang bisa memberikan kepuasan pada khalayak, betapapun kepuasan yang diberikan media televisi. Terpaan media banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau eksternal, tetapi untuk melanjutkan terpaan diperlukan motif dan pemuasnya.

Jalaludin (1994;207) perilaku tidak akan mendatangkan kesenangan, tidak akan diulangi. Hal ini mengandung arti bahwa kita tidak akan tertarik untuk menggunakan media massa bila media tersebut tidak memberikan pemuasan pada kebutuhan khalayak. Televisi sebagai media massa yang mempunyai program-program acara yang membuat seseorang tertarik untuk menonton acara tersebut. Contohnya adalah acara musik menjadi salah satu hiburan yang disajikan televisi.

7. Model Komunikasi Massa

Banyak model komunikasi masaa dibuat dan dikembangkan secara berbeda satu sama yang lain. Hal ini sangat tergantung pada lingkup sosial, latar belakang keilmuan, dan tujaun dibuatnya model. Diantara model yang bisa dikemukakan adalah milik Melvin De Fluer yang pernah dikemukakannya dalam buku Theories of Mass Communication (1982)


(32)

17 (Sumber: Heibert, Ungurait dan Bohn, 1985)

Dalam model De Fluer, sumber dan pemancar tidak berada di dalam satu posisi. Baginya, antara sumber dan pemacar berbeda tahapannya dalam aktivitas komunikasi massa. Saluran menjadi media massa yang mampu menyebarkan pesan-pesan yang dikemukakan sumber. Sementara itu fungsi penerima pesan adalah sebagi orang yang dikenai sasaran yang disebabarkan dan penginterprestasi pesannya. Tujuannya adalah menguraikan pesan dan memberi mereka interpretasi penerima. Hal ini sama dengan fungsi otak. Umpan balik adalah respon dari tujuan kepada sumber.

Model ini menekankan fakta bahwa gangauan boleh mencmpuri banyak hal dalam proses komunikasi massa dan tidak semata-mata diidetifikasi dengan saluran atau media. Titik tekan utama model De Fluer ini

Peralatan Media Massa

Sumber Pemancar Saluran Penerima Tujuan

Tujuan Penerima Saluran Pemancar Sumber Gangguan

Peralatan Umpan


(33)

18 adalah untuk mencapai berbagai pengertian makna pesan antara sumber dengan tujuan.

8. Teori Efek Media Massa

Powerful Effects Teori ( Teori Efek Yang Kuat) :

A. Teori Peluru Ajaib (Magic Bullet) atau Jarum Suntik (Hypodermic Needle)

Pada mulanya para peneliti kamonukasi percaya pada teori Hipodermic Needle atau yang mirip dengan itu, teori Magic Bullet. Dalam teori Magic Bullet, media seperti sebuah pistol yang menembakkan pesan kepada khalayak (audience). Sedangkan teori Hipodermik Needle menggunakan analogi yang berbeda yaitu dengan mengumpamakan media seperti jarum yang menyuntikkan pesan kepada khalayak. Kedua metafora ini menyatakan bahwa penyebab individu-individu berpikir dan berperilaku adalah merujuk pada pesan yang mereka terima. Jadi, teori-teori ini berpendapat bahwa media begitu kuat sehingga mereka dapat langsung mempengaruhi khalayak sesuai dengan cara yang dimaksudkan oleh pendesain pesan. Pendeknya, para peneliti di era awal perkembangan ilmu komunikasi ini berasumsi bahwa media memiliki kekuatan untuk memberitahu orang tentang apa yang harus dipikir dan bagaimana harus berperilaku.

Teori ini memiliki kelemahan yaitu semua khalayak dianggap sama, baik dalam berpikir maupun berperilaku. Perbedaan usia, ras, etnis, jenis kelamin, atau status sosial dan ekonomi tidak mempengaruhi cara orang mengintepretasikan informasi yang diterima dari media. Para peneliti tersebut


(34)

19 tidak memperhitungkan fakta bahwa orang mungkin bereaksi berbeda pada pesan yang sama. Khalayak dianggap pasif dan dapat dimanipulasi (Baldwin, Perry & Moffitt, 2004, hlm.194-195). Oleh karena itu, Raymond Bauer kemudian menyangkalnya dan mengatakan bahwa khalayak media sebenarnya

“keras kepala”. Bauer juga mengatakan banyak variabel yang dapat membentuk

efek dalam bermacam-macam cara. (Littlejohn & Foss, 2005:298)

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum menjawab empirik.

Penelitihan yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2009 : 64).

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah peneliti. Pada penelitian ini, peneliti menentukan hipotesis sebagai berikut :


(35)

20 Ho : Tidak adanya pengaruh tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap kunjungan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 ke wisata alam.

Hi : Adanya pengaruh tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap kunjungan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 ke wisata alam.

G. Definisi Konsep & Operasional a. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah konseptualisasi berkenaan dengan spesifikasi atau operasional atau representasi yang bersifat empiris dan terstruktur dari suatu konsep, teori atau hipotesis. Definisi konseptual ini bertujuan untuk membatasi persoalan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini definisi konseptualnya adalah:

1)Tayangan Dokumenter Jejak Petualang

Tayangan dokumenter merupakan cerita non fiksi dalam format siaran televisi yang memiliki nuansa serta orientasi luas dari mulai sebab sampai akibat serta proses kejadian atau peristiwa dari tema tersebut. Tayangan dokumenter jejak petualang muncul untuk memberikan nuansa dan pengalaman baru bagi pemirsa yang gemar melakukan kegiatan petualangan ke alam bebas. Dari situlah saya ingin meneliti dimana sebuah media dapat menimbulkan suatu pengaruh atau efek pada audience dengan


(36)

21 adanya suatu tayangan yang mengangkat tentang kegiatan petualangan ke alam bebas.

2) Kunjungan Ke Lokasi Wisata Alam

Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat ada tidaknya pengaruh tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap kunjungan ke lokasi wisata alam. Penggunaan waktu kita untuk media massa Iebih besar dibandingkan dengan aktivitas lain, dalam artinya komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara luas dan terus menerus menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam melalui berbagai macam cara. Kebebasan bermedia melahirkan format baru dalam dunia pertelevisian sehingga acara-acara yang disuguhkan pun semakin beragam. Dengan demikian semakin baik acara tersebut dikemas, maka akan mendatangkan manfaat bagi pemirsa.

b. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variable tersebut.

1) Tayangan Jejak Petualang di Trans 7 (X)

Adalah frekuensi & intensitas Mahasiswa UMM menonton tayangan Jejak Petualang di Trans 7 dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan,


(37)

22 pemahaman dan penilaian terhadap tempat-tampat wisata yang ditayangkan di Trans 7 yang meliputi :

1. Menonton episode taman nasional. 2. Menonton episode keindahan air terjun. 3. Menonton episode tentang wisata gunung 4. Menonton episode keindahan laut.

5. Menonton episode teluk.

6. Menonton episode yang menampilkan keindahan sungai. 7. Menonton episode keindahan pantai.

8. Menonton episode hutan tropis. 9. Menonton episode rawa

10. Menonton episode kawah gunung berapi. 11. Menonton episode padang pasir.

12. Menonton episode danau

13. Menonton episode keindahan bawah laut/ biota laut 14. Menonton episode goa

15. Menonton episode arum jerang.

16. Mendapatkan pengetahuan yang maksimal tentang wisata alam yang ditayangkan Jejak Petualang di Trans7

17. Mempunyai manfaat yang maksimal tentang wisata alam yang ditayangkan Jejak Petualang di Trans7

18. Mendapatkan informasi yang lengkap mengenai lokasi wisata alam yang ditayangkan Jejak Petualang di Trans7

19. Menonton dengan serius tayangan Jejak Petualang di Trans7 2) Kunjungan lokasi wisata alam (Y)

Merupakan aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa UMM angkatan 2012 untuk mengunjungi lokasi/ tempat wisata alam yang dilakukan setelah menonton tayangan Jejak Petualang di Trans7 meliputi :


(38)

23 2. Mengunjungi episode keindahan air terjun.

3. Mengunjungi episode tentang wisata gunung 4. Mengunjungi episode keindahan laut.

5. Mengunjungi episode teluk.

6. Mengunjungi episode yang menampilkan keindahan sungai. 7. Mengunjungi episode keindahan pantai.

8. Mengunjungi episode hutan tropis. 9. Mengunjungi episode rawa

10.Mengunjungi episode kawah gunung berapi. 11.Mengunjungi episode padang pasir.

12.Mengunjungi episode danau

13.Mengunjungi episode keindahan bawah laut/ biota laut 14.Mengunjungi episode goa

15.Mengunjungi episode arum jerang.

H. Metode Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunkan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu merupakan suatu pendekatan penelitian yang menekankan pada analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan menggunakan metode statistika. (Azwar, 2004:5)


(39)

24 Peneliti menggunakan teknik penelitian ini karena data yang didapat akan diteliti dengan cara dikonversi terlebih dahulu dalam bentuk angka, setelah itu dilakukan analisis terhadap data yang sudah dikuantitatifkan.

b. Tipe dan Dasar Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian eksplanatif. Peneliti menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variable)yang akan diteliti. Peneliti membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual dan kerangka teori. Peneliti perlu melakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan awal (hipotesis) antara variable satu dengan lainya. Variable adalah konsep yang bisa diukur. (Rachmat, 2009 : 68)

Dasar penelitian ini adalah survey yang diartikan sebagai suatu metode pengumpulan data dengan menggunakan instrument kuesioner untuk mendapatkan tanggapan dari responden yang disampel. Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya. (Sugiyono, 2009 : 6)

c. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan satuan analisis (unit of analysis) yang hendak diteliti, dalam hal ini adalah individu-individu responden (Hamidi, 2007:126). Sedangkan menurut Sugiyono (2009:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas


(40)

25 dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 yang menonton acara Jejak Petualang di Trans 7 berjumlah 124 orang yaitu mahasiswa untuk kelompok kelas A sampai G.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, sample merupakan sebagaian dari populasi (Sugiono, 2003 : 91). Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu dengan alasan bahwa sebuah sampel yang akan diambil sedemikian rupa dari sebuah populasi akan mempunyai peluang yang sama dan bebas untuk dipilih ke dalam sampel. Adapun dasar yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2001:108), yaitu sebagai berikut :

n = N/N(d)² +1 Dimana : n = sampel N = populasi

d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05

Berdasarkan rumus di atas maka dapat ditentukan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini, yaitu sebanyak :

n = 179/179(0,05)² +1 = 80 (pembulatan)


(41)

26 d. Sumber Data

Data merupakan suatu hal yang penting dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan data berhubungan dengan maksud diadakannya analisa data untuk dapat menjelaskan fenomena yang diteliti. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang dapat diperoleh melalui pengisian angket secara langsung dari sumber yang diteliti. Data primer diperoleh melalui penyebaran angket pada responden yaitu Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 yang terpilih menjadi responden atau sampel.

e. Teknik Pengumpulan Data

Suatu cara pengumpulan data merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan pada setiap penelitian, karena dengan data yang akurat akan diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya. Hal ini karena data adalah salah satu komponen penelitian yang penting, artinya tanpa data tidak akan ada penelitian. Data yang dipakai dalam penelitian haruslah data yang benar, karena data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah (Umar 2000;167-169).

1) Kuesioner (Angket)

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket (quetionare), yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila penelitian mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan mengetahui apa yang bisa diharapkan dari responden.


(42)

27 2) Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mencatat dari arsip-arsip, dokumen-dokumen dan buku-buku literatur yang mendukung penelitian. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder. Dokumen dalam penelitian ini berupa data-data tentang Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012, angket pra survey yang telah disebar untuk menjaring populasi, kuesioner yang telah disebar untuk mendapatkan data awal yang nantinya akan diolah kembali.

f. Teknik Pengukuran Data

Teknik pengukuran data dalam penelitian ini mengguna skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan skala likert ini, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun intem-intem instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2009 : 93).

g. Uji Validitas

Pengujian validitas dalam penelitian ini dengan pendekatan validitas konstruksi yaitu validitas yang diperoleh skor semua pertanyaan atau pernyataan yang dibuat berkorelasi dengan skor total (Sugiyono, 2009 : 125).

Bila alat pengukur telah memiliki validitas berarti semua item pertanyaan yang ada mengukur konsep yang ingin diukur. Hasil uji validitas dianalisis dengan


(43)

28 mengkorelasi skor butir dengan skor total menggunakan rumus korelasi product moment :

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi (Validitas) n = jumlah sampel

X = jumlah skor item Y = jumlah skor total

XY = skor pada item dikalikan skor total (Sugiyono, 2009 : 183, 2011 : 228) h. Uji Reabilitas

Reliabilitas Adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Pengujian reabilitas instrument dilakukan dengan bantun SPSS menggunaka Cronbach’alpha. Syarat yang digunakan adalah apabila nilai Cronbach’alpha > 0,6 maka dikatakan semua butir dalam instrument adalah reliabel.

Untuk menghitung realibitas menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2006 : 196).

r

xy =

n

XY

-

(∑

X

)(∑

Y

)

{

n

X

² -

(∑

X

)²}{

n

Y

² -

(∑

Y

)²}

r11=

k

1-

Σ

δ

k-1

δ


(44)

29 Keterangan :

r11 = Nilai reliabilitas

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal

Σδb² = Jumlah varians skor tiap-tiap item

δt² = Varians total i. Teknik Analisis Data

Dalam penelelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2009 : 147) untuk menguji ada tidaknya hubungan atau pengaruh antar variabel independent (pengaruh tayangan jejak petualang di trans 7) terhadap variabel dependent (frekuensi kunjungan ke lokasi wisata alam) maka penelitian menggunakan uji F.

Untuk menguji keberartian koefisien regresi variabel X terhadap variabel Y secara keseluruhan, digunakan uji – F dengan rumus (Supranto, 2001):

Keterangan : F : Nilai F hitung


(45)

30 n : Jumlah data

k : Jumlah variable

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang dihasilkan antara variabel X (Tayangan Jejak Petualang di Trans 7) terhadap variabel Y (Frekuensi mengunjungi lokasi wisata alam), disini peneliti menggunakan rumus Koefisien Determinan sebagai berikut :

KD = r²x 100% Keterangan :

KD = Koefisien Determinan r² = Nilai Koefisien Korelasi

Kemudian untuk mengetahui arah dari pengaruh, apakah pengaruh itu mengarah ke negatif atau positif menggunakan rumus Regresi Sederhana yaitu:

Keterangan :

Y = Varibel Terikat (Y)

a = Bilangan Konstanta

b = Koefisien Korelasi antara x dan y x = Variabel Bebas (X)

(Sugiyono, 2009 : 188)

Cara untuk mencari a dan b dengan menggunakan rumus berikut :

(Sugiyono, 2002 : 171, 2011 : 262)

Y = a+bx

a =

(∑

Y

)(∑

X

²) -

(∑

Y

)(∑

XY

)

n

X

² -

(∑

X

b =

n

XY

-

(∑

X

)(∑

Y

)


(1)

25 dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 yang menonton acara Jejak Petualang di Trans 7 berjumlah 124 orang yaitu mahasiswa untuk kelompok kelas A sampai G.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, sample merupakan sebagaian dari populasi (Sugiono, 2003 : 91). Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu dengan alasan bahwa sebuah sampel yang akan diambil sedemikian rupa dari sebuah populasi akan mempunyai peluang yang sama dan bebas untuk dipilih ke dalam sampel. Adapun dasar yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2001:108), yaitu sebagai berikut :

n = N/N(d)² +1 Dimana : n = sampel N = populasi

d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05

Berdasarkan rumus di atas maka dapat ditentukan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini, yaitu sebanyak :

n = 179/179(0,05)² +1 = 80 (pembulatan)


(2)

26 d. Sumber Data

Data merupakan suatu hal yang penting dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan data berhubungan dengan maksud diadakannya analisa data untuk dapat menjelaskan fenomena yang diteliti. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang dapat diperoleh melalui pengisian angket secara langsung dari sumber yang diteliti. Data primer diperoleh melalui penyebaran angket pada responden yaitu Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012 yang terpilih menjadi responden atau sampel.

e. Teknik Pengumpulan Data

Suatu cara pengumpulan data merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan pada setiap penelitian, karena dengan data yang akurat akan diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya. Hal ini karena data adalah salah satu komponen penelitian yang penting, artinya tanpa data tidak akan ada penelitian. Data yang dipakai dalam penelitian haruslah data yang benar, karena data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah (Umar 2000;167-169).

1) Kuesioner (Angket)

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket (quetionare), yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila penelitian mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan mengetahui apa yang bisa diharapkan dari responden.


(3)

27 2) Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mencatat dari arsip-arsip, dokumen-dokumen dan buku-buku literatur yang mendukung penelitian. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder. Dokumen dalam penelitian ini berupa data-data tentang Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2012, angket pra survey yang telah disebar untuk menjaring populasi, kuesioner yang telah disebar untuk mendapatkan data awal yang nantinya akan diolah kembali.

f. Teknik Pengukuran Data

Teknik pengukuran data dalam penelitian ini mengguna skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan skala likert ini, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun intem-intem instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2009 : 93).

g. Uji Validitas

Pengujian validitas dalam penelitian ini dengan pendekatan validitas konstruksi yaitu validitas yang diperoleh skor semua pertanyaan atau pernyataan yang dibuat berkorelasi dengan skor total (Sugiyono, 2009 : 125).

Bila alat pengukur telah memiliki validitas berarti semua item pertanyaan yang ada mengukur konsep yang ingin diukur. Hasil uji validitas dianalisis dengan


(4)

28 mengkorelasi skor butir dengan skor total menggunakan rumus korelasi product moment :

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi (Validitas)

n = jumlah sampel X = jumlah skor item Y = jumlah skor total

XY = skor pada item dikalikan skor total (Sugiyono, 2009 : 183, 2011 : 228) h. Uji Reabilitas

Reliabilitas Adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Pengujian reabilitas instrument dilakukan dengan bantun SPSS menggunaka Cronbach’alpha. Syarat yang digunakan adalah apabila nilai Cronbach’alpha > 0,6 maka dikatakan semua butir dalam instrument adalah reliabel.

Untuk menghitung realibitas menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2006 : 196).

r

xy =

n

XY

-

(∑

X

)(∑

Y

)

{

n

X

² -

(∑

X

)²}{

n

Y

² -

(∑

Y

)²}

r

11=

k

1-

Σ

δ

k-1

δ


(5)

29 Keterangan :

r11 = Nilai reliabilitas

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal

Σδb² = Jumlah varians skor tiap-tiap item

δt² = Varians total

i. Teknik Analisis Data

Dalam penelelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2009 : 147) untuk menguji ada tidaknya hubungan atau pengaruh antar variabel independent (pengaruh tayangan jejak petualang di trans 7) terhadap variabel dependent (frekuensi kunjungan ke lokasi wisata alam) maka penelitian menggunakan uji F.

Untuk menguji keberartian koefisien regresi variabel X terhadap variabel Y secara keseluruhan, digunakan uji – F dengan rumus (Supranto, 2001):

Keterangan : F : Nilai F hitung


(6)

30 n : Jumlah data

k : Jumlah variable

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang dihasilkan antara variabel X (Tayangan Jejak Petualang di Trans 7) terhadap variabel Y (Frekuensi mengunjungi lokasi wisata alam), disini peneliti menggunakan rumus Koefisien Determinan sebagai berikut :

KD = r²x 100% Keterangan :

KD = Koefisien Determinan r² = Nilai Koefisien Korelasi

Kemudian untuk mengetahui arah dari pengaruh, apakah pengaruh itu mengarah ke negatif atau positif menggunakan rumus Regresi Sederhana yaitu:

Keterangan :

Y = Varibel Terikat (Y)

a = Bilangan Konstanta

b = Koefisien Korelasi antara x dan y x = Variabel Bebas (X)

(Sugiyono, 2009 : 188)

Cara untuk mencari a dan b dengan menggunakan rumus berikut :

(Sugiyono, 2002 : 171, 2011 : 262)

Y = a+bx

a =

(∑

Y

)(∑

X

²) -

(∑

Y

)(∑

XY

)

n

X

² -

(∑

X

b =

n

XY

-

(∑

X

)(∑

Y

)


Dokumen yang terkait

MOTIF MAHASISWA MENONTON TAYANGAN SHOWCASE DI KOMPAS TV ( Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Konsentrasi Audio Visual Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2008 )

0 8 15

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN ISLAM ITU INDAH DI TRANS TV TERHADAP PENINGKATAN ILMU PENGETAHUAN AGAMA MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa UMM Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2009)

0 23 22

"RESPON MAHASISWA TENTANG TAYANGAN BERITA TKP (TEMPAT KEJADIAN PERKARA) di TRANS 7 (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Angkatan 2004 Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP)Universitas Muhammadiyah Malang)

0 5 2

PENGARUH TERPAAN FILM "AMERICAN PIE" TERHADAP PERGAULAN BEBAS MAHASISWA Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Angkatan Tahun 2003 Universitas Muhammadiyah Malang

0 27 2

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV TERHADAP PENGGUNAAN JARGON DALAM KOMUNIKASI MAHASISWA Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2004 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

0 3 2

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN IKLAN DI BLIBLI.com TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI STUDI DI KALANGAN MAHASISWA JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2 69 17

Pengaruh Terpaan Iklan Politik Terhadap Keputusan Memilih Para Pemilih Pemula (Studi Pada mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013)

0 7 25

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN HUMOR OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 TERHADAP KEPUASAN PENONTON (Study pada mahasiswa FISIP jurusan ilmu komunikasi angkatan 2011)

0 11 30

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG TAYANGAN "INDONESIA MENCARI BAKAT" DI TRANS TV (Studi pada Mahasiswa Komunikasi Audio Visual Kelas E Angkatan 2007 Universitas Muhammadiyah Malang)

0 4 61

PEMAKNAAN AUDIENS PADA ETIKA KOMUNIKASI DALAM TAYANGAN ACARA PESBUKERS (Studi Resepsi pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Program Studi Ilmu Komunikasi Angkatan Tahun 2011)

9 46 24