PERAN KFOR dan UNMIK DALAM PROSES INTERVENSI KEMANUSIAAN di KOSOVO

(1)

SKRIPSI

PERAN KFOR dan UNMIK DALAM PROSES INTERVENSI

KEMANUSIAAN di KOSOVO

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh :

Vebriant Indra Gunawan

NIM : 0620087

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

: Vebriant Indra Gunawan

NIM

: 06260087

Jurusan

: Hubungan Internasional

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi

:

PERAN KFOR DAN UNMIK DALAM PROSES

INTERVENSI KEMANUSIAAN DI KOSOVO

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian

Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Kamis

Tanggal : 28 Februari 2013

Tempat : Laboratorium Hubungan Internasional

Mengesahkan,

Dekan FISIP

UMM

Dr. Wahyudi M.Si

Dewan Penguji :

1.

Tonny D. Effendi., S.Sos.,M.Si

Penguji 1

(

)

2.

Ruli Inayah R, S.Sos., M.Si

Penguji 2

(

)

3.

Gonda Yumitro, MA

Penguji 3

(

)


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

1. NAMA : Vebriant Indra Gunawan 2. NIM : 06260087

3. JURUSAN : Hubungan Internasional 4. FAKULTAS : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 5. PROGRAM STUDI : Strata Satu (S-1)

6. JUDUL SKRIPSI : PERAN KFOR DAN UNMIK DALAM PROSES

INTERVENSI KEMANUSIAAN DI KOSOVO

Disetujui

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I

Tony Dian Efendy M.Si

Pembimbing II

Ruli I. Romadhoan, S.Sos., M.Si

Mengetahui

Dekan

FISIP UMM

Dr.Wahyudi., M.Si

Ketua Jurusan

Ilmu Hubungan Internasional


(4)

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama

: Vebriant Indra Gunawan

2. NIM

:

06260087

3. Jurusan

: Hubungan Internasional

4. Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

5. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

6. Jenjang Studi

: Strata Satu (S-1)

7. Judul Skripsi : Peran KFOR dan UNMIK dalam Proses Intervensi Kemanusiaan di Kosovo

8. Pembimbing

: I. Tony D. Effendi., S.Sos.,M.Si

II. Ruli Inayah R, S.Sos., M. Si

9. Jadwal Pembimbingan : Lihat Tabel

WAKTU

PARAF

KETERANGAN Pembimbing

I

Pembimbing II

10 Mei 2011 Pengajuan Judul

28 Mei 2011 ACC Judul Skripsi

20 Oktober 2011 ACC Seminar

Proposal

26 Oktober 2011 Seminar Proposal

02 November 2011 ACC BAB I

15 Maret 2012 ACC Bab II

21 Desember 2012 ACC Bab III

03 Januari 2013 ACC Bab IV

11-13 Februari 2013 ACC Ujian Skripsi

Malang, 28 Februari 2013

Pembimbing I

Pembimbing II


(5)

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

: Vebriant Indra Gunawan

Tempat Tanggal Lahir

: BATU, 19 Januari 1988

NIM

: 06260087

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul :

PERAN KFOR DAN UNMIK DALAM PROSES INTERVENSI

KEMANUSIAAN DI KOSOVO

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian

ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan

sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Malang, 03 Maret 2013

Yang Menyatakan,


(6)

vi

ABSTRACT

Vebriant Indra Gunawan

, 2013, 06260087, Muhammadiyah University of

Malang, Faculty of Social and Political Science, International Relations, KFOR

and UNMIK Role in the Process of Humanitarian Intervention in Kosovo,

Advisor I : Tonny Dian Effendy,S.Sos M.Si Advisor II : Ruli Inayah Ramadhoan,

M.Si

In International law,

Humanitarian Intervention has actually generated a

lot of heate debate. This is because Human Interventionis contrary to the principle

of states sovereight, but the principle is often violated humanitarian grounds, as

well as Humanitarian Interventions conducted KFOR and UNMIK in Kosovo.

The Intervention was done because it has been many casualties do to war,

including etnhic massacres commited by Serbia leaders Slobodan Milosevic

against etnhic Albanians.

The research method used in this research is descriptive analysis

technique, The information gathering techniques in this research is the study of

literature. In this study, researchers used and analysis tool is the concept of

Humanitarian Intervention and

conflict Resolution concepts. The results of this

study is to mute rather than conflict and can embody a soverign state of Kosovo.

Keywords

: Humanitarian Intervention and Conflict Resolution

Malang, 12 Februari 2013

Researcher

Vebriant Indra Gunawan

Approve by,

Advisor I Advisor II


(7)

vii

ABSTRAKSI

Vebriant Indra Gunawan,

2013, 06260087

,

Universitas Muhammadiyah

Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Hubungan Internasional,Peran

KFOR dan UNMIK dalam Proses Intervensi Kemanusiaan di Kosovo

.

Pembimbing I: Tonny Dian Effendy S.Sos M.Si Pembimbing II : Ruli Inayah

Ramadhoan, M.Si

Dalam hukum Internasional

Intervensi Kemanusiaan sebenarnya telah

banyak menimbulkan perdebatan yang panas, hal ini di karenakan

Intervensi

Kemanusiaan ini sangat bertentangan dengan prinsip

prinsip kedaulatan Negara,

Namun prinsip

prinsip tersebut kerap dilanggar dengan alasan Kemanusiaan.

Seperti halnya

Intervensi kemanusiaan yang dilakukan oleh KFOR dan

UNMIK di Kosovo, Intervensi ini dilakukan karena telah banyak nya korban yang

berjatuhan akibat peperangan antar etnis termasuk pembantaian yang dilakukan

oleh pemimpin Serbia Slobodan Milosevic terhadap etnis Albania yang berada di

Kosovo.

Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

Deskriptif Kualitatif dengan teknik analisis deskriptif, adapun teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan

(library

research). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat analisa yaitu

Konsep

Intervensi Kemanusiaan dan Konsep Resolusi Konflik Hasil dari pada penelitian

ini adalah meredamnya konflik serta dapat mewujudkanya suatu Negara yang

berdaulat yaitu Kosovo.

Kata kunci

: Intervensi Kemanusiaan dan Resolusi Konflik

Malang, 12 Februari 2013

Peneliti

Vebriant Indra Gunawan

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Allhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat,

nikmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “

PERAN KFOR

DAN UNMIK DALAM PROSES INTERVENSI KEMANUSIAAN DI

KOSOVO

ini dapat penulis selesaikan. Shalawat serta Salam tak lupa penulis

ucapkn kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan

kepada kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang-benderang yaitu Dienul

Islam.

Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana strata 1 (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan

Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan segala

keterbatasan yang penulis miliki, masih banyak kekurangan-kekurangan yang

harus diperbaiki. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna, khususnya bagi dunia

pendidikan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1.

Ayahnda Nurochman, Ibu Aziza, dan Adik Yuricha yang saya cintai dengan

segala bentuk doa dan dorongan semangat yang tak henti

hentinya untuk

penulis dapat menyelesaikan studi ini.

2.

Saudara dan keluarga besarku, terima kasih atas doa dan semangatnya.

3.

Bapak Muhadjir Efendi, M.AP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

4.

Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

5.

Bapak Tony D. Effendi., S.Sos.,M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan waktu, pikiran, ide-ide, saran, dukungan dan semangat serta

dengan penuh kesabaran telah membimbing penulis selama proses

pembimbingan. Bapak Ruly Inayah Ramadhoan M.si selaku dosen

pembimbing II yang telah memberikan bantuan dan saran kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6.

Bapak Gonda Yumitro., MA dan Ayusia Sabhita Kusuma S.Ip, M.Soc, Sc

selaku penguji yang telah memberikan saran kepada penulis.


(9)

ix

mengajar dan berbagi ilmu serta pengalaman dari semester 1 hingga skripsi.

8.

Sahabat-sahabatku yang selalu ada dan setia memberikan doa, semangat,

dukungan, dorongan dan segalanya serta kebersamaan yang indah kepada

penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

9.

Teman-teman HI semua angkatan terutama 2006 yang sudah membagi ilmu,

pengalaman, dan untuk semangat dan kebersamaannya melewati studi ini

bersama-sama.

10.

Semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi,

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoi atas segala apa yang

telah penulis sampaikan dalam skripsi ini. Dan semoga penulisan skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak pada umumnya. Akhirnya,

saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan dalam rangka

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat

Malang, 03 Maret 2013

Penulis

Vebriant Indra G


(10)

x

MOTTO

Intervensi Kemanusiaan

tidak akan pernah

dilakukan apabila tidak

adanya pelanggaran HAM


(11)

xi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan kepada

Yang pertama Ucapan syukur dan terimakasih tiada tara hamba

ucapkan kepada Allah SWT yang Maha segala-galanya yang selalu

memberikan hamba kekuatan untuk menjalani ini semua dan yang

senantiasa memberikan hamba kemudahan dari segala macam

kesulitan yang dihadapi oleh hamba…

Terimakasih Ya Allah atas semua rencana-rencana indahMu untuk

hidupku… Hamba yakin semua yang Engkau berikan kepada hamba

adalah hal yang terbaik untuk hamba…

Kepada Ayah dan Ibu terima kasih selama ini selalu memberikan

semangat dan motivasi, dan ini lah hasil atas doa dan semangat dari

Ayah dan Ibu.

Kepada adik saya Yoericha terima kasih doa dan semangatnya,

semangat trus kuliah nya sekarang giliran kamu yang harus bisa

buat bangga Ayah dan Ibu.

Kepada semua keluarga besar ku semuanya tanpa terkecuali yang

selalu mendoakan untuk bisa menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.

Kawan

kawan HI angkatan 2006 dan semua angkatan, serta

teman-teman yang berjuang bersama.


(12)

xii

DAFTAR ISI

Hal.

Lembar Pengesahan ... i

Lembar Persetujuan Skripsi ... ii

Berita Acara Bimbingan ... iii

Surat Pernyataan Orisinalitas ... iv

Abstraksi………...v

Abstract……….vi

Kata Pengantar

………

vii

Motto……….ix

Lembar Persembahan

……….

.x

Daftar Isi………...

.xi

Daftar Tabel. ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ... .1

1.1 Latar Belakang Masalah ... .1

1.2 Rumusan Masalah ... .4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... .4

1.3.1 Tujuan Penel

itian………

.

……

..4

1.3.2 Manfaat Penelitian ... .4

1.4 Penelitian Terdahulu ... .5

1.5 Kerangka Pemikiran ... .8

1.5.1 Konsep Resolusi Koflik ... .8

1.5.2 Konsep Intervensi Kemanusiaan ……….………

12

1.6 Metode Penelitian

………..…

.

.….

..15

1.6.1 Jenis

Penelitian………

.

….….

..15

1.6.2 Peringkat

Analisa……….…

.

….

...15

1.6.3

Teknik Pengumpulan Data ……….……

..

...16

1.6.4 Teknik Analisis Data ………..

.

……

16

1.6.5

Ruang Lingkup Penelitian ………

.

…….

.16

a. Batasan Kajian………

.

.….

...17

b. Batasan Waktu ………

.

….

...17

1.7 Sistematika Penulisan

……….………..

...17

BAB II KONFLIK ETNIS DAN INTERVENSI KEMANUSIAAN

DI KOSOVO... 20

2.1 Sejarah Awal Terjadinya Konflik di Kosovo

………

.

………

20

2.1.1

Definisi Konflik Etnis………

...

………

..23

2.1.1 Sensitifitas E

tnis dan Agama di Kosovo…………...………….

.24

2.1.2 Dinamika Konflik di

Kosovo………...………

...26

2.1.3 Munculnya Kembali Konflik yang Terjadi Pasca Meninggalnya

Josep Broz

Tito……..………....………

27

2.1.4 Naiknya Slobodan Milosovic dan peningkatan Eskalasi konflik di

Kosovo

……… …………..

30


(13)

xiii

2.2 Intervensi Kemanusiaan Di Kosovo

…………...………...

...42

2.2.1 OSCE………

..47

2.2.2 KFOR

dan UNMIK………

...48

2.2.

3 UNHCR……….

.50

BAB III PERAN KFOR DAN UNMIK dalam PROSES INTERVENSI

KEMANUSIAAN DI KOSOVO

………

...52

3.1 Tujuan adanya KFOR di Kosovo………

...

.

……

..

....52

3.2 Peran KFOR dalam Memulihkan Keamanan di Kosovo

..

…………

53

3.2.1 Peacekeepin

g………

.

…...

...

...….

..53

3.2.2 Pendekatan Preventif

……….…

....

.…………

56

3.2.3 Peacemaking………

.

………

...57

3.3 UNMIK

………

.

………..

..60

3.3.1 Sejarah Awal

Munculnya UNMIK ………

..

…...………

.60

3.3.2 Peran

UNMIK di Kosovo………

...63

3.3.

3 Peacebuilding……….…………...

..63

BAB IV PENUTUP………

..

………

..70


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu

………..7

Tabel 1.2 Langkah Kerja Dalam Proses Peace Building

………...10

Tabel 1.3 Kronologis Konflik di Yugoslavia

………....39


(15)

74

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Boriz Kanzleitter, “Para Pemenang Multietnis dalam Perang Yugoslavia”, dalam

Dario Azzelini, dan Boriz Kanzleitter eds.. 2005.

Jean Narten. In Need of Reflection: Peace Building in Post War Kosovo from a

Systems-Analytical Perspective. The Whitehead Journal of Diplomacy,

and International Relations.

Galtung, Johan (1969), "Kekerasan, Perdamaian, dan Perdamaian

Research", Journal of Peace Research, Vol. 6 (3), pp.

Aleksius Jemadu, 2008, Politik global dalam teori dan praktik, Yogyakarta;

Graham ilmu.

Garner, Bryan A. ed.. 1999.

Black’s Law Dictionary

. Seventh Edition, Book 1

ST. Paul, Minn: West Group.

Stephen Ryan. 1995. Ethnic Conflict and International Relations. 2nd edition.

England:Darmouth Publishing Company Limited..

Ashraf Ghani et al.. 2005. Closing the Sovereignty Gap: An Approach to

State-Building. London: Overseas Development Institute.

CDA. Juli 2006. Has Peace-Building Made a Difference in Kosovo?. Cambridge:

CDA Collaborative Learning Project.


(16)

75

Jurnal, Koran dan Internet :

Sejarah Panjang Kembalinya Bangsa yang Hilang

http://www.usaid.gov/missions/kosovo/2009/03/30 diakses pada tanggal

17 Agustus 2011

Budaya dan Bahasa Albania

http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2007/12/071210_kos

ovo.ml

Diakses pada tanggal 17 Agustus 2011

Ensiklopedi Indonesia Suplemen 1990, Pt. Lehtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta

1990, hal 576.

sejarah-panjang-kembalinya-bangsa-yang-hilang/PengebomanNATOatas

Yugoslavia

http://www.usaid.gov/missions/kosovo/2009/03/30/- diakses pada tanggal

20 Februari 2012

Desakan PBB untuk Kemerdejkaan Kosovo

http://www.antara.co.id/arc/2007/3/27/utusan-pbb-desakkan-kemerdekaan-bagi-kosovo/ diakses pada Tanggal 20 Februari 2012

Dukungan PBB untuk Kemerdekaan Kosovo

http://www.antara.co.id/arc/2007/12/21/rusia-akan-veto-dukungan-dk

pbb-untukkemerdekaankosovo/ diakses pada Tanggal 22 Februari 2012

Desakan NATO Untuk Misi Perdamaian di Kosovo

http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1999/02/24/0030.html diakses

pada tanggal 22 Februari 2012


(17)

76

Misi PBB untuk Perlindungan Masyarakat Kosovo

http://www.mercycorps.org/countries/kosovo/10246 diakses Pada tanggal

23 Februari 2012

Misi UNHCR di Kosovo

http://www.unkt.org/un-agencies/unhcr/ diakses Pada tanggal 1 Maret

2012

Bantuan Kemanusiaan Untuki Kosovo

http://www.wiesbaden.army.mil/Library/Hunion0500.pdf diakses pada

tanggal 2 Maret 2012

Donald M.Snow dan Eugene Brown. 2000.International

Relations: the

changingcontours of power. Page 442

Perpecahan yang Terjadi di Negeri Yugoslavia

http://www.jacksonprogressive.com/issues/kosovobeginningofend042904

.

Html diakses Pada tanggal 3Maret 2012

Dukngan PBB untuk Kemerdekaan Kosovo

http://www.antara.co.id/arc/2007/12/21/rusia-akan-veto-dukungan-dk-pbb-untukkemerdekaankosovo/ diakses Pada tanggal 21 Maret 2012


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak didirikannya Republik Federal Sosialis Yugoslavia pada tahun 1945, hubungan antara etnis Albania, dan etnis Serbia yang merupakan etnis minoritas di negara bagian Kosovo memang tidak harmonis. Hal tersebut terjadi karena adanya trauma yang dialami oleh etnis Serbia akibat pembantaian yang dilakukan oleh etnis Albania pada masa pendudukan Jerman. Pada saat itu, Hitler memerintahkan agar bekas propinsi Kroasia, Bosnia, dan Herzegovina

digabungkan ke dalam negara Kroasia Merdeka, kemudian, wilayah sebagian besar Kosovo, Montenegro Selatan dan Makedonia Barat digabungkan ke dalam negara Albania Raya.

Akibat pembagian wilayah yang dilakukan Jerman tersebut, di negara Kroasia Merdeka, kaum nasionalis ekstrim Kroasia bekerja sama dengan kaum Muslim Bosnia berusaha membersihkan negara boneka tersebut dari orang-orang Serbia, Yahudi dan Gipsi. Antara tahun 1941-45, kaum Ustasa-Muslim telah membantai 750.000 orang Serbia, 60.000 Yahudi dan 25.000 Gipsi. Di negara Albania Raya, di mana kaum militan Albania mengusir dan membunuh puluhan ribu orang Serbia dan orang Slavia Ortodoks lainnya, terutama di Kosovo dan Makedonia Barat, dan menggantikannya dengan para pendatang Albania dari wilayah Albania. Tragedi ini membuat trauma yang mendalam terhadap bangsa Serbia. Inilah akar konflik di kemudian hari yang bermuatan politis sehingga


(19)

2

memunculkan identitas etnis yang sangat kuat. Namun, kekuatan identitas ini kembali menurun saat pemerintahan Joseph Broz Tito yang kharismatik, dan dukungan Uni Soviet atas negara tersebut.1

Setelah Uni Soviet dinyatakan bubar pada tahun 1990, identitas etnis kembali muncul, puncaknya saat Slobodan Milosevic berkuasa. Pada saat ia berkuasa, kewenangan negara-negara bagian yang pada masa Tito otonom perlahan-lahan berkurang. Oleh sebab itu muncul unjuk rasa di jalan-jalan provinsi. Karena pemerintah bersifat represif, maka konflik pun terjadi hampir di semua provinsi di Republik Federalis Yugoslavia, termasuk di provinsi Kosovo.

Pada tahun 1991, Jerman, dan Austria, menekan Uni Eropa agar mengakui proklamasi kemerdekaan Slovenia, dan Kroasia hingga akhirnya Uni Eropa melakukannya. Uni Eropa juga berhasil mendesak diadakannya referendum di provinsi Kosovo, tetapi referendum tersebut berujung pada ditolaknya penempatan etnis mayoritas Albania oleh etnis minoritas Serbia, lalu pecahlah konflik antara kedua etnis tersebut.

Karena adanya solidaritas etnis, serta keinginan etnis Serbia sebagai etnis mayoritas di wilayah pusat untuk mempertahankan seluruh wilayah Republik Federal Sosialis Yugoslavia, pemerintah pusat di bawah kekuasaan Slobodan Milosevic, pada musim semi 1999, kemudian mengirimkan pasukan (KLA) untuk membantu etnis Serbia di wilayah Kosovo untuk melawan Tentara Pembebasan Kosovo yang lazim disebut dengan Ushtria Clirimtare E Kosovo (UCK). Apalagi,

1 Lihat Boriz Kanzleitter, “Para Pemenang Multietnis dalam Perang Yugoslavia”, dalam Dario Azzelini, dan Boriz Kanzleitter eds.. 2005. La Empressa Guerra: Bisnis Perang dan Kapitalisme Global. Penerjemah: Dina Oktaviani. Yogyakarta: Insist Press, hal 127-144.


(20)

3

pada saat itu, partai politik lokal, Liga Demokrat Kosovo (LDK) mendirikan negara bayangan lengkap dengan sistem administrasi, kepolisian, sistem pendidikan, peradilan, dan kesehatan yang mandiri. Semua biaya aktivitas tersebut didapat dari sumbangan para diaspora etnis Albania ayng berada di Jerman, Swiss, dan Amerika Serikat.

Walaupun mendapat dukungan dana dari para diaspora kaum Albania untuk mendirikan negara, tetapi kekuatan negara pusat (kini Serbia) memiliki kekuatan yang lebih besar, dan profesional. Akibatnya, jatuhlah banyak korban di pihak Albania, termasuk masyarakat sipil. Kecaman dari dunia Internasional, khususnya Uni Eropa yang awalnya percaya kemampuan yang dimiliki rezim Tito untuk mengendalikan keamanan, dan Amerika Serikat pun tak dihiraukan, sehingga Intervensi kemanusiaan terpaksa dilakukan.

Intervensi tersebut dilakukan oleh KFOR (Kosovo Force) dengan dikomandoi NATO (North Atlantic Treaty Organization) dibawah pimpinan Amerika Serikat, KFOR dibentuk pada tanggal 12 Juni 1999. Dengan melakukan serangan udara selama 78 hari, akhirnya tentara Serbia berhasil dipukul mundur ke wilayahnya. Setelah serangan tersebut, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mendirikan misi administrasi sementara yang disebut UNMIK (United Nations

Interim Administration Mission in Kosovo) yang bertujuan untuk menguasai

Kosovo untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, UNMIK dibentuk pada tanggal 18 Juni 1999. Sejak saat itu Kosovo merupakan wilayah protektorat di bawah PBB dan NATO, lalu merdeka pada 17 Februari 2008. Pada masa pendudukan UNMIK inilah problem peace-making dan peace-building dilakukan.


(21)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana Peran KFOR dan UNMIK dalam proses intervensi kemanusiaan di Kosovo?

1.3 Tujuan dan Manfaat Peneltian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apa peran KFOR dan UNMIK

dalam intervensi kemanusiaan di Kosovo.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. untuk memahami resolusi konflik yang dterjadi di daerah Kosovo, sehingga dapat diketahui tentang bagaimana menangani masyarakat yang sedang melewati masa transisi dari perang atau kekekarasan menuju pada perdamaian yang abadi ( suistanable peace )

2. Untuk mengetahui peran sebuah institusi internasional dalam menciptakan keamanan di wilayah konflik, sehingga dapat menjadi model dalam resolusi konflik.

3. Disamping itu penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai literature dalam dunia pendidikan untuk menyelesaikan suatu konflik yang terjadi dalam suatu daerah/ wilayah konflik.


(22)

5

1.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini akan dibandingkan dengan beberapa penelitian lain, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Tim CDA, Boriz Kanzleiter, dan penelitian Jean Narten.2 Berdasarkan laporan tim CDA dalam tulisan yang berjudul, Has Peace-Building Made a Difference in Kosovo? Tim CDA mendapatkan fakta bahwa walaupun tahapan peace-building diberlakukan di Kosovo sejak negara tersebut ditetapkan sebagai wilayah protektorat di bawah mandat PBB, namun kerusuhan tetap saja terjadi di wilayah tersebut karena mereka alpa dalam mengontrol media yang memicu pertentangan etnik.3

Hasil penelitian yang sama ditemukan oleh Boriz Kanzleiter, dalam laporannya yang berjudul, Para Pemenang Multietnis dalam Perang Yugoslavia, kerusuhan di wilayah Kosovo tetap saja terjadi kendati telah dilakukan intervensi kemanusiaan. Hal tersebut terjadi karena UCK, kelompok nasionalis Kosovo, memanfaatkan situasi dengan melakukan penjarahan terhadap etnis Serbia, dan memasukkan barang-barang secara ilegal dari negara lain akibat sanksi yang dijatuhkan oleh PBB untuk Kosovo. Apalagi, UCK didanai oleh diaspora kaum Albania, dan kartel narkoba yang tentu akan mempengaruhi tindakan-tindakannya.4

2 Tim CDA merupakan sebuah lembaga penelitian tentang konflik dan perdamaian yang bermarkas di Cambridge, Amerika Serikat. Penelitian ini dipimpin oleh Diana Chigas, yang dibantu oleh Cheyanne Churc, Jos De La Haye, Monica Llamazares, Olivera Markovic, Vasiliki Neophotistos, dan Artan Venhari. Boris Kanzleiter merupakan seorang peneliti, dan peneluis beberapa buku tentang perang sipil. Sedangkan Jean Narten merupakan seorang peneliti dan candidat doktor pada pusat Penelitian Organization for Security Cooperation in Europe di Institute for Peace Research, and Security Poilicy di Hamburg, Jerman.

3 Lihat CDA. Juli 2006. Has Peace-Building Made a Difference in Kosovo?. Cambridge: CDA Collaborative Learning Project.


(23)

6

Sedangakan, penelitian Jean Narten dalam penelitiannya yang berjudul In Need of Reflection: Peace Building in Post War Kosovo from a Systems-Analytical

Perspective, menemukan bahwa terdapat kesalahan pada peace building yang

dilakukan oleh UNMIK di Kososvo, sehingga memakan korban jiwa. Kesalahan yang dilakukan oleh semua lembaga seperti UNMIK, dan KFOR, juga lembaga OSCE (Organization for Security Cooperation in Europe), dan EU dibawah payung PBB adalah mereka gagal memahami kompleksitas multi-dimensi dari persepsi lokal, yang pada hakikatnya mempengaruhi proses dari bawah ke atas. Oleh sebab itu, walaupun pemulihan keadaan di wilayah tersebut telah mencapai tahap peace building, tetap saja terjadi kerusuhan yang menewaskan 2 pemuda Albania oleh minoritas Serbia, sehingga menimbulkan kecurigaan terhadap kedua-belah pihak.5

Penelitian ini tidak hanya akan membahas intervensi kemanusiaan pada tahap peace-building seperti yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang telah disebutkan di atas. Penelitian ini juga akan mencakup tahap peace-keeping,

dan peace-making. Dengan metode tersebut, hasil dari penelitian ini diharapkan

dapat memahami jenis konflik yang membutuhkan intervensi kemanusiaan.

Azzelini, dan Boriz Kanzleitter eds.. 2005. Op. Cit..

5 Lihat Jean Narten. In Need of Reflection: Peace Building in Post War Kosovo from a Systems-Analytical Perspective. The Whitehead Journal of Diplomacy, and International Relations.


(24)

7 Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu :

No Nama/Judul Metodologi/pendekatan Hasil

1 Michael E. Brown , The International Dimention of Internal Coflict. (Resolusi Konflik aceh)

Perjuangan menggunakan senjata digantikan dengan perjuangan politik melalui mekanisme demokrasi yaitu pemilihan umum yang sudah berlangsung secara demokratis

Tercipta kekuasaan politik yang baru

dan legitimate

sebagai bagian dari proses pembangunan

perdamaian yang

langgeng( permanent peace building )

2 Hugh Miall,

Oliver Ramsbotham, Tom Woodhouse (1999),

Contemporary conflict

resolution

Menghentikan kekerasan

dan beralih kepada meja perundingan yang kemudian dilanjutkan dengan prses peace building.

Terjdadinya

transformasi sosial, politik, dan ekonomi

yang diperlikam

sehingga pihak – pihak yang bertikai merasakan manfaat yang nyata atas perdamaian yang di bangun.


(25)

8

3 Stephen ryan,

(1995) Ethnic conflict and international resolution.

Proses resolusi konflik melalui tahapan peace making, peace keeping, dan peace building dengan menempatkan pbb sebagai

lembaga internasional

dengan mengupayakan

dapat meredakan konflik tersebut.

Terciptanya sebuah perdamaian.

4 Peran KFOR dan

UNMIK dalam Proses Intervensi Kemanusiaan di Kosovo.

Peace making, peace

keeping dan peace building yang dilakukan oleh dua organisasi internasioanal yaitu PBB dan NATO.

Terjadinya sebuah perdamaian sehingga mengantarkan

Kosovo sebagai

Negara merdeka.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Konsep Resolusi Konflik

Resolusi konflik merupakan penyelesaian terhadap suatu konflik yang dimaksudkan untuk mencegah agar konflik tidak meluas, serta membantu menyelesaikan perseteruan yang muncul diantara kelompok-kelompok tertentu yangdapat menimbulkan jatuhnya banyak korban jiwa dan untuk


(26)

9 mewujudkan perdamaian.

Sedangkan menurut Johan Galtung salah satu pengusung teori radikal/kritik hubungan internasional menawarkan kerangka resolusi konflik untuk menyelesaikan suatu konflik seperti pada apa yang terjadi pada konflik Serbia dan kosovo Menurutnya ada tiga proses yang harus dilewati sebelum perdamaian dapat dibangun. Ketiga proses tersebut adalah peacekeeping, peacemaking, dan peacebulding.6

Peacekeeping adalah proses menghentikan atau mengurangi aksi kekerasan melalui intervensi militer yang menjalankan peran sebagai penjaga perdamaian yang netral, hal ini bertujuan agar tidak pecah kembali perang terbuka antara pihak yang bertikai dengan cara penempatan tentara untuk menjaga perdamaian di daerah-daerah konflik guna melakukan gencatan senjata dan melindungi penduduk sipil agar tidak menjadi korban perang. Gencatan senjata yang dilakukan oleh para pihak yang sedang terlibat konflik perlu dijaga dan diawasi agar tidak kembali terjadi perang terbuka, dan diperlukan adanya de-eskalasi konflik antar pihak yang terlibat.

Peacemaking adalah proses yang tujuannya mempertemukan pihak-pihak yang bertikai pada level elit atau pimpinan dengan memberikan tindakan penegakan kembali perdamaian pasca konflik yang meliputi pembentukan perdamaian dengan cara penyelesaian sengketa dengan cara damai melalui konsiliasi, mediasi, arbitrase, dan lain-lain. Di dalam peacemaking ini pihak-pihak

6 Lihat Galtung, Johan (1969), "Kekerasan, Perdamaian, dan Perdamaian Research", Journal of Peace Research, Vol. 6 (3), pp.167-191.


(27)

10

yang bersengketa dipertemukan guna mendapat penyelesaian dengan cara damai, hal ini dilakukan dengan menghadirkan pihak ketiga sebagai penengah.

Peacebulding adalah proses implementasi atau rekonstruksi sosial, politik dan ekonomi,7 dengan diberlakukan nya tindakan pembangunan kembali daerah - daerah yang mengalami kehancuran akibat terjadinya konflik. Untuk mempercepat peacebuilding dilakukan identifikasi struktur-struktur lokal yang dapat digunakan untuk memperkuat dan mempersolid perdamaian untuk menghindari agar tidak terjadi suatu konflik.

Karena proses peacebuilding bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana, maka sangat penting bagi para anggota DK PBB untuk mengenali kendala kendala politik maupun teknis dalam mengoptimalkan fungsi Peacebuilding, maka DK PBB perlu melakukan kerangka kerja untuk menunjukkan langkah – langkah jangka pendek, menengah dan panjang secara komprehensif guna mewujudkan perdamaian di wilayah konflik. Adapaun kerangka kerja tersebut disajikan dalam table berikut ini

Tabel 1.2 Langkah Kerja Dalam Proses Peace Building.8

Jangka pendek Jangka mengah Jangka panjang

Militer / keamanan - Pelucutan senjata -Pembaharuan -Demiliterisasi

7 Aleksius Jemadu, 2008, Politik global dalam teori dan praktik, Yogyakarta; Graham ilmu 220 – 221.

8 Kerangka kerja ini do perkenalkan oleh Hugh Miall, Oliver Ramsbotham, Tom woodhouse dalam Ibid hal. 203


(28)

11

-Demobilisasi faksi -Pemisahan tentara dan polisi

tentara nasional -Integrasi polisi nasional

Politik

-Tranformasi budaya kekerasan

Politik / Konstitusi -Mengelola masalah transisi dalam pemerintahan

-Perubahan konstitusi

-Mengatasi

tantangan pemilihan kedua

Membangun tradisi pemerintahan yang baik termasuk menghormati demokrasi, hak asasi manusia,

pengembangan masyarakat sipil dengan komunitas politik asli

Ekonomi / Sosial Bentuk kemanusiaan, dengan

mengutamakan pelayanan, dan komunikasi yang baik antar sesame

-Rehabilitasi

populasi yang tetap dan demobilissi kemajuan dalam membangun kembali infrastruktur

membangun

manajemen yang stabil dalam jangka panjang ekonomi makro local yang berkelanjutan untuk pengembangan masyarakat


(29)

12

-Dstribusi yang

merata dalam

keadilan

Psycho / sosial -Mengatasi ketidakpercayaan

-Mengelola dan mengatasi konflik yang

mengutamakan keadilan dan perdamaian

Penyembuhan luka psycologys, untuk reconsiliasi / terwujudnya perdamaian dalam jangka panjang

Internasional -Secara langsung mendukung

kebudayaan yang mengacu pada proses perdamaian

Pengiriman organisasi Internasional sebagai control local untuk menghindari gangguan yang tidak semestinya atau kelalaian

Integrasi ke dalam struktur regional dan global untuk terwujudnya kerjasama yang adil.

1.5.2 Konsep Intervensi Kemanusiaan

Berdasarkan Black’s Law Dictionary, intervensi diartikan sebagai turut campurnya sebuah negara dalam urusan dalam negeri negara lain atau dalam


(30)

13

urusan dengan negara lain dengan menggunakan kekuatan atau ancaman kekuatan. Oleh sebab itu, kata intervensi kemanusiaan dapat diartikan sebagai intervensi yang dilakukan oleh komunitas internasional untuk mengurangi pelanggaran hak asasi manusia dalam sebuah negara, walaupun tindakan tersebut melanggar kedaulatan negara tersebut.9

Kaum liberalis membenarkan aksi intervensi kemanusiaan. Disatu sisi, mereka memang memahami prinsip keadulatan, non-intervensi, dan tidak menggunakan kekerasan terhadap negara lain. Tetapi, di sisi lain, mereka berpendapat bahwa tujuan utama dari negara adalah untuk menajamin keamanan masyarakat. Sehingga apabila ada suatu negara yang seharusnya melindungi warganya malah melakukan pelanggaran terhadap hak asasi warganya, maka hal itu sudah cukup alasan pembenaran bagi negara lain untuk melakukan

humanitarian intervention.

Selanjutnya, Stephen Ryan membagi intervensi kemanusiaan ke dalam tiga tahapan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain, peace-keeping, peace-making, dan

peace-building.10 Peace-keeping merupakan saat dimana organisasi internasional

melakukan intervensi kemanusiaan untuk menghentikan pertikaian yang terjadi sehingga menciptakan suasana damai, dan lebih menonjolkan aktivitas militer.

Peace-making merupakan saat dimana oraganisasi internasional melakukan

aktivitas politik, dan diplomatik melalui negosiasi, mediasi, arbitrasi, dan koalisi. Sedangkan peace-building merupakan tahap dimana organisasi internasional

9 Lihat Garner, Bryan A. ed.. 1999. Black’s Law Dictionary. Seventh Edition, Book 1. ST. Paul, Minn: West Group, hlm. 826.

10 Lihat Stephen Ryan. 1995. Ethnic Conflict and International Relations. 2nd edition. England: Darmouth Publishing Company Limited, hal. 104.


(31)

14

membangun kembali sebuah negara yang hancur karena kekerasan yang terjadi saat pecah konflik.

Dalam intervensi kemanusiaan di Kosovo, tahap peace-keeping diemban oleh KFOR (Kosovo Force) yang dipimpin oleh NATO. Peran KFOR dapat dilihat dari serangan udara besar-besaran yang mereka lakukan selama 78 hari untuk memukul mundur pasukan Serbia, KLA (Kosovo Liberation Army). Setelah KLA mundur, wilayah Kosovo ditetapkan sebagai wilayah protektorat dibawah otoritas Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang diwakili oleh UNMIK (United Nations Interim

Administrasion Mission in Kosovo) yang dibentuk pada tanggal 10 Juni 1999.

UNMIK kemudian membantu mewujudkan pemerintahan lokal mandiri (otonom), dan diterapkannya politik desentralisasi (federalisme). Pada saat itu, Kosovo masih dalam kewenangan Serbia sehingga dapat dikatakan bahwa UNMIK berperan sebagai peace-keeper.

Kemudian, peran UNMIK lainnya dapat dilihat dari aktivitas mereka yang memiliki kewenangan dalam melakukan pendefinisian terhadap kekerasan, pengawasan dalam administrasi, pengelolahan keuangan publik, penanaman modal kemanusiaan, penetapan hak-hak, dan kewajiban sebagai warga negara, penetapan layanan infrastruktur, perumusan bentuk pasar, pengelolahan aset negara (lingkungan, sumber daya alam, dan budaya), penentuan dalam menjalankan hubungan internasional (termasuk dalam melakukan kerjasama


(32)

15 berlaku.11

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif.12 Penulis berusaha menjelaskan apa peran KFOR dan UNMIK dalam memelakukan intervensi kemanusiaan di Kosovo. KFOR berperan sebagai peace keeper, sedangakan UNMIK berperan sebagai peace-maker, dan peace-builder.

1.6.2 Peringkat Analisa

Peringkat analisa yang digunakan di dalam tulisan ini adalah sistem internasional. Penggunaan peringkat analisa ini dikarenakan adanya penyesuaian terhadap pendekatan yang digunakan oleh peneliti, dimana peneliti menggunakan konsep intervensi kemanusiaan, dimana dalam hal tersebut terdapat tiga tahapan yang dilakukan oleh KFOR, dan UNMIK. Tahapan-tahapan tersebut antara lain,

peace-keeping, peace-making, dan peace-building. Peringkat sistem tersebut,

mampu mendeskripsikan peran KFOR dan UNMIK sebagai utusan PBB dalam melakukan intervensi kemanusiaan di Kosovo. Variabel dependen dalam tulisan ini adalah peran KFOR dan UNMIK dalam intervensi kemanusiaan di Kosovo.13 Sedangkan, variabel independennya adalah intervensi kemanusiaan di Kosovo. 14

11 Lihat Ashraf Ghani et al.. 2005. Closing the Sovereignty Gap: An Approach to State-Building. London: Overseas Development Institute.

12 Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang hanya menjelaskan (mendeskripsikan) variabel penelitian tanpa mencari (menjelaskan) hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya.

13 Variabel Dependen adalah perilaku yang hendak kita deskripsikan, jelaskan dan ramalkan. 14 Variabel Independen adalah sesuatu yang berdampak terhadap unit analisa yang kita amati.


(33)

16 1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Dikarenakan penelitian ini menggunakan data jenis sekunder maka teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan studi kepustakaan, baik dari buku, jurnal, surat kabar, dokumen resmi maupun dari internet. Pengumpulan data diawali dengan mengumpulkan data sebanyak mungkin. Kemudian, data diseleksi dan dikelompokkan ke dalam beberapa bab pembahasan yang disesuaikan dengan sistematika penulisan.

1.6.4 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisa data dilakukan melalui analisa nonstatistik, dimana data tabel, grafik dan angka yang tersedia diuraikan dan ditafsirkan kedalam bentuk kalimat atau paragraf. Tehnik analisis data tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan yakni, klasifikasi data, mereduksi dan memberi intepretasi pada data yang diseleksi dengan menggunakan konsep tersebut.

1.6.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada peran KFOR dan UNMIK sebagai utusan PBB dalam melakukan intervensi kemanusiaan di Kosovo berdasarkan tahapan-tahapan peace-keeping, peace-making, dan peace-building Selanjutnya, data-data yang mendukung penelitian ini, hanya berorientasi pada data-data sekunder yang mendukung pendekatan yang dipakai oleh peneliti. Data-data tersebut dikumpulkan sejak awal pecahnya konflik hingga kemerdekaan Kosovo pada 17 Februari 2008.


(34)

17

a. Batasan Kajian

Dalam kajian ini, pengkaji hanya akan membatasi materi kajiannya pada bentuk-bentuk intervensi kemanusiaan dan resolusi konflik yang terjadi di kosovo, upaya dan langkah – langkah UNMIK dan KFOR dalam memulihkan kondisi di Kosovo pasca konflik etnis.

b. Batasan Waktu

Sebagai usaha untuk menghindarkan diri dari penulisan yang berjangkauan luas sehingga akan mengaburkan isi dan topik pembahasan, maka diperlukan pembatasan masalah. Upaya pembatasan masalah ini dimaksudkan agar penulis dapat tetap fokus perhatianya dalam melakukan pengumpulan data. Dalam penelitian ini adalah peranan UNMIK dan KFOR dalam proses intervensi kemanusiaan di Kosovo, pasca konflik antar etnik (1999-2008).

1.7 SistematikaPenulisan

Tulisan ini terdiri dari empat bab. Bab pertama merupakan pendahuluan. Bab kedua berjudul Peran KFOR dalam Peace-Keeping di Kosovo, bab ketiga berjudul Peran UNMIK dalam Peace-Making, dan Peace-Building di Kosovo, dan bab empat merupakan kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan.


(35)

18

Bab II Konflik Etnis dan Intervensi Kemanusiaan di Kosovo

2.1 Sejarah Awal Terjadinya Konflik Etnis di Kosovo 2.1.1 Definisi Konflik Etnis

2.1.2 Sensitifitas Etnis dan Agama di Kosovo

2.1.3 Dinamika Konflik di Kosovo

2.1.4 Munculnya Kembali Konflik yang Terjadi

Pasca Meninggalnya Josep Broz Tito

2.1.5 Naiknya Slobodan Milosevic dan Peningkatan Eskalasi konflik di Kosovo 2.2 Intervensi Kemanusiaan di Kosovo

2.2.1 OSCE

2.2.2 KFOR dan UNMIK

2.2.3 UNHCR

Bab III Peran UNMIK dan KFOR dalam Proses Intervensi

Kemanusiaan di Kosovo

3.1 Tujuan Adanya KFOR di Kosovo

3.2 Peran KFOR dalam Proses Resolusi Konflik di Kosovo

3.2.1 Peacekeeping

3.2.2 Pendekatan Preventif 3.2.3 Peacemaking

3.3 UNMIK


(36)

19 Kosovo

3.3.2 Peran UNMIK di Kosovo 3.3.3 Peacebuilding

1. Dialog Antar Etnis dan antar Agama

2. Program Pendidikan dan Pelatihan

Perdamaian

3. Proyek Multi Etnis dan Lembaga

4. Pembangunan di dalam

Pemerintahan Demokratis

5. Program Kesehatan dan Psikology

Bab IV Penutup

Bab berisi kesimpulan dari pembahasan yang diuraikan diatas serta saran-saran yang dianggap perlu dalam usaha menuju perbaikan dan kesempurnaan.


(1)

membangun kembali sebuah negara yang hancur karena kekerasan yang terjadi saat pecah konflik.

Dalam intervensi kemanusiaan di Kosovo, tahap peace-keeping diemban oleh KFOR (Kosovo Force) yang dipimpin oleh NATO. Peran KFOR dapat dilihat dari serangan udara besar-besaran yang mereka lakukan selama 78 hari untuk memukul mundur pasukan Serbia, KLA (Kosovo Liberation Army). Setelah KLA mundur, wilayah Kosovo ditetapkan sebagai wilayah protektorat dibawah otoritas Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang diwakili oleh UNMIK (United Nations Interim Administrasion Mission in Kosovo) yang dibentuk pada tanggal 10 Juni 1999. UNMIK kemudian membantu mewujudkan pemerintahan lokal mandiri (otonom), dan diterapkannya politik desentralisasi (federalisme). Pada saat itu, Kosovo masih dalam kewenangan Serbia sehingga dapat dikatakan bahwa UNMIK berperan sebagai peace-keeper.

Kemudian, peran UNMIK lainnya dapat dilihat dari aktivitas mereka yang memiliki kewenangan dalam melakukan pendefinisian terhadap kekerasan, pengawasan dalam administrasi, pengelolahan keuangan publik, penanaman modal kemanusiaan, penetapan hak-hak, dan kewajiban sebagai warga negara, penetapan layanan infrastruktur, perumusan bentuk pasar, pengelolahan aset negara (lingkungan, sumber daya alam, dan budaya), penentuan dalam menjalankan hubungan internasional (termasuk dalam melakukan kerjasama internasional dan melakukan utang publik), dan penetuan atas hukum yang


(2)

berlaku.11

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif.12 Penulis berusaha menjelaskan apa peran KFOR dan UNMIK dalam memelakukan intervensi kemanusiaan di Kosovo. KFOR berperan sebagai peace keeper, sedangakan UNMIK berperan sebagai peace-maker, dan peace-builder.

1.6.2 Peringkat Analisa

Peringkat analisa yang digunakan di dalam tulisan ini adalah sistem internasional. Penggunaan peringkat analisa ini dikarenakan adanya penyesuaian terhadap pendekatan yang digunakan oleh peneliti, dimana peneliti menggunakan konsep intervensi kemanusiaan, dimana dalam hal tersebut terdapat tiga tahapan yang dilakukan oleh KFOR, dan UNMIK. Tahapan-tahapan tersebut antara lain, peace-keeping, peace-making, dan peace-building. Peringkat sistem tersebut, mampu mendeskripsikan peran KFOR dan UNMIK sebagai utusan PBB dalam melakukan intervensi kemanusiaan di Kosovo. Variabel dependen dalam tulisan ini adalah peran KFOR dan UNMIK dalam intervensi kemanusiaan di Kosovo.13 Sedangkan, variabel independennya adalah intervensi kemanusiaan di Kosovo. 14

11 Lihat Ashraf Ghani et al.. 2005. Closing the Sovereignty Gap: An Approach to State-Building.

London: Overseas Development Institute.

12 Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang hanya menjelaskan (mendeskripsikan)

variabel penelitian tanpa mencari (menjelaskan) hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya.


(3)

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Dikarenakan penelitian ini menggunakan data jenis sekunder maka teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan studi kepustakaan, baik dari buku, jurnal, surat kabar, dokumen resmi maupun dari internet. Pengumpulan data diawali dengan mengumpulkan data sebanyak mungkin. Kemudian, data diseleksi dan dikelompokkan ke dalam beberapa bab pembahasan yang disesuaikan dengan sistematika penulisan.

1.6.4 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisa data dilakukan melalui analisa nonstatistik, dimana data tabel, grafik dan angka yang tersedia diuraikan dan ditafsirkan kedalam bentuk kalimat atau paragraf. Tehnik analisis data tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan yakni, klasifikasi data, mereduksi dan memberi intepretasi pada data yang diseleksi dengan menggunakan konsep tersebut.

1.6.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada peran KFOR dan UNMIK sebagai utusan PBB dalam melakukan intervensi kemanusiaan di Kosovo berdasarkan tahapan-tahapan peace-keeping, peace-making, dan peace-building Selanjutnya, data-data yang mendukung penelitian ini, hanya berorientasi pada data-data sekunder yang mendukung pendekatan yang dipakai oleh peneliti. Data-data tersebut dikumpulkan sejak awal pecahnya konflik hingga kemerdekaan Kosovo pada 17 Februari 2008.


(4)

a. Batasan Kajian

Dalam kajian ini, pengkaji hanya akan membatasi materi kajiannya pada bentuk-bentuk intervensi kemanusiaan dan resolusi konflik yang terjadi di kosovo, upaya dan langkah – langkah UNMIK dan KFOR dalam memulihkan kondisi di Kosovo pasca konflik etnis.

b. Batasan Waktu

Sebagai usaha untuk menghindarkan diri dari penulisan yang berjangkauan luas sehingga akan mengaburkan isi dan topik pembahasan, maka diperlukan pembatasan masalah. Upaya pembatasan masalah ini dimaksudkan agar penulis dapat tetap fokus perhatianya dalam melakukan pengumpulan data. Dalam penelitian ini adalah peranan UNMIK dan KFOR dalam proses intervensi kemanusiaan di Kosovo, pasca konflik antar etnik (1999-2008).

1.7 Sistematika Penulisan

Tulisan ini terdiri dari empat bab. Bab pertama merupakan pendahuluan. Bab kedua berjudul Peran KFOR dalam Peace-Keeping di Kosovo, bab ketiga berjudul Peran UNMIK dalam Peace-Making, dan Peace-Building di Kosovo, dan bab empat merupakan kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan.


(5)

Bab II Konflik Etnis dan Intervensi Kemanusiaan di Kosovo 2.1 Sejarah Awal Terjadinya Konflik Etnis di Kosovo 2.1.1 Definisi Konflik Etnis

2.1.2 Sensitifitas Etnis dan Agama di Kosovo 2.1.3 Dinamika Konflik di Kosovo

2.1.4 Munculnya Kembali Konflik yang Terjadi Pasca Meninggalnya Josep Broz Tito

2.1.5 Naiknya Slobodan Milosevic dan Peningkatan Eskalasi konflik di Kosovo 2.2 Intervensi Kemanusiaan di Kosovo

2.2.1 OSCE

2.2.2 KFOR dan UNMIK 2.2.3 UNHCR

Bab III Peran UNMIK dan KFOR dalam Proses Intervensi Kemanusiaan di Kosovo

3.1 Tujuan Adanya KFOR di Kosovo

3.2 Peran KFOR dalam Proses Resolusi Konflik di Kosovo

3.2.1 Peacekeeping

3.2.2 Pendekatan Preventif 3.2.3 Peacemaking

3.3 UNMIK


(6)

Kosovo

3.3.2 Peran UNMIK di Kosovo 3.3.3 Peacebuilding

1. Dialog Antar Etnis dan antar Agama

2. Program Pendidikan dan Pelatihan Perdamaian

3. Proyek Multi Etnis dan Lembaga 4. Pembangunan di dalam

Pemerintahan Demokratis

5. Program Kesehatan dan Psikology Bab IV Penutup

Bab berisi kesimpulan dari pembahasan yang diuraikan diatas serta saran-saran yang dianggap perlu dalam usaha menuju perbaikan dan kesempurnaan.