ANALISIS UNSUR UNSUR IKLIM DAN CUACA

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA

: URIFA

NIM

: 131510501204

GOL/KELOMPOK

:E/3

ANGGOTA

: 1. SITI APRLIA


(131510501168)

2. IRMAN LUKMANA (131510501210)

ACARA

3. TRI ANDIKA N

(131510501212)

4. ELY NUR H.

(131510501214)

5. RATIH AJENG

(131510501221)

: ANALISIS UNSUR-UNSUR IKLIM DAN
CUACA


TANGGAL PRAKTIKUM

: 06 NOVEMBER 2014

TANGGAL PENYERAHAN : 13 NOVEMBER 2014
ASISTEN

: 1. ALDY ARIFIAN PERMADI
2. ANDY REZA ZULKARNAEN
3. DENI SETYAWAN
4. AMILIA

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil pertanian selain dipengaruhi oleh faktor tanah juga ditentukan oleh
faktor iklim. Kompleksnya karakteristik dan perilaku cuaca serta iklim
mengakibatkan

kemampuan


ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

dalam

mengendalikan iklim sangat terbatas. Hal itu bisa terjadi karena iklim merupakan
kondisi alam dalam wilayah yang luas sehingga manusia tidak dapat
mengendalikan iklim maupun cuaca yang akan terjadi. Namun manusia dapat
mensiasati hal itu dengan menanam jenis tanaman yang sesuai misalnya bawang
merah dan bawang putih ditanam pada musim kemarau, padi di tanam pada
musim penghujan dan lain sebagainya.
Cuaca dengan rata-rata jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim.
Klimatologi Pertanian Agroklimatologi ialah cabang ilmu iklim atau cuaca terapan
yang mempelajari tentang hubungan antara proses-proses fisik di atmosfer unsurunsur cuaca dan proses produksi pertanian. Tercakup di dalamnya antara lain

hubungan antara faktor iklim dan produksi tanaman. Sasaran yang hendak dicapai
oleh klimtologi pertanian ialah untuk memahami dan mengkaji proses-proses
yang yang terjadi pada perubahan lingkungan fisik di sekitar organisme pertanian
akibat perkembangan organisme tersebut serta dampak perubahannya bagi
organisme itu sendiri.
Iklim selalu berubah menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan
iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan,
maupun siklus beberapa tahun. Aktivitas manusia menyebabkan pola iklim
berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala lokal.
Kondisi iklim suatu lokasi saling berpengaruh dengan lokasi lainnya. Untuk
menghasilkan data iklim dan menganalisa resiko iklim yang efektif dan akurat.
Data iklim sangat di butuhkan mengidentifikasi kemampuan suatu wilayah untuk
pengembangan pertanian. Data iklim yang jelas akan membuka kejelasan gejala
cuaca dan iklim di suatu daerah atau lingkungan.

Unsur-unsur cuaca yang diamati dalam klimatologi pertanian meliputi: radiasi
matahari, suhu, kelembaban nisbi udara, teknan udara, evaporasi, curah hujan,
angin, dan awan. Sedangkan unsur organisme pertanian yang diamati tergantung
pada fase pertumbuhan tanaman, produksi tanaman, serangan hama dan penyakit
tanaman, dan lain-lain. Stasiun klimatologi pertanian merupakan stasiun

meteorologi pertanian yang mampu menyelenggarakan pengamatan cuaca dan
biologi dalam jangka waktu yang panjang dan teratur sehingga Penempatan
stasiun klimatologi harus ada pada setiap titik jaringan pengamatan internasional
secara mantap, minimal dalam jangka waktu 10 tahun tidak boleh dipindahkan.
Iklim merupakan faktor penentu pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu,
informasi iklim suatu wilayah sangat penting untuk menentukan jenis tanaman
dan untuk menentukan waktu dimulainya suatu usaha tani. Lokasi stasiun harus
dapat mewakili keadaan pertanian dan keadaan alami pada daerah tempat stasiun
itu berada. Informasi meteorogis yang secara rutin diamati antara lain ialah
keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada
berbagai kedalaman, curah hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan
reaksi matahari.
1.2 Tujuan
1. Mengelompokan data unsur cuaca berdasarkan sifat dan karakteristiknya.
2.

Menganalisis dan manafsirkan data unsur-unsur iklim

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Nahas dkk. (2009), perubahan iklim yang terjadi saat ini

merupakan fenomena yang terjadi secara global atau mendunia. Perubahan iklim
tersebut memberikan efek yang secara seragam atau sama di tempat lain. Respontiap-tiap tempat terhadap adanya perubahan yang berbeda merupakan penyebab
adanya efek yang dirasakan secara seragam. Beberapa cara yang dilakukan guna
memperkecil resiko akibat dari iklim adalah perlunya penyediaan informasi iklim.
Resiko akibat iklim dapat diminimalisir dengan mengetahui informasi iklim.
Kecepatan, ketepatan serta pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan merupakan aspek yang mempengaruhi kekuatan informasi iklim.
Perubahan iklim adalah fenomena global, mengalami peningkatan sebagai
akibat dari aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan
dalam pemanfaatan lahan. Salah satu perubahan iklim global adalah
meningkatnya frekuensi dan intensitas iklim yang ekstrim seperti badai, banjir,
dan kekeringan. Perencanaan dan manajemen sumberdaya air bukanlah sebuah
tugas yang mudah khususnya ketika permasalahan yang dibahas mencakup
wilayah seluruh negeri. Hal ini menjadi lebih sulit jika sebuah daerah irigasi
dianggap tidak stabil atau ketika peristiwa dan iklim menjadi cukup sulit
diprediksikan. Pengambilan keputusan regional dianggap sebagai sebuah variasi
aspek teknis yang perlu diputuskan. (Hokum, dkk. 2012.)
Menurut Anshari dkk (2013), cuaca dan iklim memiliki hubungan yang
saling berhubungan. Cuaca merupakan keadaan udara pada saat tertentu dan di
wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Iklim

merupakan keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya
dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang
luas. Iklim memiliki waktu lebih panjang pada suatu daerah. Iklim merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Iklim dapat berpengaruh dalam penentuan tipe vegetasi yang dapat tumbuh
didaerah tersebut. Pengaruh iklim pada pertumbuhan tanaman dapat mengetahui
informasi iklim yang lebih rinci dari beberapa dekade dengan nilai rata-rata

bulanan dengan pola sebarannya sepanjang tahun. Faktor cuaca yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah curah hujan, terutanaman pada lahan
terutama untuk pertanian lahan kering, suhu maksimum dan minimum serta
radiasi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas
tanaman adalah iklim. Berdasarkan gambar iklim akan dapat diidentifikasi tipe
vegatasi yang tumbuh di lokasi tersebut. Pengaruh iklim terhadap vegetasi yang
tumbuh di suatu tempat jauh lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh tanah pada
kondisi tertentu. Hal ini dapat dilihat pada tanah yang sama ternyata vegetasi
penutupnya jauh berbeda akibat berbagai iklim yang berbeda. Untuk mengetahui
apakah tanaman atau makhluk hidupnya lainnya dapat hidupnya sesuai pada
tertentu, diperlukan informasi iklim yang lebih rinci dari beberapa dekade dengan

nilai rata-rata bulanan dengan pola sebarannya sepanjang tahun (Setiawan, 2009).
Besarnya curah hujan adalah volume air yang jatuh pada suatu areal
tertentu. Besarnya curah hujan dapat dimaksudkan untuk satu kali hujan atau
untuk masa

tertentu seperti perhari, perbulan, permusim atau pertahun.

Pengambilan data curah

hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu

rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan
rata-rata diseluruh daerah yang

bersangkutan. Distribusi curah hujan adalah

berbeda-beda sesuai dengan jangka waktu yang ditinjau dari curah hujan tahunan,
curah hujan bulanan, curah hujan harian dan curah hujan perjam (Ahmad, 2011).
Analisis


yang

dilakukan

meliputi

besaran,

kecenderungan,

dan

perubahannya. Kecenderungan curah hujan dianalisis dengan regresi liner
sederhana sehingga akan dihasilkan persamaan regresi y = ax + b dimana y
merupakan curah hujan bulanan mm, a sebagai konstanta, x sebagai waktu
kejadian hujan bulan, dan b menunjukkan besarnya perubahan variabel y jika
variabel x berubah sebesar satu satuan Waktu kejadian hujan diurutkan sesuai
ketersediaan data. Hasil yang di analisis menunjukkan bahwa tempat yang di teliti
menghasilkan dampak terhadap pertanian.(Nandini dkk., 2011).
Analisis perubahan iklim memuat informasi berbagai perubahan yang

terjadi pada beberapa parameter iklim seperti suhu dan curah hujan. Analisis

perubahan iklim memberikan informasi berupa tabel, grafik dan pemetaan tentang
kecenderungan (tren) temperatur dan curah hujan, dan analisis peta kerentanan di
beberapa stasiun pengamatan meteorologi / klimatologi di wilayah Indonesia.
Secara umum perubahan iklim yang terjadi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
aktivitas manusia dan beberapa unsur alami. Aktifitas manusia menghasilkan
empat macam gas rumah kaca yang utama yaitu, Karbondioksida (CO2), Metana
(CH4), Dinitrogen Oksida (N2O), dan Halocarbon (kelompok gas yang
mengadung Flour, Chlor, dan Brom). Gas-gas ini terakumulasi di atmosfer
sehingga konsentrasinya semakin meningkat dengan berjalannya waktu.(Sumber:
BMKG, 2013).
Hasil dari analisis iklim dan unsur cuaca memberikan kita gambaran atas
isu-isu kebijakan dan kelembagaan yang menghambat kemampuan komunitas
rentan untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim. Hasil tersebut juga bisa
membantu kita untuk memahami ketidaksetaraan dalam komunitas dan rumah
tangga yang membuat kelompok atau orang tertentu menjadi lebih rentan. Pada
akhirnya, hasil tersebut memberikan kita perhitungan-perhitungan “tangan
pertama” tentang dampak-dampak perubahan iklim terhadap masyarakat.(
Chambers. 2009).


BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Agrometeorologi acara "Analisis Data Unsur-unsur
Iklim" dilaksanakan pada hari Kamis, 6 November 2014 pukul 08.00 sampai
dengan selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Agroklimatologi Jurusan
Ilmu Tanah Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Bahan
1. Bulpoin
2. Pensil
3. Penghapus
4. Penggaris
5. Kertas A4
6. Data cuaca
3.2.2 Alat
1. Sangkar meteo
2. Termometer
3. Ombrometer
4. Anemometer
5. Anemometer automatic
6. Sunshine recorder
7. Panci evaporasi kelas A
8. AWS
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan data unsur cuaca harian selama satu tahun dari satu stasiun
pengamat cuaca yang telah ditentukan.
2. Menyajikan data unsur cuaca tersebut dalam bentuk dasarian dan bulanan.

3. Melakukan analisis data sesuai dengan sifat dan karakteristik dari masingmasing unsur cuaca.
4. Menyajikan hasil analisis saudara dalam bentuk tabel dan gambar sesuai
dengan sifat-sifat unsur cuacanya.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Grafik 4.1.1 Tekanan Udara Bulan Januari-Juni

Grafik 4.1.2 Tekanan Udara Bulan Juli-Desember

Grafik 4.1.3 Kelembaban dan Penyinaran Bulan Januari-Juni

Grafik 4.1.4 Kelembaban dan Penyinaran Bulan Juli-Desember

Grafik 4.1.5 Angin dan Curah Hujan Bulan Januari-Juni

Grafik 4.1.6 Angin dan Curah Hujan Bulan Juli-Desember

Grafik 4.1.7 Temperatur dan Curah Hujan Bulan Januari-Juni

Grafik 4.1.8 Angin dan Curah Hujan Bulan Juli-Desember

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pencatatan data iklim selama satu tahun yaitu pada
tahun 2004 menunjukkan hasil yang berbeda beda setiap unsur iklimnya. Grafik
pertama menyatakan bahwa tekanan udara pada bulan Januari sampai bulan Juni
terendah berada pada 940.000 atm yang terjadi pada bulan Mei. Semakin rendah
tekanan udara semakin tinggi tempat itu berada. Tekanan udaranya tidak teratur

sehingga bisa berakibat anomali cuaca dan disebabkan adanya sistem tekanan
tinggi dan sistem tekanan rendah yang dapat menimbulkan perubahan tekanan
udara yang tidak teratur. Pola grafik ke dua ini dimulai pada dekade ke 3 bulan
Juli dengan tekanan udara 0 atm meningkat menjadi 1.000 atm pada dekade
pertama bulan Agustus. Pada dekade 2 dan dekade 3 bulan Oktober dan dekade 1
bulan November terjadi peningkatan dan penurunan tekanan udara yaitu dari
1.000 atm meningkat menjadi 1.818,64 atm kemudian turun kembali menjadi
1.000 atm. Bualan Desemer dekade terakhir terjadi penigkatan kembali yaitu
menjadi 1.818,64 atm sehingga dapat disimpulkan bahwa pada bulan Juli sampai
Desember terjadi ketimpangan tekanan udara tinggi dan sistem tekanan udara
rendah. Tekanan udara tertinggi terjadi pada bulan September dekade pertama dan
bulan Desember dekade terakhir sedangkan tekanan udara yang terendah terjadi
pada bulan Juli. Kejadian ini sesuai dengan pernyataan BMKG (2013a), yang
maneyatakan bahwa tekanan udara dapat berubah-ubahyang dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Tekanan udara merupakan unsur dan pengendali iklim yang
penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi, karena tekanan udara berperan
sebagai penentu dalam penyebaran curah hujan. Perubahan tekanan udara akan
menyebabkan perubahan kecepatan dan arah angin, perubahan ini akan membawa
pula pada perubahan suhu dan curah hujan. Dengan demikian penyebaran curah
hujan di seluruh permukaan bumi berhubungan sangat erat dengan sistem tekanan
udara dan angin. Tekanan udara akan berkurang seiring dengan bertambahnya
ketinggian suatu tempat.
Grafik hubungan antara kelembaban dan penyinaran menyatakan bahwa
ada keterkaitan antara keduanya. Semakin lama penyinaran matahari maka
kelembaban semakin rendah hal ini dapat dimengerti karena semakin lama
penyinran matahari,

suhu udara menjadi tinggi. Pada bulan Januari sampai

sampai dengan Juni rerata dari kelembaban lebih tinggi dibandingkan dengan
penyinaran. Sedangkan untuk bulan Juli sampai dengan bulan Desember
penyinaran matahari lebih tinggi dibandingkan kelembaban walau tingkat
perbedaannya sedikit. Jika pada suatu daerah memiliki kelembaban yang tinggi
berarti memungkinkan pada daerah tersebut sulit untuk masuknya cahaya

matahari. Begitu juga pada daerah yang memiliki kelembababnya rendah maka
tingkat penyinarannya tinggi.
Angin dan curah hujan memiliki keterkaitan satu sama lain, dimana salah
satu faktor yang mempengaruhi curah hujan adalah angin. Angin dapat
menentukan lokasi curah hujan yang akan turun. Pada bulan Januari sampai
dengan Juni, jumlah curah hujan yang terjadi rerata menurun dengan rerata
kecepatan angin yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan angin
mempengaruhi jumlah curah hujan. Pada bulan Januari sampai bulan Juni, jumlah
curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Maret dekade pertama dengan kecepatan
angin sebesar 0,47 km/jam. Sedangkan pada bulan Juli sampai Desember curah
hujan mengalami peningkatan yang tajam pada bulan September dekade terakhir
dan November dekade terakhir. Keterkaitan antara curah hujan dan kecepatan
angin ini sesuai dengan pernyataan BMKG (2013), menyatakan bahwa curah
hujan dipengaruhi oleh kelembaban udara dan kecepatan angin. Maksudnya jika
kelembaban udara dan kecepatan angin meningkat maka curah hujan akan
meningkat.
Grafik yang manmpilkan

unsur temperatur dan evapotranspirasi

menunjukkan bahwa bulan Januari sampai bulan Juni temperatur memilki nilai
yang lebih tinggi dibandingkan dengan evapotranspirasi. Begitu juga dengan
keadaan evapotranspirasi dan suhu pada bulan Juli sampai dengan Desember.
Tidak ada perubahan yang signifikan yang terjadi dalam sepanjang tahun. Suhu
dan evaporai memiliki keterkaitan satu sama lain dan suhu berbanding lurus
dengan evaporasi. Apabila suhu udara dan tanah naik, maka evaporasi juga naik
atau E naik.
Iklim memiliki unsur-unsur sebagai berikut: tekanan udara, suhu, curah
hujan, kecepatn angin, lamanya penyinaran matahri, kembaban udara. Unsurunsur tersebut sangat berpengaruh pada iklim. Setiap unsur memiliki pengaruh
yang berbeda dalam pembentukan iklim. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
hubungan antar komponen unsur iklim misalnya hubungan antara angin dan curah
hujan. Hubungan ini terjadi karena apabila kecepatan angin tinggi, awan dapat
bergerak dengan cepat sehingga dapat dipastikan akan berpengaruh pada proses

hujan. Begitu juga pada suhu dan evaporasi, dimana apabila suhu udara dan tanah
tinggi maka laju evaporasi naik atau nilai E naik dan pada kelembaban dengan
penyinaran matahari, apabila daerah yang memiliki kelembaban yang tinggi dapat
dipastikan bahwa daerah tersebut kurang dalam penyinaran matahari.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Tekanan udara merupakan unsur dan pengendali iklim yang sangat penting bagi
kehidupan..
2. Perubahan tekanan udara akan menyebabkan perubahan kecepatan dan arah
angin, perubahan suhu serta curah hujan.
3. Semakin rendah tekanan udara semakin tinggi tempat itu berada.
4. Semakin lama penyinaran matahari maka kelembaban semakin rendah.
5. Angin menentukan letak dan lokasi curah hujan yang akan turun.
6. Apabila suhu udara dan tanah naik, maka evaporasi juga naik atau E naik.
7. Unsur - unsur iklim dibagi menjadi beberapa misalnya curah hujan, suhu,
kembaban udara, tekanan udara, kecepatn angin, lamanya penyinaran matahri.
5.2 Saran
Sebaiknya sol yang diberikan untuk pembahasan, diberikan soal yang
tidak membuat bingung praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. 2011. Buku Ajar Hidrologi Teknik. Makassar: Universita Hasanuddin
Anshari, M. K., S. Arifin., dan A. Rahmadiansah. 2013. Perancangan Prediktor
Cuaca Maritim Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan User Interface
Android. Teknik Pomits, 2 (2), 324-328
BMKG. 2013. Buku Informasi Perubahan Iklim dan Kualitas Udara di Indonesia,
Jakarta : Badan Meteorologi Klimatologi dan Giofisika (BMKG).
Chambers, R. 2009. Kerentanan terhadap Iklim dan Analisa Kapasitas. Inggris:
Care.
.
Hokum, E Lily, M dan Ussy, A. 2012. Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap
Optimasi Ketersediaan Air Di Irigasi Way Mital Propinsi Maluku, Teknik
Pengairan, 3(1):24–32.
Nahas, A. C., dan Setiawan, Budi. 2009. Penentuan Radiative Forcing dan Annual
Green House Gas Index (AGGI) dari Karbon Dioksida, Metana dan Nitrous
Oksida Hasil Pengukuran Di Bukit Kototabang. Megasains, 4 : 1-11
Nandini dan Budi 2011. Kajian Perubahan Curah Hujan, Suhu Dan Tipe Iklim
Pada Zone Ekosistem Di Pulau Lombok, Kajian Perubahan Curah
Hujan, Suhu, 8(3): 228 – 244.
Setiawan, E. 2009. Kajian Hubungan Unsur Iklim Terhadap Produktivita Cabe
Jamu (Piper Retrofractum Vahl) Di Kabupaten Sumenep. Agrovigor, 2 (1):
1-7