Modifikasi Pada Modul Receiver Penerima Modifikasi Pada

10 Gambar 12. Grafik hasil percobaan modifikasi antena dengan beberapa perlakuan Nilai 300 yang tercantum pada rumus merupakan kecepata rambat gelombang radio di ruang bebas yakni 299,793 meter per detik.

4.3.1 Percobaan

Setelah mendapatkan cara perhitungan panjang antena, maka percobaan kembali dilakukan terhadap transmitter maupun receiver gambar 12.

4.3.1.1 Modifikasi Pada Modul Receiver Penerima

Pengujian modifikasi antena terhadap modul receiver dilakukan dengan menggunakan modul tipe 2. Pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh modifikasi terhadap antena dapat dimanfaatkan. Pengujian dilakukan secara manual, yaitu tombol pada modult transmitter ditekan secara bergantian dengan panjang pulsa yang tidak diketahui. Antena yang digunakan adalah kabel tunggal tembaga. Komponen relay pada modul receiver telah dilepas, dan sebagai pengganti indikator masuk tidaknya sinyal digunakanlah lampu LED Light Emitting Diode . Hal ini dilakukan karena diperkirakan ada sela waktu antara sinyal yang diterima dengan reaksi komponen relay sehingga deteksi sinyal masuk lebih cepat. Pada saat percobaan dilakukan, data jarak dicatat saat diperoleh titik dimana jarak maksimal sinyal masuk dengan jelas tidak terputus-putus. Hasil modifikasi antena receiver dengan perlakuan antena direntangkan grafik warna biru tua menunjukkan adanya peningkatan jarak jangkauan sekitar 8 pada setiap penambahan panjang antena 45 cm. Jarak jangkauan yang diraih dapat mencapai sekitar 260 m. Hasil percobaan ini pun menegaskan adanya potensi penambahan jarak tempuh pengiriman data dengan metode modifikasi panjang antena ini. Percobaan dengan perlakuan panjang antena dililitkan merupakan usaha untuk melihat potensi jarak tempuh dengan bentuk antena yang efisien meskipun ada kemungkinan jarak tempuh menjadi lebih pendek. Antena dililitkan menyerupai bentuk spiral pada pegas. Perlakuan ini menjadikan panjang antena tidak memenuhi terlalu banyak tempat, sehingga terlihat lebih rapih. Hasil dari percobaan ini grafik warna kuning menunjukkan adanya penyusutan jarak sekitar 27 dibandingkan sebelumnya.

4.3.1.2 Modifikasi Pada

Modul Transmitter Pemancar Pengujian ini dilakukan dengan metode yang sama dengan pengujian modifikasi pada modul receiver. Pada gambar 12 grafik warna ungu dapat dilihat adanya 11 peningkatan jarak pada setiap penambahan panjang antena 45 cm rata-rata sebesar 11 . Jarak jangkauan yang diraih dapat mencapai sekitar 260 m yang berarti sudah melampaui jarak jangkauan normal. Hasil percobaan dengan perlakuan antena dilingkarkan grafik warna biru muda menunjukkan adanya perubahan jarak tempuh yang menjadi lebih pendek sekitar 14 . Perlakuan ini memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan antena yang dililitkan pada modifikasi antena receiver. Berdasarkan hasil percobaan di atas, diketahui bahwa jarak tempuh menjadi optimal pada saat antena dimodifikasi sebesar tiga kali dari perhitungan panjang antena, sehingga ada kemungkinan jarak tempuh menjadi lebih optimal ketika modifikasi dilakukan terhadap kedua modul secara bersamaan. Untuk mengetahui itu dilakukan pengujian dengan memodifikasi panjang antena pada kedua modul dengan panjang 135 cm. Jarak jangkauan dari perlakuan tersebut adalah sekitar 230 meter. Hasil ini menunjukkan bahwa jarak jangkauan tidak menjadi lebih optimal jika dibandingkan dengan hasil dari pengujian modifikasi salah satu modul saja. Hal ini diperkirakan harus ada perhitungan sendiri terhadap kombinasi panjang antena dari masing-masing modul. Kendala pun terjadi pada pengukuran jarak jangkau ini. Modifikasi antena seharusnya dapat dilakukan melebihi 3 kali lipat panjang antena hitungan. Hal ini dilakukan untuk melihat potensi maksimal jarak jangkau modul sehingga dapat digunakan secara lebih maksimal pada saat aplikasi. Namun, uji ini tidak dilanjutkan karena lahan yang menjadi ukuran jarak jangkau tidak tersedia melebihi 260 m jalur lurus dan terbuka.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1

Kesimpulan Sistem pengukuran telemetri dengan menggunakan frekuensi radio dapat dilakukan dengan memanfaatkan modul transceiver sederhana yang mudah diperoleh, sehingga jika dikembangkan dapat menjadi sebuah sistem pengirim dan penerima data-data pengukuran yang baik. Modul yang digunakan memiliki beberapa karakteristik yang harus disesuaikan dengan sistem pengukuran, diantaranya adalah kecepatan respon antar tombol sebesar 0.32 detik, kemudian panjang pulsa sinyal transmitter yang dapat terdeteksi oleh modul minimal sepanjang 0.3 detik, dan dengan menggunakan metode modifikasi antena pemancar, jarak tempuh dapat mencapai 260 ± 1 meter. Hasil modifikasi antena paling maksimal adalah ketika dilakukan terhadap salah satu modul receiver atau transmitter saja. Modul yang ada dapat digunakan dalam pengambilan data dengan sistem telemetri, meskipun pada saat aplikasinya masih cukup banyak terdapat kesalahan pengukuran dengan proporsi sekitar 3 dari keseluruhan data. Data kesalahan pengukuran ini dapat disebabkan oleh adanya tumbukan pada beberapa jalur data masuk secara bersamaan sehingga data yang masuk kemudian dapat berupa kelipatan dari data sebelumnya, dan terjadinya ketidakstabilan tegangan pada modul transmitter maupun receiver.

5.2 Saran

Perlu adanya pemanfaatan teknologi sederhana lain yang dapat dikembangkan menjadi sistem telemetri yang lebih efektif serta penggunaan metode lain terhadap modifikasi antena akan memberikan informasi lebih terhadap hasil jangkauan pengiriman data. Pengujian terhadap jarak jangkau pengiriman data juga dilakukan ditempat yang ketersediaan jalur panjangnya lebih jauh.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Bits-n-Pieces. 2011. Telemetry 69. http:bits-n- pieces.hubpages.comhubtele diakses 29 Agustus 2011 Hanafi, D. 2006. Gelombang Elektromagnetik. ORARI daerah jakarta. Jakarta. Hanafi, D. 2006. Memilih Tipe Antena. ORARI daerah jakarta. Jakarta. Johnson, Benjamin C, Ken I dan Douglas LK. 2002. Integration of Remote Weather Stations with Advanced Telemetry Options And Remote Image Acquisition. University of Alaska Fairbanks.